Anda di halaman 1dari 33

PEMBERIAN MAKAN

BAYI DAN ANAK


(PMBA)

DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA


DISAMPAIKAN PADA ORIENTASI PEMBERIAN MAKAN BAYI DAN
ANAK (PMBA)
LANGKAT, 31 OKTOBER – 2 NOVEMBER 2022
KEBIJAKAN

1. PERMASALAHAN GIZI


2. KEBIJAKAN 1000 HPK
3. STRATEGI POKOK PMBA
RPJMN 2020-2024

• Pembangunan Indonesia tahun 2020-2024 ditujukan untuk


membentuk sumber daya manusia yang berkualitas, berdaya
saing, sehat, cerdas, adaptif, inovatif, terampil, dan
berkarakter.
• Dalam Peraturan Presiden No. 18 tahun 2020 tentang
RPJMN, disebutkan arah dan kebijakan strategi RPJMN 2020-
2024 adalah untuk meningkatkan pelayanan kesehatan
menuju cakupan kesehatan semesta terutama penguatan
pelayanan kesehatan dasar (Primary Health Care) dengan
mendorong peningkatan upaya promotif dan preventif,
didukung inovasi dan pemanfaatan teknologi yang dijabarkan
dalam Program Prioritas (PP), Kegiatan Prioritas (KP), Proyek
Prioritas (PP) dan Proyek KL. Masing-masing memiliki
indikator dan target tahun 2020-2024
Permenkes 39 tahun 2016
Pedoman Penyelenggaraan PIS-PK

Program
1 3
Indonesia Pendekatan
Sehat keluarga adalah

4
dilaksanakan salah satu cara
untuk Puskesmas untuk
meningkatkan meningkatkan
jangkauan sasaran & Integrasi
derajat kesehatan
2
mendekatkan / UKP & UKM secara
masyara
Pelaksanaan meningkatkan berkesinambungan
kat
Program akses pelayanan dengan target / fokus
Indonesia Sehat kesehatan di wilayah keluarga,
kerjanya dengan berdasarkan data
diselenggarakan mendatangi dan informasi dari
melalui keluarga Profil Kesehatan
Pendekatan Keluarga.
Keluarga 7
Pendekatan Keluarga adalah Pendekatan pelayanan
salah satu cara Puskesmas Upaya Kesehatan
untuk meningkatkan Perorangan (UKP) & Upaya
jangkauan sasaran dan Kesehatan Masyarakat
mendekatkan atau (UKM) terintegrasi dan
meningkatkan akses berkesinambungan, didasari
pelayanan kesehatan data & informasi dari profil
dengan mendatangi keluarga kesehatan keluarga

TUJUAN PENDEKATAN
KELUARGA:

Meningkatkan Mendukung
akses pelayanan pencapaian SPM
kesehatan yang (Kab/Kota &
komprehensif Provinsi)

Mendukung Mendukung
pelaksanaan JKN tercapainya
Program Indonesia
Sehat
MENGELUH SAKIT
(30%)

SELF CARE (42%) YANKES (58%)

MENJAGA TETAP SEHAT FASILITAS PELAYANAN


SELFCARE
dan
DITINGKATKAN RASIONAL KESEHATAN
DERAJAT KESEHATANNYA

PUSKESMAS FKTP
PARADIGMA LAIN
SEHAT
Sumber:
RUMAH
MUTSAKIT
PELAYANA
PENDEKATAN KELUARGA SEHAT
PERMASALAHAN
GIZI DI
INDONESIA
HASIL SSGBI 2019

Hasil INTEGRASI
SSGBI & SSN
N Parameter Status 2019 RKD 2018 Dibanding
o Gizi Balita (Confidence Riskesdas 2018
Interval 95%)
1 Underweight (gizi 16,29% 17,7% Turun 1,5%
kurang) (15,94-16,65) (7,3 – 18,1)
2 Stunting 27,67% 30,8 Turun 3,1%
(27,22-28,11) (30,3 – 31,3)
3 Wasting (kurus) 7,44% 10,2 Turun 2,8%
(7,19 – 7,71) (9,9 – 10,5)
MASALAH STATUS GIZI BALITA
INDONESIA SUMATERA UTARA
40 37.2 45 42.5
35 40
30.8
30 35 32.4
30
25
25 22.4
%20 19.6
17.7 19.7
20
15 14.9
12.1 11.9 15 12.1 12.8
10.2
10 8 10 8.9

5 5
0 0
Gizi kurang Pendek dan Kurus dan Gemuk gizi kurang pendek kurus dan gemuk
dan buruk sangat sangat dan buruk dan sangat sangat
pendek kurus pendek kurus

