Anda di halaman 1dari 50

KEBIJAKAN GIZI DALAM

PROGRAM INDONESIA SEHAT


DENGAN PENDEKATAN KELUARGA

DIREKTORAT GIZI MASYARAKAT


DIREKTORAT JENDERAL KESEHATAN MASYARAKAT
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
TUJUAN PEMBELAJARAN

Tujuan Umum: Pada akhir sesi peserta mampu


memahami Kebijakan Gizi dalam
Program Indonesia Sehat dengan
Pendekatan Keluarga (PIS-PK).

Tujuan Khusus: Pada akhir sesi peserta


mampu:
1. Menjelaskan tentang Kebijakan Program Indonesia
Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK).
2. Menjelaskan tentang Kebijakan Gizi.
2
POKOK BAHASAN

1. Kebijakan Program Indonesia Sehat dengan


Pendekatan Keluarga (PIS-PK) :
a. Pembangunan Kesehatan
b. Paradigma Sehat
c. Pendekatan Keluarga

2. Kebijakan Gizi :
a. Permasalahan gizi di Indonesia
b. Kebijakan perbaikan gizi pada
1000 Hari Pertama
Kehidupan
c. Menjelaskan Strategi, Pokok Kegiatan serta
3
Indikator Pemberian Makan Bayi dan Anak
POKOK BAHASAN 1

KEBIJAKAN
PROGRAM IND\ONESIA SEHAT
DENGAN PENDEKATAN
KELUARGA
4
VISI DAN MISI PRESIDEN

TRISAKTI:
Mandiri di bidang ekonomi; Berdaulat di bidang politik;
Berkepribadian dlm budaya

9 AGENDA PRIORITAS (NAWA CITA)


Agenda ke 5: Meningkatkan kualitas Hidup Manusia
Indonesia

PROGRAM INDONESIA PROGRAM PROGRAM INDONESIA KERJA


PINTAR INDONESIA SEHAT PROGRAM INDONESIA SEJAHTERA

RENSTRA
2015-2019

PARADIGM PENGUATA
A SEHAT N JKN
YANKES
D
PENDEKATA
N KELUARGA SEHAT T
PROGRAM INDONESIA SEHAT
RENSTRA
2015-2019

Pilar 1. Pilar 2. Pilar 3. JKN


Paradigma Sehat Penguatan
PrograYmankes Program
Program • Benefit
• Peningkatan Akses
• Promotif – • Sistem
terutama pd FKTP
preventif sebagai • Optimalisasi pembiayaan:
landasan Sistem Rujukan asuransi – azas
• Peningkatan gotong royong
pembangunan • Kendali Mutu &
kesehatan Mutu
Kendali Biaya
• Pemberdayaa Penerapan • Sasaran: PBI &
n masyarakat pendekatan Non PBI
• Keterlibata continuum of care
Intervensi berbasis Tanda
n lintas
resiko kesehatan kepesertaan
sektor
(health risk) KIS
D
PENDEKATA KELUARG
T
N A
KELUARGA SEHAT P
Permenkes 39 tahun 2016
Pedoman Penyelenggaraan PIS-PK

Program
1 3
Indonesia Pendekatan
Sehat keluarga adalah
salah satu cara
dilaksanakan
untuk Puskesmas untuk
meningkatkan
4
meningkatkan
jangkauan sasaran & Integrasi
derajat kesehatan
UKP & UKM secara
2 masyara mendekatkan /
Pelaksanaan meningkatkan berkesinambungan
kat
Program akses pelayanan dengan target / fokus
Indonesia Sehat kesehatan di wilayah keluarga,
kerjanya dengan berdasarkan data
diselenggarakan mendatangi dan informasi dari
melalui keluarga Profil Kesehatan
Pendekatan Keluarga.
Keluarga 7
Pendekatan Keluarga adalah Pendekatan pelayanan
salah satu cara Puskesmas Upaya Kesehatan
untuk meningkatkan Perorangan (UKP) & Upaya
jangkauan sasaran dan Kesehatan Masyarakat
mendekatkan atau (UKM) terintegrasi dan
meningkatkan akses berkesinambungan, didasari
pelayanan kesehatan data & informasi dari profil
dengan mendatangi keluarga kesehatan keluarga

TUJUAN PENDEKATAN
KELUARGA:

Meningkatkan Mendukung
akses pelayanan pencapaian SPM
kesehatan yang (Kab/Kota &
komprehensif Provinsi)

Mendukung Mendukung
pelaksanaan JKN tercapainya
Program Indonesia
Sehat
MENGELUH SAKIT
(30%)

SELF CARE (42%) YANKES (58%)

MENJAGA TETAP SEHAT FASILITAS PELAYANAN


SELFCARE
dan
DITINGKATKAN RASIONAL KESEHATAN
DERAJAT KESEHATANNYA

PUSKESMAS FKTP
PARADIGMA LAIN
SEHAT
Sumber:
RUMAH
MUTSAKIT 9
PELAYANA
PENDEKATAN KELUARGA SEHAT

10
POKOK BAHASAN 2

KEBIJAKAN GIZI

11
PERMASALAHAN
GIZI DI
INDONESIA
PROPORSI STATUS GIZI BURUK DAN GIZI KURANG
PADA BALITA MENURUT PROVINSI, 2018

Balita Gizi Kurang <10 %


Balita Gizi Kurang 10 s/d <20 %
Balita Gizi Kurang 20 s/d <30
% Balita Gizi Kurang ≥30 %

Sumber: Riskesdas 2018


PROPORSI STATUS GIZI BURUK DAN GIZI KURANG
PADA BALITA, 2007-2018

2007 2013 2018

13,0 13,9 13,8


• 2013: Gizi
Kurang dan
5,4 5,7 Buruk 19.6%
3,9 • 2018: Gizi
Kurang dan
Buruk 17.7%

Gizi buruk Gizi Kurang

Balita gizi buruk dan gizi kurang


Riskesdas Target RPJMN
2018
17.7%
VS 2019
17%

Sumber: Riskesdas
PROPORSI STATUS GIZI SANGAT PENDEK DAN PENDEK
PADA BALITA MENURUT PROVINSI, 2018

Balita Pendek <20 %


Balita Pendek 20 s/d <30 %
Balita Pendek 30 s/d <40 %
Balita Pendek ≥40 %
Sumber: Riskesdas 2018
PROPORSI STATUS GIZI SANGAT PENDEK DAN
PENDEK PADA BALITA, 2007-2018

2007 2013 2018

18,8 18,0 18,0 19,2 19,3


• 2013: Sangat
pendek dan
11, pendek 37.2%
5 • 2018: Sangat
pendek dan
pendek 30.8%

Sangat Pendek Pendek

Balita gizi sangat pendek dan pendek


Riskesdas 2018 Target RPJMN 2019
30.8% (balita) VS 28% (baduta)

Sumber: Riskesdas
PROPORSI STATUS GIZI SANGAT KURUS DAN KURUS
PADA BALITA MENURUT PROVINSI, 2018

Balita Kurus <5 %


Balita Kurus 5 s/d <10 %
Balita Kurus 10 s/d <15 %
Balita Kurus ≥15 %

Sumber: Riskesdas 2018


PROPORSI STATUS GIZI KURUS DAN
GEMUK PADA BALITA, 2007-2018

2007 2013 2007 2013


2018 2018
12,2 11,
6,2 7,4 6,8 6,7
9
5,3 8,0
3,5

Sangat kurus Kurus Gemuk

• 2013: Sangat kurus dan kurus 12.1%


• 2018: Sangat kurus dan kurus 10.2%

Sumber: Riskesdas
PROPORSI RISIKO KURANG ENERGI KRONIS (KEK) PADA
WANITA USIA SUBUR MENURUT PROVINSI, 2018
80

70 Wanita Tidak Hamil

60
Wanita Hamil
50
Riskesdas
KEK WUS:2018: WUS hamil 17.3%, WUS tidak hamil 14.5%
40
Riskesdas 2013: WUS hamil 24.2%, WUS tidak hamil 20.8%
14,5
30

20

10

0
17,3

Kalimantan Barat
Aceh

Banten
Sumatera

Sumatera
Bangka Belitung

Jawa Timur

Nusa Tenggara Barat


Riau

Kepulauan Riau
Kalimantan Utara

Jawa

Sumatera

Yogyakarta
Gorontal

Utara Sulawesi

Sulawesi
o

INDONESIA
Kalimantan Timur

Barat

DI
Bali

Jambi
Lampung

Kalimantan Selatan
Kalimantan Tengah
Sulawesi Selatan
Jawa Tengah
Sulawesi Tengah
DKI Jakarta

Barat
Bengkulu

Barat

Selatan
Utara

Indikator KEK: lingkar lengan atas wanita usia subur 15-49 tahun < 23.5 cm
Sumber: Riskesdas
PROPORSI ANEMIA IBU HAMIL,
2018
ANEMIA IBU HAMIL
60
MENURUT UMUR
50
48,9

40 37,1
24
30
33,6 84,6
20
33,7
10

0
15-24 tahun 25-34 tahun
2013 2018 35-44 tahun 45-54 tahun

Sumber: Riskesdas 2018


80

20
40
60

0
100
Malut
Sulbar
Sumut

Maluku
Pabar
Bali

Kalteng
Sulsel
Kaltara
Sulut
Kalbar
Gorontalo

Lampung

2018
2013
Banten
Riau
Sumsel
Bengkulu
Babel

NTT
34.5
58.2

NTB
Sultra

INDONESIA
Aceh
PROPORSI INISIASI MENYUSU DINI (IMD) PADA BAYI

Sulteng
Kalsel
Jabar
DAN ANAK USIA 0-23 BULAN MENURUT PROVINSI, 2013-2018

Jambi
Sumbar
Pabar
Jatim
Jateng
Kaltim
PROPORSI KONSUMSI MAKANAN BERAGAM
PADA ANAK 6-23 BULAN MENURUT PROVINSI, 2018
KEBIJAKAN
PERBAIKAN GIZI PADA
1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN

23
KOMITMEN PEMERINTAH
UNTUK PERCEPATAN PERBAIKAN GIZI

diinisiasi oleh PBB


dibawah koordinasi SekJen PBB

Respons dunia terhadap


status gizi di negara
berkembang dan
tidak meratanya
GERAKAN NASIONAL
pencapaian MDGs 1 C
PERCEPATAN PERBAIKAN
menurunkan proporsi
GIZI
penduduk yang menderita
(Fokus pada 1000 HPK)
kelaparan dalam kurun
waktu 1990-2015 PERPRES 42/2013
TENTANG GERAKAN NASIONAL
PERCEPATAN PERBAIKAN GIZI 24
Mengapa Kita Perlu Khawatir
terhadap Masalah Kurang Gizi ?
Masa 1000 Hari Pertama Kehidupan, yang
dimulai saat kehamilan hingga anak berusia
dua tahun merupakan periode yang sangat
penting.
Kurang gizi pada dua tahun pertama kehidupan
menyebabkan kerusakan otak yang tidak
dapat lagi diperbaiki.
Balita Pendek/Stunted kurang berprestasi di
sekolah.
Studi menunjukkan bahwa stunting
menurunkan jumlah penghasilan saat dewasa
sebesar 20%, sehingga dapat disimpulkan
bahwa masalah Kurang Gizi menyebabkan
kemiskinan.
Kehamilan & Pertumbuhan Janin Tumbuh Kembang Anak

Pertumbuhan otak Mencapai tinggi badan, berat


badan dan perkembangan
Membangun Membangun optimal
tinggi badan berat
potensial badan
(rapid increase (rapid
potensial
increase
in cell in cell size)
number)

Butuh gizi
Dibutuhkan seluruh zat gizi
mikro & Butuh Kalori (makro dan mikro) secara
protein seimbang

Konsepsi 20 LAHI 2
minggu R TAHUN
Kesehatan : long term effect
on HUMAN CAPITAL INVESTMENT
• Otak mulai berkembang sejak masa embryo
• Pada saat lahir  25% otak orang dewasa
• Usia 2 tahun  70 - 80% otak orang dewasa
• Usia 5 tahun  hampir sama dengan orang dws
MENGAPA 1000 HPK
(HARI PERTAMA KEHIDUPAN) PENTING ?

Dampak jangka pendek Dampak jangka panjang

Perkembanga Kognitif dan


n otak Prestasi belajar

Gizi pada
1000 HPK Pertumbuhan Kekebalan
(janin dan massa tubuh Kapasitas kerja
bayi 2 tahun) dan komposisi
badan
Diabetes, Obesitas,
Metabolisme Penyakit jantung dan
glukosa, lipids, protein pembuluh darah,
Mati kanker, stroke,
Hormon/receptor/gen
dan disabilitas lansia
KONTRIBUSI INTERVENSI PERBAIKAN GIZI
INTERVENSI GIZI SPESIFIK INTERVENSI GIZI SENSITIF
▪ Upaya-upaya untuk mencegah ▪ Upaya-upaya untuk mencegah
dan mengurangi gangguan dan mengurangi gangguan
secara langsung secara tidak langsung
▪ Kegiatan ini pada umumnya ▪ Berbagai kegiatan
dilakukan oleh sektor kesehatan pembangunan pada umumnya
▪ Kegiatannya antara lain spt non-kesehatan
imunisasi, PMT ibu hamil dan ▪ Kegiatannya antara lain
balita, monitoring pertumbuhan penyediaan air bersih, kegiatan
balita di Posyandu penanggulangan kemiskinan,
▪ Sasaran: khusus kelompok dan kesetaraan gender
1.000 HPK (Ibu Hamil, Ibu ▪ Sasaran: masyarakat umum,
Menyusui, dan Anak 0-23 tidak khusus untuk 1000 HPK
bulan)
29
INTERVENSI GIZI SPESIFIK
DENGAN PENDEKATAN SIKLUS HIDUP

INTERVENSI SPESIFIK PADA


1000 HPK

PMT Ibu Hamil KEK


Pemberian TTD untuk Bumil
Promosi dan Konseling PMBA
(IMD, ASI Eksklusif, MP-ASI
dan lanjutkan ASI sd 2 thn)
Pemantauan Pertumbuhan
Tatalaksana Gizi Buruk
Pemberian Vitamin A
Kelas Ibu Hamil PMT Balita Kurus

30
1. Suplementasi besi folat
2. Periksa kehamilan (Konseling Gizi

IBU HAMIL
Bumil)
3. Imunisasi Tetanus Toksoid (TT).
4. PMT Ibu hamil.
5. Penanggulangan cacingan pada ibu
hamil.
6. Pemberian kelambu dan pengobatan
INTERVENSI bagi ibu hamil yang positif malaria.

GIZI SPESIFIK 1. Persalinan ditolong Nakes.


IBU MENYUSUI
ANAK 0-6 BLN
2. Inisiasi Menyusui Dini (IMD).
3. Promosi ASI Eksklusif (konseling).
4. Imunisasi dasar.
5. Pantau tumbuh kembang.
6. Penanganan bayi sakit.

1. Pemberian Makanan Pendamping


(MP) ASI, ASI diteruskan sampai usia
2 tahun atau lebih.
2. Pemberian kapsul vitamin A serta
ANAK 7-23 BLN
IBU MENYUSUI

melengkapi imunisasi dasar.


3. Pemantauan tumbuh kembang
secara rutin setiap bulan.
4. Penanganan anak sakit secara
tepat.
5. Pemberian suplementasi zink.
6. Pemberian obat cacing dan;
7. Pemberian fortifikasi zat besi.
2/15/2018 31
8. PMT pada Balita kurus
INTERVENSI GIZI SENSITIF

BKP/PERTANIAN PU
Sarana Air Bersih
Ketahanan Pangan
& Sanitasi
Pemanfaatan pekarangan
rumah tangga.

PP DAN PA
BPJ Remaja
Jaminan Perempuan
S
Kesehatan
Masyaraka
t

AGAMA
SOSIAL Kursus Calon
Penganten
Bantuan Pangan
non tunai, PKH BKKBN
DIKBUD
PAUD, Pendidikan
Pendidikan Kespro Gizi dan Kespro
Bina Keluarga Balita
STRATEGI,
POKOK KEGIATAN DAN
INDIKATOR PEMBERIAN MAKAN
BAYI DAN ANAK

33
TUJUAN PMBA

Umum
Meningkatkan status gizi dan kesehatan, tumbuh kembang dan
kelangsungan hidup anak di Indonesia, melalui Pemberian Makan
Bayi dan Anak (PMBA) usia 0 – 24 bulan dengan optimal.

Khusus
1. Meningkatnya cakupan bayi baru lahir yang mendapatkan ASI
dalam 1 (satu) jam pertama.
2. Meningkatnya cakupan pemberian ASI eksklusif 6 bulan.
3. Meningkatnya cakupan pemberian MPASI pada bayi dan anak 6
bulan.
TUJUAN PMBA
lanjutan…
4. Meningkatnya cakupan bayi yang mendapat ASI sampai 24 bulan.
5. Meningkatnya jumlah sarana pelayanan kesehatan yang
melaksanakan 10 langkah menuju keberhasilan menyusui
6. Menciptakan lingkungan yang kondusif terhadap perilaku
menyusui melalui peraturan perundang-undangan dan
kebijakan
7. Penguatan sarana pelayanan kesehatan dalam menerapkan 10
Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui
8. Peningkatan komitmen dan kapasitas stakeholder dalam
meningkatkan, melindungi dan mendukung pemberian ASI
dan MPASI
9. Pemberdayaan ibu, keluarga dan masyarakat dalam praktek
pemberian ASI dan MPASI.
POKOK KEGIATAN PMBA

 Pengembangan Peraturan Perundangan dan Kebijakan


 Pengawasan pemasaran Susu Formula
 Pengawasan produk makanan bayi dan anak usia dini
 Revisi Fasilitas Pelayanan Kesehatan Sayang Bayi
 Peningkatan Kapasitas Petugas
 Advokasi dan Promosi Peningkatan PMBA
 Perlindungan Pekerja Perempuan
 Pemberdayaan Masyarakat
 Riset dan Pengembangan Teknologi
INDIKATOR KEBERHASILAN PMBA

 Peningkatan cakupan bayi yang mendapat ASI dalam 1 (satu)


jam pertama (IMD)
 Peningkatan cakupan menyusui ASI eksklusif pada bayi sampai
usia 6 bulan.
 Peningkatan cakupan pemberian MPASI mulai usia 6 bulan.
 Peningkatan cakupan anak yang mendapatkan ASI sampai usia
24 bulan.
 Rumah sakit melaksanakan 10 langkah menuju keberhasilan
menyusui.
 Menurunnya angka kematian bayi dan balita.
 Menurunnya angka prevalensi gizi kurang
POLA ASUH TERKAIT GIZI
Pola asuh terkait gizi adalah cara pemberian
makanan yang sesuai dengan kebutuhan ibu
dan anak

Ibu
Isi Piringku
Hamil

Bayi
IMD
baru

lahir
Bayi Pemantauan
ASI
usia 0-6 Pertumbuhan
Eksklusif
bulan

Anak
usia 6 ASI +
bulan - MPAS
2 tahun I

Sumber: Global Strategy on Infant and Young Chlid Feeding, WHO/UNICEF 2002
PEMENUHAN GIZI IBU HAMIL
MELALUI ISI PIRINGKU

PERLU DIPERHATIKAN BAHAN MAKANAN YANG DIKONSUMSI UNTUK HIDUP SEHAT


 50% lagi adalah makanan pokok dan  50% dari jumlah makanan setiap kali
lauk pauk makan adalah sayur dan buah
 Porsi makanan pokok lebih banyak  Porsi sayur lebih banyak dari porsi
dari porsi lauk pauk buah
 Anjuran minum setiap kali makan

IBU HAMIL MAKAN 1 PORSI LEBIH BANYAK


INTERVENSI SPESIFIK BAGI IBU HAMIL

1. Suplementasi besi folat


2. Periksa kehamilan
3. Imunisasi Tetanus
Toksoid (TT).
4. PMT Ibu hamil.
5. Penanggulangan
cacingan pada ibu hamil.
6. Pemberian kelambu dan
pengobatan bagi ibu
hamil yang positif
malaria.
1. Inisiasi Menyusu 2. ASI Eksklusif 6 Bulan
Dini (IMD)

WHA No 55.25
thn 2002

3. MP ASI setelah 6 Bulan 4. ASI sampai


2
tahun/lebih
1. Inisiasi Menyusu
Dini (IMD)

PROSES MENYUSUI DIMULAI SECEPATNYA


Dengan Cara
Segera setelah lahir
Bayi ditengkurapkan di dada ibu
sehingga KULIT IBU MELEKAT PADA KULIT
BAYI;
MINIMAL SATU JAM
atau sampai menyusu awal selesai.”
2. ASI Eksklusif 6 Bulan

ASI Eksklusif 6 Bulan


adalah pemberian ASI saja
tanpa ditambah cairan /
makanan lainnya, kecuali
obat tetes / sirup

 Memenuhi kebutuhan gizi bayi


 Melindungi daya tahan tubuh bayi
 Melatih bayi lebih mandiri
3. MP ASI setelah usia 6 Bulan
3. MP ASI setelah usia 6 Bulan

Pemberian MP ASI sesuai 4 prinsip dasar:


1. Tepat waktu : usia 6-8 bulan, 9-11 bulan dan 12-23 bulan
2. Adekuat : Frekuensi, Jumlah dan
Tekstur/Konsistensi/Kekentalan, Variasi.
3. Aman : disiapkan/disimpan dengan cara yang higienis, diberikan
menggunakan tangan dan peralatan yang bersih
4. Diberikan dengan benar: Terjadwal, lingkungan netral dan
prosedur
makan

45
Variasi MP ASI : harus mengandung 4 bintang kelompok makanan

1 Makanan pokok 2 Makanan sumber protein kaya zat


sumber karbohidrat : Beras, biji-bijian besi dan zinc bersumber
sepert ijagung, gandum, sagu,umbi- hewani : Daging merah ,hati
umbian, kentang dan k etela seperti sapi,hati
ayam, ikan
ayam,
, telur dan susu kaya zat
singkong besi

3 4
Makanan sumber zat besi dan zinc dari Buah-buahan yang mengandung
nabati seperti Kacang-kacangan : vitaminAdan C untuk
kedelai,kacang hijau,kacangpolong, meningkatkan penyerapan besi
kacang tanah dan biji-bijian seperti wijen seperti :
Sayur2an kaya zat besi seperti bayam Jeruk, mangga dan tomat serta
dan brokoli serta sayuran hijau lainnya buah2an lain sebagai variasi seperti
yang tidak kaya zat besi sebagai variasi pepaya, pisang ,semangka,alpukat
seperti daun-daunan hijau, wortel, terong
dan labu
Minyak dan lemak seperti biji-bijian yang menghasilkan
minyak, margarin, dan mentega yang ditambahkan ke sayuran
dan makanan lain akan meningkatkan penyerapan beberapa
46
vitamin (A,D,E,K) dan dapat memberikan energi tambahan.
4. ASI sampai 2 tahun atau lebih

Richards et al 2002 ( Inggris) 1736 anak ditest .


Anak ASI secara bemakna menujukan hasil
pendidikan lebih tinggi. Hasil tidak tergantung
pada latar belakang socio ekonomi

3253 ORANG di Denmark . Disusui < 1 bln


IQ 5 point lebih rendah dari yg disusui 7-9 bln.
Terdapat korelasi lamanya pemberian ASI dg
tingkat IQ
Mortensen EL et al JAMA ( 2002)
Meta- analisa thd 40 peneliian : 68%
menyimpulkan
menyusui meningkatkan kepandaian .
Jain et al 2002 ( United States )
Praktek pemberian ASI dan MPASI
akan berhasil bila

Ibu, bapak atau pengasuh bayi mendapatkan informasi yang benar dan
lengkap tentang pemberian ASI dan MPASI dan bebas dari pengaruh
pemasaran susu formula.
Ibu mendapatkan akses dukungan untuk menyusui, mencegah dan
menyelesaikan masalah dalam pemberian ASI dan MPASI baik dari
petugas kesehatan, kelompok ibu menyusui maupun masyarakat sekitar.
Bagi ibu bekerja, menyusui ekslusif dapat dilakukan bila ibu
mendapatkan cuti melahirkan dan mendapatkan kesempatan serta
fasilitas istirahat menyusui atau memeras ASI ketika sudah kembali
bekerja.
Adanya riset berbasis populasi dan investigasi hal-hal yang berkaitan
dengan peningkatan pemberian ASI dan MPASI.
PEMBERIAN MAKAN BAYI DAN ANAK (PMBA)

1 Inisiasi Menyusu Dini (IMD)


2 ASI Eksklusif 6 Bulan 3 MP ASI setelah 6 Bln 4
ASI sampai 2 tahun/lebih

KEMENTERIAN KESEHATAN PROV/KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS KELUARGA /


MASYARAKAT

• Sosialisasi dan Kampanye


• Penyiapan Kebijakan dan • Pelatihan/Orientasi PMBA kepada
• Implementasi PMBA
Pedoman/Media KIE PMBA Implementasi PMBA ke Masyarakat
• Orientasi PMBA Ke LP/LS dan • Pelatihan Kader tentang
Kab./Kota
Provinsi • Kampanye PMBA PMBA
• Monev kepada • Edukasi PMBA kepada
• Monev ke Kab./Kota
Prov./Kab./Kota/Pusk. Sasaran/Keluarga
/Pusk

TARGET
INDIKATOR PEMBINAAN GIZI MASYARAKAT
2015 2016 2017 2018 2019

1. Persentase Bayi usia s/d 6 bulan yang mendapat ASI eksklusif 39% 42% 44% 47% 50%
Persentase bayi baru lahir mendapat Inisiasi Menyusu Dini
2. 38% 41% 44% 47% 50%
“ Sebuah keputusan bijak
memberikan ASI kepada bayi
karena
ASI Makanan Terbaik Untuk
Bayi”

Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai