Anda di halaman 1dari 22

Pengasuhan Anak untuk

Pencegahan Stunting

Direktorat Gizi dan KIA


8 November 2023
Direktorat Jendral Kesehatan Masyarakat melaksanakan pilar transformasi pelayanan
kesehatan primer

Transformasi sistem pembiayaan Transformasi SDM Transformasi teknologi


4 5 6
kesehatan Kesehatan kesehatan Kegiatan
Pengembangan dan pemanfaatan teknologi, digitalisasi,
Rutin
Regulasi pembiayaan kesehatan dengan 3 tujuan: Penambahan kuota mahasiswa, beasiswa dan bioteknologi di sektor kesehatan.
tersedia, cukup, dan berkelanjutan; alokasi yang dalam & luar negeri, kemudahan penyetaraan Belanja Pegawai
adil; dan pemanfaatan yang efektif dan efisien. nakes lulusan luar negeri. Belanja Operasional Perkantoran
Belanja Tupoksi non transformasi

a Teknologi informasi b Bioteknologi

2
Stunting : Tinggi Badan Menurut Umur tidak sesuai. Menunjukkan status
pertumbuhan dan perkembangan anak.

• Otak dibentuk pada 5 tahun pertama kehidupan. Gagal tumbuh (stunting) pada periode ini
tidak hanya terjadi pada tampak fisik (pendek) namun juga pada perkembangan kognitif.
• Perkembangan awal otak memiliki dampak jangka panjang terhadap kemampuan anak
untuk belajar di sekolah maupun dalam kehidupan.
• Intervensi sebelum lahir dan setelah lahir sangat penting.
3
​Angka stunting SSGI turun dari 24.4% di 2021 menjadi 21.6% di 2022

Tren Prevalensi Stunting (%) Tahun 2007 - 2022

36.8 37.2
35.6
34
Pandemi COVID-19
30.8
27.7
24.4
21.6

17.8
14

2007 2010 2013 2016 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024

: Riskesdas : SSGI : Target Kementerian Kesehatan : Target RPJM

Angka stunting = prevalensi stunting pada balita, dalam persentase (%)


4
Prevalensi Balita Stunting (Tinggi Badan Menurut Umur)
Berdasarkan Nasional SSGI 2022
40.0
32.7
34.8
35.0 35.0
31.2
30.0 24.6
30.0 28.2 27.7 27.2 26.9 26.1
27.8 26.1 25.2
25.0 23.9 23.8 20.0
22.1 22.1 20.8 18.6
21.6
20.5 20.2 19.8 19.2
20.0 18.5 18.0
17.0 16.4
15.415.2 14.6
15.0

10.0 8.0

5.0

0.0

Sumber SSGI 2022


Prevalensi Stunting Balita Indonesia 2022: 21,6%
Masing-masing Kelompok Umur Memiliki Risiko
Fokus program dalam Upaya meningkatkan capaian intervensi spesifik pada masa
sebelum lahir dan sesudah lahir
Masa Sebelum lahir Masa Setelah lahir

Remaja Putri
1 Skrining anemia 6 Pemantauan pertumbuhan balita

7 ASI eksklusif
2 Konsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) remaja putri

Balita
8 Pemberian MPASI kaya protein hewani bagi baduta
3 Pemeriksaan kehamilan (ANC)
Tata laksana balita dengan masalah gizi (BB tidak

Ibu Hamil
9 naik, underweight, gizi kurang, gizi buruk dan
stunting)
4 Konsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) ibu hamil

10 Peningkatan cakupan & perluasan imunisasi


Pemberian makanan tambahan bagi Ibu Hamil Kurang
5 Energi Kronis (KEK) Edukasi remaja, ibu hamil, dan keluarga termasuk
11 pemicuan bebas Buang Air Besar Sembarangan
(BABS)
7
7
Pencegahan stunting dengan tatalaksana khusus dilakukan saat
masalah gizi mulai terdeteksi

Grafik Pertumbuhan (BBU) Grafik Pertumbuhan (TBU)

8
Pentingnya Mencegah Masalah Gizi Melalui Pemantauan Pertumbuhan

POSYANDU/Yankes :
• Penimbangan Rujukan ke Puskesmas
• Pengukuran Pada ibu hamil KEK/risiko
• Perkembangan KEK dan balita berisiko Konfirmasi dan
• Imunisasi masalah gizi
Validasi
• Determinan

Rujukan
dilakukan untuk
konfirmasi status
gizi serta Menentukan
tatalaksana kebijakan intervensi
masalah gizi dan yang tepat
penyakit penyerta
Intervensi Intervensi
Spesifik Sensitif
pentingnya memastikan
rujukan berjalan untuk
intervensi yang maksimal
9
Pemantauan Pertumbuhan dan Perkembangan
Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan terdiri dari:
Pemeriksaan antropometri: BB, PB atau TB,
LiLA, LK yang dicatat serta diplot dalam KMS
dalam buku KIA
Pemeriksaan perkembangan menggunakan ceklist
perkembangan sesuai usia dalam buku KIA dan
SDIDTK
Interpretasi hasil pemantauan tumbuh kembang
Edukasi/konseling menggunakan buku KIA, atau
media lainnya (leaflet, poster, lembar balik)
Rujukan balita berisiko masalah gizi dan
perkembangan

Sasaran: Semua Balita dan Anak Pra Sekolah


Tempat Pelaksanaan: Rumah, Posyandu, Pustu dan
Puskesmas
BUKU KIA
Buku KIA berisi informasi dan catatan kesehatan yang komprehensif
mulai dari ibu hamil sampai anak berusia 6 tahun

