Anda di halaman 1dari 34

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAH

KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

PEMANFAATAN
DATA SURVEILANS GIZI
DALAM PELAKSANAAN
AKSI
KONVERGENSI
Disampaikan Oleh:

BUDIONO SUBAMBANG
DIREKTUR SINKRONISASI URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH III
DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAH KEMENTERIAN DALAM
OUTLINE

PERATURAN PRESIDEN NOMOR 72 TAHUN


1 LATAR BELAKANG
4 2021 TENTANG PERCEPATAN PENURUNAN
STUNTING
TARGET RPJMN 2020-2024 PENURUNAN DUKUNGAN KEMENDAGRI DALAM
2 PREVALENSI STUNTING IMPLEMENTASI PERATURAN PRESIDEN
5 NOMOR 72 TAHUN 2021 TENTANG
PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING
STRANAS PERCEPATAN PENURUNAN
3 STUNTING PEMANFAATAN DATA SURVEILANS GIZI
6 DALAM PELAKSANAAN AKSI
KONVERGENSI
01
LATAR BELAKANG
“ Stunting adalah gangguan
pertumbuhan dan perkembangan
anak akibat kekurangan gizi
kronis dan infeksi berulang, yang
ditandai dengan panjang atau
tinggi badannya berada di bawah
standar yang ditetapkan oleh
menteri yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang
kesehatan.
(sumber : Perpres 72 Tahun 2021)
PENYEBAB MASALAH SUNTING
LAPORAN UNICEF, SITUASI ANAK DI INDONESIA
TAHUN 2020

Prevalensi stunting dibawah 5 tahun


10-20% 25-30% 40-50%
20-25% 30-40%
Sumber : Riskesdas 2018
KONDISI PREVALENSI STUNTING NASIONAL TAHUN 2019
(INTEGRASI SSGBI DAN SUSENAS)

Keterangan :
Batas maksimal toleransi angka stunting WHO yaitu 20% atau seperlima dari jumlah total anak balita yang sedang tumbuh

Rata-rata angka stunting Indonesia adalah 27,67%


02
TARGET RPJMN 2020-2024
PENURUNAN PREVALENSI
STUNTING
TARGET PENURUNAN STUNTING DALAM RPJMN 2020-2024

Sasaran/targetnya sesuai dengan Rencana Pembangunan


Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 adalah
27,7% Balita di Indonesia menurunkan prevalensi stunting (pendek dan sangat pendek)
mengalami Stunting (SSGBI, 2019) pada anak bawah usia 2 tahun menjadi 14% dengan
Pelibatan Lintas Sektor. Sasaran strategisnya adalah
pencegahan dan penurunan stunting adalah Ibu Hamil dan
anak berusia 0-23 bulan atau rumah tangga 1.000 HPK.
Tren Stunting Balita 2013-2019 dan Target 2024
37,20
Rata-rata
30,80 Penurunan

25,84
Target 2024:
1,3 % /tahun
27,67 Penurunan 2X lipat dari
19,00 1,7 % /tahun Tren Saat Ini
14,00
2,7 % /tahun Perlu Kerja Keras

2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 Benchmark Tren % Penurunan Stunting di Negara Lain*
Capaian Bussiness as Usual Skenario Kebijakan Target 14%
(2024) 2%/tahun (2005-2015) 0,8%/tahun (2000-2015)
Sumber: Proyeksi Target SDG Tujuan 2, Bappenas (2018) Peru Vietnam *World Bank (2017)
LOKASI FOKUS INTERVENSI PENURUNAN STUNTING TERINTEGRASI

514 Kabupaten/Kota Lokasi Fokus 2022

360 Kabupaten/Kota Lokasi Fokus 2021

260 Kabupaten/Kota Lokasi


2020
Fokus
160 Kabupaten/Kota Lokasi
2019
Fokus
100 Kabupaten/Kota Lokasi
2018
Fokus
ISU STRATEGIS PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING DI DAERAH

Kapasitas pelaksana
Kelembagaan dan
program didaerah
Kordinasi Percepatan
1 4 masih lemah dan
Penurunan Stunting
terbatas dari sisi
masih lemah dan perlu
pengetahuan dan
diberdayakan
ketrampilan

Program/Kegiatan PENGUATAN
Intervensi Gizi Kualitas, pengelolaan
Spesifik dan Sensitif 2
DAN 5 dan penggunaan data
belum konvergen dan PENINGKATA masih terbatas
belum sepenuhnya N KAPASITAS
efektif
Kebijakan penurunan Perilaku masyarakat
stunting belum belum sejalan dengan
sepenuhnya masuk upaya penurunan
3 6
Dokrenda (RPJMD dan stunting dan rendahnya
RKPD) dukungan sosial
03
STRANAS PERCEPATAN
PENURUNAN STUNTING
Arahan Presiden Pada Ratas
Tanggal 5 Agustus Tahun 2020
Pertama, fokus penurunan stunting di 10 provinsi yang
memiliki prevalensi stunting tertinggi, di antaranya NTT
(Nusa Tenggara Timur), Sulbar (Sulawesi Barat), NTB (Nusa
Tenggara Barat), Gorontalo, Aceh, Kalimantan Tengah,
Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, Sulawesi Tenggara, dan
Sulawesi Tengah.
Kedua, memberikan akses pelayanan kesehatan bagi ibu
hamil maupun balita di Puskesmas dan Posyandu dipastikan
tetap berlangsung.
Ketiga, Tingkatkan upaya promotif, edukasi dan sosialisasi
bagi ibu-ibu hamil serta pada keluarga harus terus
digencarkan sehingga meningkatkan pemahaman untuk
pencegahan stunting, dengan melibatkan PKK, tokoh-tokoh
agama, tokoh masyarakat RT dan RW serta relawan, dan kita
harapkan ini menjadi gerakan bersama di masyarakat,”
Keempat, upaya penurunan stunting berkaitan dengan
program perlindungan sosial, terutama Program Keluarga
Harapan (PKH), kemudian pembagian Bantuan Pangan Non
Tunai (BPNT), dan juga pembangunan infrastruktur dasar
yang menjangkau keluarga-keluarga yang tidak mampu.

Perpres Nomor 72 Tahun 2021


tentang Percepatan Penurunan Stunting
Arahan Wakil Presiden disampaikan
pada Rakornas Percepatan Penurunan
Stunting tanggal 23 Agustus 2021.
1. percepata
pencegaha
Konvergensi stuntin n
kabupaten/kota
n g dan adala
hingga
tantangan
desa terbesar h
kita.
2. Konvergensi kata
adalah yang
mudah diucapkan, tapi tidak mudah
untuk diwujudkan.

3. Setiap yang terlibat


lembaga
pencegahan stuntin harus
menghilangka g ego sektoral
karena
n konvergensi ,
membutuhkan
kerjasama antar pihak.
STRATEGI NASIONAL PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING
RPJMD
RKPD
Komitmen
Peningkatan Komitmen dan visi APBD
kepemimpinan di k/l, pemprov, PERAN
pemda kab/kota, dan pemdes. KEMENDAGRI

Peningkatan komunikasi
perubahan perilaku dan
5 PILAR
STRATEGI NASIONAL DAN UPAYA
pemberdayaan masyarakat. MANAJERIAL PEMDA DALAM
PERCEPATAN PENURUNAN
PREVALENSI STUNTING MELALUI 8
Peningkatan konvergensi,
AKSI KONVERGENSI
intervensi spesifik dan sensitive
di k/l, pemprov, pemda 8 Aksi
kab/kota, dan Konvergensi
pemdes.
Peningkatan ketahanan pangan
dan gizi pada tingkat individu, Pilar Pilar Pilar Pilar Pilar
keluarga, dan masyarakat. 1 2 3 4 5

Penguatan dan pengembangan


sistem, data, informasi riset,
dan inovasi
04
PERATURAN PRESIDEN
NOMOR 72 TAHUN 2021
TENTANG PERCEPATAN
PENURUNAN STUNTING
STRATEGI PENURUNAN STUNTING

TUJUAN STRANAS KELOMPOK SASARAN

1. Menurunkan prevalensi Stunting; Remaja


2. Meningkatkan kualitas
Ibu menyusui
penyiapan kehidupan berkeluarga;
3. Menjamin pemenuhan asupan gizi; Calon
pengantin
4. Memperbaiki pola asuh;
5. Meningkatkan akses dan Anak berusia
0 - 59 bulan
mutu
pelayanan kesehatan; dan
6. Meningkatkan akses air minum Ibu hamil
dan sanitasi.

Strategi Nasional Percepatan Penurunan Stunting Dilaksanakan Dengan 5 (Lima)


Pilar Untuk Mencapai Target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan pada tahun
PENYELENGGARAAN PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING
DALAM PERPRES 72/2021

1. Penguatan
PENYELENGGARA perencanaan dan
Penganggaran
2. Peningkatan kualitas
1. Kementerian/
pelaksanaan
Lembaga Program Kegiatan 3. Peningkatan
2. Pemerintah
Kualitas
Daerah Provinsi
Pemantauan,
3. Pemerintah
Evaluasi dan
Daerah pelaporan; serta
Kabupaten/Kota 4. Peningkatan sumber
4. Pemerintah daya manusia
Desa
KOORDINASI PENYELENGGARAAN PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING
(PERPRES 72/2021 PASAL 20, 21 DAN 22)
Tim Percepatan Penurunan Tim Percepatan Penurunan Tim Percepatan Penurunan
Stunting Tingkat Stunting Tingkat
Stunting Tingkat Provinsi Desa/Kelurahan
Kabupaten/Kota
1.Gubernur menetapkan tim 1.Bupati/walikota 1. Kepala desa/lurah menetapkan tim
Percepatan Penurunan Stunting
Percepatan Penurunan menetapkan tim tingkat Desa/Kelurahan.
Stunting tingkat Provinsi. Percepatan Penurunan 2. Tugas : koordinasi, sinergi, dan
2.Tugas : koordinasi, sinergi, Stunting tingkat evaluasi.
dan evaluasi. Kabupaten/Kota. 3. Tim melibatkan : bidan, tenaga gizi,
dan tenaga kesehatan lingkungan;
3.Tim terdiri atas perangkat 2. Tugas : koordinasi, 4. Penyuluh Keluarga Berencana
daerah dan Pemangku dan/atau Petugas Lapangan
Kepentingan, termasuk Tim sinergi, dan evaluasi. Keluarga Berencana;
Penggerak 3. TP-PKK 5. TP-PKK;
Pemberdayaan 4.Susunan tim disesuaikan 6. Pembantu Pembina Keluarga
Kesejahteraan Keluarga Berencana Desa (PPKBD) dan/atau
dengan kebutuhan Sub-PPKBD/ Kader Pembangunan
(TP-PKK). Pemerintah Daerah Manusia (KPM), kader, dan/atau
4.Susunan tim disesuaikan kabupaten/kota. unsur masyarakat lainnya.
dengan kebutuhan 7. Susunan tim disesuaikan dengan
Pemerintah Daerah kebutuhan pemerintah
desa/kelurahan.
provinsi.
05
DUKUNGAN KEMENDAGRI DALAM
IMPLEMENTASI PERATURAN PRESIDEN
NOMOR 72 TAHUN 2021 TENTANG
PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING
PERAN KEMENDAGRI
DALAM PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING
(Sesuai Perpres 72 Tahun 2021)
Mendorong Pemerintah Provinsi menetatpkan dan memperkuat Tim Koordinasi Percepatan
01
Penurunan Stunting Tk Provinsi melalui Surat Keputusan Gubernur, dengan melibatkan Perangkat
Daerah, para pemangku kepentingan termasuk TP-PKK;

Mendorong Pemerintah Provinsi menyusun program dan kegiatan di 34 Provinsi dan 514
02 Kabupaten/Kota untuk mengintegrasikan program dan kegiatan percepatan penurunan stunting
dalam dokumen perencanaan daerah (RPJPD, RJMPD, RAD Pangan dan Gizi) ;

03 Mendorong Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota menyediakan dan meningkatkan


alokasi APBD untuk mendukung program/kegiatan intervesi gizi spesifik dan gizi sensitif;

04 Memfasilitasi Pemerintah Provinsi untuk melakukan Penilaian kinerja (PK) kepada


Pemerintah Kabupaten/Kota;

05 Memberikan penghargaan bagi Pemerintah Provinsi Terbaik dan Pemerintah


Kabupaten/Kota terbaik dalam Penurunan Stunting;
DUKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI
PENGAWALAN PROGRAM DAN KEGIATAN STUNTING
DALAM DOKUMEN PERENCANAAN DAN
PENGANGGARAN DAERAH
1 PERMENDAGRI 100 TAHUN 2018 TENTANG PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL
(TERDAPAT 3 SPM YANG TERKAIT DENGAN UPAYA PENURUNAN STUNTING YAITU KESEHATAN, PU DAN
PENDIDIKAN)
2 PERMENDAGRI 90 TAHUN 2019 TENTANG KLASIFIKASI, KODEFIKASI DAN NOMENKLATUR PERENCANAAN
DAN PEMBANGUNAN DAN KEUANGAN DAERAH (TERDAPAT 37 SUB KEGIATAN DI 12 PRANGKAT DAERAH )

3 PERMENDAGRI 40 TAHUN 2020 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN TAHUNAN DAERAH TAHUN 2021
(TERDAPAT 35 PROGRAM YANG DILAKSANAKAN OLEH 12 PRANGKAT DAERAH )

4 PERMENDAGRI 64 TAHUN 2020 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN APBD TAHUN 2021


(PEMERINTAH DAERAH MENSINERGIKAN PROGRAM DAN KEGIATAN DALAM PENYUSUNAN APBD TAHUN
ANGGARAN 2021 DENGAN KEBIJAKAN PEMERINTAH, LAMPIRAN BUTIR 77)

Merupakan payung hukum integrasi antara program dan kegiatan dengan


penganggarannya dalam upaya percepatan penurunan stunting di daerah
PELAYANAN DASAR SPM
YANG TERKAIT DENGAN UPAYA PENURUNAN STUNTING, AKI DAN AKB
SPM Bidang Pekerjaan SPM Bidang SPM Bidang Kesehatan
Umum Pendidikan

Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, Pasal 298 ayat (1): “Belanja Daerah
diprioritaskan untuk mendanai Urusan Pemerintahan Wajib yang terkait Pelayanan Dasar yang ditetapkan
dengan standar pelayanan minimal”.
06
PEMANFAATAN DATA
SURVEILANS GIZI
DALAM PELAKSANAAN AKSI
KONVERGENSI
PERMENKES NO.45 TAHUN 2014

Penyelenggaraan Surveilans Kesehatan


• Surveilans Kesehatan adalah kegiatan pengamatan yang sistematis
dan terus menerus terhadap data dan informasi tentang kejadian
penyakit atau masalah kesehatan dan kondisi yang mempengaruhi
terjadinya peningkatan dan penularan penyakit atau masalah
kesehatan untuk memperoleh dan memberikan informasi guna
mengarahkan tindakan pengendalian dan penanggulangan secara
efektif dan efisien.
• Surveilans → Memberikan gambaran epidemiologi yang etpat
berdasarkan dimensi waktu, tempat, dan orang.
KONSEP PELAKSANAAN SURVEILANS GIZI

Data status gizi:


1. Pemantauan rutin di Posyandu
2. Penimbangan Massal
3. Survei Gizi (Riskesdas, survei tahunan,
dll
SURVEILANS GIZI
Peraturan Menkes No. 14 tahun 2019 tentang Pelaksanaan Teknis Surveilans Gizi
Action Assessment 1
Diseminiasi, Sosialisasi dan • Pemantauan pertumbuhan Status gizi balita bnba
Advokasi • Laporan kasus
• Musrenbang Action Assessment • Laporan rutin Balita terentry Balita terukur Stunting
• Lokmin • Survei 18.753.375 11.286.779 1.312.356 Respon
• Pertemuan LP/LS • Kegiatan lainnya Wasting
cepat
• Forum komunikasi/
(95,5%) (53,5%)
koordinasi lainnya 606.334
Analysis

2 Determinan masalah Gizi

Analysis Informasi determinan:


- Kepemilikan JKN - Riwayat cacingan
Pengolahan dan analisis data
- Akses air bersih - Riwayat bumil KEK
Penyajian data berdasarkan orang, tempat, waktu
- Keluarga merokok - Penyakit penyerta
3
Cakupan kinerja program
- TTD bumil, rematri - Tatalaksana gizi buruk
- Vitamin A balita - Cakupan taburia
- PMT bumil, balita - Garam beriodium
- Asi eksklusif - dll
- SKDN

4
Distribusi MT
dan Taburia

BAPB/BAST
ANALISIS DAN PEMANFAATAN DATA SURVEILANS GIZI
MELALUI SIGIZI TERPADU (ePPGBM)
KONVERGENSI MULTI SEKTOR PERCEPATAN PENCEGAHAN DAN
PENURUNAN STUNTING DAN PERBAIKAN GIZI MELALUI
INTERVENSI SPESIFIK DAN SENSITIF
INTERVENSI SPESIFIK INTERVENSI SENSITIF
Sektor Kesehatan Sektor Non-Kesehatan
(Berkontribusi 30%) (Berkontribusi 70%)
1) Layanan pemberian makanan 1. Penyediaan sanitasi yang layak
tambahan (PMT) untuk ibu hamil
kurang energi kronik (KEK) dan balita 2. Penyediaan air minum yang layak
kurus
3. Konseling gizi dan Bina keluarga
2) Pemberian tablet tambah darah balita
untuk ibu hamil dan remaja putri
4. Layanan Pendidikan anak usia
3) Layanan ibu hamil Kontak minimal 4 dini (PAUD)
kali selama kehamilan (K4)
4) Pemberian vitamin A untuk balita (6 5. Program perlindungan sosial :
bulan – 59 bulan) JKN/Jamkesda, program keluarga
harapan
5) Imunisasi dasar lengkap
6) Pelayanan ibu Nifas 6. Kawasan rumah pangan Lestari
7) Pemberian zinc balita diare
8) Balita gizi mendapat perawatan
9) ASI eksklusif dan Makanan Pengganti
ASI (MP ASI) ENABLING KEPALA DAERAH & DPRD (Komitmen & Kebijakan)
FACTOR BAPPEDA (Koordinator Program)
PELAKSANAAN AKSI KONVERGENSI MENGIKUTI
JADWAL REGULER PERENCANAAN & PENGANGGARAN DAERAH
DESA LOKUS

Aceh (463)

Sumut (581) Kaltara (42)

Riau (149) Sulut (84) Malut (127)


Gorontalo (104)
Sumbar (179)
Kepri (68) Kalbar (194) Kaltim (100)
Jambi (122) Sulteng (133) Pabar (107)
Kalteng (190)
Bengkulu (117) Sulbar (121) Papua (364)
Sumsel (603) Maluku (113)
Babel (82) Kalsel Sultra (266)
Lampung (257) (275)
Jakarta (52) Sulsel (465)
Jateng (525)
Banten (76) Jatim (552)
NTB (205)
Jabar (590)
DIY (67) Bali (71)
NTT (1091)

Total keseluruhan desa/kelurahan dari tahun 2021 = 8.534 desa/kelurahan


di 360 Kabupaten/Kota Lokus intervensi
Sumber data: https://aksi.bangda.kemendagri.go.id, November tahun 2021
PROBLEM TREE
22,4% Baduta Stunting
Tingginya Prevalensi Stunting, 9% Baduta Wasting
Wasting, Underweight 15,2% Baduta Underweight

Rendahnya asupan Konsumsi makanan tidak Tingginya prevalensi penyakit


Tingginya Prevalensi KEK
makan beragam infeksi

Energi= 49,3% defisit Konsumsi tidak beragam 44,7% 19% Bumil KEK Diare = 37,2%
Protein = 40,5% defisit - 61,7%tidak konsumsi kacang2an (Nasional&Banten = 12,3% dan ±12%)
Lemak = 63,5% defisit - 66,2%tidak mengonsumsi Telur ISPA = 88,2%
Karbohidrat = 45,8% (Nasional dan Banten= 9,3% dan ±10%)
defisit

Rendahnya pengetahuan Ibu terkait gizi Rendahnya kunjungan ANC Kebiasaan merokok di dalam rumah
40% Pengetahuan Kurang dan kesehatan (59%) tinggi (72%)
-Menu Seimbang u/Balita (88% salah)
-Porsi makanan (85% salah)
-Efek TTD (65% salah)

Akses pangan kurang Akses pelayanan kurang Rendahnya tingkat


Rendahnya daya beli
terjangkau terjangkau pendidikan ibu
85% ibu baduta hanya sebagai - Jarak pasar/yankes jauh (48% lulusan SD)
IRT - Tidak adanya transportasi umum x̄ PEND = 8 TAHUN
- Kondisi jalan rusak (Target rat-rata pendidikan RPJMN
2015-2019=9 tahun)
REKOMENDASI
22,4% Baduta Stunting
Turunnya Prevalensi Stunting, 9% Baduta Wasting
Wasting, Underweight 15,2% Baduta Underweight

DINKES DINKES DINKES DINKES


Meningkatnya Konsumsi makanan lebih Turunnya prevalensi penyakit
Rendahnya bumil KEK
asupan makan beragam infeksi
Energi= 20% defisit Konsumsi tidak beragam 70% 5% Bumil KEK Diare
Protein = 20% defisit - 80%tidak konsumsi kacang2an (Nasional&Banten = 12,3% dan ±12%)
Lemak = 20% defisit - 80%tidak mengonsumsi Telur ISPA
Karbohidrat = 20% (Nasional dan Banten= 9,3% dan ±10%)
defisit

40% Pengetahuan Baik


-Menu Seimbang u/Balita (88% salah) Meningkatnya pengetahuan Ibu terkait Meningkatnya kunjungan ANC Tidak ada orang yang merokok di
-Porsi makanan (85% salah) gizi dan kesehatan (80%) dalam rumah
-Efek TTD (65% salah)

BAPPEDA DKP DINKES PUPR DIPEND


Akses terhadap pangan Akses pelayanan kesehatan Meningkatnya pendidikan
Meningkatnya daya beli
terjangkau terjangkau masyarakat sesuai RPJMN
85% ibu baduta hanya sebagai - Jarak pasar/yankes jauh (48% lulusan SD)
IRT - Tidak adanya transportasi umum x̄ PEND = 8 TAHUN
- Kondisi jalan rusak (Target rat-rata pendidikan RPJMN
2015-2019=9 tahun)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai