Anda di halaman 1dari 14

Pedoman UKM Gizi Puskesmas Tebing Bulang

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1


A. Latar belakang ..................................................................................... ....... 1
B. Tujuan Pedoman .......................................................................................... 1
C. Ruang Lingkup Pelayanan ........................................................................... 2
D. Batasan Operasional ..................................................................................... 2
BAB II STANDAR KETENAGAAN ............................................................... 6
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia ............................................................... 6
B. Distribusi Ketenagaan ................................................................................... 7
C. Jadual Kegiatan ............................................................................................. 8
BAB III STANDAR FASILITAS ....................................................................... 9
A. Denah Ruang ................................................................................................. 9
B. Standar Fasilitas ............................................................................................ 9
BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN ..................................................... 12
BAB V LOGISTIK .......................................................................................... 13
BAB VI KESELAMATAN PASIEN ............................................................... 17
BAB VII KESELAMATAN KERJA ................................................................. 20
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU ................................................................. 22
BAB IX PENUTUP ........................................................................................... 25

0
Pedoman UKM Gizi Puskesmas Tebing Bulang

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan dan gizi merupakan faktor penting karena secara langsung
berpengaruh terhadap kualitas SDM suatu negara.Untuk itulah diperlukan usaha
perbaikan gizi yang bertujuan untuk meningkatkan status gizi masyarakat melalui
upaya perbaikan gizi, baik dalam keluarga mapun pelayanan gizi pada individu yang
karena suatu hal harus tinggal di suatu institusi kesehatan, diantaranya rumah sakit
(Direktorat Gizi Masyarakat 2003). Upaya perbaikan gizi masyarakat sebagaimana
disebutkan di dalam Undang-undang No 36 tahun 2009 bertujuan untuk
meningkatkan mutu gizi perseorangan dan masyarakat, antara lain melalui perbaikan
pola konsumsi makanan, perbaikan perilaku sadar gizi, dan peningkatan akses, mutu
pelayanan gizi dan kesehatan sesuai dengan kemajuan dan teknologi.
Pelayanan Gizi di dalam Permenkes No 75 tahun 2014 adalah salah satu
upaya kesehatan masyarakat esensial dengan sasaran keluarga, kelompok dan
masyarakat.

B. Tujuan Pedoman
Tujuan Pedoman Kegiatan Gizi dalam Upaya Kesehatan Masyarakat ini
adalah untuk menjadi acuan bagi seluruh aktifitas pelayanan upaya kesehatan yang
dilaksanakan di Puskesmas Tebing Bulang, sehingga pada akhirnya pelayanan upaya
kesehatan dapat mendukung pencapaian standar pelayanan minimal kabupaten.

1. Tujuan Umum

Tersedianya pedoman bagi Kepala Puskesmas, penanggung jawab dan pelaksana


kegiatan gizi dalam upaya kesehatan masyarakat.

2. Tujuan Khusus

C. Sasaran Pedoman
1. Kepala Puskesmas
2. Dokter Puskesmas
3. Nutrisionis Puskesmas
4. Petugas Kesehatan Lainnya / Lintas Program (Bidan Desa / Poskesdes,
Kepala Pustu)
5. Lintas Program
6. Masyarakat dan Kader Kesehatan

1
Pedoman UKM Gizi Puskesmas Tebing Bulang

D. Ruang Lingkup Pelayanan


Ruang lingkup Upaya Perbaikan Gizi meliputi:
A. Upaya Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK)
Adalah gerakan sadar pangan dan gizi untuk meningkatkan status gizi
masyarakat. Kegiatan Pokok UPGK diantaranya:
a. Penyuluhan Gizi Masyarakat Tingkat Desa
b. Pelayanan Gizi di Posyandu
c. Peningkatan Pemanfaatan Lahan Pekarangan
B. Pedoman
C. Pelatihan
D. Indikator kinerja
Input Ketersediaan tenaga gizi sesuai PMK No 75/2014 100 %

