Anda di halaman 1dari 36

DITJEN BINA PEMBANGUNAN DAERAH

KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

KEBIJAKAN PENILAIAN KINERJA


8 AKSI KONVERGENSI
OLEH PEMERINTAH PROVINSI
Disampaikan Oleh :
Budiono Subambang
Direktur Sinkronisasi Urusan Pemerintahan Daerah III
Ditjen Bina Pembangunan Daerah Kementerian Dalam Negeri
OUTLINE

01 LATAR BELAKANG

PROGRES PELAKSANAAN 8 AKSI


02 KONVERGENSI PROVINSI JAWA BARAT

DUKUNGAN KEBIJAKAN KEMENDAGRI


03 DALAM PELAKSANAAN 8 AKSI
KONVERGENSI
KEBIJAKAN PENILAIAN KINERJA DAN
04 PEMBERIAN PENGHARGAAN TAHUN 2021
LATAR BELAKANG
LATAR BELAKANG
ISU STRATEGIS PERCEPATAN PENURUNAN
STUNTING DI DAERAH
Kelembagaan dan
Kordinasi Percepatan Kapasitas pelaksana
program didaerah masih
Penurunan 1 4 lemah dan terbatas baik
Stunting ,masih lemah dari sisi pengetahuan dan
dan perlu ketrampilan;
diberdayakan .

Program/Kegiatan Kualitas
Intervensi Gizi Spesifik data,pengelolaan data
dan Sensitif belum 2 Penguatan dan 5 dan penggunaan data
konvergen dan Penigkatan Kapasitas ntuk keperluan
sepenuhny efektif program masih
terbatas;
Kebijakan penurunan Perilaku masyarakat
program stunting belum belum sepenuhnya
diterjemahkan kedalam sejalan dengan upaya
perencanaan dan 3 6 penurunan stunting dan
penganggaran daerah dukungam sosial masih
(RPJMD dan RKPD); rendah
PENYEBAB MASALAH SUNTING
MANDAT RPJMN 2020-2024
Sasaran/targetnya sesuai dengan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 adalah
27,7% Balita di Indonesia menurunkan prevalensi stunting (pendek dan sangat pendek)
mengalami Stunting (SSGBI, 2019) pada anak bawah usia 2 tahun menjadi 14% dengan Pelibatan
Lintas Sektor. Sasaran strategisnya adalah pencegahan dan
penurunan stunting adalah Ibu Hamil dan anak berusia 0-23
bulan atau rumah tangga 1.000 HPK.
Tren Stunting Balita 2013-2019 dan Target 2024
37.2
Rata-rata Tren % Penurunan
30.8 Penurunan Stunting di Negara Lain*

27.67 25.84 1,3%/tahun


2%/tahun (2005-2015)
Peru
19.00 1,7%/tahun
14 0,8%/tahun (2000-2015)
2,7%/tahun
Vietnam

*World Bank (2017)


2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024

Capaian Series3 Bussiness as Usual


Skenario Kebijakan Target 14% (2024)
Target 2024: penurunan
Sumber: Proyeksi Target SDG Tujuan 2, Bappenas (2018)
2X lipat dari Tren Saat Ini
 Perlu Kerja Keras
PETA PREVALENSI STUNTING NASIONAL TAHUN 2019
(INTEGRASI SSGBI DAN SUSENAS)

40 Status Gizi
37.2

35
30.8
30
27.7

25

19.6
20
17.7
16.3
15 14
12.1
10.2
10
7.4 7
5

0
2013 (Riskesdas) 2018 (Riskesdas) 2019 (SSGBI) 2024 (RPJMN)

Underweight Stunting Wasting


Metodologi Perhitungan Data Prevalensi Stunting oleh Kemenkes:
• Target sampel yang dikunjungi 300.000 Rumah Tangga (Ruta) dari 30.000 Blok Sensus (BS) Susenas yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dengan
Metode PPS (Probability Propotional to Size)
PROVINSI DENGAN PREVALENSI
STUNTING TERTINGGI, MENENGAH DAN TERENDAH

Prevalensi Survei
Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI)
Tahun 2019

27,7% anak Balita


mengalami stunting

Provinsi dengan Prevalensi Provinsi dengan Prevalensi Provinsi dengan Prevalensi


Stunting Tertinggi Stunting Menengah Stunting Terendah

Bali, Kep.Riau,
NTT, Sulbar, NTB, Jawa Tengah dan
Kep.Babel, DKI.Jakarta,
Gorontalo, Aceh Sumatera Barat
Jambi

Sumber Data SSGBI tahun 2019 (Kementerian Kesehatan)


PROGRES
PELAKSANAAN 8
AKSI
KONVERGENSI
PROVINSI
JAWA BARAT
PROVINSI DENGAN PREVALENSI
STUNTING TERTINGGI, MENENGAH DAN TERENDAH

Sumber : Web Aksi Bangda Kemendagri tahun 2020


DESA LOKUS INTERVENSI STUNTING TERINTEGRASI
TAHUN 2020 UNTUK PROVINSI JAWA BARAT
DI 260 KABUPATEN/KOTA LOKUS

Sampai dengan tahun 2020


total lokus Provinsi Jawa
Barat adalah 494
desa/kelurahan. Pada tahun
2021 total lokus Jawa Barat
adalah 642 desa/kelurahan
Lokus

Sumber : Web Aksi Bangda Kemendagri


STATUS REGULASI DAN KELEMBAGAAN
PROVINSI JAWA BARAT

Keputusan Gubernur Jawa Barat:


Nomor: 441. 05/Kep.1076-Yanbangsos/2019 Tentang Tim Koordinasi
Pencegahan dan Penurunan Kematian Ibu, kematian Bayi dan Stunting

Status regulasi dan kelembagaan di provinsi Jawa Barat terkait


penurunan stunting di 20 Kab/Kota sudah terbentuk 100%.
REKAP APBD PROVINSI JAWA BARAT PER-KABUPATEN/KOTA
TAHUN 2020 UNTUK INTERVENSI SPESIFIK DAN SENSITIF

Tahun 2020

Rp696,005,708,717

Rp1,039,127,659,305

Sumber : Web Aksi Bangda Kemendagri Spesifik Sensitif


DUKUNGAN
KEBIJAKAN
KEMENDAGRI
DALAM
PELAKSANAAN
8 AKSI KONVERGENSI
5 PILAR STRATEGI NASIONAL DAN UPAYA MANAJERIAL PEMDA
DALAM PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING MELALUI 8 AKSI KONVER-
GENSI
UPAYA MANAJERIAL PENURUNAN STUNTING PEMDA
MELALUI PELAKSANAAN 8 AKSI KONVERGENSI
TugasKemendagri
5 PILAR STRATEGI NASIONAL

1 2 3 4 5
8 Aksi
Mendorong Konvergensi
Konvergensi,
Komitmen dan Kampanye Nasional Pemantauan dan
koordinasi, dan kebijakan
Visi pimpinan berfokus pada, evaluasi
pemahaman,
konsolidasi program nutritional food
tertinggi negara perubahan prilaku, nasional, daerah dan security
komitmen politik masyarakat
dan akuntabilitas

Peran Kementerian Dalam Negeri melalui Berdasarkan Pilar 3 Stranas


1. Ditjen Bina Bangda memiliki peran khusus dalam memperkuat kapasitas
Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota dalam mewujudkan
Kemendagri memberikan capacity building kepada
konvergensi intervensi gizi prioritas bagi Rumah Tangga 1000 HPK di lokasi- pemerintah provinsi untuk bisa membina dan
lokasi prioritas mengawasi Kabupaten/Kota dalam melaksanakan 8
2. Binwas Provinsi menyasar pelaksanaan aksi konvergensi terkait proses Aksi Konvergensi
perencanaan dan penganggaran (Aksi-1 hingga Aksi-8) oleh Kabupaten/Kota
LANDASAN KEBIJAKAN KEMENTERIAN DALAM
NEGERI
DALAM
PERMENDAGRI PERCEPATAN
100 TAHUN PENURUNAN
2018 TENTANG PENERAPAN STUNTING
STANDAR PELAYANAN
MINIMAL
1
(TERDAPAT 3 SPM YANG TERKAIT DENGAN UPAYA PENURUNAN STUNTING YAITU
KESEHATAN, PU DAN PENDIDIKAN)
PERMENDAGRI 90 TAHUN 2019 TENTANG KLASIFIKASI, KODEFIKASI DAN
NOMENKLATUR PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN KEUANGAN
DAERAH/KEPMENDAGRI 050-3708 TAHUN 2020 TENTANG HASIL VERIFIKASI DAN
2
VALIDASI PEMUTAKHIRAN KLASIFIKASI, KODEFIKASI DAN NOMENKLATUR
PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN KEUANGAN DAERAH (TERDAPAT 37 SUB
KEGIATAN DI 12 PRANGKAT DAERAH )
PERMENDAGRI 40 TAHUN 2020 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN TAHUNAN
3 DAERAH TAHUN 2021
(TERDAPAT 35 PROGRAM YANG DILAKSANAKAN OLEH 12 PRANGKAT DAERAH )
PERMENDAGRI 64 TAHUN 2020 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN APBD TAHUN 2021
Merupakan
(PEMERINTAH payung hukum integrasi
DAERAH MENSINERGIKAN PROGRAMantara
DANperencanaan
KEGIATAN danDALAM
4 penganggaran dalamANGGARAN
upaya percepatan penurunan stunting di daerah
PENYUSUNAN APBD TAHUN 2021 DENGAN KEBIJAKAN PEMERINTAH,
STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM)
YANG TERKAIT DENGAN UPAYA PENURUNAN PREVALENSI STUNTING,
ANGKA KEMATIAN IBU (AKI) DAN ANGKA KEMATIAN BAYI (AKB)

SPM Bidang Pekerjaan SPM Bidang


Umum Pendidikan
SPM Bidang Kesehatan

Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, Pasal 298 ayat (1): “Belanja Daerah
diprioritaskan untuk mendanai Urusan Pemerintahan Wajib yang terkait Pelayanan Dasar yang
ditetapkan dengan standar pelayanan minimal”.
PERPRES NO. 72 TAHUN 2021
TENTANG PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING

Pasal 2 Ayat (1) dan (2)


Dalam rangka Percepatan Penurunan Shtnting, ditetapkan
Strategi Nasional Percepatan Penurunan Stunting.
Kelompok Sasaran:
(Pasal 3)
Tujuan Stranas:
o Remaja;
1. Menurunkan prevalensi Stunting;
2. Meningkatkan kualitas penyiapan kehidupan berkeluarga; o Calon pengantin;
3. Menjamin pemenuhan asupan gizi; o Ibu hamil;
4. Memperbaiki pola asuh;
o Ibu menyusui; dan
5. Meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan; dan
6. Meningkatkan akses air minum dan sanitasi. o Anak berusia 0 - 59
bulan.
Strategi Nasional Percepatan Penurunan Stunting dilaksanakan untuk mencapai target Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan pada tahun 2O3O (Pasal 4 Ayat (1).
INTERVENSI MULTI SEKTOR PERCEPATAN PENCE-
GAHAN DAN PENURUNAN STUNTING
INTERVENSI GIZI INTERVENSI GIZI
SPESIFIK SENSITIF
(BERKONTRIBUSI 30%) (BERKONTRIBUSI 70%)
DINAS DINAS
INTERVENSI SPESIFIK | PERKIM & INTERVENSI SENSITIF |
PU & TR LH
Sektor Kesehatan Sektor Non-Kesehatan
1) Layanan PMT untuk bumil KEK 10) Penyediaan sanitasi yang layak
dan balita kurus
DINAS DINAS 11) Penyediaan air minum yang
DINAS
2) Pemberian tablet tambah darah KESEHATA
N
SOSIAL,PP,P
A & KB PENDIDIKAN layak
untk bumil dan remaja putri
12) Konseling gizi dan Bina
3) Layanan bumil K4 keluarga balita
DINAS
DINAS PERTANIAN,
4) Pemberian vitamin A untuk balita KETAHANAN PETERNAKAN 13) Layanan Pendidikan anak usia
PANGAN &
(6 bulan – 59 bulan) PERIKANAN
& dini (PAUD)
PERKEBUNAN
5) Imunisasi dasar lengkap 14) Program perlindungan sosial :
6) Pelayanan ibu Nifas JKN/ Jamkesda, program
DINAS PM keluarga harapan
7) Pemberian zinc balita diare & PEMDES
15) Kawasan rumah pangan Lestari
8) Balita gizi mendapat perawatan
9) ASI eksklusif dan MP ASI

ENABLING KEPALA DAERAH & DPRD (Komitmen & Kebijakan)


FACTOR BAPPEDA (Koordinator Program)
KEBIJAKAN
PENILAIAN KINERJA
DAN PEMBERIAN
PENGHARGAAN
TAHUN 2021
KEBIJAKAN PENILAIAN KINERJA PELAKSANAAN 8
AKSI KONVERGENSI TAHUN 2021

Tujuan penilaian kinerja dilakukan untuk mengukur


tingkat kinerja pemerintah kabupaten/kota dalam
pelaksanaan 8 (delapan) aksi konvergensi penurunan
stunting :
(a) memastikan akuntabilitas kinerja pemerintah
kabupaten/kota dalam pelaksanaan 8 (delapan) aksi
konvergensi penurunan stunting;
(b) mengevaluasi kinerja pemerintah kabupaten/kota
dalam pelaksanaan 8 (delapan) aksi konvergensi
penurunan stunting,
(c) mengapresiasi kinerja pemerintah
kabupaten/kota dalam pelaksanaan 8 (delapan) aksi
konvergensi penurunan stunting.
RUANG LINGKUP PENILAIAN KINERJA
TAHUN 2021
Ruang lingkup penilaian kinerja meliputi
8 (delapan) Aksi Konvergensi Penurunan Stunting

Dalam rangka mengukur kinerja


pemerintah kabupaten/kota dalam
pelaksanan 8 (delapan) aksi
konvergensi, maka akan dilakukan
penilaian kinerja pada bulan
April - Mei tahun 2021, khusus untuk
pelaksanaan aksi 5-8 tahun 2020.
Sedangkan penilaian kinerja
pelaksanaan Aksi 1 sd Aksi 8 Tahun
2021, akan dilakukan pada bulan
Aprll-Mei tahun berikutnya.
PENILAIAN ANALISIS SITUASI (AKSI 1)

INFORMASI YANG INDIKATOR


DIVERIFIKASI PENILAIAN NILAI TERTINGGI (A)
Form 1.1 Rekomendasi daftar lokasi 1.1 Kab/Kota menggunakan data 1.1 100% lokasi prioritas memiliki
prioritas (fokus penanganan) sebaran stunting dan data jumlah kasus, dan/atau
cakupan dalam menentukan prevalensi stunting yang tinggi
lokasi-lokasi prioritas

Form 1.2 Daftar Intervensi yang 1.2 Kab/Kota menggunakan data 1.2 100% intervensi prioritas
Memerlukan Prioritas cakupan intervensi, outcome menunjukkan cakupan
Penanganan intervensi, dan hasil pemetaan intervensi yang rendah,
program/kegiatan tahun berjalan dilengkapi dengan data outcome
untuk menentukan intervensi
yang diprioritaskan intervensi, dan hasil pemetaan
penanganannya ketersediaan program/kegiatan
di lokasi prioritas
PENILAIAN ANALISIS SITUASI (AKSI 1)
(LANJUTAN)
INFORMASI YANG INDIKATOR NILAI TERTINGGI
DIVERIFIKASI PENILAIAN (A)
1.3 Kab/Kota mengidentifikasi kendala dalam manajemen
Form Hasil identifikasi kendala
dalam manajemen layanan
layanan untuk menyasar Rumah Tangga 1000 HPK. 1.3 Identifikasi kendala meliputi
1.3 Identifikasi mencakup 4 aspek: 4 aspek yang diharapkan,
untuk menyasar Rumah 1. Proses perencanaan, penganggaran, pemantauan dan dan didukung oleh analisis
Tangga 1000 HPK (untuk pengawasan layanan
memastikan rumah tangga 2. Desain pelaksanaan intervensi/pelaksanaan program yang berbasis bukti (data
1.000 HPK mengakses 3. Ketersediaan dan kualitas SDM pelaksana baik kuantitatif atau
layanan) 4. Kendala mengakses layanan dari sisi kelompok penerima kualitatif)
manfaat

1.4 Rekomendasi yang dihasilkan minimal mencakup hal-hal


terkait:
1. Perbaikan manajemen alokasi anggaran atau perbaikan
target lokasi intervensi sesuai dengan sebaran prevalensi
stunting dan kesenjangan cakupan intervensi
Form Rekomendasi
situasi
hasil analisis
2. Perbaikan manajemen layanan untuk memastikan 1.4 Rekomendasi mencakup
1.4 layanan menjangkau Rumah Tangga 1000 HPK sedikitnya 4 poin dan
3. Perbaikan koordinasi antar OPD serta antara menunjukkan kaitan yang
kabupaten/kota dan desa
4. Perbaikan manajemen data stunting dan cakupan jelas antara identifikasi
intervensi kendala dan rekomendasi
yang dihasilkan
PENILAIAN PENYUSUNAN PERENCANAAN
DAN PENGANGGARAN (AKSI 2)
INFORMASI YANG INDIKATOR
DIVERIFIKASI PENILAIAN NILAI TERTINGGI (A)
Rencana Kegiatan Kab/Kota
A. Rencana Kegiatan Peningkatan Integrasi 2.1 Kab/Kota menyusun Rencana
Kegiatan berdasarkan matriks
2.1 Seluruh rekomendasi masuk
For dalam Rencana Kegiatan
Intervensi Penurunan Stunting rekomendasi
m B. Rencana Program dan Kegiatan Intervensi
2.1 Penurunan Stunting Terintegrasi (tahun
berjalan)
C. Rencana Program dan Kegiatan Intervensi
Penurunan Stunting Terintegrasi (tahun
rencana)

2.2 Seluruh Desa Fokus telah


Rencana Kegiatan di Lokasi Fokus 2.2 Kab/Kota menyiapkan rincian
For dilengkapi dengan rincian
A. Rencana Program/Kegiatan Intervensi Kegiatan masing-masing desa
m kegiatan
Penurunan Stunting Terintegrasi (tahun Fokus
2.2 berjalan)
B. Rencana Program/Kegiatan Intervensi
Penurunan Stunting Terintegrasi (tahun
rencana)
PENILAIAN PENYUSUNAN PERENCANAAN
DAN PENGANGGARAN (AKSI 2) (LANJUTAN)

INFORMASI YANG INDIKATOR NILAI TERTINGGI


DIVERIFIKASI PENILAIAN (A)
Form 2.3 Matriks pemantauan integrasi 2.3 Kab/kota menunjukkan 2.3 Seluruh rekomendasi
Rencana Kegiatan pada tahun kemajuan pelaksanaan
berjalan yang ditargetkan selesai
rekomendasi hasil analisis pada tahun berjalan,
A. Matriks Pemantauan
Integrasi Rencana Kegiatan
situasi pada tahun
berjalan dilaksanakan
B. Matriks Pemantauan
Integrasi Anggaran Rencana
Kegiatan

Form 2.4 Matriks pemantauan integrasi


Rencana Kegiatan pada tahun
rencana Kab/kota 2.4 Rencana kegiatan yang
2.4 ditargetkan terlaksana
A. Matriks Pemantauan mengintegrasikan Rencana
Integrasi Rencana Kegiatan Kegiatan ke dalam pada tahun berikutnya
B. Matriks Pemantauan dokumen perencanaan dimuat dalam KUA-PPAS
Integrasi Anggaran Rencana
Kegiatan dan penganggaran
PENILAIAN REMBUK STUNTING (AKSI 3)

INFORMASI YANG NILAI TERTINGGI


DIVERIFIKASI INDIKATOR PENILAIAN (A)
Form Salinan undangan Pimpinan daerah dan stakeholders
3.1 3.1 KDH/Wakil KDH dan/atau unsur
3.1 menunjukkan partisipasi aktif selama DPRD mengikuti sesi konsultasi hasil
pelaksanaan analisis situasi dan rencana kerja
Rembuk Stunting mampu menghasilkan bersama kecamatan dan desa/kel
Form 3.2 Salinan paparan
hasil analisis situasi
3.2 kesepakatan/komitmen yang mencakup beserta penyepakatan komitmen
dan 1. deklarasi Pemerintah Kab/Kota dalam rembuk stunting
rekomendasinya penurunan stunting
2. komitmen Publik dalam penurunan
3.2 Komitmen mencakup seluruh poin
Form 3.3 Salinan paparan
rancangan rencana
stunting
3. kesepakatan Rencana Kegiatan
kegiatan 4. Peran desa dan kecamatan untuk
meningkatkan integrasi intervensi di
tingkat desa
3.3 Ada publikasi/ sosialisasi oleh media
milik Pemerintah dan non
Form 3.4 Salinan berita acara
kesepakatan hasil
pemerintah daerah
rembuk
3.3 Publikasi/sosialisasi Rembuk Stunting oleh
media
PENILAIAN PERATURAN BUPATI/WALIKOTA (AKSI 4)
INFORMASI YANG
DIVERIFIKASI INDIKATOR PENILAIAN NILAI TERTINGGI (A)
Salinan Peraturan 4.1 Kab/Kota menyediakan dukungan regulasi untuk Ruang lingkup
Form 4.1 Bupati/Edaran Kepala BPMD mengoptimalkan peran Desa dan masyarakat 4.1
dalam penurunan stunting. Regulasi minimal mencakup minimal 5
tentang Peran Desa poin
mengatur tentang:
1. Kewenangan desa dalam pelaksanaan
intervensi gizi melalui APBDesa
2. Peran kecamatan dalam mendukung
pemerintah desa
3. Dukungan untuk mobilisasi dan penyediaan
insentif bagi kader pembangunan manusia
4. Koordinasi Pemerintah Desa dengan OPD
terkait dan fasilitator atau pendamping
program
5. Peran kelembagaan masyarakat (Posyandu,
PAUD, PKK, dan lainnya)
6. Dukungan untuk kampanye publik dan
komunikasi perubahan perilaku di tingkat desa

Form 4.2 Daftar desa peserta 4.2 Menjangkau seluruh


sosialisasi desa
4.2 Cakupan Desa yang mendapat Sosialisasi
Perbup/Perwali tentang Peran Desa
PENILAIAN KADER PEMBANGUNAN MANUSIA (AKSI
5)
INFORMASI YANG
DIVERIFIKASI INDIKATOR PENILAIAN NILAI TERTINGGI (A)

Form Daftar Desa yang 5.1 Cakupan 5.1 Minimal di 75%


5.1 telah desa/kelurahan yang desa/kelurahan
Menerbitkan SK memiliki kader
Kepala pembangunan
Desa/Lurah manusia 5.2 Minimal di 75%
tentang desa/kelurahan
Penunjukan KPM 5.2 Cakupan desa
kelurahan dengan
Daftar desa yang kepastian dukungan
Form biaya operasional
5.2 telah
Menganggarkan
Operasional KPM
PENILAIAN SISTEM MANAJEMEN DATA (AKSI 6)

INFORMASI YANG INDIKATOR


DIVERIFIKASI PENILAIAN NILAI TERTINGGI (A)
A. Hasil Pemetaan Kondisi Data
Form Sebaran Stunting dan Cakupan 6.1 Kab/Kota telah menindaklanjuti daftar
data yang akan diprioritaskan
6.1 100% data yang diprioritaskan
6.1 Intervensi perbaikannya ditindaklanjuti mulai tahun
B. Hasil Pemetaan Situasi Sistem berjalan
Data Eksisting
1. Sistem Pencatatan Data
2. Sistem Pelaporan Data

Form Hasil Assessment Sistem Data


…........(OPD)
6.2 • Dinkes
• PU
• Disdik
• Dinsos

Form Rencana Kegiatan Perbaikan


Sistem Manajemen Data OPD….
6.3
PENILAIAN SISTEM MANAJEMEN DATA (AKSI 6)
LANJUTAN
INFORMASI YANG INDIKATOR NILAI TERTINGGI
DIVERIFIKASI PENILAIAN (A)

Form Status Realisasi 6.2 Kab/kota memiliki 6.2 Rencana


Kegiatan rencana perbaikan perbaikan
6.4 sistem manajemen
Perbaikan mencakup 100%
Sistem data berdasarkan data yang
Manajemen hasil assesment
diprioritaskan
Data OPD….
PENILAIAN PENGUKURAN DAN PUBLIKASI
STUNTING
INFORMASI YANG INDIKATOR
DIVERIFIKASI (AKSI 7)
PENILAIAN NILAI TERTINGGI (A)

Form Hasil Analisis 7.1 Kab/kota mampu 7.1 Data pengukuran


7.1 Pengukuran Data melakukan pengukuran stunting mencakup
Stunting Tingkat sasaran balita secara
Kab/Kota minimal 80% dari
rutin
sasaran
Form Hasil Analisis 7.2 Kab/Kota mampu
7.2 Pengukuran Data melakukan analisis 7.2 Hasil analisis tersedia
Stunting Tingkat hasil pengukuran data untuk tingkat desa,
Kecamatan stunting kecamatan, dan
Hasil Analisis Kab/kota dalam 2
Form tahun terakhir
7.3 Pengukuran Data
Stunting Tingkat
Desa/ Kelurahan
PENILAIAN PENGUKURAN DAN PUBLIKASI
STUNTING
INFORMASI YANG (AKSI 7) LANJUTAN
INDIKATOR
DIVERIFIKASI PENILAIAN NILAI TERTINGGI (A)

Form Contoh publikasi 7.2 Kab/kota 7.2 Publikasi tersedia


7.4 hasil pengukuran mempublikasikan
untuk tingkat sampai dengan
kecamatan hasil analisis data untuk tingkat desa
stunting terkini
Form Contoh publikasi
7.5 hasil pengukuran
untuk tingkat
kab/kota
PENILAIAN REVIU KINERJA TAHUNAN (AKSI 8)
INFORMASI YANG INDIKATOR NILAI TERTINGGI
DIVERIFIKASI PENILAIAN (A)
MATRIKS REVIU 8 Pemerintah Kabupaten/Kota
Form melakukan reviu kinerja yang
8.1 KINERJA TAHUNAN
meliputi: 8.1 Matriks reviu terisi
1. Reviu terhadap capaian target
lengkap untuk 3
Matriks
output/outcome (target dan indikator
Form realisasi)
8.2 Permasalahan/Ken 2. Reviu terhadap serapan anggaran
dala dan Solusi (alokasi dan realisasi)

Pemutakhiran 3. Reviu terhadap


Form permasalahan/kendala yang
8.3 Status Tindak
Lanjut dihadapi selama tahun berjalan,
Rekomendasi solusi yang diperlukan untuk
mengatasi permasalahan/kendala
Penilaian Kinerja tersebut, serta adanya simpulan
Yang Dilaksanakan atas program/kegiatan yang
Oleh Provinsi direview (dilanjutkan atau diganti
Tahun ………….. dengan program/kegiatan lain)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai