Anda di halaman 1dari 16

RAPAT PEMBAHASAN HASIL PENGUKURAN DATA

e-PPGBM BULAN PENIMBANGAN AGUSTUS


TAHUN 2022
TEBING BULANG, 11 OKTOBER 2022
Pengukuran dan
Publikasi Data
dr. Eni Gustina, MPHdr. Eni
Gustina, MPH
Stunting
Delapan Aksi Integrasi Intervensi Penurunan Stunting di Kabupaten/Kota 3

PIC:
Aksi integrasi adalah instrumen BAPPEDA

dalam bentuk kegiatan yang PIC: Sekda & PIC:


BAPPEDA BAPPEDA
digunakan untuk meningkatkan
pelaksanaan integrasi intervensi gizi
dalam penurunan stunting

PIC: Dinkes PIC: Sekda

PIC:
PIC: BPMD
BAPPEDA

Dokumen lengkap dapat diunduh pada tautan: PIC: BPMD


http://bit.ly/pedomanintegrasi

Pengukuran data stunting dapat didukung melalui surveilans gizi


DEFINISI STUNTING

• Stunting adalah gangguan pertumbuhan dan


perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan
infeksi berulang, yang ditandai dengan panjang atau
tinggi badannya berada di bawah standar

4
DEFINISI
Pengukuran dan publikasi angka stunting adalah upaya
Kabupaten/Kota untuk memperoleh data prevalensi stunting
terkini pada skala layanan puskesmas, kecamatan, dan desa.
Hasil pengukuran tinggi badan anak di bawah lima tahun serta
publikasi angka stunting digunakan untuk memperkuat
komitmen pemerintah daerah dan masyarakat dalam gerakan
bersama penurunan stunting.
Tata cara pemantauan pertumbuhan anak tetap berpedoman
pada regulasi Kementerian Kesehatan atau kebijakan lainnya
yang berlaku

5
TUJUAN
1. Mengetahui status gizi anak sesuai umur
2. Mengukur prevalensi stunting di tingkat desa, kecamatan
dan kabupaten/kota secara berkala yang dilaporkan secara
berjenjang mulai dari posyandu ke Dinas Kesehatan
kabupaten/kota

PIC Kepala Dinas Kesehatan

BALITA
6
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR
72 TAHUN 2021 TENTANG PERCEPATAN PENURUNAN
STUNTING
PREVALENSI STUNTING

Sumber data Sumber data e-PPGBM 2018-2020


Tahun 2018 : RISKESDAS - Tahun 2019 : SSGI

Prevelensi Stunting Prevalensi Stunting Kab.


Muba
Kab. Muba
23,04 23 BERDASARKAN PROBLEM HEALTH
INDIKATOR (WHO)
PREVALENSI STUNTING DI KAB. MUSI
BANYUASIN MASUK DALAM KATEGORI
MASALAH SEDANG
2019 2021 (yang harus di intervensi)
Sumber data SSGI 2019 Sumber data SSGI 2021
PREVALENSI STUNTING PUSKESMAS TEBING BULANG
KECAMATAN SUNGAI KERUH

3,5 3,31

2,5
2,20
2,02
2

1,5

0,5

2020 2021 2022


KASUS STUNTING DI MASING-MASING DESA WILAYAH KERJA PUSKESMAS TEBING
BULANG KECAMATAN SUNGAI KERUH

10
9
9
8
8

7
7
6
5 5 5
5
4
4

2
1 1
1

0
Faktor Determinan Yang Memerlukan Perhatian

Faktor Determinan

No Desa Jamban Keluarga Riwayat Ibu Penyakit


JKN/ BPJS Air Bersih Kecacingan
Sehat Merokok Hamil KEK Penyerta
Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk
1 Rantau Sialang 5 0 5 0 - - 3 2 2 3 4 1 1 4
2 Gajah Mati 9 0 9 0 - - 8 1 5 4 1 8 0 9
3 Tebing Bulang 8 0 8 0 - - 8 0 8 0 5 3 1 7
4 Sindang Marga 5 0 5 0 - - 3 2 4 1 2 3 1 4
5 Kertajaya 4 0 4 0 - - 3 1 4 0 3 1 0 4
6 Kertayu 5 0 5 0 - - 5 0 5 0 1 4 0 5
7 Sukalali 8 0 8 0 - - 5 3 8 0 0 8 1 7
8 Pagarkaya 1 0 1 0 - - 0 1 1 0 0 1 0 1
9 Sungai Dua 1 0 1 0 - - 1 0 1 0 0 1 1 0
Jumlah 46 0 46 0 - - 36 10 38 8 16 30 5 41
Dampak yang ditimbulkan stunting dapat dibagi menjadi dampak jangka pendek dan
jangka panjang.

Dampak Jangka Pendek.


 Peningkatan kejadian kesakitan dan kematian;
 Perkembangan kognitif, motorik, dan verbal pada anak tidak optimal; dan
 Peningkatan biaya kesehatan.

Dampak Jangka Panjang.


• Postur tubuh yang tidak optimal saat dewasa (lebih pendek dibandingkan pada umumnya);
• Meningkatnya risiko obesitas dan penyakit lainnya;
• Menurunnya kesehatan reproduksi;
• Kapasitas belajar dan performa yang kurang optimal saat masa sekolah; dan
• Produktivitas dan kapasitas kerja yang tidak optimal.
12
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 39 Tahun 2016 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga, upaya yang
dilakukan untuk menurunkan prevalensi stunting di antaranya sebagai berikut:

1. Ibu Hamil dan Bersalin


• Intervensi pada 1.000 hari pertama kehidupan;
• Mengupayakan jaminan mutu ante natal care (ANC) terpadu;
• Meningkatkan persalinan di fasilitas kesehatan;
• Menyelenggarakan program pemberian makanan tinggi kalori, protein, dan mikronutrien (TKPM);
• Deteksi dini penyakit (menular dan tidak menular);
• Pemberantasan kecacingan;
• Meningkatkan transformasi Kartu Menuju Sehat (KMS) ke dalam Buku KIA;
• Menyelenggarakan konseling Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan ASI eksklusif; dan
• Penyuluhan dan pelayanan KB.
2. Balita
 Pemantauan pertumbuhan balita;
 Menyelenggarakan kegiatan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) untuk balita;
 Menyelenggarakan stimulasi dini perkembangan anak; dan
 Memberikan pelayanan kesehatan yang optimal.

3. Anak Usia Sekolah


• Melakukan revitalisasi Usaha Kesehatan Sekolah (UKS);
• Menguatkan kelembagaan Tim Pembina UKS;
• Memberlakukan sekolah sebagai kawasan bebas rokok dan narkoba
4. Remaja
• Meningkatkan penyuluhan untuk perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), pola gizi
seimbang, tidak merokok, dan mengonsumsi narkoba; dan
• Pendidikan kesehatan reproduksi.

5. Dewasa Muda
• Penyuluhan dan pelayanan keluarga berencana (KB);
• Deteksi dini penyakit (menular dan tidak menular); dan
• Meningkatkan penyuluhan untuk PHBS, pola gizi seimbang, tidak merokok/mengonsumsi
narkoba.

Anda mungkin juga menyukai