Anda di halaman 1dari 24

lOMoARcPSD|26309918

Pedoman Internal Persalinan

Kesehatan Masyarakat (Universitas Jember)

Studocu is not sponsored or endorsed by any college or university


Downloaded by Nasution Rasyid (avr.thyond@gmail.com)
lOMoARcPSD|26309918

PEDOMAN INTERNAL

PENYELENGGARAAN PROGRAM KIA

PERSALINAN NORMAL

DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANYUWANGI

PUSKESMAS GITIK
Jl. RAYA SEMPI NO 24.TELP (0333)631118 ROGOJAMPI
TAHUN 2022

Downloaded by Nasution Rasyid (avr.thyond@gmail.com)


lOMoARcPSD|26309918

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya Pedoman Internal

Pelayanan Program KIA Persalinan Normal Puskesmas Gitik tahun 2021. Pedoman ini

merupakan pedoman pelaksanaan berbagai kegiatan KIA bagi masyarakat yang ada di

wilayah kerja Puskesmas Gitik. Tentunya amat penting keberadaan pedoman ini agar

pemberian pelayanan kesehatan bagi masyarakat akan lebih efesien, efektif, proporsional,

rasional, komprehensif dengan harapan agar lebih berhasil guna dan berdaya guna.

Dalam kesempatan ini tidak lupa saya sampaikan terima kasih kepada teman-teman

yang telah membantu penyusunan pedoman ini. Tentunya dalam penyusunan pedoman

ini masih ditemukan banyak kekurangan, untuk itu adanya kritik dan masukan yang bersifat

membangun dari semua fihak sangat kami harapkan agar dalam penyusunan Pedoman di

waktu mendatang dapat lebih sempurna lagi.

Gitik, Juli 2022

Koordinator Persalinan

Ardian Rosyana,A.Md.Keb
NIP.19761228200801 017

Downloaded by Nasution Rasyid (avr.thyond@gmail.com)


lOMoARcPSD|26309918

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Program Kesehatan Ibu dan Anak ( KIA ) merupakan salah satu prioritas utama
pembangunan kesehatan di Indonesia. Program ini bertanggung jawab terhadap
pelayanan kesehatan bagi ibu hamil, ibu melahirkan dan bayi neonatal. Salah satu
tujuan program ini adalah menurunkan kematian dan kejadian sakit di kalangan ibu
(AKI) dan bayi (AKI).Persalinan adalah proses membuka dan menepisnya serviks
dan janin turun ke dalam jalan lahir.Persalinan dan kehamilan normal adalah proses
pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu),lahir
spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam,tanpa
komplikasi pada ibu maupun janin (Prawirohardjo,2009).

Angka Kematian ibu (AKI) adalah salah satu indikator yang dapat
menggambarkan kesejahtraan masyarakat di suatu negara.Menurut data World
Health Organization(WHO),angka Kematian ibu di dunia tahun 2015 adalah 216 per
100.000 kelahiran hidup atau diperkirakan 303.000 kematian dengan jumlah
tertinggi berada di negara berkembang yaitu 20 kali lebih tinggi dari angka Kematian
di negara maju yaitu 239 per 100.000 kelahiran hidup,di negara maju hanya 12 per
100.000 kelairan hidup tahun 2015(WHO,2015).AKB dari data Sustainable
Development Goalds (SDGs) diharapkan AKN (Angka Kematian Nasional) dapat
diturunkan 12/1000 kelahiran hidup pada tahun 2030.AKB data dari The Word
Bank 2020 pada tahun 2019 mencapai 28.2/1000 kelahiran ,data dari SDKI TAHUN
2017 AKN 15/1000 dan AKB sebesar 24/1000(Profil Kesehatan Indonesia 2018)

Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia berhasil diturunkan dari 307/100.000


Kelairan Hidup (KH) pada tahun 2002 menjadi 228/100.000 KH pada tahun
2007(SDKI,2007).Namun masih diperlukan target RP JKM 2010-2014 yaitu
118/100.000 KH pada tahun 2014 dan target Millenium Development Goals (MDGs)
yaitu 102/100.000 KH pada tahun 2015.

