Anda di halaman 1dari 17

FORUM PERANGKAT DAERAH

PUPR
Disampaikan oleh :
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat
Dinas Kesehatan Provinsi Riau
Pelaksanaan Program dan
Kegiatan Percepatan Penurunan Stunting
PELIBATAN SECARA KONVERGEN
DAN TERINTEGRASI Penguatan perencanaan dan
01
penganggaran
Kementerian/
Lembaga
02 Peningkatan kualitas pelaksanaan
Pemerintah
Daerah Provinsi
Peningkatan kualitas pemantauan,
Pemerintah Daerah 03
Kab/Kota evaluasi, dan pelaporan

Pemerintah Desa Peningkatan kapasitas sumber


04
daya manusia
TANTANGAN PENURUNAN PREVALENSI STUNTING DI RPJMN 2020-2024
TARGET
24,4%
2019 2020 2021 2022 2023 2024
Capaian Prevalensi
Stunting di Indonesia 27,7% 24,1% 21,1% 18,4% 16% 14%
(SSGI, 2021)
• Tahun 2021, target penurunan stunting sebesar 21,1% belum tercapai
karena prevalensi stunting masih 24,4%
37.2 Tren Stunting Balita 2013-2019 dan Target 2024 • Untuk mencapai 14% di tahun 2024, masih perlu penurunan prevalensi
stunting sebesar 24,4% - 14% = 10,4% dalam 3 tahun
30.8 • Target penurunan stunting per tahun sampai 2024 harus lebih besar dari
10,4%/3 tahun = 3,13% pertahun
25.84
Rata-rata
27.67
Penurunan Target 2024:
19.00
1,3 % /tahun Penurunan 2X lipat dari Tren
14
1,7 % /tahun Saat Ini
24,4 Perlu Kerja Keras
3,1 % /tahun
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024

Capaian Series3 Bussiness as Usual Skenario Kebijakan Target 14% (2024)


Benchmark Tren % Penurunan Stunting di Negara Lain*

2%/tahun (2005-2015) 0,8%/tahun (2000-2015)


Peru Vietnam *World Bank (2017)

4
Untuk mencapai target Nasional 14% pada tahun 2024, Penurunan Prevalensi Stunting
Provinsi Riau secara Nasional pada tahun 2024 ditetapkan sebesar 12,38%
6
Prevalensi Balita Stunting (TB/U) Berdasarkan Survey
Provinsi Riau Tahun 2016 – 2022
35

29.7
30
27.4
25.1
25 23.95
Batasan Masalah Tinggi : 20%
22.3

20
17
Target 2022 : 18,4%
15

10

0
Riau

PSG2016 PSG 2017 RKD 2018 SSGI 2019 SSGI 2021 SSGI 2022

Prevalensi balita sangat pendek dan pendek (stunting) dari tahun 2016 sampai tahun 2021 Provinsi Riau
termasuk
kategori Tinggi masalah kesehatan (>20%), tahun 2022 terjadi penurunan prevalensi dan sudah berada pada
kategori sedang (10%-<20%). Target nasional tahun 2022 adalah 18,4%, dan hasil SSGI 2022 Provinsi Riau
Prevalensi Balita Stunting (TB/U) Berdasarkan Survey
7
Menurut Kab/Kota
Provinsi Riau Tahun 2016 – 2022
45

40

35
Batasan Masalah 20%
30

25
Target 2022 : 18,4%
Axis Title

20

15

10

0
KS Inhu Inhil Pllw Siak Kampar Rhul Bkls Rhil Meranti Pku Dumai Riau

Prevalensi Stunting balita tahun 2016 paling tinggi (>30%) adalah Kabupaten Indragiri Hilir, tahun 2017 Kab Rokan Hulu, dan
tahun 2018 Kab. Rokan Hilir. Survei tahun 2022 kabupaten Indragiri Hilir masih paling tinggi prevalensinya (28,5%).
Kabupaten/kota dengan peningkatan prevalensi dalam dua tahun terakhir adalah Indragiri Hilir, Siak, dan Pekanbaru. Hasil SSGI
tahun 2022, terdapat 9 (sembilan) kabupaten/kota yang terjadi penurunan prevalensi stunting dan ada 3 (tiga) kabupaten yang
masih berada pada kategori tinggi masalah kesehatan (>20%) dan di atas target (21,5%) yaitu Siak, Indragiri Hilir dan Rokan
Hulu.
PENETAPAN LOKUS PENANGANAN STUNTING
SE- PROVINSI RIAU TAHUN 2018 – 2022

JUMLAH DESA/KELURAHAN LOKUS STUNTING


NO KABUPATEN/KOTA
TAHUN TAHUN
TAHUN TAHUN TAHUN
2018 2019 Dasar Penetapan
2020 2021 2022
Desa/Kelurahan Lokus:
1 Rokan Hulu 10 10 10 10 31
 Tahun 2018 : SK Setwapres,
2 Kampar 10 16 19 20
TNP2K, KemenkoPMK
3 Pelalawan 10 11 13
16  Tahun 2019 : Sk Menteri
4 Kepulauan Meranti 30 25
PPN/Bappenas
5 Rokan Hilir 21 16 15
6 Indragiri Hulu 10 10  Tahun 2020 -2022 ditetapkan
oleh Bupati/Walikota
7 Indragiri Hilir 15 40
berdasarkan data Master
8 Pekanbaru 15 20 Analisis Situasi
9 Siak 15 20 (desa/kelurahan dengan
10 Bengkalis 15 23 jumlah anak stunting dan
layanan intervensi stunting
11 Dumai 6 6 yang rendah )
12 Kuantan Singingi - 8
 
10 20
Jumlah 73 162 216

Bappedalitbang Provinsi Riau | 2021


Data keluarga berisiko stunting
sumber : data pendataan keluarga 2021

575.826 keluarga
berpotensi risiko
stunting yang
akan didampingi
oleh Tim
Pendamping
Keluarga (TPK)

Bappedalitbang Provinsi Riau | 2021


Intervensi Spesifik dan Sensitif
dalam Perpres No. 72 Tahun 2021
Intervensi Spesifik Intervensi Sensitif
Indikator Sasaran Target Indikator Sasaran Target
1. Ibu hamil Kurang Energi Kronik (KEK) yang 90%
1. Pelayanan Keluarga Berencana (KB) pascapersalinan. 70%
mendapatkan tambahan asupan gizi. 2. Kehamilan yang tidak diinginkan. 15,5%
2. Ibu hamil yang mengonsumsi Tablet Tambah Darah 80%
(TTD) minimal 90 tablet selama masa kehamilan. 3. Calon pasangan usia subur (PUS) yang memperoleh pemeriksaan 90%
kesehatan sebagai bagian dari pelayanan nikah.

3. Remaja putri yang mengonsumsi Tablet Tambah 58% 4. Rumah tangga yang mendapatkan akses air minum layak di 100%
Darah (TTD). kabupaten/kota lokasi prioritas.
4. Bayi usia kurang dari 6 bulan mendapat air susu ibu 80% 5. Rumah tangga yang mendapatkan akses sanitasi (air limbah 90%
(ASI) eksklusif. domestik) layak di kabupaten/kota lokasi prioritas.
5. Anak usia 6-23 bulan yang mendapat Makanan 80%
6. Penerima Bantuan Iuran (PBI) Jaminan Kesehatan Nasional dari 112,9 juta
40% penduduk berpendapatan terendah.
Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI). penduduk
6. Anak berusia di bawah lima tahun (balita) gizi buruk 90% 7. Keluarga berisiko stunting yang memperoleh pendampingan. 90%
yang mendapat pelayanan tata laksana gizi buruk.
8. Keluarga miskin dan rentan yang memperoleh bantuan tunai 10 juta
bersyarat.
7. Anak berusia di bawah lima tahun (balita) yang 90% keluarga
dipantau pertumbuhan dan perkembangannya. 9. Target sasaran yang memiliki pemahaman yang baik tentang 70%
stunting di lokasi prioritas.
8. Anak berusia di bawah lima tahun (balita) gizi kurang 90%
yang mendapat tambahan asupan gizi. 10.  Keluarga miskin dan rentan yang menerima bantuan sosial 15.600.039
pangan.
9.  Balita yang memperoleh imunisasi dasar lengkap. 90% keluarga
11.  Desa/kelurahan Stop Buang Air Besar Sembarangan (BABS) 90%
atau Open Defecation Free (ODF).
Evaluasi Cakupan Layanan
opd penanggung jawab : PUPR

RUMAH_TANGGA_YANG_MENDAPATKAN_AKSES_SANITASI_LAYAK 60.53

RUMAH_TANGGA_MENDAPAT_AKSES_AIR_MINUM_LAYAK 59.37

(Sumber Data : Pendataan Keluarga 2021)


Jumlah Keluarga Sasaran Beresiko Stunting
Persentase Keluarga Sasaran Beresiko Stunting
Sumber Air Minum Tidak Layak
Sumber Air Minum Tidak Layak 70,000
60,838
*Keluarga sasaran= keluarga dengan PUS/PUS hamil/
60,000
anak usia 0-23 bln/24-59 bln
Rokan Hilir 23.94
50,000

Indragiri Hilir 70.38


40,000

Rokan Hulu 6.17


30,000 25,658 24,590
21,379
Kampar 3.78
20,000

Indragiri Hulu 7.21


10,000 4,544 5,197 4,381 4,039 3,406
1,550
Kepulauan Meranti 88.34 808 816
-

Rokan Hilir

Indragiri Hilir

Kampar

Bengkalis
Rokan Hulu

Indragiri Hulu

Pelalawan

Kota Pekanbaru
Kota Dumai

Kuantan Singingi
Kepulauan Meranti

Siak
Kota Dumai 3.35

Kuantan Singingi 7.65

Bengkalis 27.33

Pelalawan 6.38
SUMBER AIR
PROV MINUM UTAMA
Siak 6.56 TIDAK LAYAK
RIAU 157.206 Sumber air minum TIDAK LAYAK
Kota Pekanbaru 0.61 % THD KLG SASARAN BERESIKO 17,48 Jika tidak termasuk salah satu
kriteria berikut :
RIAU 17.48 Jumlah Keluarga : 1.385.549  Air Kemasan/ Isi Ulang
Jumlah Keluarga Sasaran : 920.306  Ledeng/PAM
 Sumur BOR
 Sumur Terlindungi

(Sumber Data : Pendataan Keluarga 2021)


Persentase Keluarga Sasaran Beresiko Stunting Jumlah Keluarga Sasaran Beresiko Stunting
Jamban Tidak Layak 35,000 33,047 Jamban Tidak Layak

Rokan Hilir 19.29 *Keluarga sasaran= keluarga dengan PUS/PUS hamil/


30,000
anak usia 0-23 bln/24-59 bln
Indragiri Hilir 38.23 25,000

Rokan Hulu 11.04


20,000
17,226
Kampar 5.98
15,000
11,275
Indragiri Hulu 10.98
10,000 8,127 8,206
6,671 7,285
6,311
Kepulauan Meranti 38.82 5,213
5,000 3,102 2,980
2,090
Kota Dumai 4.52
-

Rokan Hilir

Rokan Hulu

Bengkalis
Indragiri Hulu

Pelalawan

Kota Pekanbaru
Indragiri Hilir

Kampar

Siak
Kota Dumai
Kepulauan Meranti

Kuantan Singingi
Kuantan Singingi 11.95

Bengkalis 8.10

Pelalawan 9.77
JAMBAN TIDAK
Siak 4.58 PROV
LAYAK

RIAU 111.533 JAMBAN TIDAK LAYAK


Kota Pekanbaru 2.23  Jika Tidak Memiliki Jamban
% THD KLG SASARAN BERESIKO 12,12
 Jamban Tanpa Septic Tank

RIAU 12.12 Jumlah Keluarga : 1.385.549


Jumlah Keluarga Sasaran : 920.306

(Sumber Data : Master Ansit 2020)


Persentase Keluarga Sasaran Beresiko Stunting Jumlah Keluarga Sasaran Beresiko Stunting
Rumah Tidak Layak Huni
69,098 Rumah Tidak Layak Huni
70,000

*Keluarga sasaran= keluarga dengan PUS/PUS hamil/


Rokan Hilir 46.15
60,000
anak usia 0-23 bln/24-59 bln

50,000
Indragiri Hilir 79.94 41,218
40,000 36,439
Rokan Hulu 31.33
26,645 27,674
30,000
Kampar 19.41 23,075
17,088
20,000
14,029 13,800 15,165 15,306
Indragiri Hulu 23.09
8,081
10,000
Kepulauan Meranti 95.28
-

Rokan Hulu

Pelalawan
Bengkalis

Siak
Indragiri Hulu

Kota Pekanbaru
Rokan Hilir

Kampar
Indragiri Hilir

Kepulauan Meranti

Kuantan Singingi
Kota Dumai
Kota Dumai 17.49

Kuantan Singingi 26.13

Bengkalis 40.50

RUMAH TIDAK
Pelalawan 32.03 PROV
LAYAK HUNI
RUMAH TIDAK LAYAK HUNI
Siak 22.37 RIAU 307.618  Sumber Penerangan
% THD KLG SASARAN BERESIKO 33,43  Luas Atap
 Luas Lantai
Kota Pekanbaru 11.45 Jumlah Keluarga : 1.385.549  Luas Dinding
Jumlah Keluarga Sasaran : 920.306
RIAU 33.43

(Sumber Data : Master Ansit 2020)


Intervensi Gizi SENSITIF DAN Spesifik
Sasaran : keluarga beresiko, air minum dan sanitasi, perlindungan
NO SASARANsosial INDIKATOR LAYANAN RATA-RATA CAPAIAN OPD PENANGGUNG
INTERVENSI LAYANAN SE-PROV RIAU JAWAB
GIZI SPESIFIK TAHUN 2021
KELUARGA BERESIKO
1 Keluarga yang Stop BABS 77
2 Keluarga yang melaksanakan PHBS 41.4

3 Keluarga berisiko stunting yang mendapatkan promosi peningkatan 8.7


konsumsi ikan dalam negeri
4 Pelayanan Keluarga Berencana (KB) pasca persalinan 44
5 Keluarga berisiko stunting yang memperoleh pendampingan 72.2
6 Keluarga berisiko stunting yang mendapatkan manfaat sumber daya 17.1
pekarangan untuk peningkatan asupan gizi

AIR MINUM DAN SANITASI


1 Rumah tangga yang mendapatkan akses air minum layak 75
2 Rumah tangga yang mendapatkan akses sanitasi (air limbah domestik) 79.8
layak

PERLINDUNGAN SOSIAL
1 Kelompok Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Program Keluarga 91.4
Harapan (PKH) yang mengikuti Pertemuan Peningkatan Kemampuan
Keluarga (P2K2) dengan modul kesehatan dan gizi
2 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dengan ibu hamil, ibu menyusui, 34.1
dan baduta yang menerima variasi bantuan pangan selain beras dan telur
Persentase desa/kelurahan dengan Stop Buang Air Besar
Sembarangan (SBS)
120

100
100 Dari 12 kab/kota ada 4 Kab
86 yang belum mencapai
83.3
80
81.7 81.3 80.5 target Renstra Kementrian
Kesehatan minimal 60%
TARGET : 60%
62.1 60.6 untuk tahun 2022
60
49.5
45.4 45

40

24.46
20

0
RU R AI AK LI
S
AN L U IR TI L U GI LI
R
A PA M SI A HU
IL N U
GI
N I
NB M DU GK AW IH RA IH N
H
A KA N LA
L N
GI
R E
GI
R I AN
K
BE KA M S K
PE PE O
DR
A N A
TA
N
RO
R UA DR N
IN A IN
P UL KUA
KE
Persentase sarana air minum yang diawasi/ diperiksa kualitas air
minumnya sesuai standar
300.0%
Dari 12 kab/kota ada 5
250.0% 244.4% Kab yang belum
mencapai Renstra
200.0% Kementrian Kesehatan
untuk tahun 2022 minimal
150.0% 68%

TARGET : 68%
100.0% 82.4% 80.4% 79.9%
72.8% 70.5% 69.3%
63.3% 60.7% 60.6%
50.0% 52.5% 44.1%

0.0%
RU AI AN IR TI R IS AK U IR GI U
A M IL N PA L
SI UL IL N UL
B U AW H RA M KA B.
H H GI H
N D L IRI E KA
G A AN AN SI
N IR
I
KA TA EL
A G M . E N K
O A N B .B
K K N AG
PE K .P DR A KA B RO . RO TA DR
A B N AU KA B. B AN N
OT K A .I L A KA .I
K B PU K K U B
KA E B. KA
B .K A
K
KA

Anda mungkin juga menyukai