Proses Balita gizi buruk yang mendapat perawatan 100 %

Pelaksanaan klinis konsultasi gizi sesuai dengan


≥ 80 %
prosedur

Pelaksanaan posyandu (penimbangan balita)


≥ 90 %
sesuai dengan rencana

Output Cakupan pemberian makanan pendamping ASI


100 %
pada usia 6-24 bulan

E. Alat Peraga
Panduan diet, Food model, Timbangan badan dan mikrotois, Infantometri , Posyandu
KIT
F. Kebutuhan ketenagaan, tempat dan jadwal kegiatan
 Tenaga Penanggung jawab dan pelaksana UKM bidang Gizi :
Petugas gizi, dibantu Bidan desa, ptgs Pustu, Kader posyandu
 Tempat Pelayanan pelaksanaan UKM bidang Gizi :
Balai Desa, Kantor Kades, Sekolah, Posyandu Balita,Posyandu Lansia,
Poskesdes/Pustu, Posyandu Lansia, TK/Paud.
 Jadwal Pelayanan
Pelaksanaan UKM program Gizi , terbagi dua yaitu yang rutin dilaksanakan
setiap bulan sesuai jadwal yang telah ditentukan dan yang tidak rutin
disesuaikan dengan jadwal pelaksanaan kegiatan yang telah tercantum di
POA/RPK bulanan dan tahunan Puskesmas

G. SOP
SOP
2. Upaya Penanggulangan Kelainan Gizi Yang Terdiri Dari:
2
Pedoman UKM Gizi Puskesmas Tebing Bulang

a. Pencegahan Dan Penanggulangan Gangguan Akibat Kekurangan


Yodium (GAKY)
b. Pencegahan Dan Penanggulangan Anemia Besi (AGB)
c. Pencegahan Dan Penanggulangan Kurang Kalori Energi  Protein
(KEP) Dan Kurang Energi Kronis (KEK)
d. Pencegahan Dan Penaggulangan Kekurangan Vitamin A
(KVA)
e. Pencegahan Dan Penaggulangan Masalah Gizi Lebih
B. Pedoman
C. Pelatihan
D. Indikator kinerja
Input Ketersediaan tenaga gizi sesuai PMK No 75/2014 100 %

Proses Balita gizi buruk yang mendapat perawatan 100 %

Pelaksanaan klinis konsultasi gizi sesuai dengan


≥ 80 %
prosedur

Pelaksanaan posyandu (penimbangan balita)


≥ 90 %
sesuai dengan rencana

Output Cakupan pemberian makanan pendamping ASI


100 %
pada usia 6-24 bulan

E. Alat Peraga
Panduan diet, Food model, Timbangan badan dan mikrotois, Infantometri ,
Posyandu KIT
F. Kebutuhan ketenagaan, tempat dan jadwal kegiatan
 Tenaga Penanggung jawab dan pelaksana UKM bidang Gizi :
Petugas gizi, dibantu Bidan desa, ptgs Pustu, Kader posyandu
 Tempat Pelayanan pelaksanaan UKM bidang Gizi :
Balai Desa, Kantor Kades, Sekolah, Posyandu Balita,Posyandu Lansia,
Poskesdes/Pustu, Posyandu Lansia, TK/Paud.
 Jadwal Pelayanan
Pelaksanaan UKM program Gizi , terbagi dua yaitu yang rutin dilaksanakan
setiap bulan sesuai jadwal yang telah ditentukan dan yang tidak rutin
disesuaikan dengan jadwal pelaksanaan kegiatan yang telah tercantum di
POA/RPK bulanan dan tahunan Puskesmas

G. SOP
SOP pemantauan pertumbuhan balita di posyandu, SOP Penimbangan Balita
dengan dacin, SOP Pengukuran LILA, SOP
3
Pedoman UKM Gizi Puskesmas Tebing Bulang

H. Batasan Operasional Pelayanan Unit Kerja

Upaya peningkatan gizi masyarakat adalah kegiatan untuk mengupayakan


peningkatan status gizi masyarakat dengan pengelolaan terkoordinasi dari
berbagai profesi kesehatan serta dukungan peran serta aktif masyarakat. Salah
satu upaya pokok kegiatan gizi meliputi peningkatan pendidikan gizi,
penanggulangan Kurang Energi Protein, Anemia Gizi Besi, Gangguan Akibat
Kekurangan Yaodium (GAKY), Kurang Vitamin A, Keadaan zat gizi lebih,
Peningkatan Survailans Gizi, dan Perberdayaan Usaha Perbaikan Gizi
Keluarga/Masyarakat.

4
Pedoman UKM Gizi Puskesmas Tebing Bulang

BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


NO JABATAN KUALIFIKASI

1 Nutrisionis DIII Gizi

B. Distribusi Ketenagaan Puskesmas Tebing Bulang

Pada jam kerja (08.00 – 14.00 WIB) distribusi ketenagaan adalah nutrisionis
melakukan pelayanan konsultasi gizi klinis bagi pasien rawat inap maupun pasien
yang dirujuk dari Poli Umum, KIA, Lansia dan MTBS, serta melakukan kegiatan di
masyarakat untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang
pentingnya program gizi masyarakat.

C. Jadwal Kegiatan UKM Puskesmas Tebing Bulang


1. Pengaturan kegiatan upaya kesehatan dilakukan bersama oleh para
pemegang program dalam kegiatan lokakarya mini bulanan maupun tri
bulanan/lintas sektor, dengan persetujuan kepala puskesmas.
2. Jadwal kegiatan upaya kesehatan dibuat untuk jangka waktu satu tahun,
3. dan di break down dalam jadwal kegiatan bulanan dan dikoordinasikam
setiap pada awal bulan sebelum pelaksanaan jadwal.
4. Secara keseluruhan jadwal dan perencanaan kegiatan upaya kesehatan di
koordinasikan oleh Kepala Puskesmas Tebing Bulang

5
Pedoman UKM Gizi Puskesmas Tebing Bulang

BAB III

STANDAR FASILITAS

A. Denah UKBM di Puskesmas Tebing Bulang

B. Standar Fasilitas
Ruang pelayanan gizi masyarakat berada pada bagian Kiri Puskesmas,
area public, berdekatan dengan klinik laktasi, MTBS dan Imunisasi, klinik
P2M, dan Poli Lansia yang mempunyai akses langsung dengan lingkungan
Puskesmas. Ruang konsultasi gizi berukuran 2,5 x 4 m dan bergabung dengan
program lain dalam satu ruangan yaitu Imunisasi dan MTBS.

6
Pedoman UKM Gizi Puskesmas Tebing Bulang

BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN

A. Lingkup Kegiatan
Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) Gizi
Kegiatan Kesehatan Gizi
1) Pemantauan tumbuh kembang anak balita
2) Distribusi vitamin A pada bayi dan balita
3) Pemantauan status gizi
4) Kunjungan rumah penderita gizi kurang
5) Pengukuran pemantauan tumbuh kembang anak dan balita
6) Pendampingan perencanaan kegiatan PKGBN

B. Metode
Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) Gizi meliputi:
1. Penyuluhan
2. Leaflet
3. Kuisioner
4. Pembinaan Posyandu Balita

C. Langkah Kegiatan
Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) Esensial :
a. Kegiatan Kesehatan Gizi Masyarakat
1) Perencanaan (P1)
Nutrisionis merencanakan kegiatan penanggulangan gizi masyarakat
pada RKA (yang bersumber dana APBD) dan atau melalui POA BOK
(plan of action Bantuan Operasional Kesehatan) pada kegiatan yang
bersumber dana APBN.
2) Penggerakan pelaksanaan (P2)
Pada kegiatan P-2 petugas melakukan:
 Membuat jadwal kegiatan
 Mengkoordinasikan dengan bendahara pengeluaran atau bendahara
BOK
 Mengkoordinasikan dengan lintas program tentang kegiatan yang akan
dilaksanakan
 Melaksanakan kegiatan
3) Pengawasan pengendalian penilaian (P3)
 petugas mencatat hasil kegiatan dan melaporkan hasil kegiatan
 petugas membuat notulen pada kegiatan yang berupa pertemuan
 petugas mengevaluasi kegiatan

