Anda di halaman 1dari 3

Nama : Faras Yasinda

Nim : 2011102413038

Kelas : 3G

Prodi : S1 Kesehatan Masyarakat

Mata Kuliah : Dasar Promosi Kesehatan

DIABETES MELLITUS

A. Penjelasan

Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit kronis yang menjadi tantangan di dalam dunia
kesehatan. Diabetes mellitus merupakan salah satu Penyakit Tidak Menular (PTM) yang meyebabkan
1,6 juta kematian di dunia pada tahun 2010. Diabetes merupakan penyakit yang berlangsung jangka
panjang yang ditandai dengan meningkatnya kadar gula darah (glukosa) hingga diatas nilai normal.
Menurut International Diabetes Federation (IDF), Indonesia menempati peringkat ke enam di dunia
dengan penderita DM terbanyak. Ada dua jenis utama diabetes, yaitu diabetes tipe 1 dan tipe 2.

B. Faktor risiko diabetes mellitus

Seseorang lebih berisiko terkena penyakit diabetes mellitus (DM) apabila memiliki beberapa faktor
risiko. Faktor risiko ini dibagi menjadi faktor risiko yang tidak dimodifkasi dan yang dapat dimodifikasi.
Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi antara lain ras dan etnik, riwayat keluarga dengan DM,
umur, riwayat melahirkan bayi (berat badan), dan riwayat menderita DM saat masa kehamilan (DM
gestasional). Sedangkan faktor yang dapat dimodifikasi mengandung makna bahwa faktor tersebut
dapat diubah, salah satunya dengan pola hidup sehat.

C. Gejala Diabetes Mellitus

Penderita DM memiliki gejala antara lain polyuria (sering kencing), polydipsia (sering merasa haus),
dan polifagia (sering merasa lapar), serta penurunan berat badan yang tidak diketahui penyebabnya.
Selain itu, penderita DM mengalami gejala lemah badan dan kurang energi, kesemutan di tangan dan
kaki, gatal, mudah terkena infeksi bakteri atau jamur, penyembuhan luka yang lama, dan mata kabur.

D. Pencegahan Diabetes Mellitus

Pencegahan penyakit DM terutama ditunjukan kepada orang-orang yang memiliki risiko untuk
menderita DM. tujuannya adalah untuk memperlambat timbulnya DM, menjaga fungsi sel penghasil
insulin di pancreas, dan mencegah atau memperlambat munculnya gangguan pada jantung dan
pembuluh darah. Selain itu, menjaga pola makan, olahraga, pengobatan, pemeriksaan gula darah.

E. Program Pengendalian Diabetes Mellitus

Karena tingginya angka kejadian DM, pemerintah Indonesia melalui BPJS meluncurkan program
pengendalian Penyakit Kronis (PROLANIS). Hal ini atas dasar bahwa DM dapat menyebabkan berbagai
komplikasi ke berbagai organ termasuk jantung dan ginjal. Program ini merupakan program kesehatan
yang terintegrasi antara komunitas pasien, tenaga kesehatan, fasilitas kesehatan, dan BPJS. Tujuan
dari program ini adalah mengendalikan parameter klinis pasien, mencegah komplikasi, dan
meningkatkan kualitas hidup pasien. Program ini secara spesifik didesain untuk dapat diterapkan di
level faskes primer. Untuk dapat bergabung dalam program ini, persyaratannya adalah peserta
tersebut terdiagnosa dengan penyakit DM dan BPJS.

F. Masalah Program Tidak Berjalan Dengan Lancar

Negara Indonesia menduduki peringkat ke enam dengan penderita DM terbanyak. Sangat sulit
mengajak masyarakat untuk pentingnya mengecek gula darah. Pemerintah di Indonesia seharusnya
menambah programnya yaitu pengecekan secara gratis dan sosialisi tentang promkes bertema
Diabetes Mellitus. Hal itulah yang membuat masyarakat tidak peduli tentang penyakit tersebut,
padahal penyakit ini sangat mudah menyerang manusia sebab akar permasalahannya di pola hidup.
PROLANIS dilakukan di setiap puskesmas dan selalu melakukan kegiatan pemeriksaan darah setiap 6
bulan sekali. Adapun parameter dalam darah yang di evaluasi meliputi kadar gula darah, profil lemak,
dan fungsi ginjal. Dari seluruh parameter yang diperiksa, hanya kadar trigliserida, salah satu profil
lemak tubuh, yang membaik. Sementara itu, indeks massa tubuh serta salah satu parameter fungsi
ginjal yaitu kadar urea mengalami perburukan yang signifikan pada pasien DM peserta PROLANIS
tersebut. Jika dilihat dari presentase pasien yang mencapai target yang telah ditetapkan oleh
Persatuan Ahli Penyakit Dalam Indonesia, maka hanya pada parameter trigliserida dan HDL saja yang
mengalami peningkatan, sedangkan presentase jumlah pasien yang mencapai target di parameter
lainnya mengalami penurunan. PROLANIS sepertinya kurang efektif dalam mengendalikan penyakit
DM dan mencegah terjadinya komplikasi. Namun begitu, masih perlu dilakukan studi lebih lanjut
dengan jumlah sampel dan jumlah puskesmas yang lebih banyak untuk mendaptkan hasil yang lebih
konklusif terkait efektivitas PROLANIS ini dalam mencapai target yang ditentukan.
Reference

Alkaff , d. F., & Salamah, d. S. (2021, Februari 5). Program Pengendalian Penyakit Kronis untuk Pasien
Diabetes, Seberapa Efektif? Retrieved from Program Pengendalian Penyakit Kronis untuk Pasien
Diabetes, Seberapa Efektif?: http://news.unair.ac.id/2021/02/05/program-pengendalian-
penyakit-kronis-untuk-pasien-diabetes-seberapa-efektif/

Fadli, d. R. (2021, Mei 25). Diabetes. Retrieved from Diabetes:


https://www.halodoc.com/kesehatan/diabetes

Febrinasari, M.Sc. , D. P., Sholikah, M.Sc., d. A., Pakha, d. N., & Putra, d. E. (2020). BUKU SAKU DIABETIS
MELITUS UNTUK AWAM. Jawa Tengah: UNS PRESS.

Istianah, I., Septiani, & Dewi, G. K. (2020). Identify Nutrition Factors in Diabetes Mellitus Type 2 Patients
in Depok City In 2019. Jurnal Kesehatan Indonesia (The Indonesian Journal of Health), 72.

Anda mungkin juga menyukai