Angka Kematian Ibu (AKI) ditahun 2021 meningkat di Banyuwangi sampai


September tercatat 47 kasus .Peningkatan ini karena adanya Pandemi Covid-19

Downloaded by Nasution Rasyid (avr.thyond@gmail.com)


lOMoARcPSD|26309918

,sebelumnya ditahun 2019 AKI mencapai 33 kasus,pada taahun 2020 Aki berhasil
ditekan berkurang menjadi 19 kasus kematian ibu.AKB pada tahun 2019 sebanyak
108/1000 KH dan mengalami penurunan 85/1000 KH pada tahun 2020.Kematian
ibu terbanyak disebabkan karena Perdarahan,Pre Eklamsi,Sepsis ,Komplikasi
kehamilan dan Nifas serta karena inveksi virus Covid-19..Kematian Bayi
dikarenakan Aspeksia,Prematuritas ,Sepsis dan Infeksi cacat lahir.

Karena AKI dan AKB masih tinggi di Banyuwangi maka Puskesmes Gitik
Kecanmatan Rogojampi mengambil langkah meningkatkan Pelayanan
ANC,Persalian Normal ,PNC ruang pelayanan dan kerjasama dg bidan
wilayah,kader posyandu dan jejaring untuk meningkatkan cakupan dan deteksi dini
resiko tinggi pada ibu hamil dan nifas serta menerapkan Prokes pada setiap
layanan.Berdasarkan latar belakang di atas maka diperlukan kerjasama Lintas
Program dan Lintas Sekrtor berdasarka Visi Misi di Puskesmas Gitik Yaitu:

VISI PUSKESMAS GITIK:

“Terwujudnya Banyuwangi yang Semakin Maju,Sejahtera dan Berkah”.

MISI PUSKESMAS GITIK:

“Membangun SDM Unggul ,Sehat Jasmani dan Rohani,Produktif dan


Berkarakter melalui Peningkatan Akses serta Kualitas Pelayanan
Pendidikan,Kesehtan dan Kebutuhan Dasar Lainya”

MOTTO PUSKESMAS GITIK

“BEKERJA DENGAN HATI

(Handal,Akuntabel,Teliti dan Iman).

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan program kesehatan ibu dan anak adalah tercapainya kemampuan hidup
sehat melalui peningkatan derajat kesehatan yang optimal bagi ibu dan
keluarganya untuk atau mempercepat pencapaian target pembengunan
Kesehatan Indonesia , serta meningkatnya derajat kesehatan anak untuk
menjamin proses tumbuh kembang optimal yang merupakan landasan bagi
peningkatan kualitas manusia seutuhnya.
2. Tujuan Khusus
- Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan bayi , anak balita , ibu hamil, ibu
bersalin, ibu nifas dan ibu menyusui
- Meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan bayi , anak balita , ibu
hamil, ibu bersalin, ibu nifas dan ibu menyusui
- Menurunkan AKI dan AKB di wilayah kerja Puskesmas Gitik
- Meningkatkan kemampuan ibu (pengetahuan ,sikap,dan prilaku ) dalam
mengatasi masalah kesehatan diri dan keluarga pada masa Pandemi .

Downloaded by Nasution Rasyid (avr.thyond@gmail.com)


lOMoARcPSD|26309918

- Meningkatkan Akses dan Kualitas pelayanan Kesehatan serta Kualitas


SDM Kesehatan ,sehingga masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Gitik
semakin maju,sejahtera dan berkala.

C. Sasaran
Sasaran dari pedoman ini adalah ibu hamil, ibu melahirkan, ibu nifas, bayi, balita ,
kader posyandu di wilayah kerja Puskesmas Gitik.

D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pedoman ini meliputi :
1. Pemantauan Kesehatan Ibu diantaranya
- Penjaringan Resiko Tinggi oleh Masyarakat dan tenaga kesehatan
- Komplikasi kebidanan yang di tangani
- Persalinan oleh Tenaga Kesehatan dan Jejaring.
- Persalinan Normal oleh Tenaga Kesehatan di Fasilitas Kesehatan
- Rujukan Ibu Hamil dan Nifas Resti
- Pemeriksaan Nifas Paripurna
2. Pemantauan Kesehatan Bayi
- KN 1 Murni
- Neonatal Komplikasi yang di tangani
- Rujukan Neonatal

E. Batasan Operasional
Batasan operasional pelayanan Program KIA baik di dalam gedung UKP
ataupun di luar gedung (UKM) menjemput bola untuk khasus tertentu.