7
Pedoman UKM Gizi Puskesmas Tebing Bulang

BAB V
LOGISTIK

Untuk menunjang terselenggaranya Upaya kesehatan Puskesmas, maka perlu


didukung oleh penyediaan logistik yang memadai dan optimal, melalui perencanaan
yang baik dan berdasarkan kebutuhan masyarakat dan usulan pemegang program
yang sudah berdasarkan hasil pemetaan masalah. Ketersediaan logistic harus dijamin
kecukupannya dan pemeliharaan yang sudah dianggarkan dan dijadwalkan.
Pengadaan alat dan bahan dalam pelaksanaan upaya kesehatan Puskesmas
diselenggarakan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

1. Leaflet untuk konseling dan penyuluhan


2. Timbangan berat badan
3. Alat pengukur tinggi badan
4. Alat pengukur panjang badan bayi
5. Timbangan bahan makanan (belum ada)
6. Pita Lila
7. Meteran
8. KMS Balita
9. KMS Anemia (belum ada)
10. Lembar balik penyuluhan PMBA, ASI Eksklusif
11. Iodina Test
12. PC/Komputer (ada punya pribadi mah)
13. Blanngko pemantauan kadarzi (belum ada)
14. Blangko pemantauan ASI Eksklusif (belum ada)
15. Blangko pemantauan garam beryodium (belum ada)
16. Blangko pelaporan gizi bulanan
17. Blangko pemantauan status gizi dan distribusi vitamin A
18. Blangko penerimaan PMT pemulihan

8
Pedoman UKM Gizi Puskesmas Tebing Bulang

BAB VI
KESELAMATAN SASARAN PROGRAM

Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan kegiatan UKM perlu


diperhatikan keselamatan sasaran dengan melakukan identifikasi risiko terhadap
segala kemungkinan yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan UKM. Upaya
pencegahan risiko terhadap sasaran harus dilakukan untuk tiap-tiap kegiatan yang
akan dilaksanakan

 Sistem Patient Safety

 Assesment Resiko 

 Identifikasi dan Pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien 

 Pelaporan dan analisa insiden 

 Kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya 

 Implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya resiko


Solusi: Mencegah terjadinya CEDERA akibat kesalahan suatu tindakan atau tidak
melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan.

Adverse Event /KTD (Kejadian Tidak Diharapkan) 

Suatu kejadian yang mengakibatkan cedera yang tidak diharapkan pada


pasien karena suatu tindakan (commission) atau karena tidak bertindak (ommission)
ketimbang daripada “underlying dessease” atau kondisi pasien (KPP-RS). KTD yang
tidak dapat dicegah (unprevetable adverse event) yaitu suatu KTD akibat komplikasi
yang tidak dapat dicegah dengan pengetahuan yang mutakhir. 

 Near miss/ KNC (Kejadian Nyaris Cedera) 

Suatu kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan (commission) atau


tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil (ommission), yang dpt
mencederai pasien tetapi cedera serius tidak terjadi karena keberuntungan*), karena
pencegahan**), atau karena peringanan***).

Misal :
*)   Pasien menerima obat yang sebenarnya kontra indikasi tetapi tdk timbul reakasi.
**) Obat dengan lethal overdosis akan diberikan tetapi diketahui staf lain
dan membatalkannya sebelum obat dikonsumsi pasien.

