Anda di halaman 1dari 35

Gerakan

Bumil Sehat
Kampanye Mengajak Ibu Hamil untuk Cek
Kesehatan Rutin dan Konsumsi Makanan
Sehat, serta Bebas Anemia

D
​ irektorat Jenderal Kesehatan
Masyarakat Kementerian Kesehatan
​7 Desember 2022
Aarhan Presiden Aarhan Menteri Koordinator Bidang
dalam rapat PMK
terbatas Rapat tingkat Menteri, 20 Januari 2022
11 Januari 2021

Percepatan penurunan stunting harus dilakukan secara holistic,


integrative dan berkualitas. Koordinasi dan sinergitas antara K/L,
Pemerintah Daerah Propinsi, Kab/Kota, Pemerintah Desa, TNI/Polri
dan pemangku kepentingan lainnya perlu diperkuat

“Menko PMK, pastikan penurunan


stunting sebesar 3% dalam 1 tahun dapat Peran Pemerintah Daerah sangant penting untuk memastikan
tercapai pelaksanaan intervensi spesifik dan sensitive tepat sasaran pada
focus prioritas dan dukungan APBD
Kepala BKKBN harus Memastikan
pelaksanaan dan implementasi dari rencana
percepatan penurunan stunting Anggaran stunting di K/L dan Pemda harus dialokasikan dengan
porsi yang sesuai dan tepat sasaran agar tidak tumpang tindih

Menteri Kesehatan, pastikan target angka


stunting sebesar 14% pada tahun 2024 Sinergitas antara K/L, Pemda Propinsi, Kab/Kota dan tidak
dapat tercapai” hanya dari segi program tetapi juga dalam segi anggaran APBN
dan APBD

2
Tren prevalensi stunting menurun, namun perlu Angka stunting pada anak di Indonesia
percepatan untuk mencapai target 14% di tahun telah menurun dalam beberapa tahun
terakhir namun tetap menjadi masalah
2024 dengan tingkat urgensi tinggi

Tingkat urgensi stunting pada anak


dalam konteksi Kesehatan Masyarakat
Pandemi • <2.5% | Sangat rendah
• 2.5 to <10% | Rendah
COVID-19
• 10 to <20% | Medium
37 • 20 to <30% | Tinggi
37
36 • ≥30% | Sangat tinggi
34
31 Target Target penurunan stunting tahun 2024
28
Penurunan atau sekitar 10,4% dari 2021 ke 2024
24
3,5% / tahun (3,5% per tahun) unutk dikeluarkan
Perpres no. 72 Tahun 2021 tentang
Percepatan Penurunan Stunting dan
14 turunannya Rencana Aksi Nasional
Percepatan Penurunan Stunting (RAN
PASTI)

2007 10 13 16 18 19 20 21 22 23 2024

​Sumber: Kementerian Kesehatan 3


37.8

971,792 33.8

651,708 33.2

​Sumber: SSGI 2021


508,618 31.4

347,437 30.2

268,158 30.0

218,580 29.8

196,797 29.7

192,190 29.5

168,657 29.0

153,200 28.7

142,720 27.5

141,577 27.5

131,028 27.4

129,355 27.4
​5 provinsi dengan jumlah kasus tertinggi (Jabar, Jatim, Jateng, Sumut, & Banten)

119,368 26.2

110,059 25.8
​7 provinsi dengan prevalensi tertinggi (NTT, Sulbar, Aceh, NTB, Sultra, Kalsel, & Kalbar)
12 provinsi prioritas penurunan stunting

92,590 24.8

83,139 24.5

80,354 24.5
Prevalensi Stunting Per Provinsi (%)

68,837 24.4

67,624 23.5
Estimasi Jumlah Kasus Stunting Per Provinsi

66,683 23.3

48,853 22.8

47,947 22.4

44,719 22.3

41,397 22.1

39,961 21.6
4

36,995 20.9

34,788 18.6

32,039 18.5

27,810 17.6

25,317 17.3

23,089 16.8
4

17,439 10.9
5
Pertumbuhan linier pada anak usia dini merupakan penanda kuat
pertumbuhan yang sehat
STUNTING

Gangguan Tumbuh
Kembang

• Asupan gizi tidak


adekuat
• Infeksi berulang
• Kurang stimulasi
psikososial

Stunting : tinggi badan


menurut usia kurang
dari -2SD pada kurva
Stunting pada awal kehidupan – terutama pada 1000 hari pertama sejak pembuahan
pertumbuhan normal sampai usia dua tahun – memiliki konsekuensi fungsional yang merugikan pada anak
yakni kurangnya kapasitas kognitif, bahasa, sensorik motorik yang akan memengaruhi
produktivitas di masa depan.
Intervensi stunting perlu dilakukan sebelum dan setelah kelahiran

1 Sebelum lahir 2 Setelah lahir


Sekitar 23% anak lahir Stunting meningkat signifkan pada usia 6-23 bulan, akibat
dengan kondisi sudah kurang protein hewani pada makanan pendamping ASI (MP-
stunted, akibat ibu hamil ASI) yang mulai diberikan sejak usia 6 bulan.
sejak masa remaja kurang 37%
gizi dan anemia. 35%
32%
1,8 x
26%
23% 23%
21%

Stunting pada balita

Lahir 0-5 bln 6-11 bln 12-23 bln 24-35 bln 36-47 bln 48-60 bln
Sumber: Riskesdas 2018 7
MASALAH KESEHATAN IBU DAN ANAK BERKONTRIBUSI PADA TERJADINYA STUNTING

Sebelum Hamil Ibu Hamil-Bersalin Bayi-Balita

Anemia Lahir Bayi Berat


Prematur Lahir Rendah
Anemia
48,9% 6,6%
Ibu Hamil 29,5%
Panjang Badan
32% KEK Lahir < 48 cm
Remaja
15-24 tahun
17,3% 19,4%
Ibu hamil
Balita
Balita Diare
24% 28% Pneumonia
Ibu hamil dengan 9,8% 1,7%
Wanita Usia Subur
risiko komplikasi
Balita Gizi Kurang
(Gizi Kurang dan Gizi Buruk)

7,1%
Sumber: Riskesdas 2007, 2013, 2018, SSGBI 2019, SSGI 2021
Peraturan Presiden No. 72 Tahun 2021

Intervensi spesifik dan sensitif untuk mengatasiKontribusi Kontribusi


stunting 30% 70%
Intervensi Spesifik Target Intervensi Sensitif
Target (Penyebab Langsung) (Penyebab tidak langsung)
70% pelayanan KB pascapersalinan
58% Remaja putri mengonsumsi Tablet Tambah Darah (TTD)
Sebelum Lahir

15,5% kehamilan yang tidak diinginkan


80% Ibu hamil mengonsumsi 90 tablet TTD selama kehamilan 90% cakupan calon Pasangan Usia Subur (PUS)
memperoleh pemeriksaan kesehatan sebagai bagian
pelayanan nikah
Ibu hamil Kurang Energi Kronik (KEK) mendapat tambahan
90% 100% rumah tangga mendapat akses air minum layak di
asupan gizi kab/kota prioritas
90% rumah tangga mendapat akses sanitasi (air limbah
80% Bayi usia kurang dari 6 bulan mendapat ASI Eksklusif domestik) layak di kab/kota prioritas
112,9 juta penduduk menjadi Penerima Bantuan Iuran
Anak usia 6-23 bulan mendapat Makanan Pendamping ASI (PBI) Jaminan Kesehatan Nasional
80%
(MP-ASI) 90% keluarga berisiko stunting memperoleh
Setelah Lahir

pendampingan
90% Balita dipantau pertumbuhan dan perkembangannya 10 juta keluarga miskin dan rentan memperoleh bantuan
tunai bersyarat
90% Balita gizi kurang mendapat tambahan asupan gizi
70% target sasaran memiliki pemahaman yang baik
tentang stunting di lokasi prioritas
90% Balita gizi buruk mendapat pelayanan tata laksana gizi buruk 15,6 juta keluarga miskin dan rentan yang menerima
bantuan sosial pangan
90% desa/ kelurahan stop Buang Air Besar
90% Bayi memperoleh imunisasi dasar lengkap Sembarangan (BABS)

9
KEMENKES mendorong 11 program untuk mencapai target indikator spesifik
dan sensitif

​Program Intervensi Spesifik dan sensitif ​Sasaran


1 Skrining anemia
Remaja Putri
2 Konsumsi tablet tambah darah (TTD) remaja putri

3 Pemeriksaan kehamilan (ANC)

4 Konsumsi TTD ibu hamil Ibu Hamil

5 Pemberian makanan tambahan bagi Ibu Hamil Kurang Energi Kronis (KEK)

6 Pemantauan pertumbuhan balita

7 ASI eksklusif

8 Pemberian MPASI kaya protein hewani bagi baduta Balita

9 Tata laksana balita dengan masalah gizi (Weight faltering, gizi kurang, gizi buruk dan stunting)

10 Peningkatan cakupan & perluasan imunisasi

11 Edukasi remaja, ibu hamil, dan keluarga termasuk pemicuan bebas Buang Air Besar Sembarangan (BABS) Rematri, bumil, balita, masy.

Keterangan: Pemeriksaan atau pengukuran | Intervensi

10
Gerakan cegah stunting memiliki 5 kegiatan dari sebelum hingga setelah bayi lahir

#CegahStuntingItu
#AksiBergizi #BumilSehat #Posyandu Aktif #JamboreKader Penting
Objektif Membentuk kebiasan Meningkatkan Meningkatkan cakupan Meningkatkan Mengedukasi
olahraga, sarapan dan pemeriksaan dan tumbuh kembang di kapabilitas kader dalam masyarakat tentang
makan TTD untuk pengetahuan Bumil Posyandu demi deteksi memberikan pelayanan stunting dan
menurunkan anemia untuk meningkatkan dini dalam mencegah pencegahannya
pada remaja kesehatan bumil balita gizi kurang dan
stunting

Dukungan Hb meter, bahan medis, Alat USG, Doppler, alat Alat ukur berat badan, Konsumsi, paket materi Publikasi melalui;
yang paket edukasi dan ukur berat dan tinggi infanto-meter, edukasi, seragam, media sosial, media
dibutuhkan makanan sehat badan stadiometer, makanan, sertifikat penyiaran, media
training Kader online, serta media
lainnya

11
12
13
#BumilSehat

Sasaran: Ibu Hamil


Objektif: meningkatkan pemeriksaan dan
pengetahuan ibu hamil
4 ​Langkah

Aktivitas: Pemeriksaan kehamilan, konsumsi


1. Tentukan target lokasi:
tablet tambah darah, konsumsi makanan
koordinasi dengan Puskesmas
tambahan, edukasi, kelas ibu hamil.
setempat
2. Siapkan logistik: tablet
tambah darah (TTD), USG,
Tempat pelaksanaan: Puskesmas
timbangan berat badan,
pengukur tinggi badan, Hb
Sumber Daya Manusia Meter, dll
Dokter, bidan, relawan
3. Laksanakan: pemeriksaan
kehamilan
Potensi Kemitraan
Tablet tambah darah (TTD), USG, 4. Catat dan sosialisasikan
timbangan berat badan, pengukur tinggi keberhasilan program Anda
badan, Hb Meter, Doppler, Alat Ukur Lila,
dll.

14
​Sumber: Data Komdat Kesmas, e-PPGBM, Gsheets

Pemeriksaan kehamilan Sasaran




Jumlah ibu hamil (12 prov): 2.087.246
Jumlah ibu hamil (nasional): 4.881.085

STATUS METRIK ​Status (pencapaian vs. target) ​≥100% ​80-99% ​<80%

INPUT OUTPUT OUTCOME

Puskesmas dengan dokter terlatih


DAERAH Puskesmas mempunyai USG Ibu hamil kunjungan ke-6 Bayi Berat Badan Lahir Rendah
USG
Puskesmas Puskesmas
Triwulan 3 Triwulan 3 Triwulan 3 Ibu hamil Triwulan 3 Bayi lahir
dengan dokter dengan dokter
Aceh 169 246 39 246 18.904 115.067 609 12.712

Sumut 200 212 48 212 91.514 306.185 459 59.211

Jabar 692 1.064 266 1.064 278.711 902.935 10307 353.235

Jateng 489 852 196 852 13.3064 545.999 3934 74.152

Jatim 710 907 190 907 12.2709 590.205 7252 164070

Banten 192 245 139 245 100.673 246.455 1900 88.487

NTB 149 158 40 158 35.616 108.036 1564 32.158

NTT 168 270 48 270 13.816 130.240 4415 25.246

Kalbar 159 184 45 184 19.522 100.189 1936 37.893

Kalsel 99 208 55 208 21.424 80.323 1942 27.920

Sultra 72 144 30 144 9.653 59.442 490 12.485

Sulbar 78 69 12 69 11.281 30.171 693 11.434

12 PROV. 3.177 4.559 1.108 4.559 856.887 3.215.247 35.501 899.033

NASIONAL 5.511 7.257  5.304 7.257 1.213.558 4.881.085 51.418 1.350.748

Sasaran*: Puskesmas yang Data yang ada masih


memiliki dokter berupa data agregat

15
Konsumsi TTD ibu hamil Sasaran


Jumlah ibu hamil (12 prov): 2.087.246
Jumlah ibu hamil (nasional): 4.881.085

STATUS METRIK ​Status (pencapaian vs. target) ​≥100% ​80-99% ​<80%

INPUT OUTPUT  OUTCOME

Kabupaten/Kota Puskesmas dengan stok Puskesmas entri Bumil mengonsumsi


DAERAH Bumil mendapat TTD Ibu hamil yang anemia
dengan stok TTD1 TTD1 ePPGBM TTD

Triwulan
Kab/Ko Triwulan 3 Puskesmas Triwulan 3 Bumil Triwulan 3 Puskesmas Triwulan 3 Bumil Triwulan 3 Bumil
3
Aceh 22 23 340 360 11.016 91.778 80 360 xxx 91.778 683 91.778

Sumut 23 33 426 615 32.618 139.308 323 616 xxx 139.308 430 139.308

Jabar 26 27 1.073 1.101 501.682 656.587 1.042 1.102 xxx 656.587 34.622 656.587

Jateng 32 35 850 880 53.315 197.562 239 891 xxx 197.562 6.116 197.562

Jatim 32 38 729 971 176.610 457.576 694 973 xxx 457.576 21.072 457.576

Banten 8 8 251 245 120.628 235.082 220 249 xxx 235.082 11.344 235.082

NTB 8 10 144 175 37.108 55.959 174 181 xxx 55.959 4.441 55.959

NTT 20 22 396 421 22.033 21.878 263 432 xxx 21.878 3.180 21.878

Kalbar 14 14 248 247 44.083 105.760 196 247 xxx 105.76 4.504 105.760

Kalsel 11 13 184 237 35.078 68.033 220 238 xxx 68.033 6.827 68.033

Sultra 12 17 243 293 11.710 27.258 175 302 xxx 27.258 1.383 27.258

Sulbar 5 6 87 98 12.206 30.465 96 98 xxx 30.465 1.794 30.465

12 PROV. 213 246 4.971 5.643 1.058.087 2.087.246 3.722 5.689 xxx 2.087.246 96.396 2.087.246

NASIONAL xxx xxx xxx xxx 1.535.398 4.881.085 7.018 10.597 xxx 4.881.085 142899 4.881.085

1. Stok minimal 3 bulan untuk total Rematri & ibu hamil

​Sumber: Data e-PPGBM & Gsheets 16


Materi KIE untuk ibu hamil pada buku KIA
Selain ANC, ibu hamil perlu memperhatikan beberapa hal untuk menjaga
kesehatannya dan janin sehingga terhindar dari anemia dan kurang gizi kronik
(KEK) yang dapat berakibat lahirnya Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) atau
prematur serta terhindar dari berbagai penyakit lainnya dengan melakukan:

Tambahkan porsi makanan Makan beragam jenis bahan Minum Tablet Tambah Darah
utama atau makanan selingan makanan (TTD) selama kehamilan
dari sebelumnya (makanan pokok, protein hewani,
kacang- kacangan buah dan sayur)

Minum cukup air putih 8- 12 Menjaga Kebersihan dirinya Menjaga aktifitas sehari- hari,
gelas/hari (mandi dan gosok gigi minimal 2 kali cukup istirahat dan olah raga
(2-3 liter/hari) sehari) ringan

17
Agenda 1. Workshop Penggerakan Bumil Sehat

2. Pekan Gerakan Bumil Sehat

3. Deklarasi Bumil Sehat

4. Strategi Penggerakan

3
Tujuan, Agenda dan Output, Gerakan Bumil Sehat
​Output
​Tujuan  10.000 Puskesmas (termasuk
swasta di wilayahnya)
1. Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mendukung Bumil Sehat serempak melaksanakan
2. Meningkatkan Kesadaran Bumil untuk ANC minimal 6 kali selama Gerakan Bumil Sehat
kehamilan, 2 kali dengan dokter dan konsumsi gizi seimbang.  1.000 Tempat-Tempat Umum
( Perkantoran, Sekolah, Terminal,
Bandara, Mall, Rumah Sakit, dll

​Komponen Gerakan
1. Pemeriksaan kehamilan minimal 6 kali ke Puskesmas (timbang, ​Agenda
indeks massa tubuh, tekanan darah, laboratorium)  Workshop Penggerakan Bumil
2. Semarak Kelas Ibu Hamil (makan bersama, minum tablet tambah Sehat (14-15 Desember 2022)
darah dan dukungan keluarga/suami)  Pekan Gerakan Bumil Sehat (14 -
3. Apresiasi dan dukungan Bumil Sehat 20 Desember)
4. Deklarasi Bumil Sehat  Deklarasi Bumil Sehat (22
5. Upload Bersama Dukungan Bumil Sehat Desember)

19
PESAN KUNCI
Gerakan Bumil Sehat

1. Bumil periksa kehamilan minimal 6


kali dan 2 kali diantaranya USG oleh
dokter
2. Bumil Minum TTD setiap hari, makan
sesuai rekomendasi dan pantau
peningkatan berat badan
3. Bumil mengikuti kelas ibu hamil
minimal 4 kali
4. Melakukan persalinan di fasyankes

20
Workshop
Penggerakan Bumil Sehat

​Susunan Acara
​Tujuan  Pencanangan Gerakan Bumil Sehat
Meningkatkan komitmen stakeholder pusat  Diskusi penggerakan Bumil Sehat
dan daerah untuk mendukung gerakan  Sosialisasi Juknis Bumil Sehat
Nasional Bumil Sehat  Press conference

​Waktu
​Sasaran 14-15 Desember 2022
Seluruh Stakeholder:
• K/L, Pemda, Dunia Usaha, OP, Ormas,
Perguruan Tinggi, Asosiasi, Komunitas, ​Tempat
dll. TBD (Jakarta)

21
Pekan Bumil Sehat ​Lokasi/Kegiatan
Puskesmas
 Pemeriksaan Kehamilan
​Tujuan  Kelas Ibu Hamil
 Merchandise
Meningkatkan Kesadaran Bumil untuk ANC
minimal 6 kali selama kehamilan, 2 kali Tempat umum
dengan dokter dan menggunakan USG (Perkantoran, Sekolah, Terminal, Bandara, Mall,
Rumah Sakit, dll.)
 Apresiasi bagi Bumil
 Gerakan #SatuKertasDukungBumil

S
​ asaran ​Waktu
1. Ibu Hamil 14-20 Desember 2022 (tentatif)
2. Pimpinan Seluruh Stakeholder : K/L,
Pemda, Dunia Usaha, OP, Ormas, T
​ empat
Perguruan Tinggi, Asosiasi, Komunitas, 10.000 Puskesmas di seluruh Indonesia dan 1000
dll. tempat-tempat umum

22
Apresiasi bagi bumil

Ungkapkan rasa terima kasih Anda kepada


seluruh Ibu yang sedang dan telah berjuang
menjaga calon generasi penerus bangsa
yang menjamin kesehatan si buah hati
selama 9 (sembilan) bulan masa kehamilan
dan senantiasa merawat serta mencurahkan
kasih sayangnya kepada si buah hati sejak
kecil hingga dewasa.

23
Gerakan Bumil Sehat

​Kegiatan
​Tujuan  Deklarasi Bumil Sehat
 Talkshow
Meningkatkan dukungan stakeholder di  Upload #BumilSehat di sosial media
daerah  Kompetisi upload terbanyak antar stakeholder

​Sasaran ​Waktu
Stakeholder Daerah: 14-20 Desember 2022 (tentatif)
• Pemda, Dunia Usaha, OP, Ormas,
Perguruan Tinggi, Asosiasi, Komunitas,
dll. T
​ empat
Puskesmas di 34 Propinsi

24
Tanggal Agenda Keterangan

Timeline 17 – 19 November Penyiapan Bahan Laporan Pimpinan

rangkaian 21 – 27 November Penyiapan Materi Kampanye

kegiatan Gerakan
Bumil Sehat 1 – 7 Desember
Advokasi (Menko PMK, Kemenag PPPA, Kemendagri, PKK, Kominfo, BKKBN,
PBNU, Muhammadiyah, Muslimat NU, PHDI, PGI, Perdaki/Ormas Katolik, WKI,
Asosisasi Puskesmas, Adinkes, Lain-lain)

8 Desember Sosialisasi On-line kepada semua Puskesmas

13 Desember Press Conference

14-15 Desember Workshop

14 – 20 Desember Pekan Gerakan Bumil Sehat

22 Desember Deklarasi Bumil Sehat

26
Strategi Sasaran Output
Advokasi Menko PMK, Kemeneg Komitmen dan surat
PPPA, Kemendagri, dukungan Dukungan
Kominfo, PKK, BKKBN semua jajarannya
Strategi Kampanye dan Publikasi Media Sosial, Media luar Spanduk, Poster, Backdrop
Penggerakan ruang Publikasi di media sosial,
Twibon
Publikasi di media luar
ruang

Penggerakan Masyarakat Jejaring Forkom Promkes, Ibu hamil dan pendamping


Puskesmas, Jejaring NU, keluarga datang ke
Muhammadiyah, PGI, PHDI Puskesmas/fasyankes

Penggalangan Mitra Lemonilo, Google/Youtube, Kampanye/publikasi


Tentang anak, Mitra lainnya

27
Contoh Deklarasi #BumilSehat

DEKLARASI IBU HAMIL INDONESIA DALAM


MENCEGAH ANAK STUNTING

Kami Ibu Hamil di Seluruh Indonesia, berjanji:


1. Melakukan pemeriksaan kesehatan sedikitnya 6 kali selama
kehamilan dan 2 kali diantaranya periksa USG dengan dokter
2. Konsumsi Gizi Seimbang sesuai Porsi
3. Meminum Tablet Tambah Darah (TTD)
4. Mengikuti kelas ibu hamil
5. Melahirkan di fasilitas pelayanan Kesehatan

28 28
PERAN DAN DUKUNGAN K/L TERKAIT
Set
Kemenko Kemen Kemen Kemendes Kemenkum
Kegiatan PMK Dagri
Kemen PPPA wapr
kes
Kominfo
PDTT
Bappenas Kemenag KSP
Ham
es

Fasilitasi Koordinasi antar K/L V V V

Surat Edaran/himbauan untuk 34


Provinsi
V V V V V

Surat Edaran ke seluruh K/L


Sarana dan Logistik V V V
Dukungan SDM

Dukungan Penyebarluasan Informasi,


melalui media sosial V V V V V V V V V V V

Penggerakan bumil untuk ANC ke


Puskesmas/ Fasyankes V V V V

Instruksi pemeriksaan kes bumil


dilingkungan kerja/industri

Pemeriksaan Bumil (karyawati) di


Perkantoran V V V V V V V V V V V

Pengawasan, Monitoring, evaluasi V V V V V


PERAN DAN DUKUNGAN K/L TERKAIT
Kemenpa
Kemen Kemen Kemendikbud Kemen Kelautan Kemen BPJS LPP
Kegiatan n
naker Sosial Ristek Perikanan
Bappenas
BUMN
BKKBN
Kesehatan TVRI
WHO
RB

Fasilitasi Koordinasi antar K/L V

Surat Edaran/himbauan untuk 34


Provinsi
V V

Surat Edaran ke seluruh K/L V


Sarana dan Logistik V
Dukungan SDM

Dukungan Penyebarluasan
Informasi, melalui media sosial V V V V V V V V V V V

Penggerakan bumil untuk ANC


ke Puskesmas/ Fasyankes V V V

Instruksi pemeriksaan kes bumil


dilingkungan kerja/industri V V

Pemeriksaan Bumil (karyawati)


di Perkantoran V V V V V V V V V V V

Pengawasan, Monitoring,
evaluasi V
Peran dan dukungan

Seluruh pihak memiliki kekuatan yang


1
besar dalam penggerakan/mobilisasi
sumberdaya masyarakat

Berperan penting dalam mensukseskan


2
“Gerakan Bumil Sehat di Indonesia”

31
MEDIA KIE

​Logo

​Backdrop
MEDIA KIE

​Spanduk
MEDIA KIE

​Lembar Apresiasi
Intervensi stunting perlu dilakukan sebelum dan setelah kelahiran

1 Sebelum lahir 2 Setelah lahir


Sekitar 23% anak lahir Stunting meningkat signifkan pada usia 6-23 bulan, akibat
dengan kondisi sudah kurang protein hewani pada makanan pendamping ASI (MP-
stunted, akibat ibu hamil ASI) yang mulai diberikan sejak usia 6 bulan.
sejak masa remaja kurang 37%
gizi dan anemia. 35%
32%
1,8 x
26%
23% 23%
21%

Stunting pada balita

Lahir 0-5 bln 6-11 bln 12-23 bln 24-35 bln 36-47 bln 48-60 bln
Sumber: Riskesdas 2018 36

Anda mungkin juga menyukai