Anda di halaman 1dari 23

PELAKSANAAN 8 (DELAPAN) AKSI

KONVERGENSI PERCEPATAN
PENURUNAN STUNTING

AKSI 4 : PERATURAN BUPATI/WALIKOTA


PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING

LGCB – ASR
Ditjen Bina Bangda- Kementerian Dalam Negeri
OUTLINE

8 (Delapan) Aksi Konvergensi


01 Latar Belakang 03 Percepatan Penurunan
Stunting

Arahan dan Dukungan


Kemendagri Dalam Aksi 4 Peraturan
02 Percepatan Penurunan
04 Bupati/Walikota Percepatan
Stunting Penurunan Stunting

DITJEN BINA BANGDA KEMENDAGRI 2


01
LATAR BELAKANG

3
APA ITU STUNTING ? APA PENYEBABNYA ?

Stunting
Gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, yang
ditandai dengan panjang atau tinggi badannya berada di bawah standar yang ditetapkan oleh Menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang Kesehatan. (Sumber Perpres 72 tahun 2021)

Pengasuhan Yang Kurang Kurangnya akses rumah


Kurangnya akses terhadap air
Baik pengetahuan ibu
• Kurangnya tangga/keluarga terhadap
bersih dan sanitasi
mengenai kesehatan dan gizi • 1 dari 5 rumah tangga makanan bergizi
sebelum dan pada masa di Indonesia masih • Makanan bergizi di Indonesia
kehamilan,serta melahirkan. buang air besar di masih tergolong mahal.
• 60% anak usia 0-6 bulan • Komoditas makanan di Jakarta
ruang terbuka.
tidak mendapatkan ASI 94% lebih mahal
Eksklusif. dibandingkan dengan di New
• 1 dari 3 rumah tangga Delhi, India (RISKESDAS
• Terbatasnya Layanan
kesehatan untuk ibu selama
belum memiliki akses 2013, SDKI 2012,
masa kehamilan. terhadap air bersih. SUSENAS).

DITJEN BINA BANGDA KEMENDAGRI 4


TARGET PENURUNAN STUNTING DALAM RPJMN 2020-2024

TARGET
24,4% Balita di Indonesia 2019 2020 2021 2022 2023 2024
mengalami Stunting (SSGI, 2021)
27,7% 24,1% 21,1% 18,4% 16% 14%

37.2
Tren Stunting Balita 2013-2019 dan Target 2024
30.8
Rata-rata
Penurunan
25.84
27.67 1,3 % /tahun Target 2024:
19.00
Penurunan 2X lipat dari Tren
1,7 % /tahun
24,4 Saat Ini
14 3,4 % /tahun Perlu Kerja Keras

Benchmark Tren % Penurunan Stunting di Negara Lain*


2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024
2%/tahun (2005-2015) 0,8%/tahun (2000-2015)
Capaian Series3 Bussiness as Usual
Skenario Kebijakan Target 14% (2024) Peru Vietnam *World Bank (2017)

DITJEN BINA BANGDA KEMENDAGRI 5


PREVALENSI STUNTING NASIONAL

RISKESDAS 2018 Prediksi 2020 SSGI 2021


50.00%

43.70%
43.82%
40.37%
45.00%

39.30%
37.85%
36.80%
35.10%
40.00%

34.89%
30.80%

34.18%

37.80%
33.60%
27.40% 32.30%
32.00%

31.70%
30.00%31.74%
29.80%31.45%

31.44%
29.70%31.25%
31.00%

31.00%
30.90%

30.80%

30.70%
27.67%
30.59%

28.70%30.38%
30.10%
30.00%

33.80%
25.80% 30.11%
35.00%

33.20%
26.20% 29.36%

27.50%29.07%
24.80% 28.98%
28.60%

28.40%
28.30%
22.80% 28.08%

27.60%

31.40%
27.67%

23.30% 27.46%
27.20%

26.80%
22.10% 26.86%

23.50% 26.85%
26.40%

30.20%
26.10%

26.24%
26.25%

24.50%26.21%
25.70%

25.70%

29.50%
25.30%

29.00%
30.00%

24.58%
24.10%

24.10%
22.30%23.95%

27.50%
27.40%
23.40%
21.60%
21.10%

21.18%
20.80%
21.03%
17.30% 21.03%

24.50%
24.41%
19.90%

19.90%

25.00%
16.80% 19.95%

19.93%

22.40%
21.60%
20.90%
16.81%
16.30%

18.60%

20.00%
18.50%
14.30%
10.90% 14.41%

17.60%

15.00%

10.00%

5.00%

0.00%
li ta Y u g g h a u u i r t r a n t n a t h n a a u o a h t n a t h t r
Ba kar DI Ria pun itun nga tar kul Ria amb imu ara imu esi nte ara lata tar ara nga ata tar tar luk ntal apu nga ara ata gar ara Ace ara imu
n l P Te n b Sel ng a B
IJ
a l
an Lam Be a Te esi Ben
U g J T B T
n era wa Indo Ba a B Se ra U ua B Te i Se an U ku U Ma oro i a e r siB aT
u a w a e r
D K
ula
g ka Jaw law a nt at Ja n
Ja ter ate Pap nta wes ant alu G
wes ant ntan si T gga l a w ga
g
p m a m e n
Ke B an Su lim Su u m Sum i
a a
m Sul alim
M
S
a a
ul ali lim law Te Su Ten
a l K
p. K S Ka K Ka Su usa sa
Ke N Nu
Keterangan :
Klaster Klaster Klaster
Batas maksimal toleransi angka stunting WHO yaitu 20% atau Terendah Menengah Tertinggi
seperlima dari jumlah total anak balita yang sedang tumbuh

DITJEN BINA BANGDA KEMENDAGRI 6


Prevalensi Stunting Di Kotatif Jakarta Pusat

SSGI 2021 SSGBI 2019

30.2%

24.7%

19.9% 19.7% 20.3% 20.4% 20.1%


19.3% 18.8%
17.6% 17.8%
16.8%
15.7%
13.4%

u at ra t ur
TA rib s ra an
R e P u U
ta B a l at T i m
A S Se
AK p. ta
ar
ta rta ta
J e ar a ta ar
KI .K a k a k ak kar a k
D m .J .J .J a .J
Ad m m m .J m
b. Ad Ad Ad m Ad
a ta ta ta Ad ta
K
Ko K o Ko ta Ko
Ko

DITJEN BINA BANGDA KEMENDAGRI 7


02
ARAHAN DAN DUKUNGAN KEMENDAGRI
DALAM PERCEPATAN PENURUNAN
STUNTING

8
ARAHAN PRESIDEN PADA RATAS PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING
11 JANUARI 2022

1) Tahun 2022 prevalensi stunting harus diturunkan


sedikitnya 3% melalui intervensi spesifik dan
sensitif, pembentukan Tim Percepatan
Penurunan Stunting (TPPS) dan penguatan
implementasi di Posyandu.

2) BKKBN sebagai Ketua Pelaksana TPPS perlu


didukung oleh Kementerian/Lembaga lain.

3) Intervensi yang dilakukan harus tepat sasaran,


didukung data sasaran yang lebih baik dan
terintegrasi.

4) Alokasi anggaran Tahun 2022 melalui APBN dan


APBD perlu dioptimalkan.

5) Difokuskan pada daerah yang prevalensi


stuntingnya tinggi.
DITJEN BINA BANGDA KEMENDAGRI 9
PERAN KEMENDAGRI DALAM PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING 10
(Sesuai Perpres 72 Tahun 2021, tercantum dalam Pilar 1, Pilar 3 dan Pilar 5)

Mendorong Pemerintah Provinsi menetapkan dan memperkuat Tim Koordinasi


Percepatan Penurunan Stunting tingkat Provinsi melalui Surat Keputusan Gubernur,
dengan melibatkan Perangkat Daerah, para pemangku kepentingan termasuk TP-PKK;

Mendorong Pemerintah Provinsi menyusun program dan kegiatan di 34 Provinsi dan 514
Kabupaten/Kota untuk mengintegrasikan program dan kegiatan percepatan penurunan
stunting dalam dokumen perencanaan daerah (RPJPD, RJMPD, RAD Pangan dan Gizi) ;

