Anda di halaman 1dari 11

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN

KEJADIAN DIABETES MELITUS TIPE 2


DI RSU MITRA MEDIKA MEDAN

JURNAL

OLEH

ITA FEBRIANI HASIBUAN


1602031027

PROGRAM STUDI ILMU GIZI


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
INSTITUT KESEHATAN HELVETIA
MEDAN
2022
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIABETES MELITUS
TIPE 2 DI RSU MITRA MEDIKA MEDAN

Factors Associated With Type 2 Diabetes Mellitus At Rsu Mitra Medika Medan

Ita Febriani Hasibuan1*, Wanda Lestari2, Agnes Vera Sry Nababan3


1
Mahasiswa S1 Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat, Institut Kesehatan Helvetia, Medan, indonesia
2,3
Dosen S1 Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat, Institut Kesehatan Helvetia, Medan, indonesia
*Penulis Korespondensi

ABSTRAK
Pendahuluan : Diabetes Melitus (DM) adalah penyakit metabolisme yang merupakan uatu
kumpulan gejala yang timbul pada seseorang karena adanya peningkatan kadar glukosa darah diatas
normal. Diabetes Federation (IDF) menunjukkan bahwa jumlah penderita diabetes melitus pada tahun
2013 terdapat 382 juta. Di Sumatera Utara, prevalensi Diabetes Melitus meningkat setiap tahunnya,
dan Poliklinik Penyakit Dalam RSU Mitra Medika Medan tahun 2017 sebanyak 826 kasus dan pada
tahun 2018 sebanyak 905 kasus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang
berhubungan dengan kejadian diabetes melitus di Poliklinik Penyakit Penyakit Dalam RSU Mitra
Medika Medan tahun 2019. Jenis penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional.
Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien Diabetes Melitus di Poli Penyakit Dalam RSU
Mitra Medika Medan tahun 2019 sebanyak 65 responden. Pengumpulan data pada penelitian ini
menggunakan kuesioner dan menggunakan uji chi square. Berdasarkan hasil penelitian
menunjukkan faktor yang berhubungan dengan kejadian Diabetes Melitus adalah variabel umur p
value=0,0007, jenis kelamin p value= 0,001, akttifitas fisik p value= 0,14, obesitas p value= 0,001 dan
riwayat keluarga Diabetes Melitus p value= 0,001. Kesimpulan : ada hubungan yang bermakna
antara umur, jenis kelamin, obesitas dan riwayat keluarga DM dengan kejadian Diabetes Melitus.
Diharapkan pada penelitian ini dapat menjadi bekal ilmu bagi tempat peneliti.

Kata Kunci: Diabetes Melitus, Umur, Jenis Kelamin, Aktfitas Fisik, Obesitas, Riwayat
Keluarga DM.

Abstract
Background: Diabetes Mellitus (DM) is a metabolic disease which is a collection of
symptoms that arise in a person due to an increase in blood glucose levels above normal. The
Diabetes Federation (IDF) shows that the number of people with diabetes mellitus in 2013 was 382
million. In North Sumatra, the prevalence of Diabetes Mellitus increases every year, and the Internal
Medicine Polyclinic at Mitra Medika Medan General Hospital in 2017 had 826 cases and in 2018
there were 905 cases. This study aims to determine the factors associated with the incidence of
diabetes mellitus. This type of analytic descriptive research with a cross sectional approach. The
population in this study were all Diabetes Mellitus patients at the Internal Medicine Polyclinic at
Mitra Medika Hospital in Medan in 2019 with a total of 65 respondents. Collecting data in this study
using a questionnaire and using the chi square test. Based on the results of the study, the factors
associated with the incidence of Diabetes Mellitus were age, p value = 0.0007, gender, p value =
0.001, physical activity p value = 0.14, obesity p value = 0.001, and family history of Diabetes
Mellitus, p value = 0.001. So it can be concluded that there is a significant relationship between age,
gender, obesity and family history of DM with the incidence of Diabetes Mellitus. It is hoped that this
research can be a provision of knowledge for researchers.

Keywords: Diabetes Mellitus, Age, Gender, Physical Activity, Obesity, Family History of DM.

Alamat Korespondesi :
Ita Febriani Hasibuan: Institut Kesehatan Helvetia, Jl. Kapten Sumarsono No. 107, Helvetia, Medan,
Indonesia 20124. Email:itafebrianihasibuan

1
PENDAHULUAN tinggi (>240 mg/dl) pada pasien Diabetes
Perubahan gaya hidup berdampak Melitus tipe 2 menaikkan resiko koroner [1].
terhadap perubahan pola penyakit yang terjadi Diabetes Federation (IDF)
di masyarakat. Masalah kesehatan yang menunjukkan bahwa jumlah penderita diabetes
berhubungan dengan gaya hidup dan melitus pada tahun 2013 terdapat 382 juta. Di
merupakan masalah yang cukup serius terjadi Indonesia sendiri penyandang Diabetes
di negara maju dan negara berkembang adalah Melitus diperkirakan mengalami peningkatan
peningkatan jumlah kasus Diabetes Melitus. dari 8,4 juta jiwa pada tahun 2000 menjadi
Diabetes Melitus adalah penyakit metabolisme sekitar 21,3 juta jiwa pada tahun 2030
yang merupakan suatu kumpulan gejala yang mendatang. Dan angka tersebut menempatkan
timbul pada seseorang karena adanya Indonesia di peringkat ke 4 jumlah
peningkatan kadar glukosa darah di atas nilai penyandang Diabetes Melitus terbanyak di
normal[1]. dunia[5] .
Penyakit Diabetes Melitus atau Hasil Riset Kesehatan Dasar
dikenal juga di masyarakat sebagai penyakit (Riskesdas) tahun 2013 diperoleh Proporsi
kronis yang ditandai dengan peningkatan penduduk ≥15 tahun dengan Diabetes Melitus
kadar gula dalam darah sebagai akibat adanya (adalah 6,9 persen. Prevalensi Diabetes
gangguan sistem metabolisme dalam tubuh, Melitus yang terdiagnosis dokter dan atau
dimana organ pankreas tidak mampu gejala, tertinggi terdapat di Sulawesi Tengah
memproduksi insulin sebagai kebutuhan (3,7%), Sulawesi Utara (3,6%), dan Sulawesi
tubuh[2]. Selatan (3,4%). Proporsi penduduk umur ≥15
Diabetes Melitus merupakan penyebab tahun dengan toleransi glukosa terganggu
hiperglikemi. Hiperglikemi disebabkan oleh (TGT) mencapai 29,9% [6].
berbagai hal, namun hiperglikemi paling Provinsi Sumatera Utara menjadi salah
sering disebabkan oleh Diabetes Melitus. Pada satu propinsi dengan prevalensi penderita
Diabetes Melitus gula menumpuk dalam darah Diabetes Melitus tertinggi di Indonesia dengan
sehingga gagal masuk ke dalam sel. Kegagalan prevalensi sebesar 2.3% yang di diagnose
tersebut terjadi akibat hormon insulin dokter berdasarkan gejala, hal ini membuat
jumlahnya kurang atau cacat fungsi. Hormon Provinsi Sumatera Utara menjadi salah satu
insulin merupakan hormon yang membantu dari 10 besar provinsi dengan prevalensi
masuknya gula darah[3]. Diabetes Melitus tertinggi di Indonesia [7] .
Diabetes Melitus adalah penyebab Diabetes Melitus tipe 2 merupakan
utama jantung dan stroke, serta penyebab awal penyakit multifaktorial dengan komponen
kegagalan ginjal, amputasi non traumatik genetik dan lingkungan yang sama kuat dalam
ekstremitas bawah, dan kasus baru kebutaan proses timbulnya penyakit tersebut. Pengaruh
pada orang dewasa. Meningkatnya kolesterol faktor genetik terhadap penyakit ini dapat
dapat terjadi jika seseorang memiliki beberapa terlihat jelas dengan tingginya penderita
faktor risiko lainnya seperti Diabetes Melitus, diabetes yang berasal dari orang tua yang
sehingga menimbulkan suatu kondisi dimana memiliki riwayat Diabetes Melitus
kolesterol menumpuk di dinding pembuluh sebelumnya. Diabetes Melitus tipe 2 sering
darah areteri[4] . juga di sebut diabetes life style karena
Selain terjadi gangguan metabolisme penyebabnya selain faktor keturunan, faktor
gula, pada pasien Diabetes Melitus juga lingkungan meliputi usia, obesitas, resistensi
mengalami gangguan metabolisme lipid, insulin, makanan, aktifitas fisik, dan gaya
sering disertai kenaikan berat badan sampai hidup[8].
terjadinya obesitas, dan tidak sedikit pula Penanggulangan Diabetes Melitus
gejala hipertensi. Profil kolesterol total yang yang efektif dan efisien membutuhkan
program pencegahan dan penanggulangan

2
yang tepat sasaran. Salah satu cara belakang permasalahan diatas, peneliti tertarik
mencegahnya adalah dengan mengetahui untuk melakukan penelitian mengenai faktor –
karakteristik individu yang beresiko faktor yang berhubungan dengan kejadian
mengalami Diabetes Melitus. Berdasarkan Diabetes Mellitus Tipe 2 pada pasie rawat
teori terdapat beberapa faktor resiko yang jalan di RSU Mitra Medika Medan tahun
berhubungan dengan kejadian Diabetes 2018.
Melitus, yaitu faktor sosio demografi, perilaku Tujuan Penelitian untuk mengetahui
dan keadaan klinis atau mental individu. hubungan umur, jenis kelamin, aktifitas fisik,
Faktor sosio demografi diantaranya adalah obesitas dan riwayat kelurga dengan pasien
usia, jenis kelamin, pekerjaan, tingkat rawat jalan poli penyakit dalam di RSU Mitra
pendidikan dan status perkawinan. Perilaku Medika Medan
atau gaya hidup yang dimaksud adalah
kebiasaan makan, merokok dan aktivitas fisik. METODELOGI PENELITIAN
Sedangkan keadaan klinis atau mental adalah Jenis penelitian ini adalah survey
indeks massa tubuh, lingkar perut dan stress analitik dengan desain cross sectional yang
[9]. bertujuan untuk mengetahui faktor faktor yang
Pada saat saya melakukan survey awal berhubungan dengan kejadian Diabetes
di RSU Mitra Medika Medan saya melakukan Melitus tipe 2 di mana pengambilan data
wawancara dengan beberapa pasien rawat variabel dependen yang diteliti adalah umur,
jalan di poli umum, yang pertama dengan jenis kelamin, aktifitas fisik, obesitas dan
Ny.A umur 62 tahun dan Tn. T dengan Umur riwayat keluarga. Sedangkan variabel
58 tahun. Ny. A didiagnosa terkena penyakit independennya adalah Diabetes Melitus tipe
Diabetes Melitus di umur beliau 60 tahun dan 2 . Dimana pengambilan data akan dilakukan
mempunyai keluarga yang mengidap penyakit pada waktu bersamaan [30]. Penelitian ini
yang sama yakni kakak beliau, Ny. A adalah dilakukan sejak bulan Oktober sampai
perokok, dan memiliki berat badan sebelum Desember 2018, pengumpulan data dilakukan
menderita Diabetes yakni 60 Kg dengan tinggi pada bulan februari selama 1 bulan tanggal 05-
badan 160 menurut IMT (Indeks Massa februari 2019 sampai tanggal 05 maret 2019.
Tubuh) adalah 23,43 Kg/m2 = normal. Penelitian ini dilakukan di poli penyakit dalam
Sedangkan Tn. T didiagnosa terkena penyakit RSU Mitra Medika Medan. Populasi dalam
Diabetes pada umur 55 tahun, tidak penelitian ini adalah semua penderita Diabetes
mempunyai keluarga yang mengidap Diabetes, Melitus rawat jalan di Rumah Sakit Umum
tapi pola makan berlebihan, dan kurang Mitra Medika Medan.
olahraga.
Data yang diperoleh dari rekam medik Hasil Penelitian
RSU Mitra Medika Medan menunjukkan Karateristik Responden
bahwa Diabetes Melitus merupakan penyakit Karakteristik responden dari penelitian
peringkat kedua terbanyak pada pasien rawat adalah pasien yang datang di poli penyakit
jalan dan rawat inap. Prevalensi Diabetes dalam RSU Mitra Medika Medan meliputi:
Melitus pada tahun 2017 terdapat sebanyak umur, jenis kelamin, aktifitas fisik, obesitas
826 kasus, sedangkan tahun 2018 telah tercatat dan riwayat penyakit keluarga. Gambaran
mencapai 905 kasus. Berdasarkan latar karateristik dapat dilihat pada tabel berikut:

3
Tabel 1 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Umur, Aktifitas fisik, IMT, Riwayat
Kejadian DM
Umur Frekuensi (n) Persen (%)
≥ 45 tahun 51 78.5
< 45 tahun 14 21.5
Umur
Laki – laki 25 38.5
Perempuan 40 61,5
Aktifitas fisik
Ringan 61 93,8
Berat 4 6,2
IMT
Obesitas 38 58,5%
Tidak obesitas 27 41,5%
Riwayat Kejadian DM
Tidak ada 28 43.1
Ada 37 56.9
Total 65 100.0

Tabel di atas menunjukan bahwa sebanyak 38 orang (58,8%) mengalami


persentase responden dengan umur ≥ 45 tahun obesitas dan 27 orang (41,5%) mengalami
sebanyak 51 orang (78,5%) dan umur < 45 tidak obesitas, sebanyak 28 orang (43.1%)
tahun sebanyak 14 orang (21,5%). Persentase tidak mempunyai riwayat keluarga menderita
responden dengan jenis kelamin laki-laki Diabetes dan 37 orang (56.9%) mempunyai
sebanyak 25 orang (38,5%) dan jenis kelamin riwayat keluarga menderita Diabetes Melitus.
perempuan sebanyak 40 orang (61,5%). Analisis Bivariat
Persentase responden dengan jenis aktifitas Data hasil penelitian terdiri dari
fisik ringan sebanyak 61 orang (93,8%) dan variabel bebas yaitu pengetahuan gizi dan pola
aktifitas berat sebanyak 4 orang (61,5%), makan serta varaiabel terikat yaitu obesitas.

Hubungan antara umur dengan kejadian Diabetes Melitus pada pasien rawat jalan di poli
penyakit dalam RSU Mitra Medika Medan.
Tabel 2 Distribusi frekuensi umur dengan kejadian Diabetes Melitus
Penyakit DM
Total P
Umur DM Tidak DM
value
n % n % N %
>45 tahun 38 74,5 13 25,4 51 100
<45 tahun 5 35,7 9 64,2 14 100 0,007
Total 43 110,2 22 89,8 65 100

Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat tahun (35,7%). Dari hasil uji stastik chi-square
bahwa dari 51 responden persentase penderita diperoleh nilai Pvalue = 0,007 (p< 0,050
diabetes melitus yang memiliki umur >45 berarti ada hubungan yang bermakna dengan
tahun sebanyak (74,5%) lebih tinggi antara umur dengan kejadian Diabetes Melitus.
dibandingkan dengan yang memiliki umur <45

4
Hubungan antara jenis kelamin dengan kejadian Diabetes Melitus pada pasien rawat jalan di
poli penyakit dalam RSU Mitra Medika Medan.

Tabel 3 Distribusi frekuensi umur dengan kejadian Diabetes Melitus


Penyakit DM
Total P
Jenis Kelamin DM Tidak DM
value
n % n % N %
Perempuan 12 42,8 16 57,2 28 100
Laki-laki 31 83,7 6 16,3 37 100 0,001
Total 43 126,5 22 72,5 65 100

Berdasarkan 3 dapat dilihat bahwa perempuan sebanyak (77,5%) lebih tinggi


dari 25 responden persentase penderita dibandingkan dengan laki – laki (48%).
diabetes melitus yang memiliki jenis kelamin

Hubungan antara aktifitas fisik dengan kejadian Diabetes Melitus pada pasien rawat jalan di
poli penyakit dalam RSU Mitra Medika Medan.
Tabel 4.Distribusi frekuensi aktifitas fisik dengan kejadianDiabetes Melitus
Penyakit DM
Aktifitas Total P
DM Tidak DM
Fisik value
n % N % n %
Ringan 39 63,9 22 36,0 61 100
Berat 4 100 0 0 4 100 0,14
Total 43 163,9 22 36,0 65 100

Berdasarkan tabel 4. dapat dilihat (100%).Dari hasil uji stastik chi-square


bahwa dari 61 responden persentase penderita diperoleh nilai Pvalue = 0, 14 (p< 0,050 berarti
diabetes melitus yang memiliki aktifitas ringan tidak ada hubungan yang bermakna dengan
sebanyak 39 orang (63,9%) lebih rendah antara aktifitas fisik dengan kejadian Diabetes
dibandingkan dengan aktifitas berat 4 orang Melitus.
Hubungan antara IMT dengan kejadian Diabetes Melitus pada pasien rawat jalan di poli
penyakit dalam RSU Mitra Medika Medan.

Tabel 5 Distribusi IMT dengan kejadian Diabetes Melitus


Penyakit DM
Total P
Obesitas DM Tidak DM
value
N % N % n %
Obesitas 33 86,8 5 13,2 38 100
Tidak obesitas 10 37,0 17 63,0 27 100 0,001
Total 43 1238 22 76,2 65 100

Berdasarkan tabel 5. dapat dilihat stastik chi-square diperoleh nilai Pvalue =


bahwa dari 38 responden persentase penderita 0,001 (p< 0,050 berarti ada hubungan yang
diabetes melitus yang obesitas sebanyak bermakna antara obesitas dengan kejadian
(86,8%) lebih tinggi dibandingkan dengan Diabetes Melitus.
yang tidak obesitas (63,0%).Dari hasil uji

5
Hubungan antara riwayat keluarga dengan kejadian Diabetes Melitus pada pasien rawat jalan
di poli penyakit dalam RSU Mitra Medika Medan.
Tabel 6 Distribusi riwayat keluarga dengan kejadian Diabetes Melitus
Penyakit DM
Riwayat Total P
DM Tidak DM
keluarga value
n % n % n %
Tidak ada 12 42,8 16 57,2 28 100
Ada 31 83,7 6 16,3 37 100 0,001
Total 43 126,5 22 72,5 65 100

Berdasarkan tabel 6 dapat dilihat 95% dan odds ratio (OR) dengan bantuan
bahwa dari 38 responden persentase penderita komputer diperoleh hasil p value = 0,009 <
diabetes melitus yang memilki riwayat (0,05) atau data signifikan yang artinya ada
keluarga DM sebanyak (42,8%) lebih rendah hubungan umur dengan kejadian diabetes
dibandingkan dengan yang ada riwayat DM melitus tipe 2 di RSU GMIM pancoran kasih
sebanyak (83,7%).Dari hasil uji stastik chi- Manado di Fakultas Kesehatan Masyarakat
square diperoleh nilai Pvalue = 0,001 (p< Universitas Sam Rasulangi Manado. Hasil
0,050 berarti ada hubungan yang bermakna pengumpulan data didapatkan bahwa sebagian
antara riwayat keluarga dengan kejadian besar penderita DM tipe2 berumur ≥45 tahun
Diabetes Melitus. sebesar (94,7%) [10]
Hasil penelitian ini juga sepaham yang
Pembahasan Penelitian dilakukan oleh Kosasi, dengan judul analisis
Hubungan Umur dengan Kejadian DM hubungan antara umur dan riwayat keluarga
Hasil dari tabulasi silang pada tabel 1 menderita DM dengan kejadian penyakit DM
dapat dilihat dari 65 orang responden yang tipe 2 pada pasien rawat jalan di poliklinik
kategori umur ≥45 tahun dan DM sebanyak 38 penyakit dalam RSUD Dr. Achmad Mochtar
orang (74,5%) sedangkan kategori umur ≥45 Bukit Tinggi Tahun 2016 yang menyatakan
tahun dan tidak DM sebanyak 13 orang bahwa hasil uji statistik diperoleh nilai p
(25,4%). Dari 65 responden yang kategori value0,000 (<0,05) yang menunjukan bahwa
umur <45 tahun dan DM sebanyak 5 orang ada hubungan antara umur ≥45 tahun dengan
(35,7%) sedangkan kategori umur <45 tahun kejadian diabetes melitus pada masyarakat
dan tidak DM sebanyak 9 orang (64,2%). urban. Hasil analisis diperoleh nilai OR = 7,6
Berdasarkan hasil uji chi-square umur dapat diartikan bahwa seseorang dengan umur
responden diperoleh nilap p value 0,007 dan ≥45 tahun mempunyai risiko sebesar 8 kali
oleh karena itu nilai p value (0,007<0,05). lebih besar untuk mengalami diabetes melitus
Dengan demikian dapat disimpulkan ada tipe II dibandingkan dengan orang yang
hubungan antara umur dengan kejadian DM di berumur kurang dari 45 tahun [11]
RSU Mitra Medika Medan tahun 2019. Penelitian ini juga sepaham yang
Penelitian ini juga sejalan dengan dilakukan oleh Irfan dkk, dengan judul
penelitian yang dilakukan oleh Trivena,dkk gambaran tingkat risiko dan faktor – faktor
dengan judul faktor – faktor yang berhubungan yang berhubungan dengan risiko diabetes
dengan kejadian diabetes melitus tipe 2 di melitus tipe 2 di Buaran serpong tahun 2016
RSU GMIM pancoran kasih Manado di yang menyatakan bahwa hasil uji statistik
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas diperoleh nilai p value0,029 (<0,05) yang
Sam Rasulangi Manado tahun 2017 yang menunjukan bahwa ada hubungan antara umur
menyatakan bahwa hasil uji analisis data dengan risiko diabetes melitus tipe 2 di Buaran
menggunakan uji chi square (tingkat Serpong.
kemaknaan α=0,05), confidence interval (CI)=

6
Hal ini juga sesuai dengan pendapat Penelitian yang dilakukan oleh Rosita
Smeltzer dan Bare (2008), bahwa umur sangat dkk, tahun 2016 dengan judul Hubungan
erat kaitannya dengan kenaikan gula darah, Antara Jenis Kelamin, Umur, Dan Aktivitas
dimana semakin meningkat umur maka resiko Fisik Dengan Diabetes Melitus Tipe 2 Pada
mengalami DM tipe 2 semakin tinggi. Proses Lansia Di Puskesmas Balaraja Kabupaten
menua akan menyebabkan perubahan anatomi, Tangerang yang menyatakan dimana hasil uji
fisiologi dan biokimia tubuh yang salah satu chi square menunjukan bahwa terdapat
dampaknya adalah meningkatnya resistensi hubungan yang bermakna antara jenis kelamin
insulin. Menurut WHO, setelah usia 30 tahun, dengan kejadian diabetes melitus dengan nilai
kadar gula darah akan naik 1-2 mg/dL/tahun p value = 0,044 (<0,05) [14].
pada saat puasa, dan akan naik 5.6-13 mg/dL Tingginya kejadian DM pada
pada 2 jam setelah makan . Selain itu, pada perempuan dapat disebabkan oleh adanya
individu yang lebih tua juga mengalami perbedaan komposisi tubuh dan perbedaan
penurunan aktivitas mitokondria di sel-sel otot kadar hormon seksual antara perempuan dan
sebesar 30% dan memicu terjadinya resistensi lakilaki dewasa. Perempuan memiliki jaringan
insulin. Pada usia tua juga cenderung memiliki adiposa lebih banyak dibandingkan lakilaki.
gaya hidup yang kurang aktif dan pola makan Hal ini dapat diketahui dari perbedaan kadar
tidak seimbang [12]. lemak normal antara laki-laki dan perempuan
Hubungan Jenis Kelamin dengan Kejadian dewasa, dimana pada laki-laki berkisar antara
DM 15 – 20% sedangkan pada perempuan berkisar
Hasil dari tabulasi silang pada tabel antara 20 – 25% dari berat badan [15].
4.7 dapat dilihat dari 65 orang responden yang Penurunan konsentrasi hormon estrogen pada
kategori jenis kelamin laki – laki dan DM perempuan menopause menyebabkan
sebanyak 12 orang (48%) sedangkan kategori peningkatan cadangan lemak tubuh terutama
jenis kelamin laki – laki dan tidak DM di daerah abdomen yang akan meningkatkan
sebanyak 13 orang (52%). Dari 65 responden pengeluaran asam lemak bebas. Kedua kondisi
yang kategori jenis kelamin perempuan dan ini menyebabkan resistensi insulin [16].
DM sebanyak 31 orang (77,5%) sedangkan Wanita lebih berisiko mengidap
kategori jenis kelamin perempuan dan tidak diabetes karena secara fisik wanita memiliki
DM sebanyak 9 orang (22,5%). peluang peningkatan indeks masa tubuh yang
Berdasarkan penelitian ini hasil uji lebih besar. Sindroma siklus bulanan
chi-square jenis kelamin responden diperoleh (premenstrual syndrome), pasca-menopouse
nilap p value 0,001 dan oleh karena itu nilai p yang membuat distribusi lemak tubuh menjadi
value (0,001<0,05). Dengan demikian dapat mudah terakumulasi akibat proses hormonal
disimpulkan ada hubungan antara jenis tersebut sehingga wanita berisiko menderita
kelamin dengan kejadian DM di RSU Mitra diabetes mellitus tipe2 [17].
Medika Medan tahun 2019. Hubungan Aktifitas Fisik dengan Kejadian
Penelitian ini berbeda dengan DM
penelitian yang dilakukan oleh Melly Ana Sari Hasil dari tabulasi silang pada tabel 4
dengan judul faktor risiko kejadian diabetes dapat dilihat dari 65 orang responden yang
melitus tipe II pada masyarakat urban kota kategori aktifitas fisik ringan dan DM
semarang tahun 2016 yang menyatakan bahwa sebanyak 39 orang (63,9%) sedangkan
hasil uji statistik diperoleh nilai p value0,365 kategori aktifitas fisik ringan dan tidak DM
(>0,05) yang menunjukan bahwa tidak sebanyak 22 orang (36%). Dari 65 responden
terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan yang kategori aktifitas fisik berat dan DM
kejadian diabetes melitus pada masyarakat sebanyak 4 orang (100%) sedangkan kategori
urban [13]. aktifitas fisik berat dan tidak DM sebanyak 0
orang (0%).

7
Berdasarkan hasil uji chi-square Penelitian ini juga sejalan dengan
aktifitas fisik responden diperoleh nilap p penelitian yang dilakukan oleh Dewi,dkk
value 0,014 dan oleh karena itu nilai p value dengan judul analisis faktor yang
(0,14<0,05). Dengan demikian dapat mempengaruhi kejadian diabetes melitus (DM)
disimpulkan tidak ada hubungan antara tipe 2 di STIKES AL-Irsyad Al-Islamiyah
aktifitas fisik dengan kejadian DM di RSU Cilacap tahun 2017 yang menyatakan bahwa
Mitra Medika Medan tahun 2019. hasil uji analisis data menggunakan chi square
Penelitian ini juga sejalan dengan sedangkan analisis multivariat menggunakan
penelitian yang dilakukan oleh Dewi,dkk uji regresi logistic berganda dengan bantuan
dengan judul analisis faktor yang komputer diperoleh hasil p value = 0,020 <
mempengaruhi kejadian diabetes melitus (DM) (0,05) atau data signifikan yang artinya ada
tipe 2 di STIKES AL-Irsyad Al-Islamiyah hubungan antara obesitas dengan faktor yang
Cilacap tahun 2017 yang menyatakan bahwa mempengaruhi kejadian diabetes melitus (DM)
hasil uji analisis data menggunakan chi square tipe 2 di STIKES AL-Irsyad Al-Islamiyah
sedangkan analisis multivariat menggunakan Cilacap tahun 2017.
uji regresi logistic berganda dengan bantuan Hasil penelitian ini juga sepaham yang
komputer diperoleh hasil p value = 0,279 > dilakukan oleh Shara, dkk dengan judul faktor
(0,05) atau data tidak signifikan yang artinya risiko kejadian diabetes melitus tipe II di
tidak ada hubungan antara aktifitas fisik Puskesmas Kecamatan Cengkareng Jakarta
dengan faktor yang mempengaruhi kejadian Barat Tahun 2012 pada yang menyatakan
diabetes melitus (DM) tipe 2. bahwa hasil uji statistik diperoleh nilai p
Hasil penelitian ini juga sepaham yang value0,006 (<0,05) yang menunjukan bahwa
dilakukan oleh Melly Ana Sari dengan judul ada hubungan antara IMT dengan kejadian
faktor risiko kejadian diabetes melitus tipe II diabetes melitus tipe II di Puskesmas
pada masyarakat urban kota semarang tahun Kecamatan Cengkareng Jakarta Barat.
2016 yang menyatakan bahwa hasil uji Indeks masa tubuh secara bersama-
statistik diperoleh nilai p value0,0458 (<0,05) sama dengan variable lainnya mempunyai
yang menunjukan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan dengan diabetes
hubungan antara aktifitas fisik dengan mellitus. Hasil perhitungan ORmenunjukan
kejadian diabetes melitus pada masyarakat seseorang yang obesitas mempunyai risiko
urban [13]. untuk menderita diabetes. Kelompok dengan
Hubungan IMT dengan Kejadian DM risiko diabetes terbesar adalah kelompok
Hasil dari tabulasi silang pada tabel obesitas, dengan odds7,14 kali lebih besar
4.9 dapat dilihat dari 65 orang responden yang dibandingkan dengan kelompok IMT normal.
kategori obesitas dan DM sebanyak 33 orang Penelitian menurut Sunjaya (2009)
(86,8%) sedangkan kategori obesitas dan menemukan bahwa individu yang mengalami
tidak DM sebanyak 10 orang (37,0%). Dari 65 obesitas mempunyai risiko 2,7 kali lebih besar
responden yang kategori tidak obesitas dan untuk terkena diabetes mellitus dibandingkan
DM sebanyak 10 orang (37,0%) sedangkan dengan individu yang tidak mengalami
kategori tidak obesitas dan tidak DM sebanyak obesitas.Adanya pengaruh indek masa tubuh
17 orang (63,0%). terhadap diabetes mellitus ini disebabkan oleh
Berdasarkan hasil uji chi-square kurangnya aktivitas fisik serta tingginya
obesitas responden diperoleh nilap p value konsumsi karbohidrat, protein dan lemak yang
0,001 dan oleh karena itu nilai p value merupakan factor risiko dari obesitas. Hal
(0,001<0,05). Dengan demikian dapat tersebut menyebabkan meningkatnya Asam
disimpulkan ada hubungan antara IMT Lemak atau Free Fatty Acid (FFA) dalam sel.
dengan kejadian DM di RSU Mitra Medika Peningkatan FFA ini akan menurunkan
Medan tahun 2019. translokasi transporter glukosa ke

8
membraneplasma, dan menyebabkan gaya hidup dan pola makan masarakat.
terjadinya resistensi insulinpada jaringan otot Kegiatan lain berupa kegiatan deteksi
dan adipose [18]. dini/skrining dan check up teratur juga penting
Kegemukan dapat menyebabkan untuk dilakukan
insulin yang beredar di dalam darah menjadi
tidak efektif. Insulin yang ada tidak dapat lagi Saran
menghantar seluruh glukosa darah masuk ke Sebaiknya Pihak Rumah Sakit perlu
dalam sel. Adanya resistensi insulin meningkatkan penyuluhan bagaimana
menyebabkan kelenjar pankreas terpacu untuk terjadinya Diabetes Melitus memberikan
menghasilkan lebih banyak lagi insulin, leaflet saat kunjungan ke Poly di RSU Mitra
dengan maksud menurunkan kadar glukosa Medika Medan.
darah. Akibatnya, kadar insulin di dalam darah
menjadi berlebihan. Keadaan ini disebut Daftar Pustaka
hiperinsulinemia, dan ini berbahaya. Dengan
mengukur kadar insulin darah dalam keadaan [1] R. Bilous and D. Richard, “BUKU
puasa, maka kadar yang melebihi 30 mU/ml PEGANGAN DIABETES Edisi Ke 4,”
atau lebih 20 mU/ml menunjukkan adanya Handb. Diabetes 4th ed, p. 3, 2014.
hiperinsulinemia. Keadaan hiperinsulinemia [2] M. E. Fitriyanti, H. Febriawati, and L.
akan menimbulkan penyakit diabetes melitus Yanti, “Diabetes Mellitus,” J.
[19]. Keperawatan Muhammadiyah
Bengkulu, vol. 07, pp. 597–603, 2017.
Ringkasan [3] M. K. Dr. Kusnanto, S.Kp., Asuhan
Diabetes Melitus (DM) merupakan Keperawatan Klien Dengan Diabetes
penyakit kronis yang ditandai dengan Mellitus: Pendekatan Holistic Care.
hiperglikemiadan intoleransi glukosa yang 2016.
terjadi karena kelenjar pankreas tidak dapat [4] Kemenkes RI, “Diabetes Fakta dan
memproduksi insulin secara adekuat yang atau Angka,” Info Datin, vol. 161, no. 5, pp.
karena tubuh tidak dapat menggunakan insulin 1058–1063, 2018.
yang diproduksi secara efektif atau kedua- [5] Kementerian Kesehatan RI., “Infodatin
duanya. Faktor risiko yang tidak dapat diubah, tetap produktif, cegah, dan atasi
faktor risiko yang dapat diubah dan faktor lain Diabetes Melitus 2017,” Pusat Data
yang dianggap relevan dengan tempat dan Informasi Kementerian Kesehatan
penelitian. Faktor risiko yang tidak dapat RI. pp. 1–10, 2017. [Online].
diubah yang diteliti adalah umur, faktor risiko Available:
yang dapat diubah yang diteliti adalah obesitas https://pusdatin.kemkes.go.id
berdasarkan IMT, aktivitas fisik dan faktor /resources/download/pusdatin/infodatin
lain yang diteliti adalah riwayat penyakit /Infodatin-2020-Diabetes-Melitus.pdf
keluarga dan obesitas [6] F. E. Linder, “National Health Survey,”
Science (80-. )., vol. 127, no. 3309, pp.
Kesimpulan 1275–1279, 1958, doi:
Berdasarkan Dari penelitian ini dapat 10.1126/science.127.3309.1275.
disimpulkan bahwa faktor factor yang [7] K. Teguh Martono, “Katapengantar,” J.
berhubungan dengan kejadian DM Tipe 2 Sist. Komput., vol. 5, no. 2, 2015.
adalah penderita dengan jenis kelamin, [8] Erniati, “Faktor-Faktor Yang
obesitas, aktivitas fisik, umur dan riwayat Berhubungan Dengan Diabetes Melitus
penyakit keluarga. Untuk menurunkan Tipe 2 Pada Lanjut Usia di Pos
kejadian obesitas perlu dilakukan memperbaiki Pembinaan Terpadu Kelurahan
Cempaka Putih,” pp. 10–22, 2013,

9
[Online]. Available: BALARAJA KABUPATEN
https://repository.uinjkt.ac.id/ TANGERANG,” J. Kesehat. Masy.,
dspace/bitstream/123456789/25857/1/E vol. 10, no. 3, pp. 364–371, May 2022,
RNIATI-fkik.pdf doi: 10.14710/JKM.V10I3.33186.
[9] O. A. Heryana, “Faktor Risiko [15] M. Adi, Sehat dan Sembuh dengan
Diabetes Melitus,” Buku Saku Diabetes Lemak. Jakarta: PT Alex Media
Melitus Untuk Awam, p. 10, 2020. Komputindo, 2009.
[10] F. R. Mahmud, S. Sudirman, and N. [16] A. A. W. Lestari, “Resistensi Insulin :
Afni, “Faktor-Faktor Yang Definisi, Mekanisme, dan Pemeriksaan
Berhubungan Dengan Penyakit Laboratoriumnya,” Buku Ilm. Clin.
Diabetes Melitus Di Ruang Poli Interna Pathol. Updat. SURAMADE, vol. 1, pp.
Rsud Mokopido Kabupaten Tolitoli,” J. 1–8, 2011, [Online]. Available:
Kolaboratif Sains, vol. 1, no. 1, pp. https://repositori.
168–175, 2017. unud.ac.id/protected/storage/upload/rep
[11] S. S. M. Kosasi, “Faktor-Faktor Yang ositori/ad31ce278a7564c52f74b34e9c5
Berhubungan Dengan Kejadian fa38e.pdf
Diabetes Melitus Di Poliklinik [17] S. Gunawan and R. Rahmawati,
Penyakit Dalam RSUD Dr. Achmad “Hubungan Usia, Jenis Kelamin dan
Mochtar Bukittinggi Tahun 2016,” J. Hipertensi dengan Kejadian Diabetes
Kesehat., vol. 8, no. 1, pp. 92–97, Mellitus Tipe 2 di Puskesmas Tugu
2017, [Online]. Available: Kecamatan Cimanggis Kota Depok
https://ejurnal.stikesprimanusantara.ac.i Tahun 2019,” ARKESMAS (Arsip
d/ Kesehat. Masyarakat), vol. 6, no. 1, pp.
ejurnal/index.php/JKPN/article/view/29 15–22, 2021, doi:
1 10.22236/arkesmas.v6i1.5829.
[12] Y. F. S. R. Neila Ramdhani, Supra [18] Asmadi, “Teknik prosedural konsep &
Wimbarti, “Psikologi untuk Indonesia kebutuhan dasar klien,” 2008,
Tangguh dan Bangga,” 2016. Accessed: Sep. 15, 2022. [Online].
[13] A. N. Kistianita, “ANALISIS Available: https://www.google.co.id/
FAKTOR RISIKO DIABETES books/edition/Teknik_Prosedural_Kons
MELLITUS TIPE 2PADA USIA ep_Aplikasi_Kebutu/IJ3P1qiHKMYC?
PRODUKTIF DENGAN hl=id&gbpv=1&dq=ansietas+adalah&p
PENDEKATAN WHO STEPWISE g=PA165&printsec=frontcover
STEP 1 (CORE/INTI) DI [19] M. Adnan, T. Mulyati, and J. T.
PUSKESMAS KENDALKEREP Isworo, “Hubungan Indeks Massa
KOTA MALANG,” Fak. Ilmu Tubuh (IMT) Dengan Kadar Gula
Keolahragaan Univ. Negeri Malang, Darah Penderita Diabetes Mellitus
2017. (DM) Tipe 2 Rawat Jalan Di RS
[14] R. Rosita et al., “HUBUNGAN Tugurejo Semarang,” J. Gizi, vol. 2,
ANTARA JENIS KELAMIN, UMUR, no. April, pp. 18–25, 2013.
DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN
DIABETES MELITUS TIPE 2 PADA
LANSIA DI PUSKESMAS

10

Anda mungkin juga menyukai