Puji dan Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya
kepada kami, maka Laporan Evaluasi Program Kegiatan penurunan prevalensi stunting Bulan
Juni - Agustus 2022 ini dapat diselesaikan.
Dengan tersusunnya laporan ini di Rumah Umum Sakit Sumber Kasih, diharapkan akan
bermanfaat bagi upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Umum Sumber
Kasih. Selain itu manfaat secara luas lainnya adalah untuk mengembangkan pelayanan
kesehatan dan masyarakat sebagai pengguna jasa pelayanan kesehatan.
Laporan ini senantiasa akan terus dievaluasi, diperbaiki secara berkala dan
dikembangkan sesuai dengan kemajuan teknologi kedokteran dan kesehatan dan ketentuan dari
pengguna jasa pelayanan medis di Rumah Sakit Umum Sumber Kasih.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
BAB II KEGIATAN DAN CAPAIAN 3
BAB III EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN 9
BAB IV PENUTUP 10
LAMPIRAN
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. PENDAHULUAN
Percepatan penurunan stunting di Indonesia merupakan salah satu isuprioritas
karena akan memberikan dampak jangka pendek maupun jangka panjang. Dalam
jangka pendek, stunting dapat meningkatkan risiko kematian bayi dan balita serta
komunitas. Apabila masalah stunting dan masalah gizi lainnya tidak ditangani
(Riskesdas) 2018, masih cukup tinggi yaitu sebesar 30,8% (Balitbang Kemenkes
dengan rata-rata prevalensi stunting di dunia pada tahun yang sama yaitu 21,3%
kabupaten/kota fokus ini akan diperluas secara bertahap hingga mencakup seluruh
1. Latar Belakang
tumbuh panjang atau tingginya sesuai dengan potensinya. Seorang anak dianggap
stunting jika panjang/tinggi badannya turun di bawah minus 2 standar deviasi (SD)
masa kanak-kanak adalah bentuk kekurangan gizi yang paling umum terjadi
Menurut de Onis dan Branca (de Onis & Branca, 2016), stunting identik
dengan menilai panjang badan atau tinggi badan seorang anak. Panjang anak
digunakan dengan mengukur panjang telentang untuk anak kurang dari 2 tahun
sedangkan tinggi merupakan tinggi berdiri yang diukur untuk anak usia 2 tahun
atau lebih. Panjang atau tinggi badan ini kemudian ditafsirkan dengan
Standar deviasi dari median Standar Pertumbuhan Anak WHO. Stunting sering
kali dimulai sejak awal kehidupan, biasanya dalam rahim, dan umumnya
tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis terutama pada
1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Kondisi gagal tumbuh pada anak balita
disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu lama serta terjadinya infeksi
berulang, dan kedua faktor penyebab ini dipengaruhi oleh pola asuh yang tidak
umurnya lebih rendah dari standar nasional yang berlaku (Bappenas, 2019).
terhadap usia (PB/U) atau tinggi badan terhadap usia (TB/U) dapat
stunted). Anak usia 0-60 bulan dikatakan sangat pendek (severely stunted) jika
PB/U atau TB/U berada di bawah minus 3 SD, dan dikatakan pendek (stunted)
jika PB/U atau TB/U berada antara -3hingga -2 (minus 3 hingga minus 2) standar
2. Tujuan
a. Tujuan Umum
Meningkatkan mutu pelayanan Unit Gizi di Rumah Sakit Sumber Kasih.
b. Tujuan Khusus
1) Meningkatkan Mutu gizi perseorangan, keluarga dan masyarakat melalui : perbaikkan
pola konsumsi makanan dan perilaku sadar gizi.
2) Pemenuhan Standar Ketenagaan kuantitatif dan kualitatif
3) Peningkatan Mutu pelayanan dalam penurunan stunting di masyarakat
5
6
BAB II
KEGIATAN DAN PENCAPAIAN
6
7
BAB III
1. Program kerja tahun 2022 telah disusun dan sebagian kegiatan telah dilaksanakan
2. Rapat setiap 6 bulan Tim program Stunting dan Wasting telah dilaksanakan
3. Kegitan konseling dan edukasi dirawat jalan maupun rawat inap rutin dijadwalkan dalam
seminggu 2 kali.
7
8
BAB IV
PENUTUP
wasting di Rumah Sakit Umum Sumber kasih Cirebon. Disampaikan dengan harapan
penurunan prevalensi stunting dan wasting di Rumah Sakit Umum Sumber Kasih
Mengetahui
Direktur RSU Sumber Kasih