9
Pedoman UKM Gizi Puskesmas Tebing Bulang

***) Obat dengan lethal overdosis diberikan tetapi diketahui secara dini dan
diberikan  antidotum-nya.
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Dalam undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan, Pasal 23


dinyatakan bahwa upaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) harus dilaksanakan
di semua tempat kerja, khususnya tempat kerja yang mempunyai resiko bahaya
kesehatan, mudah terjangkit penyakit. Jika memperhatikan dari isi pasal diatas, maka
jelaslah bahwa Puskesmas termasuk dalam kriteria tempat kerja dengan berbagai
ancaman bahaya yang dapat menimbulkan dampak kesehatan, tidak hanya terhadap
para pelaku langsung yang bekerja di Puskesmas, tetapi juga terhadap pasien maupun
pengunjung Puskesmas.
Potensi bahaya, selain penyakit-penyakit infeksi juga ada potensi bahaya-
bahaya lain yang mengancam saat pelaksanaan program, misalnya kecelakaan dijalan
saat menuju lokasi pelaksanaan program, rawan pencopetan, dll.
Dari berbagai potensi bahaya tersebut, maka perlu upaya untuk
mengendalikan, meminimalisasi dan bila mungkin meniadakannya, oleh karena itu
K3 Puskesmas perlu dikelola dengan baik. Agar penyelenggaraan K3 Puskesmas
lebih efektif, efisien dan terpadu, diperlukan sebuah pedoman manajemen K3 di
Puskesmas, baik bagi pengelola maupun karyawan Puskesmas.
Manajemen adalah pencapaian tujuan yang sudah ditentukan sebelumnya,
dengan mempergunakan bantuan orang lain. Hal tersebut diharapkan dapat
mengurangi dampak kelalaian atau kesalahan ( malpraktek) serta mengurangi
penyebaran langsung dampak dari kesalahan kerja. Proses manajemen keselamatan
dan kesehatan kerja laboratorium seperti proses manajemen umumnya adalah
penerapan berbagai fungsi manajemen, yaitu perencanaan, organisasi, pelaksanaan
dan pengawasan. Fungsi perencanaan meliputi perkiraan / peramalan, dilanjutkan
dengan penetapan tujuan dan sasaran yang akan dicapai, menganalisa data, fakta dan
informasi, merumuskan masalah serta menyusun program. Fungsi berikutnya adalah
fungsi pelaksanaan yang mencakup pengorganisasian penempatan staf, pendanaan
serta implemen- tasi program. Fungsi terakhir ialah fungsi pengawasan yang meliputi
penataan dan evaluasi hasil kegiatan serta pengendalian.

10
Pedoman UKM Gizi Puskesmas Tebing Bulang

BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Pengendalian mutu   (quality control) dalam manajemen mutu merupakan


suatu sistem kegiatan  teknis yang bersifat rutin yang dirancang  untuk mengukur dan
menilai mutu produk atau jasa yang diberikan kepada pelanggan.  Pengendalian mutu
pada pelayanan kesehatan diperlukan agar produk layanan kesehatan terjaga
kualitasnya sehingga memuaskan masyarakat sebagai pelanggan. Penjaminan mutu
pelayanan kesehatan dapat diselenggarakan melalui pelbagai model manajemen
kendali mutu. Salah satu model manajemen yang dapat digunakan adalah model
PDCA (Plan, Do, Check, Action) yang akan menghasilkan pengembangan
berkelanjutan (continuous improvement) atau kaizen mutu pelayanan kesehatan.
Yoseph M. Juran terkenal dengan konsep "Trilogy" mutu dan
mengidentifikasikannya dalam tiga kegiatan:
1. Perencanaan mutu meliputi: siapa pelanggan, apa kebutuhannya, meningkatkan
produk sesuai kebutuhan, dan merencanakan proses untuk suatu produksi,
2. Pengendalian mutu: mengevaluasi kinerja untuk mengidentifikasi perbedaan
antara kinerja aktual dan tujuan,
3. Peningkatan mutu: membentuk infrastruktur dan team untuk melaksanakan
peningkatan mutu.
Setiap kegiatan dijabarkan dalam langkah-Iangkah yang semuanya mengacu
pada upaya peningkatan mutu.

Peluang untuk memecahkan masalah harus digunakan pada saat yang tepat
oleh mereka yang bertanggungjawab melalui langkah-langkah sebagai berikut:
Langkah 1 : Mengidentifikasi, memilih, dan mendefinisikan masalah. Kenali hal-hal
yang berpotensi menjadi masalah dan kaji situasi dimana staf mungkin
dapat mempebaikinya.
Tentukan kriteria untuk memilih masalah yang paling penting.
Definisikan secara operasional masalah yang dipilih,
misalnya,bagaimana staf mengetahui bahwa hal yang diidentifikasi
merupakan masalah?Bagaimana staf mengetahui bahwa masalah sudah
terpecahkan, dengan cara menentukan kriteria keberhasilan pemecahan
masalah.
Langkah 2 : Pelajari dengan seksama proses yang terjadi dari segala aspek.
Tentukan di mana dan kapan masalah muncul. Pahami proses terjadinya
masalah.

11
Pedoman UKM Gizi Puskesmas Tebing Bulang

Langkah 3 : Tentukan sebab masalah yang pokok


Tentukan faktor-faktor yang menimbulkan masalah dan keterkaitannya
dengan masalah. Gunakan metode untuk mengetes hipotesis tentang
sebab-sebab yang mungkin menimbulkan masalah tersebut. Kumpulkan
data untuk mengetes hipotesis dan untuk menentukan faktor penyebab
yang paling dominan.
Langkah 4 : Identifikasi semua solusi yang mungkin. Berfikirlah secara kreatif untuk
menangani sebab-sebab masalah yang mungkin dapat diatasi.
Langkah 5 : Pilih solusi yang dapat dilaksanakan.
Analisalah cara-cara pemecahan masalah yang mungkin dilaksanakan,
dikaji dari aspek kriteria keberhasilan memecahkan masalah, biaya yang
diperlukan, kemungkinan solusi dapat dilaksanakannya, atau kriteria
lainnya.
Langkah 6 : Melaksanakan pemecahan masalah yang berkualitas dengan PDCA

Ada empat langkah menuju pelaksanaan solusi yang efektif, yaitu:


a. Merencanakan (PLANN) : Sebelum dilaksanakan solusi, perlu ditentukan
tujuan dan apa kriteria keberhasilan. Pimpinan harus memutuskan “siapa, apa,
dimana, dan bagaimana” solusi akan dilaksanakan. Pada tahap ini, diperlukan
penjelasan tentang berbagai asumsi, dan dipikirkan tentang kemungkinan
adanya penolakan dari pihak yang dijadikan sasaran. Di sini harus sudah
diputuskan tentang data yang harus dikumulkan untuk memantau keberhasilan
pelaksanaan solusi masalah.
b. Pelaksanaan (DO) : Melaksanakan solusi sering melibatkan pelatihan,
termasuk proses pengumpulan data/informasi untuk memantau perubahan
yang terjadi, dan mengamati tingkat kemudahan atau kesulitan pelaksanaan
solusi. Amati bagamana solusi tersebut dilaksanakan. Buat catatan tentang
segala sesuatu yang dianggap menyimpang dari kesepakatan. Setiap masalah
atau kesalahan yang muncul dalamproses ini harus diartikan sebagai
kesempatan untuk membuat perbaikan.
c. Cek (CHECK) : Amati efek pelaksanaan solusi dan simpulkan pelajaran apa
yang diperoleh dari tindakan yang sudah dilakukan.
d. Bertindak (ACTION) : Ambil langkah-langkah praktis sesuai dengan
pelajaran yang diperoleh dari tindakan yang sudah diambil : ”Lanjutkan
proses solusi, atau hentikan, atau ulang kembali tindakan dari awal dengan
tujuan melakukan modifikasi”.

12
Pedoman UKM Gizi Puskesmas Tebing Bulang

BAB IX
PENUTUP

Penanggungjawab utama penyelenggaraan seluruh upaya pembangunan


kesehatan di wilayah kabupaten/kota adalah dinas kesehatan kabupaten/ kota.
Sedangkan Puskesmas bertanggungjawab hanya untuk sebagian upaya pembangunan
kesehatan yang dibebankan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota sesuai dengan
kemampuannya. Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh
Puskesmas adalah mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional.
Yakni meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas, agar terwujud derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya.

13

Anda mungkin juga menyukai