Anda di halaman 1dari 3

KARYA ILMIAH

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT ANTIDIABETES PADA PASIEN


YANG MENGALAMI DIABETES MILETUS DI RSUD KAYUAGUNG

Disusun Oleh:

Geryl Genoneva Frans (21117055)

Dosen Pembimbing:

Dra. Supriantini.,M.Pd

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


INSTITUSI ILMU KESEHATAN DAN TEKNOLOGI MUHAMMADIYAH
PALEMBANG
TAHUN AJARAN 2020/2021
A. Latar Belakang
Diabetes Melitus (DM) merupakan suatu penyakit kronis yang memerlukan strategi dan
penanganan untuk mengurangi berbagai resiko terkait peningkatan kadar glikemik. Diabetes
Melitus seringkali tidak terdiagnosis selama bertahun-tahun karena kadar glikemik
meningkat secara bertahap dan gejala yang dirasakan pasien masih ringan. Pasien dengan
kondisi peningkatan kadar glikemik memiliki resiko untuk mengalami komplikasi penyakit
mikrovaskuler dan makrovaskuler. Komplikasi jangka pendek yang akan dialami penderita
DM adalah kadar glikemik yang tinggi dalam waktu yang panjang dapat menyebabkan
kerusakan jaringan dan organ tubuh dan ketoacidosis yang terjadi saat tubuh tidak mampu
menggunakan glukosa sebagai energi karena kekurangan insulin. Komplikasi jangka
panjang DM adalah kerusakan mata, gangguan pada jantung dan pembuluh darah, neuropati,
dan stroke (ADA, 2015).
Diabetes Melitus merupakan salah satu dari 10 penyebab kematian tertinggi di dunia.
Pada tahun 2015 sebanyak 415 juta orang dewasa dengan diabetes, terjadi kenaikan 4 kali
lipat dari 108 juta di tahun 1980an. Pada tahun 2040 diperkirakan jumlahnya akan menjadi
642 juta. Hampir 80% orang diabetes terdapat di negara berpenghasilan rendah dan
menengah. Salah satu nya adalah negara Indonesia. Di Indonesia penderita diabetes melitus
menempati peringkat ke tujuh di dunia bersama dengan Cina, India, Amerika Serikat, Brazil,
Rusia, dan Meksiko dengan jumlah estimasi orang dengan diabetes melitus 10 juta.
Berdasarkan data terbaru riset kesehatan dasar tahun 2018 di Indonesia, secara umum
angka kejadian Diabetes Melitus mengalami peningkatan yang cukup signifikan selama 5
tahun terakhir. Pada tahun 2013, angka kejadian Diabetes Melitus pada orang dewasa
mencapai 6,9 % dan di tahun 2018 angka terus melonjak menjadi 8,5% (RISKESDAS,
2018).
Penanganan yang tepat yaitu mengendalikan kadar gula dalam darah dengan gaya hidup
sehat dengan melakukan diet dan aktivitas fisik/olahraga yang sesuai dan konsumsi obat
penurun gula darah umumnya dapat hidup dengan normal, bisa kembali produktif dan
memiliki kualitas hidup yang sama baiknya dengan orang-orang sehat lainnya ( WHO,
2015).
Obat merupakan salah satu komponen yang taktergantikan dalam pelayanan kesehatan.
Obat adalah bahan atau panduan bahan yang di gunakan untuk mempengaruhi atau
menyelidiki sistim fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka menetapkan diagnosis,
pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi temasuk
produk biologi. Terapi dengan menggunakan obat terutama di anjurkan untuk meningkatkan
kualitas atau mempertahankan hidup pasien.Namun ada hal-hal yang tak dapat disangka
dalam pemberian obat yaitu kemungkinan terjadinya hasil pengobatan tidak seperti yang di
harapkan (Drug Related Problem) (Irawan, 2011)
Antidiabetes merupakan obat lama yang menurut guideline dari American Diabetes
Association (ADA) masih menjadi terapi lini pertama penyakit diabetes. Secara
biomolekuler, obat ini memiliki seratus manfaat. Selain sebagai obat antidiabetes, obat ini
juga dapat memberikan efek protektif terhadap sistem metabolik, melindungi jantung dan
ginjal. Bahkan dapat mencegah pertumbuhan sel tumor (MCRC).

B. Rumusan Masalah
“Bagaimana penggunaan Obat Antidiabetes Pada Pasien Diabetes Miletus di RSUD
Kayuagung”?

Anda mungkin juga menyukai