Program
1 3
Indonesia Pendekatan
Sehat keluarga adalah
4
dilaksanakan salah satu cara
untuk Puskesmas untuk
meningkatkan meningkatkan
jangkauan sasaran & Integrasi
derajat kesehatan
2
mendekatkan / UKP & UKM secara
masyara
Pelaksanaan meningkatkan berkesinambungan
kat
Program akses pelayanan dengan target / fokus
Indonesia Sehat kesehatan di wilayah keluarga,
kerjanya dengan berdasarkan data
diselenggarakan mendatangi dan informasi dari
melalui keluarga Profil Kesehatan
Pendekatan Keluarga.
Keluarga 7
Pendekatan Keluarga adalah Pendekatan pelayanan
salah satu cara Puskesmas Upaya Kesehatan
untuk meningkatkan Perorangan (UKP) & Upaya
jangkauan sasaran dan Kesehatan Masyarakat
mendekatkan atau (UKM) terintegrasi dan
meningkatkan akses berkesinambungan, didasari
pelayanan kesehatan data & informasi dari profil
dengan mendatangi keluarga kesehatan keluarga
TUJUAN PENDEKATAN
KELUARGA:
Meningkatkan Mendukung
akses pelayanan pencapaian SPM
kesehatan yang (Kab/Kota &
komprehensif Provinsi)
Mendukung Mendukung
pelaksanaan JKN tercapainya
Program Indonesia
Sehat
MENGELUH SAKIT
(30%)
PUSKESMAS FKTP
PARADIGMA LAIN
SEHAT
Sumber:
RUMAH
MUTSAKIT
PELAYANA
PENDEKATAN KELUARGA SEHAT
PERMASALAHAN
GIZI DI
INDONESIA
HASIL SSGBI 2019
Hasil INTEGRASI
SSGBI & SSN
N Parameter Status 2019 RKD 2018 Dibanding
o Gizi Balita (Confidence Riskesdas 2018
Interval 95%)
1 Underweight (gizi 16,29% 17,7% Turun 1,5%
kurang) (15,94-16,65) (7,3 – 18,1)
2 Stunting 27,67% 30,8 Turun 3,1%
(27,22-28,11) (30,3 – 31,3)
3 Wasting (kurus) 7,44% 10,2 Turun 2,8%
(7,19 – 7,71) (9,9 – 10,5)
MASALAH STATUS GIZI BALITA
INDONESIA SUMATERA UTARA
40 37.2 45 42.5
35 40
30.8
30 35 32.4
30
25
25 22.4
%20 19.6
17.7 19.7
20
15 14.9
12.1 11.9 15 12.1 12.8
10.2
10 8 10 8.9
5 5
0 0
Gizi kurang Pendek dan Kurus dan Gemuk gizi kurang pendek kurus dan gemuk
dan buruk sangat sangat dan buruk dan sangat sangat
pendek kurus pendek kurus
0
10
20
Kalimantan Utara
Aceh
Bengkulu
Kalimantan Timur
Riau
Riskesdas
Sumber: Riskesdas
DKI Jakarta
Bangka Belitung
Gorontal
o
Bali
Sumatera
Utara Sulawesi
Utara
Lampung
Wanita Hamil
Jawa
Barat
Wanita Tidak Hamil
Jambi
Kalimantan Barat
Sumatera
Selatan
17,3
14,5
Banten
Sumatera
Riskesdas 2013: WUS hamil 24.2%, WUS tidak hamil 20.8%
KEK WUS:2018: WUS hamil 17.3%, WUS tidak hamil 14.5%
Barat
Kepulauan Riau
INDONESIA
Sulawesi
Barat
Indikator KEK: lingkar lengan atas wanita usia subur 15-49 tahun < 23.5 cm
Jawa Timur
Kalimantan Selatan
WANITA USIA SUBUR MENURUT PROVINSI, 2018
Kalimantan Tengah
PROPORSI RISIKO KURANG ENERGI KRONIS (KEK) PADA
Sulawesi Selatan
Jawa Tengah
Sulawesi Tengah
Nusa Tenggara Barat
DI
Yogyakarta
Papua
Papua Barat
Sulawesi Tenggara
Maluku Utara
PROPORSI ANEMIA IBU HAMIL, 2018 (NASIONAL)
40 37,1
24
30
33,6 84,6
20
33,7
10
0
15-24 tahun 25-34 tahun
2013 2018 35-44 tahun 45-54 tahun
20
40
60
0
100
Malut
Sulbar
Sumut
Maluku
Pabar
Bali
Kalteng
Sulsel
Kaltara
Sulut
Kalbar
Gorontalo
Lampung
2018
2013
Banten
Riau
Sumsel
Bengkulu
Babel
NTT
34.5
58.2
NTB
Sultra
INDONESIA
Aceh
Sulteng
PROPORSI INISIASI MENYUSU DINI (IMD) PADA BAYI
Kalsel
Jabar
DAN ANAK USIA 0-23 BULAN MENURUT PROVINSI, 2013-2018
Jambi
Sumbar
Pabar
Jatim
Jateng
Kaltim
Kepri
DIY
DKI
PROPORSI KONSUMSI MAKANAN BERAGAM
PADA ANAK 6-23 BULAN MENURUT PROVINSI, 2018
KEBIJAKAN
PERBAIKAN GIZI PADA
1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN (HPK)
KOMITMEN PEMERINTAH UNTUK
PERCEPATAN PERBAIKAN GIZI
Konsepsi 20 LAHI 2
minggu R TAHUN
Kesehatan : long term effect
on HUMAN CAPITAL INVESTMENT
• Otak mulai berkembang sejak masa embryo
• Pada saat lahir 25% otak orang dewasa
• Usia 2 tahun 70 - 80% otak orang dewasa
• Usia 5 tahun hampir sama dengan orang dws
MENGAPA 1000 HPK
(HARI PERTAMA KEHIDUPAN) PENTING ?
Gizi pada
1000 HPK Pertumbuhan Kekebalan
(janin dan massa tubuh Kapasitas kerja
bayi 2 tahun) dan komposisi
badan
Diabetes, Obesitas,
Metabolisme Penyakit jantung dan
glukosa, lipids, protein pembuluh darah,
Mati kanker, stroke,dan
Hormon/receptor/gen
disabilitas lansia
KONTRIBUSI INTERVENSI PERBAIKAN GIZI
INTERVENSI GIZI SPESIFIK INTERVENSI GIZI SENSITIF
▪ Upaya-upaya untuk mencegah ▪ Upaya-upaya untuk mencegah
dan mengurangi gangguan dan mengurangi gangguan
secara langsung secara tidak langsung
▪ Kegiatan ini pada umumnya ▪ Berbagai kegiatan
dilakukan oleh sektor kesehatan pembangunan pada umumnya
▪ Kegiatannya antara lain spt non-kesehatan
imunisasi, PMT ibu hamil dan ▪ Kegiatannya antara lain
balita, monitoring pertumbuhan penyediaan air bersih, kegiatan
balita di Posyandu penanggulangan kemiskinan,
▪ Sasaran: khusus kelompok dan kesetaraan gender
1.000 HPK (Ibu Hamil, Ibu ▪ Sasaran: masyarakat umum,
Menyusui, dan Anak 0-23 tidak khusus untuk 1000 HPK
bulan)
INTERVENSI GIZI SPESIFIK DENGAN PENDEKATAN
SIKLUS HIDUP
IBU HAMIL
Bumil)
3. Imunisasi Tetanus Toksoid (TT).
4. PMT Ibu hamil.
5. Penanggulangan cacingan pada ibu
hamil.
6. Pemberian kelambu dan pengobatan
INTERVENSI bagi ibu hamil yang positif malaria.
IBU MENYUSUI
ANAK 0-6 BLN
2. Inisiasi Menyusui Dini (IMD).
3. Promosi ASI Eksklusif (konseling).
4. Imunisasi dasar.
5. Pantau tumbuh kembang.
6. Penanganan bayi sakit.
BKP/PERTANIAN PU
Sarana Air Bersih
Ketahanan Pangan
& Sanitasi
Pemanfaatan pekarangan
rumah tangga.
PP DAN PA
BPJ Remaja
Jaminan Perempuan
S
Kesehatan
Masyaraka
t
AGAMA
SOSIAL Kursus Calon
Penganten
Bantuan Pangan
non tunai, PKH BKKBN
DIKBUD
PAUD, Pendidikan
Pendidikan Kespro Gizi dan Kespro
Bina Keluarga Balita
STRATEGI POKOK PMBA
TUJUAN PMBA
Umum
Meningkatkan status gizi dan kesehatan, tumbuh kembang dan
kelangsungan hidup anak di Indonesia, melalui Pemberian Makan
Bayi dan Anak (PMBA) usia 0 – 24 bulan dengan optimal.
Khusus
1. Meningkatnya cakupan bayi baru lahir yang mendapatkan ASI
dalam 1 (satu) jam pertama.
2. Meningkatnya cakupan pemberian ASI eksklusif 6 bulan.
3. Meningkatnya cakupan pemberian MPASI pada bayi dan anak 6
bulan.
TUJUAN PMBA
lanjutan…
Bayi
IMD
baru
lahir
Bayi Pemantauan
ASI
usia 0-6 Pertumbuhan
Eksklusif
bulan
Anak
usia 6 ASI +
bulan - MPAS
2 tahun I
Sumber: Global Strategy on Infant and Young Chlid Feeding, WHO/UNICEF 2002
PEMENUHAN GIZI IBU HAMIL
MELALUI ISI PIRINGKU
Ibu, bapak atau pengasuh bayi mendapatkan informasi yang benar dan
lengkap tentang pemberian ASI dan MPASI dan bebas dari pengaruh
pemasaran susu formula.
Ibu mendapatkan akses dukungan untuk menyusui, mencegah dan
menyelesaikan masalah dalam pemberian ASI dan MPASI baik dari
petugas kesehatan, kelompok ibu menyusui maupun masyarakat sekitar.
Bagi ibu bekerja, menyusui ekslusif dapat dilakukan bila ibu
mendapatkan cuti melahirkan dan mendapatkan kesempatan serta
fasilitas istirahat menyusui atau memeras ASI ketika sudah kembali
bekerja.
Adanya riset berbasis populasi dan investigasi hal-hal yang berkaitan
dengan peningkatan pemberian ASI dan MPASI.
Percepatan perbaikan gizi membutuhkan KOMITMEN yang
KUAT dari berbagai pihak :