1. Pemanfaatan buku KIA untuk kesehatan ibu dan


anak belum optimal
2. Kepemilikan buku KIA pada ibu hamil dan balita
meningkat tapi belum merata di tiap provinsi
3. Menurut tenaga pemeriksa kehamilan,
pemanfaatan buku KIA terendah pada dokter
kandungan
4. Menurut tempat periksa kehamilan, pemanfaatan
buku KIA terendah di Rumah Sakit Swasta
5. Hasil analisis lanjut Riskesdas, buku KIA
berkontribusi dalam peningkatan cakupan
kesehatan ibu dan anak
6. Implementasi buku KIA masih terkedala dalam
kelengkapan pengisian buku KIA
7. Perlu Pendampingan ibu hamil dan ibu baduta11
PENCATATAN PEMANTAUAN TUMBUH KEMBANG

Diisi lengkap (L) atau tidak


lengkap (TL) berdasarkan
hasil pemantauan dengan Disi hasil pelayanan SDIDTK
ceklis pada Buku KIA sesuai dengan kode-kode
terlampir atau kode lain yang
sudah disepakati
Edukasi Standar Emas Pemberian Makan Bayi
dan Anak (PMBA)

Inisiasi Menyusu Dini (IMD)

Memberikan ASI Eksklusif sejak bayi lahir sampai


berusia 6 bulan

Memberikan Makanan Pendamping ASI (MP ASI)


mulai usia 6 bulan

Melanjutkan pemberian ASI sampai anak berusia 2


tahun atau lebih

* sesuai Global Strategy for Infant and Young Child Feeding (WHO/UNICEF, 2003)

13
Pemberian Makanan Tambahan Berbahan Pangan Lokal Bagi Balita dan Ibu Hamil

Telah dilaunching pada tanggal 17 Mei 2023 dan


dilaksanakan sosialisasi nasional pada tanggal 31 Mei 2023.
http://link.kemkes.go.id/WebinarSeries1PMTLokal

Sasaran penerima makanan tambahan berbasis pangan lokal


 Ibu Hamil KEK/Risiko KEK
 Balita berat badan tidak naik (T)
 Balita berat badan kurang (underweight/BGM)
 Balita gizi kurang

Berisi contoh
menu makanan
lokal ibu hamil
dan balita
Upaya Pelayanan Kesehatan Anak Usia Sekolah dan Remaja
Pelayanan PUSKESMAS  Pelayanan medis
Dalam PKPR  KIE kesehatan
Gedung  Konseling
 PKHS
 Rujukan

80% di dalam Usaha Kesehatan Sekolah


sekolah •Penerapan kegiatan Trias UKS secara kongkrit di keseharian sekolah

Sekolah/Madrasah sehat
•Peningkatan peran tim pembina UKS (4 Kementerian)

Pembinaan kesehatan di Panti/ Lapas


Pelayanan 20% di luar
•Pelayanan kesehatan,KIE kesehatan, Konseling ,PKHS, Rujukan
Luar Gedung sekolah
Posyandu Remaja
•UKBM mendekatkan layanan kesehatan dilaksanakan dari dan oleh remaja

PPAM Kespro Remaja


•Pelayanan kesehatan reproduksi remaja pada situasi bencana

Saka Bakti Husada


•Krida Bina Keluarga Sehat memberikan kecakapan khusus tentang pembinaan
Keluarga Sehat kepada remaja/pramuka penggalang dan pendega
Upaya memastikan Remaja Putri tidak anemia, minum TTD,
makan bergizi seimbang

SMP SMA sederajat melaksanakan Aksi Bergizi


Secara serentak Gerakan Akzi Bergizi di
34 Provinsi dilaksanakan pada 26 Oktober
2022. Total sekitar 6.420 sekolah dengan
sekitar 2.289.871 siswa berpartisipasi

13.000+ post di Instagram


Bogor (Jawa Barat), 21 Juli 2022 Banten, 26 Juli 2022

3.300+ post di Facebook

710.000+ impression di Tiktok

Ribuan post di Twitter


Aceh, 5 September 2022 Aksi Bergizi Nasional, 26 Oktober 2022
16
Kegiatan: Skrining anemia, olahraga pagi, sarapan sehat + edukasi gizi, dan konsumsi Tablet Tambah Darah
Peningkatan keterampilan kader
dengan 25 kompetensi dasar

Intervensi Spesifik
Penurunan Stunting sebagai
bagian dalam Kompetensi
Dasar Kader Bidang
Kesehatan.

Progress:
• Telah disosialisasikan daring
ke 34 Dinkes Prov, 514
Kab/kota dan Dinas
Pemberdayaan Masyarakat
Desa tgl 16 Feb 2023
• Telah disosialisasikan daring
ke 10.260 puskesmas (1-17
Maret 2023)
Gerakan pencegahan stunting

18
KAMPANYE CEGAH STUNTING

19
​Pastikan bila ada sasaran keluarga sendiri dan di lingkungan sekitar :

1. Ibu Hamil memeriksakan kehamilan (ANC) minimal 6 kali


2. Ibu Hamil mendapat dan minum TTD 1 tablet setiap hari selama kehamilan
3. Balita di pantau pertumbuhannya di Posyandu ataupun Puskesmas / FKTP
lainnya
4. Memberikan dukungan keluarga dan Rekan kerja untuk memberikan ASI
eksklusif pada bayi < 6 bulan.
5. Baduta mendapat MPASI bergizi seimbang kaya protein hewani
6. Balita mendapatkan imunisasi dasar lengkap
7. Remaja putri dapat TTD yang diminum bersama di sekolah atau dibawa ke rumah
saat libur (minum 1 Tablet setiap minggu sepanjang tahun)

20
ayosehat.kemkes Ayo Sehat Kementerian Kesehatan RI

@ayosehat.kemkes @AyoSehatKemkes
21

Anda mungkin juga menyukai