Downloaded by Nasution Rasyid (avr.thyond@gmail.com)


lOMoARcPSD|26309918

BAB II

STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Pengelola program KIA Persalinan Normal adalah petugas yang telah mendapat
pelatihan program KIA. Petugas pelaksana KIA adalah petugas pelaksana yang
telah memenuhi standar kualifikasi sebagai tenaga pelaksana dan telah mendapat
pelatihan sesuai dengan tugasnya.

No Nama Jabatan Kualifikasi Formal Keterangan


1 Penanggung jawab Dokter
Program UKP
2 Pengelola Program Bidan
KIA
3 Petugas Pelaksana Bidan Melaksanakan
Perawat pelayanan kesehatan ibu
dan anak baik di dalam
gedung atau di luar
gedung

B. Distribusi Ketenagaan
Pengaturan dan penjadwalan kegiatan pelayanan kesehatan ibu dan anak
dikoordinir oleh penanggung jawab program UKP dan Pengelola Program KIA di
sesuaikan dengan tugas dan penanggung jawab Ruang Bersalin Puskesmas.

Downloaded by Nasution Rasyid (avr.thyond@gmail.com)


lOMoARcPSD|26309918

C. Jadwal Kegiatan Program KIA Persalinan Normal

Jan Februari Maret April Mei Juni Juli Agt Sept Okt November Des
No. Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Pemeriksaan Ibu
hamil Inpartu

2 Pertolongan
Persalinan
Normal

3 Pemantauan
Bumil Resiko
tinggi

4 Pelaksanaan
Rujukan Ibu dan
Bayi Resti

5 Pertolongan
pertama pada
kegawatdarurata
n ibu dan bayi

6 Pencatatan dan
pelaporan

Downloaded by Nasution Rasyid (avr.thyond@gmail.com)


lOMoARcPSD|26309918

7 Kemitraan dg
bidan wilayah
dan jejaring

8 Audit Maternal
Perinatal
Internal

9 Pemantauan
Kesehatan ibu
nifas dan
neonatal

Downloaded by Nasution Rasyid (avr.thyond@gmail.com)


lOMoARcPSD|26309918

BAB III

STANDAR FASILITAS

A. DENAH RUANG PELAYANAN PROGRAM KIA


Ruang pelayanan program KIA Persalinan di Dalam Gedung secara Umum

Denah Ruang Bersalin Rawat Inap

2
1
3 6

4
5

Ket ;
1. Incubator
2. Bad pasien
3. Bad pasien
4. tempat mencuci alat
5. Kamar mandi

Downloaded by Nasution Rasyid (avr.thyond@gmail.com)


lOMoARcPSD|26309918

6. Westapel
7. wastapel

B. STANDAR FASILITAS
Fasilitas yang dipakai pada pelayanan Program KIA adalah ANC kit, INC kit, PNC
kit dan Kunjungan Neonatus kit
1. ANC Kit

- Timbangan BB/TB

- Metelin

- Ukur LILA

- Protein urin tes

- Kertas Lakmus

- Funandoskop/Dopler

- USG

- Tensi meter dan stetoskop

- HB Sahli

- APD

2. INC Kit

- Partus set

- Infus set dan abocat

- Cairan infus

- Spuit 3 ml, kapas, kasa

- Jarum heting dan benang

- Lidokain, alcohol, betadine

- Obat emergency : MgSO4, Ca Glukonas, epinefrin, dexa

- Oksigen
Downloaded by Nasution Rasyid (avr.thyond@gmail.com)
lOMoARcPSD|26309918

- Dower kateter dan kateter foley

- Jelly

- Standar infus

- Sarung Tangan Panjang

- APD

3. PNC Kit

- APD

- Betadine

- Tensimeter dan stetoskop

- Senter

4. Neonatus Kit

- Timbangan BB Bayi

- Metelin

- Penghisap lender deele

- Oksigen

- Senter

- APD

Downloaded by Nasution Rasyid (avr.thyond@gmail.com)


lOMoARcPSD|26309918

BAB IV

TATALAKSANA PELAYANAN

A. Lingkup Kegiatan Pelayanan KIA Persalinan Normal di UKP


1. Pertolongan Persalinan Dalam Gedung
2. Pertolongan Persalinan Luar Gedung pada kasus tertentu.
3. Rujukan ke Rumah Sakit.
B. METODE
Metode yang dilaksanakan dalam kegiatan program KIA Persalinan Normal:
1. Anamnesa
2. Pemeriksaan fisik
3. Pemeriksaan Penunjang ( HB, Golda, PITC,Protein urin, Sputum dahak dll)
4. Rujukan Lintas Program/Unit
5. Rujukan ke Faskes sekunder
6. Pengobatan sederhana
7. Inform Consent
8. Tindakan Pra Rujukan