Mendorong Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota menyediakan dan


meningkatkan alokasi APBD untuk mendukung program/kegiatan intervesi gizi
spesifik dan gizi sensitif;

Memfasilitasi Pemerintah Provinsi untuk melakukan Penilaian kinerja (PK)


kepada Pemerintah Kabupaten/Kota;

Memberikan penghargaan bagi Pemerintah Provinsi Terbaik dan Pemerintah


Kabupaten/Kota terbaik dalam Penurunan Stunting;

DITJEN BINA BANGDA KEMENDAGRI 10


DUKUNGAN KEBIJAKAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI
DALAM PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING

1 Permendagri 59 Tahun 2021 Tentang Penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM);

Permendagri 90 Tahun 2019 Tentang Klasifikasi, Kodefikasi dan Nomenklatur Perencanaan dan
2 Pembangunan dan Keuangan Daerah;
Kepmendagri 050-5889 Tahun 2021 Tentang Hasil Verifikasi, Validasi dan Inventarisasi
Pemutakhiran Klasifikasi, Kodefikasi dan Nomenklatur Perencanaan Pembangunan Dan
Keuangan Daerah;

3 Permendagri 81 Tahun 2022 Tentang Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2023;

Permendagri 27 Tahun 2021 Tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja
4
Daerah (APBD) Tahun 2022;

Kesepakatan Bersama Antara Mendagri, Menkes, Kepala BKKBN dan Kepala BPKP Nomor
5 441.1/5234.A/SJ, Nomor HK.02.01/Menkes/6434/2021, Nomor 31/KSM/G2/2021, Nomor
MoU/D3/2021 Tentang Percepatan Penurunan Stunting di Daerah.

DITJEN BINA BANGDA KEMENDAGRI 11


03
8 (DELAPAN) AKSI KONVERGENSI
PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING

12
KERANGKA PIKIR IMPLEMENTASI 8 AKSI KONVERGENSI
PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING DI DAERAH

INTERMEDIATE
STRATEGI INTERVENSI OUTPUT DAMPAK
OUTCOME

Pilar 1 PENINGKATAN 1. PERLUASAN SASARAN


PRIORITAS
Komitmen dan Visi DUKUNGAN ANGGARAN 2. FOKUS PADA INDIKATOR-
Kepemimpinan
8 AKSI KONVERGENSI DAERAH DAN DESA INDIKATOR LAMPIRAN
PERPRES 72/2021 DAN RAN
Pilar 2 DAERAH PASTI
Komunikasi ADANYA REGULASI 3. PEMBINAAN KELEMBAGAAN
TPPS DAN KADER
Perubahan Perilaku Integrasi percepatan penurunan DAERAH YANG RELEVAN DESA/KELURAHAN (TPK, KPM,
dan Pemberdayaan
Masyarakat stunting secara sistematis dan TP PKK, DLL)
berkelanjutan 4. PENGUATAN REGULASI
PENINGKATAN SISTEM DAERAH TERMASUK PERAN
Pilar 3 DATA, PUBLIKASI DAN DESA/KELURAHAN
Konvergensi PELAPORAN 5. PENGUATAN PENGELOLAAN
Intervensi Spesifik KONVERGENSI LAYANAN DATA STUNTING DAERAH
dan Sensitif
TINGKAT KELUARGA PERBAIKAN KUALITAS
6. PENINGKATAN PUBLIKASI
DATA STUNTING SEBAGAI
Pilar 4 LAYANAN SPESIFIK DAN STRATEGI KOMUNIKASI
Ketahanan Pangan
Pemenuhan akses dan kualitas layanan SENSITIF PERUBAHAN PERILAKU
dan Gizi bagi seluruh sasaran prioritas stunting 7. INTEGRASI PERENCANAAN
DAN PEMBANGUNAN DAERAH
PENINGKATAN CAKUPAN 8. OPTIMALISASI SISTEM DATA
Pilar 5 DAN PELAPORAN
Sistem, Data,
INTERVENSI BAGI SETIAP
Informasi, Riset dan SASARAN PRIORITAS
Inovasi