RKD 2013 RKD 2018


RKD 2013 RKD 2018
30
40
50
60
70
80

0
10
20
Kalimantan Utara
Aceh
Bengkulu
Kalimantan Timur
Riau
Riskesdas

Sumber: Riskesdas
DKI Jakarta
Bangka Belitung
Gorontal
o
Bali
Sumatera
Utara Sulawesi
Utara
Lampung
Wanita Hamil

Jawa
Barat
Wanita Tidak Hamil

Jambi
Kalimantan Barat
Sumatera
Selatan
17,3
14,5

Banten
Sumatera
Riskesdas 2013: WUS hamil 24.2%, WUS tidak hamil 20.8%
KEK WUS:2018: WUS hamil 17.3%, WUS tidak hamil 14.5%

Barat
Kepulauan Riau
INDONESIA
Sulawesi
Barat
Indikator KEK: lingkar lengan atas wanita usia subur 15-49 tahun < 23.5 cm

Jawa Timur
Kalimantan Selatan
WANITA USIA SUBUR MENURUT PROVINSI, 2018

Kalimantan Tengah
PROPORSI RISIKO KURANG ENERGI KRONIS (KEK) PADA

Sulawesi Selatan
Jawa Tengah
Sulawesi Tengah
Nusa Tenggara Barat
DI
Yogyakarta
Papua
Papua Barat
Sulawesi Tenggara
Maluku Utara
PROPORSI ANEMIA IBU HAMIL, 2018 (NASIONAL)

ANEMIA IBU HAMIL


60
MENURUT UMUR
50
48,9

40 37,1
24
30
33,6 84,6
20
33,7
10

0
15-24 tahun 25-34 tahun
2013 2018 35-44 tahun 45-54 tahun

Sumber: Riskesdas 2018


80

20
40
60

0
100

Malut
Sulbar
Sumut

Maluku
Pabar
Bali

Kalteng
Sulsel
Kaltara
Sulut
Kalbar
Gorontalo

Lampung
2018
2013
Banten
Riau
Sumsel
Bengkulu
Babel

NTT
34.5
58.2

NTB
Sultra

INDONESIA
Aceh

Sulteng
PROPORSI INISIASI MENYUSU DINI (IMD) PADA BAYI

Kalsel
Jabar
DAN ANAK USIA 0-23 BULAN MENURUT PROVINSI, 2013-2018

Jambi
Sumbar
Pabar
Jatim
Jateng
Kaltim
Kepri
DIY
DKI
PROPORSI KONSUMSI MAKANAN BERAGAM
PADA ANAK 6-23 BULAN MENURUT PROVINSI, 2018
KEBIJAKAN
PERBAIKAN GIZI PADA
1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN (HPK)
KOMITMEN PEMERINTAH UNTUK
PERCEPATAN PERBAIKAN GIZI

diinisiasi oleh PBB


dibawah koordinasi SekJen PBB

Respons dunia terhadap


status gizi di negara
berkembang dan
tidak meratanya
GERAKAN NASIONAL
pencapaian MDGs 1 C
PERCEPATAN PERBAIKAN
menurunkan proporsi
GIZI
penduduk yang menderita
(Fokus pada 1000 HPK)
kelaparan dalam kurun
waktu 1990-2015 PERPRES 42/2013
TENTANG GERAKAN NASIONAL
PERCEPATAN PERBAIKAN GIZI
Mengapa Kita Perlu Khawatir
terhadap Masalah Kurang Gizi ?
Masa 1000 Hari Pertama Kehidupan, yang
dimulai saat kehamilan hingga anak berusia
dua tahun merupakan periode yang sangat
penting. (gold period)
Kurang gizi pada dua tahun pertama kehidupan
menyebabkan kerusakan otak yang tidak
dapat lagi diperbaiki.
Balita Pendek/Stunted kurang berprestasi di
sekolah.
Studi menunjukkan bahwa stunting
menurunkan jumlah penghasilan saat dewasa
sebesar 20%, sehingga dapat disimpulkan
bahwa masalah Kurang Gizi menyebabkan
kemiskinan.
Kehamilan & Pertumbuhan Janin Tumbuh Kembang Anak

Pertumbuhan otak Mencapai tinggi badan, berat


badan dan perkembangan
Membangun Membangun optimal
tinggi badan berat
potensial badan
(rapid increase (rapid increase
potensial
in cell in cell size)
number)

Butuh gizi Dibutuhkan seluruh zat gizi


mikro & Butuh Kalori (makro dan mikro) secara
protein seimbang

Konsepsi 20 LAHI 2
minggu R TAHUN
Kesehatan : long term effect
on HUMAN CAPITAL INVESTMENT
• Otak mulai berkembang sejak masa embryo
• Pada saat lahir  25% otak orang dewasa
• Usia 2 tahun  70 - 80% otak orang dewasa
• Usia 5 tahun  hampir sama dengan orang dws
MENGAPA 1000 HPK
(HARI PERTAMA KEHIDUPAN) PENTING ?

Dampak jangka pendek Dampak jangka panjang

Perkembanga Kognitif dan


n otak Prestasi belajar

Gizi pada
1000 HPK Pertumbuhan Kekebalan
(janin dan massa tubuh Kapasitas kerja
bayi 2 tahun) dan komposisi
badan
Diabetes, Obesitas,
Metabolisme Penyakit jantung dan
glukosa, lipids, protein pembuluh darah,
Mati kanker, stroke,dan
Hormon/receptor/gen
disabilitas lansia
KONTRIBUSI INTERVENSI PERBAIKAN GIZI
INTERVENSI GIZI SPESIFIK INTERVENSI GIZI SENSITIF
▪ Upaya-upaya untuk mencegah ▪ Upaya-upaya untuk mencegah
dan mengurangi gangguan dan mengurangi gangguan
secara langsung secara tidak langsung
▪ Kegiatan ini pada umumnya ▪ Berbagai kegiatan
dilakukan oleh sektor kesehatan pembangunan pada umumnya
▪ Kegiatannya antara lain spt non-kesehatan
imunisasi, PMT ibu hamil dan ▪ Kegiatannya antara lain
balita, monitoring pertumbuhan penyediaan air bersih, kegiatan
balita di Posyandu penanggulangan kemiskinan,
▪ Sasaran: khusus kelompok dan kesetaraan gender
1.000 HPK (Ibu Hamil, Ibu ▪ Sasaran: masyarakat umum,
Menyusui, dan Anak 0-23 tidak khusus untuk 1000 HPK
bulan)
INTERVENSI GIZI SPESIFIK DENGAN PENDEKATAN
SIKLUS HIDUP

INTERVENSI SPESIFIK PADA


1000 HPK

PMT Ibu Hamil KEK


Pemberian TTD untuk Bumil
Promosi dan Konseling PMBA
(IMD, ASI Eksklusif, MP-ASI
dan lanjutkan ASI sd 2 thn)
Pemantauan Pertumbuhan
Tatalaksana Gizi Buruk
Pemberian Vitamin A
Kelas Ibu Hamil PMT Balita Kurus
1. Suplementasi besi folat
2. Periksa kehamilan (Konseling Gizi

IBU HAMIL
Bumil)
3. Imunisasi Tetanus Toksoid (TT).
4. PMT Ibu hamil.
5. Penanggulangan cacingan pada ibu
hamil.
6. Pemberian kelambu dan pengobatan
INTERVENSI bagi ibu hamil yang positif malaria.

GIZI SPESIFIK 1. Persalinan ditolong Nakes.

IBU MENYUSUI
ANAK 0-6 BLN
2. Inisiasi Menyusui Dini (IMD).
3. Promosi ASI Eksklusif (konseling).
4. Imunisasi dasar.
5. Pantau tumbuh kembang.
6. Penanganan bayi sakit.

1. Pemberian Makanan Pendamping


(MP) ASI, ASI diteruskan sampai usia
2 tahun atau lebih.
2. Pemberian kapsul vitamin A serta
ANAK 7-23 BLN
IBU MENYUSUI

melengkapi imunisasi dasar.


3. Pemantauan tumbuh kembang
secara rutin setiap bulan.
4. Penanganan anak sakit secara
tepat.
5. Pemberian suplementasi zink.
6. Pemberian obat cacing dan;
7. Pemberian fortifikasi zat besi.
8. PMT pada Balita kurus
INTERVENSI GIZI SENSITIF

BKP/PERTANIAN PU
Sarana Air Bersih
Ketahanan Pangan
& Sanitasi
Pemanfaatan pekarangan
rumah tangga.

PP DAN PA
BPJ Remaja
Jaminan Perempuan
S
Kesehatan
Masyaraka
t

AGAMA
SOSIAL Kursus Calon
Penganten
Bantuan Pangan
non tunai, PKH BKKBN
DIKBUD
PAUD, Pendidikan
Pendidikan Kespro Gizi dan Kespro
Bina Keluarga Balita
STRATEGI POKOK PMBA
TUJUAN PMBA

Umum
Meningkatkan status gizi dan kesehatan, tumbuh kembang dan
kelangsungan hidup anak di Indonesia, melalui Pemberian Makan
Bayi dan Anak (PMBA) usia 0 – 24 bulan dengan optimal.

Khusus
1. Meningkatnya cakupan bayi baru lahir yang mendapatkan ASI
dalam 1 (satu) jam pertama.
2. Meningkatnya cakupan pemberian ASI eksklusif 6 bulan.
3. Meningkatnya cakupan pemberian MPASI pada bayi dan anak 6
bulan.
TUJUAN PMBA
lanjutan…

4. Meningkatnya cakupan bayi yang mendapat ASI sampai 24 bulan.


5. Meningkatnya jumlah sarana pelayanan kesehatan yang
melaksanakan 10 Langkah Menuju Keberhasilan
Menyusui (LMKM)
6. Menciptakan lingkungan yang kondusif terhadap perilaku
menyusui melalui peraturan perundang-undangan dan
kebijakan
7. Penguatan sarana pelayanan kesehatan dalam menerapkan 10
Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui (LMKM)
8. Peningkatan komitmen dan kapasitas stakeholder dalam
meningkatkan, melindungi dan mendukung pemberian ASI
dan MPASI
9. Pemberdayaan ibu, keluarga dan masyarakat dalam praktek
pemberian ASI dan MPASI.
POKOK KEGIATAN PMBA

 Pengembangan Peraturan Perundangan dan Kebijakan


 Pengawasan pemasaran Susu Formula
 Pengawasan produk makanan bayi dan anak usia dini
 Revisi Fasilitas Pelayanan Kesehatan Sayang Bayi
 Peningkatan Kapasitas Petugas
 Advokasi dan Promosi Peningkatan PMBA
 Perlindungan Pekerja Perempuan
 Pemberdayaan Masyarakat
 Riset dan Pengembangan Teknologi
INDIKATOR KEBERHASILAN PMBA

 Peningkatan cakupan bayi yang mendapat ASI dalam 1 (satu)


jam pertama (IMD)
 Peningkatan cakupan menyusui ASI eksklusif pada bayi sampai
usia 6 bulan.
 Peningkatan cakupan pemberian MPASI mulai usia 6 bulan.
 Peningkatan cakupan anak yang mendapatkan ASI sampai usia
24 bulan.
 Rumah sakit melaksanakan 10 Langkah Menuju
Keberhasilan Menyusui (LMKM)
 Menurunnya angka kematian bayi dan balita.
 Menurunnya angka prevalensi gizi kurang
POLA ASUH TERKAIT GIZI
Pola asuh terkait gizi adalah cara pemberian
makanan yang sesuai dengan kebutuhan ibu
dan anak
Ibu
Isi Piringku
Hamil

Bayi
IMD
baru

lahir
Bayi Pemantauan
ASI
usia 0-6 Pertumbuhan
Eksklusif
bulan

Anak
usia 6 ASI +
bulan - MPAS
2 tahun I

Sumber: Global Strategy on Infant and Young Chlid Feeding, WHO/UNICEF 2002
PEMENUHAN GIZI IBU HAMIL
MELALUI ISI PIRINGKU

PERLU DIPERHATIKAN BAHAN MAKANAN YANG DIKONSUMSI UNTUK HIDUP SEHAT


 50% lagi adalah makanan pokok dan  50% dari jumlah makanan setiap kali
lauk pauk makan adalah sayur dan buah
 Porsi makanan pokok lebih banyak  Porsi sayur lebih banyak dari porsi
dari porsi lauk pauk buah
 Anjuran minum setiap kali makan

IBU HAMIL MAKAN 1 PORSI LEBIH BANYAK


Praktek pemberian ASI dan MPASI akan
berhasil apabila :

Ibu, bapak atau pengasuh bayi mendapatkan informasi yang benar dan
lengkap tentang pemberian ASI dan MPASI dan bebas dari pengaruh
pemasaran susu formula.
Ibu mendapatkan akses dukungan untuk menyusui, mencegah dan
menyelesaikan masalah dalam pemberian ASI dan MPASI baik dari
petugas kesehatan, kelompok ibu menyusui maupun masyarakat sekitar.
Bagi ibu bekerja, menyusui ekslusif dapat dilakukan bila ibu
mendapatkan cuti melahirkan dan mendapatkan kesempatan serta
fasilitas istirahat menyusui atau memeras ASI ketika sudah kembali
bekerja.
Adanya riset berbasis populasi dan investigasi hal-hal yang berkaitan
dengan peningkatan pemberian ASI dan MPASI.
Percepatan perbaikan gizi membutuhkan KOMITMEN yang
KUAT dari berbagai pihak :

Pada lingkup pemerintah pusat oleh Kemkes bertugas untuk :


1. Monev berjenjang di tk. Prov, Kab/Kota dan Puskesmas
2. Menyiapkan kebijakan dan pedoman/media KIE PMBA
3. Orientasi PMBA/ToT PMBA
Pada lingkup Provinsi dan Kab/Kota bertugas untuk :
1. Pelatihan/Orientasi implementasi PMBA ke Kab/Kota
2. Kampanye PMBA
3. Monev ke Kab/ota dan Puskesmas
Pada lingkup Puskesmas bertugas untuk :
1. Sosialisasi & Kampanye PMBA pada masyarakat
2. Pelatihan kader tentang PMBA
3. Edukasi PMBA kepada sasaran/keluarga

Anda mungkin juga menyukai