C. LANGKAH LANGKAH KEGIATAN

Kegiatan Persalian Normal 60 Langkah :


1. Mendengar & Melihat Adanya Tanda Persalinan Kala Dua.

2. Petugas memastikan hasil swab antigen / pcr pasien

- jika hasil PCR / Antigen positif segera dirujuk

Downloaded by Nasution Rasyid (avr.thyond@gmail.com)


lOMoARcPSD|26309918

- Jika hasil PCR / Antigen Negatif petugas mempersiapkan pertolongan persalian

3. Memastikan kelengkapan alat pertolongan persalinan termasuk mematahkan ampul oksitosin &
memasukan alat suntik sekali pakai 2½ ml ke dalam wadah partus set.

4. Meminta pasien untuk memakai masker

5. Petugas memakai APD Level 1 ( NMemakai Gown +] clemek plastic dan masker bedah)

6. Memakai celemek plastik.

7. Memastikan lengan tidak memakai perhiasan, mencuci tangan dgn sabun & air mengalir.

8. Menggunakan sarung tangan DTT pada tangan kanan yg akan digunakan untuk pemeriksaan
dalam.

9. Mengambil alat suntik dengan tangan yang bersarung tangan, isi dengan oksitosin dan letakan
kembali kedalam wadah partus set.

10. Membersihkan vulva dan perineum dengan kapas basah yang telah dibasahi oleh air matang
(DTT), dengan gerakan vulva ke perineum.

11. Melakukan pemeriksaan dalam – pastikan pembukaan sudah lengkap dan selaput ketuban
sudah pecah.

12. Mencelupkan tangan kanan yang bersarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5%, membuka
sarung tangan dalam keadaan terbalik dan merendamnya dalam larutan klorin 0,5%.

13. Memeriksa denyut jantung janin setelah kontraksi uterus selesai – pastikan DJJ dalam batas
normal (120 – 160 x/menit).

14. Memberi tahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik, meminta ibu untuk
meneran saat ada his apabila ibu sudah merasa ingin meneran.

15. Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk meneran (Pada saat ada his,
bantu ibu dalam posisi setengah duduk dan pastikan ia merasa nyaman.

16. Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang kuat untuk meneran.

Downloaded by Nasution Rasyid (avr.thyond@gmail.com)


lOMoARcPSD|26309918

17. Menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi nyaman, jika ibu belum
merasa ada dorongan untuk meneran dalam 60 menit.

18. Meletakan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut ibu, jika kepala bayi telah
membuka vulva dengan diameter 5 – 6 cm.

19. Meletakan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian bawah bokong ibu

20. Membuka tutup partus set dan memperhatikan kembali kelengkapan alat dan bahan

21. Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan.

22. Saat kepala janin terlihat pada vulva dengan diameter 5 – 6 cm, memasang handuk bersih pada
perut ibu untuk mengeringkan bayi jika telah lahir dan kain kering dan bersih yang dilipat 1/3
bagian dibawah bokong ibu. Setelah itu kita melakukan perasat stenan (perasat untuk melindungi
perineum dngan satu tangan, dibawah kain bersih dan kering, ibu jari pada salah satu sisi perineum
dan 4 jari tangan pada sisi yang lain dan tangan yang lain pada belakang kepala bayi. Tahan
belakang kepala bayi agar posisi kepala tetap fleksi pada saat keluar secara bertahap melewati
introitus dan perineum).

23. Setelah kepala keluar menyeka mulut dan hidung bayi dengan kasa steril kemudian memeriksa
adanya lilitan tali pusat pada leher janin

24. Menunggu hingga kepala janin selesai melakukan putaran paksi luar secara spontan.

25. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara biparental. Menganjurkan

kepada ibu untuk meneran saat kontraksi. Dengan lembut gerakan kepala kearah bawah dan distal
hingga bahu depan muncul dibawah arkus pubis dan kemudian gerakan arah atas dan distal untuk
melahirkan bahu belakang.

26. Setelah bahu lahir, geser tangan bawah kearah perineum ibu untuk menyanggah kepala, lengan
dan siku sebelah bawah. Gunakan tangan atas untuk menelusuri dan memegang tangan dan siku
sebelah atas.

27. Setelah badan dan lengan lahir, tangan kiri menyusuri punggung kearah bokong dan tungkai
bawah janin untuk memegang tungkai bawah (selipkan ari telinjuk tangan kiri diantara kedua lutut
janin)
Downloaded by Nasution Rasyid (avr.thyond@gmail.com)
lOMoARcPSD|26309918

28. Melakukan penilaian selintas :

a. Apakah bayi menangis kuat dan atau bernapas tanpa kesulitan?

b. Apakah bayi bergerak aktif ?

29. Mengeringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya kecuali bagian
tangan tanpa membersihkan verniks. Ganti handuk basah dengan handuk/kain yang kering.
Membiarkan bayi atas perut ibu.

30. Memeriksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam uterus.

31. Memberitahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitasin agar uterus berkontraksi baik.

32. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikan oksitosin 10 unit IM (intramaskuler) di 1/3
paha atas bagian distal lateral (lakukan aspirasi sebelum menyuntikan oksitosin).

33. Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem kira-kira 3 cm dari pusat bayi.
Mendorong isi tali pusat ke arah distal (ibu) dan jepit kembali tali pusat pada 2 cm distal dari klem
pertama.

34. Dengan satu tangan. Pegang tali pusat yang telah dijepit (lindungi perut bayi), dan lakukan
pengguntingan tali pusat diantara 2 klem tersebut.

35. Mengikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi kemudian melingkarkan
kembali benang tersebut dan mengikatnya dengan simpul kunci pada sisi lainnya.

36. Menyelimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan memasang topi di kepala bayi.

37. Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5 -10 cm dari vulva

38. Meletakan satu tangan diatas kain pada perut ibu, di tepi atas simfisis, untuk mendeteksi.
Tangan lain menegangkan tali pusat.

39. Setelah uterus berkontraksi, menegangkan tali pusat dengan tangan kanan, sementara tangan
kiri menekan uterus dengan hati-hati kearah doroskrainal. Jika plasenta tidak lahir setelah 30 – 40
detik, hentikan penegangan tali pusat dan menunggu hingga timbul kontraksi berikutnya dan
mengulangi prosedur.

Downloaded by Nasution Rasyid (avr.thyond@gmail.com)


lOMoARcPSD|26309918

40. melakukan penegangan dan dorongan dorsokranial hingga plasenta terlepas, minta ibu meneran
sambil penolong menarik tali pusat dengan arah sejajar lantai dan kemudian kearah atas, mengikuti
poros jalan lahir (tetap lakukan tekanan dorso-kranial).

41. Setelah plasenta tampak pada vulva, teruskan melahirkan plasenta dengan hati-hati. Bila perlu
(terasa ada tahanan), pegang plasenta dengan kedua tangan dan lakukan putaran searah untuk
membantu pengeluaran plasenta dan mencegah robeknya selaput ketuban.

42. Segera setelah plasenta lahir, melakukan masase pada fundus uteri dengan menggosok fundus
uteri secara sirkuler menggunakan bagian palmar 4 jari tangan kiri hingga kontraksi uterus baik
(fundus teraba keras)

43. Periksa bagian maternal dan bagian fetal plasenta dengan tangan kanan untuk memastikan
bahwa seluruh kotiledon dan selaput ketuban sudah lahir lengkap, dan masukan kedalam kantong
plastik yang tersedia.

44. Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum. Melakukan penjahitan bila laserasi
menyebabkan perdarahan.

45. Memastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan pervaginam.

46. Membiarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu paling sedikit 1 jam.

47. Setelah satu jam, lakukan penimbangan/pengukuran bayi, beri tetes mata antibiotik profilaksis,
dan vitamin K1 1 mg intramaskuler di paha kiri anterolateral.

48. Setelah satu jam pemberian vitamin K1 berikan suntikan imunisasi Hepatitis B di paha kanan
anterolateral.

49. Melanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahan pervaginam.

50. Mengajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai kontraksi.

51. Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah.

52. Memeriksakan nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit selama 1 jam pertama
pasca persalinan dan setiap 30 menit selama jam kedua pasca persalinan.

Downloaded by Nasution Rasyid (avr.thyond@gmail.com)


lOMoARcPSD|26309918

53. Memeriksa kembali bayi untuk memastikan bahwa bayi bernafas dengan baik.

54. Menempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5% untuk dekontaminasi (10
menit). Cuci dan bilas peralatan setelah di dekontaminasi.

55. Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang sesuai.

56. Membersihkan ibu dengan menggunakan air DDT. Membersihkan sisa cairan ketuban, lendir
dan darah. Bantu ibu memakai memakai pakaian bersih dan kering.

57. Memastikan ibu merasa nyaman dan beritahu keluarga untuk membantu apabila ibu ingin
minum.

58. Dekontaminasi tempat persalinan dengan larutan klorin 0,5%.

59. Membersihkan sarung tangan di dalam larutan klorin 0,5% melepaskan sarung tangan dalam
keadaan terbalik dan merendamnya dalam larutan klorin 0,5%

60. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.

61. Melengkapi partogr

Downloaded by Nasution Rasyid (avr.thyond@gmail.com)


lOMoARcPSD|26309918

KEGIATAN PELAPORAN
1. Perencanaan
- Dilakukan identifikasi kebutuhan dan harapan masyarakat yang berasal
dari survey, kotak saran dan keluhan, temu wicara dan umpan balik
- Dari saran dan harapan masyarakat dituangkan dalam Rencana Usulan
Kegiatan (RUK). Selain dari masyarakat RUK juga berasal dari rencana
lima tahunan puskesmas, Standar Pencapaian Minimal dan Indikator
Penilaian Kinerja Puskesmas (PKP).
- Setelah ada pendanaan maka RUK diubah menjadi RPK, yang kemudian di
lengakapi dengan matrik kegiatan dan jadwal selama setahun

2. Pencatatan
Pencatatan Hasil kegiatan Pelayanan KIA Persalinan Normal di Puskesmas Gitik
secara umum di kelompokkan menjadi

 Buku KIA
 Regester Rawat Jalan
 Buku Regester Persalinan
 Buku Laporan Persalinan
 Regester Rawat Inap
 Form Asuhan Kebidanan
 Lembar Observasi
 Partograf
 Les pasien
 Buku Regester USG
 Buku Rujukan
 Entri Data Online

3. Pengolahan Data

Setiap bulan koordinator persalinan menjumlah pasien dengan


mengelompokan pasien bersalin Umum,BPJS,Jampersal atau Gratis anak ke
Satu dan Dua. Menjumlah pasien Pra rujukan Umum,BPJS,Gratis,APS,Rujukan
Poli. Membuat cleam bulanan untuk pasien BPJS,melengkapi data pada buku
register ,les ,buku harian jalan dan buku hasil USG,

Downloaded by Nasution Rasyid (avr.thyond@gmail.com)


lOMoARcPSD|26309918

BAB V
LOGISTIK

Logistik yang diperlukan dalam pelayanan KIA Persalinan antara lain:


A. Bahan Habis pakai
1. Larutan klorin
2. APD: masker, sarung tangan, celemek, kacamata google, penutup kepala
3. Kapas dan kasa
4. Spuit
5. Antiseptik/ betadine
6. Obat anestesi
7. Obat Uterotonika: oxytocin,metil ergometrin
8. MgSO 4 20 % 4 mg dan MgSO4 6 mg
9. Obat emergency: Adrenalin 1;1000/ noradrenalin/ epinefrin/norepinefrin
10. Alkohol 70%
11. Cairan infuse: RL, Dextrose, NaCl
12. Infus set, Abocat
13. Aquadest
14. Benang Jahit cut gut/kromik
B. Alat
1. ANC kit
2. Partus Kit
3. PNC kit
4. Neonatus kit
5. USG

BAB VI

Downloaded by Nasution Rasyid (avr.thyond@gmail.com)


lOMoARcPSD|26309918

KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN PROGRAM

Keselamatan pasen (patient safety) adalah suatu system dimana puskesmas


membuat asuhan kebidanan lebih aman. Hal ini termasuk asesmen resiko, identifikasi dan
pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien, pelaporan dan analisis insiden,
kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya, implementasi solusi untuk menekan
timbulnya resiko. Sistem ini mencegah terjadinya cidera yang di sebabkan oleh kesalahan
akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya
diambil.
Tujuan penerapan keselamatan pasen adalah terciptanya budaya keselamatan
pasen, meningkatkan akuntabilitas puskesmas terhadap pasen dan masyarakat,
menurunkan kejadian tidak diharapkan (KTD) di puskesmas, terlaksananya program2
pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan kejadian yang tidak di harapkan.

Pelayanan KIA Persalinan memperhatikan keselamatan pasien dengan cara :


A. Identifikasi Potensi
- Kemungkinan kesalahan pemberian terapi yang sudah kadaluarsa
B. Pencegahan terjadinya kesalahan
- Petugas dalam melakukan pemberian terapi harus memperhatikan
kadaluarsanya.
C. Pelaporan
- Pengaduan barang yang sudah kadaluarsa di laporkan ke petugas gudang
obat
D. Pemberian Tanda Pengenal pada bayi
- Memberi gelang nama pada ibu dan bayi baru lahir
E. Penanganan / tindak lanjut
Mengembalikan obat/bahan ke petugas obat

BAB VII

Downloaded by Nasution Rasyid (avr.thyond@gmail.com)


lOMoARcPSD|26309918

KESELAMATAN KERJA

A. Tujuan
- Petugas Kesehatan di dalam menjalankan tugas dan kewajiban nya dapat
melindungi diri sendiri, pasen dan masyarakat dari penyebaran infeksi.
- Petugas kesehatan di dalam menjalankan tugas dan kewajibannya mempunyai
resiko tinggi terinfeksi penyakit menular di lingkungan tempat kerjanya, untuk
menghindarkan paparan tersebut, setiap petugas harus menerapkan prinsip
Universal Precaution dan sesuai PROKES.

B. Tindakan yang beresiko terpajan


- Cuci tangan yang kurang benar
- APD tidak dipakai ( Penutup kepala, kaca mata goggle, masker, sarung tangan,
celemek, boots)
- Masih recapping setelah melakukan tindakan injeksi
- PPI kurang terjaga.

C. Prinsip keselamatan Kerja


- Prinsip utama prosedur Universal Precaution dalam kaitan keselamatan kerja
adalah menjaga hygiene sanitasi individu,hygiene sanitasi ruangan .
- Ke dua prinsip tersebut di jabarkan menjadi 2 kegiatan pokok yaitu :
1. Cuci tangan 6 langkah guna mencegah infeksi silang
2. Pemakaian APD sesuai prosedur
3. Langsung membuang spuit yang sudah di pakai ke safety box tanpa recapping
4. Pemisahan Larutan Clorin dan DTT
5. Sterilisasi alat yang benar

Downloaded by Nasution Rasyid (avr.thyond@gmail.com)


lOMoARcPSD|26309918

BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Indikator mutu yang digunakan pada pelayanan KIA Persalinan di UKP Puskesmas
Gitik dalam memberikan pelayanan adalah pelayanan Persalian Aman dan bersih sesuai
ketepatan pelaksanaan penanganan PE sesuai SOP .
Indikator mutu akan di pantau oleh tim Mutu Puskesmas melalui monitoring dan
evaluasi pelaksanaan. Pencapaian indikator mutu dibahas dalam pertemuan tinjauan
manajemen dan di laporkan kepada kepala puskesmas.

Downloaded by Nasution Rasyid (avr.thyond@gmail.com)


lOMoARcPSD|26309918

BAB IX
PENUTUP

Pedoman ini sebagai acuan bagi karyawan puskesmas dan lintas sector terkait
dalam pelaksanaan kegiatan pelayanan KIA Persalinan di Puskesmas Gitik.
Keberhasilan kegiatan upaya pelayanan KIA Persalinan Normal merupakan
keberhasilan upaya penurunan angka kematian ibu dan bayi dan meningkatkan kualitas
pelayanan kesehatan KIA Persalinan yg Aman dan Bersih sesuai Prokes.
Berbagai permasalahan mendasar yang selama ini menjadi kendala di dalam
operasional pencatatan dan pelaporan dan rujukan dipelayanan Program KIA Persalinan
diharapkan dapat diatasi dengan tersusunnya Pedoman Internal Pelayanan KIA Persalinan
Puskesmas Gitik.

350305345-Pedoman
-Internal Hipertensi.do

Downloaded by Nasution Rasyid (avr.thyond@gmail.com)

Anda mungkin juga menyukai