DITJEN BINA BANGDA KEMENDAGRI 13


PELAKSANAAN 8 AKSI KONVERGENSI PENURUNAN STUNTING

Stunting : Sinyal bahwa ada


masalah dalam manajemen 8 (Delapan) Aksi Konvergensi:
penyelenggaraan pelayanan Instrument dalam bentuk
dasar, sehingga pelayanan untuk kegiatan Pemerintah
mencegah dan menurunkan Kabupaten/Kota untuk
prevalensi stunting belum
memperbaiki manajemen
tersedia dalam skala dan kualitas
yang memadai, serta tidak penyelenggaraan pelayanan
sampai secara lengkap pada dasar agar lebih terpadu dan
kelompok sasaran prioritas, yaitu tepat sasaran.
Remaja, Calon Pengantin, Ibu
Menyusui, Ibu Hamil, dan Anak
usia 0 – 59 Bulan.

Kemendagri memberikan Capacity Building kepada pemerintah provinsi


untuk bisa membina dan mengawasi Kabupaten/Kota dalam melaksanakan
8 (Delapan) Aksi Konvergensi dan Penilaian Kinerja

DITJEN BINA BANGDA KEMENDAGRI 14


KETERKAITAN ANTAR 8 AKSI DAN SASARAN ANTARA AKSI KONVERGENSI

Rancangan Proses RKPD &


Rekomendasi Lokus dan Aksi #2: Rencana Kegiatan Aksi # 3:
Kegiatan Prioritas APBD
Penyusunan Rembuk
Rencana Kegiatan Stunting
Komitmen &
Kesepakatan
Masukan untuk
Rencana
Kegiatan PerBup/Perwali

pelaksanaan VS hasil
Acuan pemantauan
Kegiatan Perbaikan

Penyebab Stunting
Kesenjangan
Aksi #4: Peraturan

Sistem Data
Data

Sebaran &
Bupati/Walikota
Aksi #1
Percepatan
Analisis Situasi
Penurunan
Stunting
Cakupan & Keterpaduan Intervensi Gizi
pada Rumah Tangga 1000 HPK

Data &
Cakupan Intervensi
Data Stunting &

Sebaran Stunting
Aksi # 6: Sistem Aksi # 7:
Manajemen Data Pengukuran &
Stunting Publikasi Stunting

Peran & Tugas


Pembinaan Pelaku Dan
Pemerintahan Desa/
Perkembangan kasus stunting Kelurahan
Aksi # 8: Aksi #5: Pembinaan
Reviu Kinerja Pelaku Dan
Tahunan Pemerintahan Desa/
Cakupan RT 1000 HPK yg Mendapat Kelurahan
Intervensi Gizi secara Lengkap

DITJEN BINA BANGDA KEMENDAGRI 15


04
AKSI 4
PERATURAN BUPATI/WALIKOTA
PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING

16
DEFINISI
Dengan terbitnya Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 Tentang Percepatan Penurunan Stunting dan
Peraturan BKKBN Nomor 12 Tahun 2021 Tentang Rencana Aksi Nasional Penurunan Angka Stunting
Indonesia (RAN-PASTI) Tahun 2021-2024, semakin memperkuat landasan hukum dan kebijakan percepatan
penurunan stunting karena memuat beberapa penyesuaian kebijakan strategis di antaranya terkait sasaran
prioritas, penguatan kelembagaan, intervensi layanan serta sistem pelaporan dan evaluasi. Atas dasar itu maka
diperlukan revisi/penyesuaian Petunjuk Teknis (Juknis) Pelaksanaan Intervensi Penurunan Stunting Terintegrasi
di Kabupaten/Kota.

TUJUAN
Tujuan utama dari diterbitkannya peraturan Bupati/Walikota tentang ‘Percepatan penurunan Stunting’ adalah
untuk memberikan kepastian hukum yang dapat digunakan sebagai rujukan bagi OPD, desa dan kelurahan
dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan-kegiatan yang mendukung upaya pencegahan dan penurunan
Stunting

DITJEN BINA BANGDA KEMENDAGRI 17


RUANG LINGKUP

Ruang lingkup Peraturan Bupati/Walikota terkait Percepatan Penurunan Stunting yang didalamnya sudah merujuk pada 5 Pilar
STRANAS dan Perpres No. 72 Tahun 2021 sekurang-kurangnya memuat tentang:
1. Target tahunan penurunan prevalensi stunting di Kabupaten/kota
2. Intervensi gizi spesifik dan sensitif : memenuhi target cakupan layanan dalam lampiran Perpres 72/2021 dalam APBD dan
APBDes;
3. Peran Kecamatan dan Desa/Kelurahan (termasuk di dalamnya peran TPPS Kecamatan dan TPPS Desa/Kelurahan);
4. Skema insentif pelaku penurunan prevalensi stunting pelaku desa/kelurahan.
5. Meningkatkan alokasi APBD dan APBDes dari tahun sebelumnya untuk porgram kegiatan percepatan penurunan Stunting.
6. Koordinasi lintas sektor dan tenaga pendamping program;
7. Peran kelembagaan masyarakat desa;
8. Kampanye publik dan kampanye perubahan perilaku

PENANGGUNG JAWAB
Bupati/Walikota selaku Ketua Pegarah TPPS dan penanggung jawab pelaksanaan percepatan penurunan stunting di kabupaten/kota memberikan
kewenangannya kepada Sekertaris yang membidangi bagian hukum bersama OPD yang bertanggung jawab terhadap urusan pemberdayaan
masyarakat dan desa/kelurahan untuk menyusun atau
merevisi Peraturan Bupati/Walikota terkait upaya pencegahan dan penurunan Stunting terintegrasi di tingkat desa dan kelurahan

DITJEN BINA BANGDA KEMENDAGRI 18


JADWAL

Idealnya penyusunan Peraturan Bupati/Walikota selesai ditetapkan paling lambat


pada bulan Mei tahun berjalan sehingga hasilnya dapat dimanfaatkan untuk proses
perencanaan dan penganggaran tahunan di desa/kelurahan pada tahun berjalan dan/atau pada
tahun berikutnya.

TAHAP PELAKSANAAN
Tahapan Aksi 4 Peraturan Bupati/Walikota tentang Percepatan Penurunan
Stunting terdiri dari:
1 Tahap 1: Penyusunan Rancangan Peraturan Bupati/Walikota

2 Tahap 2 : Pembahasan Rancangan Peraturan Bupati/ Walikota

3 Tahap 3 : Penetapan dan Sosialisasi Peraturan Bupati/Walikota

DITJEN BINA BANGDA KEMENDAGRI 19


FORM PENDUKUNG AKSI 4

DITJEN BINA BANGDA KEMENDAGRI 20


Status Regulasi Di Kota Administrasi Jakarta Pusat Tahun
2021

Keputusan Gubernur No 578 Tahun 2021


Tentang Tim Konvergensi Pengendalian Stunting di Provinsi DKI
Jakarta

Intruksi Walikota Administrasi Jakarta Pusat No 11 Tahun 2021


Tentang Intervensi Penurunan Dan Pencegahan Stunting Terintegrasi
Di Kota Administrasi Jakarta Pusat Tahun 2021

DITJEN BINA BANGDA KEMENDAGRI 21


TINDAK LANJUT

• ARAHAN • TINDAK LANJUT


Menetapkan dan memperkuat kelembagaan daerah
dalam upaya penurunan stunting yaitu dengan
menetapkan kebijakan kepala daerah dan tim
Pemerintah Daerah Perlu koordinasi lintas sektor
Mengambil Langkah-langkah Aksi
Konvergensi Dalam Percepatan Memasukkan materi percepatan penurunan
Penurunan Stunting Sesuai mmm stunting sebagai isu prioritas daerah dalam
Dengan Target Nasional 14% RPJMD dan RKPD
2024
Capacity Buliding untuk Sumber Daya Aparatur
Pemda dalam percepatan penurunan stunting baik
knowledge maupun skill

Memastikan adanya alokasi anggaran dalam


APBD untuk percepatan penurunan stunting

Stuntingmerupakan permasalahan multidimensional.


Pemda perlu berkolaborasi dengan berbagai pemangku
kepentingan untuk menanganinya.

DITJEN BINA BANGDA KEMENDAGRI 22


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai