Anda di halaman 1dari 52

STRATEGI KOMUNIKASI PERUBAHAN

PERILAKU
PENGASUHAN GIZI

Disampaikan Oleh: Sri Sudartini, MPS (Kepala Bidang Kesmas Dinkes Prov. Jabar)
Pada Pertemuan Orientasi Strategi Perubahan Perilaku Pengasuhan Gizi
Cianjur. 10-12 Agustus 2020
PENGANTAR PRESIDEN RI

RATAS
PERCEPATAN
PENURUNAN
STUNTING
Rabu, 5 Agustus 2020
PREVALENSI
STUNTING

TARGET !!

PERBAIKAN
Kepala Daerah Provinsi, Kabupaten Kota,
Kecamatan dan Desa Perlu Melakukan
Percepatan Penurunan Sunting
FOKUS KEGIATAN
PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING

fokus  stunting di 10 Akses pelayanan kesehatan Bumil Promotif, edukasi, & sosialisasi Integrasi dengan peogram
Provinsi ( NTT, Sulbar, NTB, & balita di posyandu tidak boleh untuk meningkatkan perlindungan sosial terutama,
Gorontalo, Aceh, Kalteng, berhenti ditengah pandemi pemahaman melibatkan PKK, PKH, BPNT, pembangunan
Kalbar, Kalsel, Sulawesi COVID -19 (pemberian PMT Toma, Toga & Relawan yang Infrastuktur dasar yang
Tenggara, Sulteng) bumil, Vitamin A pada balita dan menjadi gerakan bersama menjangkau keluarga tidak
ibu nifas, MP-ASI, dll mampu
Analisis situasi

EG I Penentuan kelompok sasaran

R AT
ST U N I Penyusunan Struktur dan Dimensi Pesan

KO M Kunci

S I
KA H
Pengembangan Pendekatan Komunikasi

U B A
PE R Pengelolaan Saluran Komunikasi
AN
IL A K
PE R Desain materi komunikasi

U
Analisis
situasi
JUMLAH KEMATIAN IBU PER KAB/KOTA
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2019

Jumlah Kematian Ibu Per Kab/Kota Tahun 2018 -


2019
80
72
70
60
50 45 45
42 43
40 40
40 37
34
29
30 24 23 22 21 24 24
20 16 15 13 14 14 13
11 12
10 5 3 3
61 55 55 44 43 39 38 35 32 29 28 28 25 24 22 18 18 18 16 16 15 12 11 7 5 3 3
0
u
ru
t g t
ra arta lay
a ng gan pok gka mis hi ar bon
ay a an a a n e n a m
a nj
m G w B k a
Su
b i e i i a re
dra a ra ng
r w
a
ikm Kun ta D ajal C
t a
C
t a
B
a
Ci
In K u s
nd Pu Ta Ko M Ko Ko Kot
Ba

2018 2019
Karakteristik kematian ibu di Provinsi Jawa Barat Tahun 2019

33% penyebab kematian akibat


Total Kematian Ibu
perdarahan, 32% HDK, dan 9% Tahun 2019 : 684
Ganggunan system peredaran
kasus
darah, dan 21% lain-lain Penolong persalinan
Pertama 46% oleh bidan;
43% oleh dr SpOG, 4% oleh
Periode kematian ibu dr Umum, 7% masih ada
57% pada saat nifas, oleh Dukun/Paraji
25% bersalin, dan 28%
pada saat ibu hamil rujukan

Penolong persalinan
Terakhir
Tempat kematian ibu 71% oleh dr SpOG, 20%
68,35% terjadi di RS, 4,3%
oleh bidan;, 4% oleh dr
di Puskesmas,17,79%
lainnya (faskes lainnya, Umum, 5% masih ada oleh
klinik, di perjalanan), Dukun/Paraji
9,57% masih terjadi di Sumber :
Rumah (non faskes) Laporan kesga dan faktor determinan kematian ibu dari 27 Kab/kota Prov. Jabar tahun
2019
Karakteristik kematian ibu
di Provinsi Jawa Barat
Kualitas deteksi dini risti
Tahun 2019
dan pemantauan adekuat?
FAKTOR LAIN (MENDASAR) :
• PENDIDIKAN IBU : 33% 15% Anemia 61% usia ibu 20-35
SD, 31% SMP, 28% SMA, 10% KEK tahun, 29% usia>35
6% PT, 2 % tidak tamat
sekolah  akses
75% Normal tahun, 10% usia<20
pengetahuan dan
informasi
Kualitas ANC tahun
Sesuai
standar?????? Masih terdapat ibu
• PEKERJAAN SUAMI 40% yang meninggal
buruh, 28% wiraswasta, 68% ANC terlalu muda dan
terlalu tua
22% swasta, 3% Lengkap
PNS/BUMN  32% ANC
akses ekonomi tidak lengkap

Kualitas KB, KIE KB 53% ibu dengan G2,


• PEMBIAYAAN : 31% tidak Pasca Salin??? G3
mempunyai jamkes, 69% 24% Ibu dengan G1
mempunyai  42% Tidak ber-KB
Akses pembiayaan 8% MKJP 23% ibu dengan G>4
50% Non MKJP Masih terdapat ibu yang
meninggal terlalu
sering/banyak  KB???

Sumber : Berdasarkan laporan by name by address dan faktor


determinan kematian ibu dari 27 Kab/kota Prov. Jabar tahun
2019
JUMLAH KEMATIAN BAYI PER KAB/KOTA
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2019
Berdasarkan laporan th 2019, Pada tahun 2019, Jumlah
Jumlah Kematian Bayi Per Kab/Kota Tahun 2018 - 2019 tercatat kematian bayi Provinsi kematian bayi, 83% terjadi pada
Jabar 2.851, menurun 232 kasus masa neonatal (0-28 hari). 17%
350
dibandingkan dengan tahun 2018 terjadi pada masa post neonatal
(3.083 kasus) (29 hari – 11 bulan)
300
248 246
250
217
207 10 Kab/Kota dengan Kematian
Kematian neonatal, 82% pada
200 182 Bayi tahun 2019 : Garut.
usia 0 – 6 hari, 18% pada usia 7hr
Indramayu, Bandung, Sukabumi,
157 – 28 hr. penyebab paling tinggi
Tasikmalaya, Karawang, Bandung
150 134139127 kematian yaitu 40% BBLR dan
Barat, Sumedang, Cirebon, Kota
111114104 27% Asfiksia
Bandung
98
100 77 84 81 77
69
62 54 58 64
Penyebab Kematian Neonatal Penyebab Kematian Post Neonatal
50 35 34
25 33 Pneu-
14 Lain2
286271260242204162155144142114113109109 83 80 79 78 67 59 57 53 50 41 35 34 33 23 17% monia
0 BBLR 17%
Diare
Kelainan 40%
12% 13%
Sepsis Saluran
3% Cerna
Tetanus 4%
Lain2 Tetanus
0% 64% Kelainan
Malaria
0%
Asfiksia Saraf
0%
28% 1%
2018 2019
Jumlah Kematian Ibu Per Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Barat
Periode bulan Januari – Juni Tahun 2019 - 2020
40
35
30

Jum;ah Kematian Ibu 25


20
15
10
5
0
I T I I I I
O R M JU R NG R U YA MIS AN BON GKA ANG AYU ANG RTA ANG KAS RA RAN G OR UM
T
NG B ON KAS PO
K
AH LAY
A AR
OG B U
AN DU A A L A
I A IN G E N D M B KA W E B A A O B D U E E DE IM A A NJ
B KA CI G C IR LE ME A .B G D B KA AN R B C
N
KM N
. C AJA DR SU W A A
AN TA CI TA
M AB
. SU . BA SI KU B S U N R KAR KAB UN G SU A B T A O S IK T
A I O A KO
AB
K A B
. T KA M PU N D A N K
O TA OT KO K T
K B P K TA
KA BA K
KO

• Jumlah kematian ibu tahun 2020 Penyebab Kematian Ibu Tahun 2019 - 2020
sebesar 359 kasus, dengan kasus 140 122
kematian ibu tertinggi di kabupaten 120 98
111 106

83
Bogor sebanyak 40 kasus, 100 75
80
Dibandingkan tahun 2019 terdapat 60
48 45

377 kasus kematian ibu, tahun 2020 40 16 13


5
14
20
mengalami penurunan kasus 0
Perdarahan Hipertensi Infeksi Gangguan Gangguan Lain2
kematian ibu sebesar 18 kasus Darah Metabolik
(pada periode yang sama). 2019 2020
Jumlah Kematian Bayi Per Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Barat
Periode bulan Januari – Juni Tahun 2019 - 2020
Jumlah kematian Bayi tahun 2020 sebesar 1348 kasus.
Jumlah Kematian Ibu dan Bayi Dibandingkan tahun 2019 terdapat 1436 kasus
KOTA BANJAR 8 kematian bayi, tahun 2020 mengalami penurunan
22
KOTA TASIKMALAYA 15 28 sebesar 88 kasus (pada periode yang sama). Proporsi
CIMAHI 1823 kematian bayi, 85,9% adalah pada masa Neonatal.
DEPOK 14 55
KOTA BEKASI 02 Jumlah kematian neonatal di tahun 2020 sebesari 1158
KOTA CIREBON 59
58 kasus mengalami penurunan 35 kasus dibandingkan
KOTA BANDUNG 32
KOTA SUKABUMI 20
23
dengan tahun 2019 yaitu sebesar 1193 kasus (pada
KOTA BOGOR 2834 periode yang sama). Namun untuk kasus kematian post
12 20
PANGANDARAN
67
neonatal tahun 2020 sebanyak 268 kasus, mengalami
BANDUNG BARAT 0
KAB. BEKASI 0 kenaikan sebesar 35 kasus dibandingkan dengan tahun
12
KARAWANG 79 100 2019 sebanyak 239 kasus.
PURWAKARTA 37
40
SUBANG 39 61
INDRAMAYU 108
114
Penyebab Kematian Bayi 2019 - 2020
SUMEDANG 65 76 600
MAJALENGKA 4248
62 500
KAB. CIREBON 81
KUNINGAN 24 52 400

Penyebab Kematian Bayi


CIAMIS 56
58 300
KAB. TASIKMALAYA 93
91
GARUT 139
138 200
KAB. BANDUNG 82 90
100
CIANJUR 32 50
KAB. SUKABUMI 148 0
143
BOGOR 66
B LR ksia nus psis nan nia iare rna nus araf aria in2
B sfi eta Se lai mo D Ce eta S al La
65
0 20 40 60 80 100 120 140 160 A T e
K ne u n T a n M
a in
P l ur l a
2019 2020 Sa Ke
Masalah gizi balita
di Jawa Barat
BBLR, GIZI KURANG,
KURUS, & STUNTING masih
menjadi MASALAH
KESEHATAN MASYARAKAT

15.7 % (2013) 10.9% (2013) 35.3% (2013)


10.8% (2013)
Balita di Jawa Barat Balita di Jawa Barat Balita di Jawa Barat
Bayi di Jawa Barat memiliki berat badan memiliki berat badan memiliki tinggi badan
lahir dengan berat yang tidak sesuai yang tidak sesuai yang tidak sesuai dengan
badan rendah dengan Usianya dengan Tingginya usianya (Pendek)
(< 2.500 gram)
(Kurang) (Kurus)
31.1% (2018)
6.3% (2018) 13,2% (2018) 8.4% (2018) 26.21% (2019)
13,0% (2019) 6,6 % (2019) Sumber: Riskesdas 2013, 2018 & SSGBI 2019
Prevalensi stunting (pendek
Kt. Tasikmalaya 19.77
Tasikmalaya 19.74
Bandung 16.18
13.93
dan sangat pendek) pada
Indramayu
Kt. Bekasi 12.60
Bandung Brt 11.86
10.79
balita
Sumedang
Kt. Depok 9.39
Kt. Cirebon 8.95
Garut 8.33
HASIL BULAN PENIMBANGAN BALITA Cirebon 8.28
Kt. Banjar 8.28
FEBRUARI 2020 Kt. Bandung 8.27
JAWA BARAT 8.17
D/S: 82,58 % Kt. Cimahi 7.31
Kuningan 6.85
Cianjur 6.80
Sukabumi 6.64
Bekasi 6.46
Angka Jawa Barat 8,17% (di bawah ambang batas Ciamis 6.25
masalah kesehatan masyarakat menurut WHO Kt. Sukabumi 6.16
Majalengka 5.63
(<20%)). Namun harus menjadi perhatian bagaimana Kt. Bogor 5.30
KUALITAS PENGUKURAN (SDM dan alat Bogor 4.47
Purwakarta 4.09
antropometri yang digunakan) Subang 3.84
Pangandaran 3.55
Karawang 3.25
Indramayu 9.47
8.34
Prevalensi wasting (Kurus dan
Kt. Tasikmalaya
Kt. Bekasi 8.01
Tasikmalaya 7.30

Sangat Kurus) pada balita


Kt. Banjar 6.38
Bandung 6.23
Kt. Depok 6.17
Kuningan 4.21
Ciamis 4.06
Kt. Bandung 4.03
Cirebon 4.00 HASIL BULAN PENIMBANGAN BALITA
JAWA BARAT 4.00
Kt. Cimahi 3.94 FEBRUARI 2020
Kt. Cirebon 3.93
3.76
Bekasi
Subang 3.58
D/S: 82,41 %
Garut 3.58
Bandung Brt 3.52
Sukabumi 3.16
Kt. Sukabumi 3.14 Angka Jawa Barat 4,00% (di bawah ambang batas
Bogor 3.10 masalah kesehatan masyarakat menurut WHO (<5%)).
Sumedang 3.02
Kt. Bogor 2.82 Namun harus menjadi perhatian bagaimana
Majalengka 2.82 KUALITAS PENGUKURAN (SDM dan alat
Karawang 2.47
Cianjur 1.99 antropometri yang digunakan)
Pangandaran 1.71
Purwakarta 0.97
Kt. Tasikmalaya 12.64
Tasikmalaya 10.78
Bandung 10.15

Persentase Balita 10.14


Kt. Banjar
Kt. Cirebon 10.11
Indramayu 9.84

Underweight
Cirebon 9.00
Kt. Bekasi 7.58
Kt. Bandung 7.51
Kt. Depok 7.43
Sumedang 7.20
HASIL BULAN PENIMBANGAN BALITA Majalengka 6.95
FEBRUARI 2020 Kt. Cimahi 6.90
Bandung Brt 6.77
D/S: 82,67 % Ciamis 6.61
Kuningan 6.54
Prov Jabar 6.28
Angka Jawa Barat 6,28% (di bawah ambang batas Kt. Sukabumi 5.89
masalah kesehatan masyarakat menurut WHO Garut 4.97
(<10%)). Namun harus menjadi perhatian bagaimana Cianjur 4.83
KUALITAS PENGUKURAN (SDM dan alat Bogor 4.59
antropometri yang digunakan) Subang 4.53
Kt. Bogor 4.52
Sukabumi 4.09
Bekasi 4.03
Purwakarta 3.99
Pangandaran 3.94
Karawang 3.41
Kt Depok 5.7
Karawang 11.0

Kt.Cimahi)
Subang 12.0
Bogor 21.5
Bekasi 28.4
KT Bandung 29.7
Kt Bogor 31.1
Kt Bekasi 34.8
Kt Cimahi 37.4
Kt. Bandung, Kt.Bekasi, Kt. Depok,
Subang, Karawang, Bekasi, Kt. Bogor,
Jawa Barat sudah mencapai target
dengan capaian 41,1%; 9 Kab/Kota
belum mencapai target (Bogor,

JAWA BARAT 41.9


Indramayu 44.1
Kt Tasikmalaya 44.8
Purwakarta 46.4
Garut 46.8
Kt Cirebon 49.3
Ciamis 55.2
Kt Sukabumi 56.3
Pangandaran 56.8
Tasikmalaya
7. Persentase bayi usia kurang dari 6 bulan

57.2
Sukabumi 58.6
Bandung 59.9
Kuningan 61.1
mendapat ASI Eksklusif Semenster 1 Tahun 2020

Cianjur 61.1
Sumedang 65.0
Kt Banjar 73.4
Bandung Barat 81.9
Cirebon 85.4
TARGET : 40%

Majalengka 85.7
4. Persentase Ibu hamil
Energi Kronis (KEK) Kurang

Kualitas data???
Masih ada ibu hamil
yang tidak diperiksa
LiLA saat Kontak 1

TARGET : <10%
PERSENTASE IBU HAMIL ANEMIA
(Hb<11mg %) SEMESTER I DI 27
KABUPATEN KOTA DI PROVINSI JAWA
BARAT TAHUN 2020

• Presentase ibu hamil anemia di Jawa


barat sd semester 1 adalah 4,54%

• Seluruh kab/kota sudah mencapai target


yaitu di bawah 45%
• Namun perlu menjadi perhatian karena
belum semua ibu hamil diberiksa HB
saat kontak 1

TARGET : 45%
PERSENTASE BAYI DENGAN BERAT BADAN LAHIR
RENDAH (BERAT BADAN < 2500 GRAM) SEMESTER I
DI 27 KABUPATEN KOTA DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN
2020

• Presentase bayi dengan BB lahir rendah di Jawa barat sd semester 1


sekitar 2,07%

• 25 kab/kota sudah mencapai target yaitu di bawah 5,4% dan 2 kab/kota


belum mencapai target

TARGET : 5,4%
Karawang 3.4
Kt Depok 5.9
Kt Bekasi 6.7
Kt Cimahi 7.1
Kt Bogor 8.3
Ciamis 10.1
Subang 11.3
KT Bandung 12.6
Kt Sukabumi 13.3
Majalengka 14.0
Bandung Barat 18.4
Pangandaran 18.5
Bogor 18.8
JAWA BARAT 19.4
Bekasi 20.3
2020

Bandung 21.6
SEMESTER I

Garut 23.7
Kt Tasikmalaya 24.7
Kt Cirebon 25.1
Sukabumi 27.1
DI 27 KABUPATEN KOTA DI
MENDAPAT ASI EKSKLUSIF
PERSENTASE BAYI 6 BULAN

Indramayu 28.1
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN

Kuningan 29.1
Sumedang 30.6
Purwakarta 30.7
Kt Banjar 31.0
Cirebon 31.7
Cianjur 33.4
Tasikmalaya
TARGET : 35%

39.6
PERSENTASE IBU HAMIL MENDAPAT 90 TTD SEMESTER I
51.3
DI 27 KABUPATEN KOTA DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2020 47.7 48.0 48.6
49.7 49.8

44.6
43.6
42.0 42.6 42.7
40.4
39.2 39.4
37.4

33.2 33.5
30.6 31.2

23.8 24.2 24.6 24.7


22.3
18.5 18.6 18.9

11.7

i i t i i i
p ok kas ung gka ung um mis aru ang ang ran arat um njur gor arat laya laya bon gor kas ah ayu bon arta ang gan njar
a G w ub nda a B ab Cia Bo g B ma ma ire Bo Be Cim ram ire ak ed nin Ba
t De t Be and alen and kab Ci r a S k t C
K K T B aj B Su K a g a aw Su K un sik sik K t
n d K t C ur w S um K u K t
K M Kt n J nd Ta Ta I P
Pa Ba Kt

TARGET : 80%
Bandung 12.0

Karawang 14.2

Bandung Barat 34.2

Sukabumi 43.8

Subang 45.7

Cirebon 48.7

Bogor 59.1

Kt Cirebon 62.0

Pangandaran 62.2

Jawa Barat 70.9

Kt Banjar 76.4

Sumedang 76.4

Kuningan 78.9

Majalengka 81.2
Tasikmalaya 90.8

Bekasi 92.6

Indramayu 92.7

Cianjur 94.1
Purwakarta 94.3

Kt Depok 99.1

Kt Bandung 99.8

Garut 100.0

Ciamis 100.0

Kt Bogor 100.0

Kt Sukabumi 100.0

Kt Bekasi 100.0
TARGET : 80%

Kt Cimahi 100.0

Kt Tasikmalaya 100.0
PERSENTASE IBU HAMIL KEK DAPAT PMT
DI 27 KABUPATEN KOTA DI PROVINSI JAW
Kt Bandung 100.0
Purwakarta 100.0
Garut 100.0
Cianjur 100.0 PERSENTASE BALITA KURUS
99.2
Kuningan
Bekasi 92.4
MENDAPAT PMT SEMESTER I
Tasikmalaya 91.6 DI 27 KABUPATEN KOTA DI PROVINSI
Kt Depok 89.0
Ciamis 57.3 JAWA BARAT TAHUN 2020
Pangandaran 46.9
Cirebon 46.8
Jawa Barat 45.4
Kt Banjar 44.3 • Pemberian Makanan Tambahan pada anak balita gizi
Subang 44.1
kurang di Jawa Barat baru mencapai 45.4%
Kt Bogor 37.0
Indramayu 35.7 • Yang sudah mencapai target kota Bandung, Purwakarta,
Bogor 26.3 Garut, Cianjur Kuningan,Bekasi, Tasikmalaya dan
Kt Cirebon 25.4 Depok > 85%
Karawang 19.7 • Sebanyak 18 Kab/ kota belum mencapai target atau <
Kt Sukabumi 17.3 85%
Sukabumi 14.3 • 1 kab/kota belum melaporkan
Majalengka 9.4
Kt Bekasi 8.8
Bandung Barat 6.1
Sumedang 5.2
Kt Tasikmalaya 4.7
Kt Cimahi 4.6
Bandung 0.0
TARGET : 85%
PERSENTASE REMAJA PUTERI MENDAPAT Subang 43.2
TABLET TAMBAH DARAH (TTD) SEMESTER I Kuningan 21.5
Kt Banjar 17.8
DI 27 KABUPATEN KOTA DI PROVINSI JAWA Bogor 16.2
BARAT TAHUN 2020 Ciamis 13.6
Garut 11.5
Cirebon 10.6
Pangandaran 8.4
Kt Bogor 7.7
Kt Tasikmalaya 7.3

i J aw a Barat Majalengka 7.1

ap a t T TD d Jawa Barat 6.9

tri men d Bekasi 5.3


R em a
tase target
Kt Sukabumi 4.0
• Persen capai 6.8% n ca p ai Karawang 3.5
n me rena
baru me ab/Kota belum i terhambat ka udy Bandung 3.3

e lur u hK a re m atr u n tu k St Kt Cimahi 3.0


• S TD p a d vid 1 9 mpat KT Bandung 1.5
ri bu s i T e m ic c o lu m s e
• Dist m a s a pand g g a T TD be Indramayu 1.4
an , sehin mah.
kebijak
Bandung Barat 1.1
F H ) k e ru
H o m e (S
w a p u lan g
si kan TTD Kt Bekasi 0.0
Fro m tuk dib a distrib u Sumedang 0.0
a n un m m en an
diiberik kab/ kota belu lami kekurang Kt Depok 0.0
pa nga
• Bebera gistic TTD me
Kt Cirebon 0.0
Purwakarta 0.0
lo
• Kodisi Tasikmalaya 0.0 TARGET : 50%
Cianjur 0.0
Sukabumi 0.0
0.0 5.0 10.0 15.0 20.0 25.0 30.0 35.0 40.0 45.0 50.0
Kt Sukabumi 8.7

Karawang 10.5

Kt Bogor 14.6

Kt Depok 15.3

KT Bandung 16.6
TARGET : 54%

Bogor 17.3

Ciamis 18.0
DI

Subang 18.2
27

Garut 19.9

Pangandaran 20.3

Bandung 21.6

Majalengka 23.6

Kt Bekasi 25.2

Jawa Barat 25.7

Sukabumi 25.9
2020

Bekasi 29.4

Tasikmalaya 32.1
KABUPATEN

Cianjur 35.3

Kt Tasikmalaya 36.7

Cirebon 37.7

Kt Cimahi 41.2
KOTA
DINI (IMD) SEMESTER I

Bandung Barat 41.3

Kt Cirebon 42.1
DI

Purwakarta 42.9
PPOVINSI JAWA BARAT TAHUN

Indramayu 43.0
PERSENTASE INISIASI MENYUSU

Kuningan 46.0

Sumedang 46.3

Kt Banjar 51.5
Pangandaran 89.8
Ciamis 84.2
PERSENTASE BALITA Cirebon 83.7
Cianjur 83.6
(0- 59 BULAN) DITIMBANG Subang 80.8
DI 27 KAB/ KOTA DI JAWA BARAT Kt Bogor
Indramayu
80.7
79.0
(SEMESTER 1 TAHUN 2020) Garut 77.7
Kt Cirebon 72.0
Sukabumi 62.5
Bandung 61.6
• Balita Ditimbang di Jawa barat rata-rata sd Kt Sukabumi 48.5
Kt Banjar 48.3
semester 1 sekitar 35.1% Majalengka 48.2
• 11 Kab/ Kota sudah mencapai target > 60% Kuningan 47.4
Tasikmalaya 46.6
• 16 kab/ kota masih belum mencapai target Kt Bandung 46.2
karena masih dibawah target <60% Purwakarta 45.1
Kt Bekasi 45.0
• Tertundanya kegiatan penimbangan balita di Sumedang 44.0
posyandu karea masa pandemic covid 19 Kt Tasikmalaya 42.5
Karawang 39.3
menjadikan jumlah balita yang ditimbang Jawa Barat 35.1
lebih sedikit. Bekasi 33.3
Bogor 32.7
Bandung Barat 32.4
Kt Cimahi 28.6
Kt Depok 27.2 TARGET : 60%
Cianjur 58.7

Sumedang 59.5

TARGET : 95%
Kt Cimahi 60.0

KT Bandung 62.5

Kt Depok 63.0

Kt Banjar 63.0

Kt Bekasi 64.8

Karawang 65.5

Bekasi 66.1

Kt Tasikmalaya 66.3

Pangandaran 66.5

Kt Cirebon 67.8

Bandung 68.5

Kuningan 69.5

Cirebon 70.2

Bandung Barat 71.1

Tasikmalaya 72.0

Jawa Barat 72.9

Majalengka 73.1

Ciamis 74.8

Kt Bogor 75.6

Purwakarta 76.1

Indramayu 78.3

Sukabumi 78.4

Subang 80.2

Garut 80.6

Bogor 86.1

Kt Sukabumi 87.5
Kt Depok 12.1

KT Bandung 16.2

Kt Bekasi 18.1

Majalengka 18.2

Garut 21.0

Bandung 21.8
TARGET : 70%

Ciamis 22.9

Kt Sukabumi 23.1

Karawang 24.8

Subang 30.2

Pangandaran 32.3

Jawa Barat 33.0

Kt Bogor 36.1

Sukabumi 36.4

Bogor 36.8

Cianjur 40.0

Kt Tasikmalaya 41.4

Bandung Barat 41.7

Cirebon 41.7

Tasikmalaya 42.3

Bekasi 44.6

Kt Cimahi 46.6

Kt Cirebon 49.5

Purwakarta 51.6

Indramayu 51.7

Sumedang 53.1

Kuningan 55.9

Kt Banjar 62.6
Indramayu 100.0
CAKUPAN DISTRIBUSI KAPSUL Majalengka 100.0
VITAMIN A BULAN FEBRUARI Cirebon
Kuningan
100.0
97.7
BAYI DAN BALITA (6-59 BULAN) DI Sumedang 97.7
Cianjur 96.8
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2020 Tasikmalaya 96.6
Purwakarta 95.2
• Distribusi Vitamin A di Jawa barat Subang 94.9
sebesar 60.3 % Pangandaran
Kt Banjar
92.8
91.6
• 13 Kab/ Kota sudah mencapai target > Kt Sukabumi 88.1
Kt Bogor 88.1
86% Bogor 83.6
• 14 kab/ kota masih belum mencapai Kt Tasikmalaya
Sukabumi
82.3
81.6
target karena masih dibawah target Ciamis 79.8
Kt Cirebon 79.7
<86% Bandung 74.6
• Tertundanya kegiatan penimbangan Garut 70.7
Kt Cimahi 70.5
balita di posyandu karea masa pandemic Kt Bekasi 62.5
Bekasi 62.3
covid 19 menjadikan jumlah balita yang Bandung Barat 62.3
ditimbang lebih sedikit.. Jawa Barat 60.3
Karawang 51.2
Kt Bandung 46.5
Kt Depok 11.6
TARGET : 86%
Penentuan
kelompok
sasaran
CONTINUUM OF CARE
BERDASARKAN SIKLUS HIDUP

DEWASA LANSIA
REMAJA • Pelayanan kesehatan • Pengkajian
Paripurna Pasien
masa sebelum hamil
ANAK-ANAK • UKS bagi catin dan PUS Geriatri (P3G)
BALITA • Imunisasi anak sekolah
• Kesehatan • KB bagi PUS • Posyandu Lansia
reproduksi • Pemberdayaan
• SDIDTK • PKRT
• Penjaringan anak usia • Konseling gizi Lansia dalam
IBU HAMIL BAYI • MTBS sekolah HIV/AIDS dan • Deteksi PM dan PTM Peningkatan
• Imunisasi NAPZA Kesehatan keluarga
• PMT • SHK • PMT • Kesehatan OR dan kerja
• TTD minimal 90 • MP ASI
• ASI eksklusif diteruskan • Integrasi UKS dan SBH • Tablet Fe • Home Care dan
tablet • PMT
sampai 2 tahun Krida penyakit Perawatan Jangka
• P4K • Kolaborasi PAUD, • Konseling Kespro Panjang bagi lansia
• Imunisasi dasar lengkap
• Buku KIA • MP ASI BKB, dan Posyandu • Skrining penyakit di • PKPR dan (PJP)
• ANC terpadu • PMT • Deteksi dan Simulasi sekolah Posyandu remaja
• PPIA (triple kognitif • Buku Kesehatan
• Penimbangan Lansia
elimination) • Vit A • Penggunaan kelambu
• Kelas Ibu Hamil • MTBS, SDIDTK pada balita • Gizi Lansia
• APN • Penggunaan kelambu • Pemeriksaan kontak
PELAKSANAAN PROGRAM
• RTK
• Kemitraan Bidan
pada bayi TB pada balita • HOLISTIK
• Pemeriksaan kontak TB
Dukun pada bayi
• EID HIV • INTEGRASI
• KB PP
• PONED/ PONEK
• BERKELANJUTAN
Periode dalam kandungan (280 hari)
Standar Kondisi Masalah upaya

ANC Terpadu 10 T (pengukuran BB, • Hasil riskesdas 2018: • Cakupan pngukuran TB, LiLA, HB • Perbaikan kualitas pelayanan ANC
TB, LiLA, HB) masih rendah terpadu
• 97,9% diukur BB
•Suplementasi besi folat (minimal 90 • Suplementasi zat besi baru sebatas • Kelas Ibu
Tablet sepanjang kehamilan) • 63, 2% diukur TB distribusi hasil riskerdas 2018 • Pemantaun suplemntasi TTD oleh
•PMT ibu hamil KEK (diberikan 1 bulan • 72,5% dukur LiLA menyebutkan bahwa hanya 44% ibu keluarga dan masyarkat
minimum 180 kalori, minimum 4 gram • 45,4% diukur HB hamil mengkonsumsi ttD ≥ 90 Tablet • Pemantauan konsumsi PMT oleh keluarga
protein, minimum 6 gram lemak, • Bumil Tidak menghabiskan PMT , masyarakat/ petugas
minimum 180 kalori, minimum 4 gram • 27,0% PMT tidak • Anemia dijawa barat masih menjadi • Memberikan edukasi gizi seimbang
protein, minimum 6 gram lemak, dihabiskan maslaah kesehatan masyarakat
diberikan minimal 1 bulan) • Laporan program tahun 2019 • Asupan makanan tidak adekuat ditandai
•Suplemen kalsium • Anemia 8,93% dengan masih ada Ibu hamil KEK
•Asupan gizi yang adekuat dengan walupun tidak menjadi masalh kesehatan
mengkonsumsi gizi seimbang tambahan • KEK : 6,97% masyarakat karena < 10%
energi untuk ibu hamil Trimester I 180 • 98,2% Cakupan distibusi • Masih ada mitos pantangan makan untuk
kkal, trimester II dan III 300 kkal TTD ibu hamil
• 86,1% bumil KEK mendapat
PMT

Kecukupan energi & protein pada ibu hamil di Indonesia perlu mendapat perhatian terutama diperdesaan. Ibu hamil dengan
tingkat kecukupan energi sangat kurang (<70% AKE) diperdesaan (52,9%), sementara di perkotaan (51,5%). Hanya 14,0
persen ibu hamil dengan tingkat kecukupan energi =100 persen AKE baik di perkotaan maupun perdesaan. Ibu hamil
dengan tingkat kecukupan protein sangat kurang (<80% AKP) diperdesaan (55,7%), sedangkan di perkotaan (49,6%). (SDT
2019)
Ibu Nifas &Ibu Menyusui
Standar Kondisi Masalah upaya

 IMD •IMD: • Belum semua ibu melahirkan • Sosialisasi pentingnya IMD,


 pemeriksaan payudara dan • Laporan program 2019: melakukan IMD, dan kualitas dan peningkatan layanan
anjuran pemberian ASI 82,44% IMD maih rendah IMD
Eksklusif; • Riskesdas 2018: 61,2% ( • Cakupan ASI ekslusif masih • Kenseling menyusui dan
 pemberian kapsul vitamin A; < 1jam 82,9%; ≥ 1 jam rendah PMBA
• Mendapatkan Asupan Gizi 1,71%) • Pelayanan vitamin A nifas di • Kelas Balita
yang adekuat dengan • Laporan program 2019: RS belum berjalan/ klinik
mengkonsumsi gizi seimbang • Bayi 0-6 bulan mendapat swasta optimal
tabhan energi pada 6 bulan ASI ekslusif 64,7 % • Massih ada mitos pantangan
pertama 330 kkal 6 bulan • Bayi 6 bulan lulus ASI ibu nifas
kedua 400 kkal eklusif 65,98%
• Vitamin A Nifas 100%

Secara nasional, penduduk dengan tingkat kecukupan energi sangat kurang (<70% AKE) sebesar 45,7 %,
tingkat kecukupan energi kurang (70 - <100% AKE) sebesar 33,9 %, tingkat kecukupan energi sesuai AKG
(100 - <130% AKE) sebesar 14,5 %, dan lebih dari AKG (>130% AKE) sebesar 5,9 %. (SDT 2014)
Periode 0-6 Bulan (180 hari)

Standar Kondisi Masalah upaya

 IMD •IMD: • Belum semua bayi baru lahir • Meningkatkan pengetahuan ibu
 pemberian ASI Eksklusif; •Laporan program 2019: 82,44% mendapatkan IMD, dan kualitas dan keluarga dengan konesling
 Pemantauan Petumbuhan & •Riskesdas 2018: 61,2% ( < IMD maih rendah PMBA
Perkembangan 1jam 82,9%; ≥ 1 jam 1,71%) • Cakupan ASI ekslusif masih • Pembentukan KP ASI
• Laporan program 2019: rendah • Membuat inovasi di posyandu
•Bayi 0-6 bulan mendapat ASI • Gengsi menggunakan sufor untuk meningkatkan partisipasi
ekslusif 64,7 % • Mitos pemberian makan bayi baru masyarakat dalam pemantauan
•Bayi 6 bulan lulus ASI eklusif lahir pertumbuhan
65,98% • Partisipasi masyarakat untuk
•30,5 % bayi 0-11 bulan melakukan pemantauan
mendapatkan makanan prelaktal pertumbuhan di posyandu masih
(riskesdas 2018) rendah
•D/S : 71,99 %
Periode Balita 6-23 Bulan 540 hari
Standar Kondisi Masalah upaya

 pemberian ASI • Laporan Tahun 2019: • Pemberian ASI tidak • Pemberian ASI
sampai usia 2 Tahun • 80,5 % bayi (0-23 optimal sampai 2 tahun
 Pemberian kapsul bulan masih disusui • Pemberian MP ASI • Konseling PMBA
vitaminA; • 78,5% balita 6-59 yang kurang baik • Membuat inovasi di
 MPASI sesuai anjuran bulan mendapatkan • Pemantauan posyandu untuk
PMBA vitamin A pertumbuhan di meningkatkan
 Suplementasi gizi • D/S : 71,99 % Posyandu masih partisipasi masyarakat
 Pemantauan rendah dalam pemantauan
Petumbuhan & pertumbuhan
Perkembangan

55,7% balita mempunyai asupan energi yang kurang bila dibandingkan dengan Angka Kecukupan Energi
(AKE) yang dianjurkan. Proporsinya dengan asupan energi sangat kurang ( < 70% AKE) sebesar 6,8 % dan
asupan energi kurang (70 - <100 % AKE) sebanyak 48,9 %. Sebaliknya ditemukan balita yang mengonsumsi
energi lebih besar dari Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang dianjurkan (>130% AKE) sebesar 17,1 persen.
(SDT 2014)
Periode Balita 24-59 Bulan
Standar Kondisi Masalah upaya

• Laporan Tahun • Pemberian makan • Gizi seimbang


 Pemberian kapsul 2019: kurang baik • Konseling PMBA
vitaminA; • 80,5 % bayi (0-23 • Pemantauan • Membuat inovasi di
 Pemantauan bulan masih disusui pertumbuhan di posyandu untuk
Petumbuhan & • 78,5% balita 6-59 Posyandu masih meningkatkan
Perkembangan bulan mendapatkan rendah partisipasi
 Pemberian makanan vitamin A masyarakat dalam
bergizi seimbang • D/S : 71,99 % pemantauan
pertumbuhan
Periode Anak-Anak
Standar Masalah upaya

• Penjaringan Terkendala • Gizi seimbang


 Imunisasi anak sekolah SFH • GERMAS
 Penjaringan anak usia
sekolah
 PMT
 Integrasi UKS dan SBH
Krida penyakit
 Skrining penyakit di
sekolah
Periode Remaja
Standar Masalah upaya

 UKS • Anemia • GERMAS


 Kesehatan reproduksi • Obesitas • Gizi Seimbang
 Konseling gizi HIV/AIDS • Gizi kurang
dan NAPZA
 Tablet Fe
 Konseling Kespro
 PKPR dan Posyandu
remaja
Periode Dewasa

Standar Masalah upaya

 Pelayanan kesehatan • Malnutrisi (Obesitas, • Gizi seimbang


masa sebelum hamil KEK, anemia) • GERMAS
bagi catin dan PUS • PTM • Bagi yang sudah
 KB bagi PUS • Pola makan kurang memilikai penyakit
 PKRT baik mengonsumsi makanan
 Deteksi PM dan PTM sesuai anjuran diet
 Kesehatan OR dan
kerja
Periode Lansia

Standar Masalah upaya

 Pengkajian Paripurna • Malnutrisi (Obesitas, KEK, • Gizi seimbang


Pasien Geriatri (P3G) anemia) • GERMAS
 Posyandu Lansia • Penyakit Degeneratif • Bagi yang sudah memilikai
 Pemberdayaan Lansia • Pola makan kurang baik penyakit mengonsumsi
dalam Peningkatan makanan sesuai anjuran diet
Kesehatan keluarga
 Home Care dan Perawatan
Jangka Panjang bagi lansia
(PJP)
 Buku Kesehatan Lansia
 Gizi Lansia
Penyusunan
Struktur dan
Dimensi Pesan
Kunci
 Ibu Hamil makan 1 porsi lebih banyak
FOKUS PESAN  Bayi :
 ASI eksklusif selama 6 bulan
 MP ASI s.d 2 tahun
 Anak sekolah sarapan pagi
 Masyarakat :
 Makan beraneka ragam
1. PERILAKU MAKAN  Makan sayur dan buah
 Keluarga : menggunakan garam
beryodium

GE
 Anak Balita ke Posyandu RM
2. POLA ASUH
 Anggota keluarga mengukur BB
dan TB
S A
 Cuci tangan pakai sabun
 Asuhan yang baik pada anak

 Rutin berolahraga :
3. AKTIFITAS FISIK  Min 2 kali/minggu
 Min. 30 menit/kali
Kampanye Publik
1
Advokasi kebijakan
2
Mobilisasi Sosial
4

Komunikasi Perubahan Sosial


3
Komunikasi perubahan perilaku
4
Pertemuan tatap Muka
(Konseling di
Fasyankes,
Posyandu,Rapat) Pengelolaan
Saluran
Penggunan Media Komunikasi
(media cetak, media
elektronik, media
social, peliputan)
Desain
materi
komunikasi
Materi ASI ekslusif, IMD, MP-ASI, Gizi seimbang, Pemantauan pertumbuhan di posyandu, Pemberian PMT,
Pemberian Vitamin A, Pemberian TTD Bumil dan rematri
Informasi kegiatan
pelaksanaan pemantauan
pertumbuhan dan distribusi
kapsul vitamin A dimasa
pandemic COVID-19
Pelaksanaan kegiatan
mengikuti kebijakan daerah

PRINSIP
PELAKSANAAN Untuk daerah yang belum dapat melaksanakan Posyandu
memprioritaskan kegiatan mandiri oleh sasaran atau janji

PEMANTAUAN temu untuk kunjungan rumah, sweeping

PERTUMBUHA Menerapkan protokol kesehatan

N DAN
Hanya petugas dan pengunjung yang sehat yang datang
pada hari buka Posyandu

DISTRIBUSI
Mengoptimalkan pemanfaatan teknologi komunikasi dan
KAPSUL informasi untuk pengaturan jadwal, konsultasi dan janji
temu dengan petugas
VITAMIN A
DIMASA
PRINSIP PEMANTAUAN PERTUMBUHAN BALITA

Semua balita dipantau tumbuh


01 kembangnya. Jika Posyandu tidak dapat dilaksanakan, kunjungan
rumah diprioritaskan bagi balita yang berisiko (BGM, tidak naik, dan tidak hadir ke
Posyandu

Menggunakan Dacin/timbangan digital,


02 lengthboard, microtoa. Alat timbang dan alat ukur ditera serta
didesinfeksi sebelum digunakan. Sarung timbang dan alas ukur menggunakan
kain/sarung yang dibawa ibu

Menjaga Jarak Fisik, Menggunakan


03 Masker, CTPS/handsanitizer,
mengenakan pakaian lengan panjang,

Segera mencatat dan melaporkan hasil


04 pemantauan dan pemberian kapsul vit A
dengan menggunakan format yang telah ditetapkan

Masyarakat diedukasi untuk melakukan pemantauan mandiri untuk daerah yang tidak memungkinkan dilaksanakan Posyandu
PRINSIP PEMBERIAN KAPSUL VITAMIN A

Suplementasi didistribusikan Bersama dengan


01 kampanye vaksinasi sebagai respon wabah

Suplementasi Dapat Diberikan Kepada Semua


02 Balita Tanpa Terkecuali. Balita sakit dengan tanda
kesulitan nafas berat ditunda

Menjaga Jarak Fisik, Menggunakan Masker,


03 CTPS, Memastikan Kebersihan Alat Yang
Digunakan

Kapsul Dapat Diberikan Melalui Kunjungan


04 Rumah, Posyandu Maupun Faskes

Segera rencanakan dan koordinasikan pelaksanaan distribusi kapsul vitamin A untuk mengejar cakupan, sehingga dapat dilaksanakan segera setelah kondisi
memungkinkan
Alur Pelayanan Gizi di Posyandu di Masa Adaptasi
Sebelum hari
Posyandu
Kebiasaan Baru
 Menyusun jadwal Hari Posyandu
 Cek kesehatan
petugas
 Pembagian tugas identitas balita dari
ePPGBM sebagai form
 Penyiapan pencatatan
undangan
 Penyiapan area
posyandu

Setelah hari
Posyandu
 Melengkapi
pencatatan
 Kunjungan rumah
balita berisiko
 Edukasi melalui dari
daring atau
kelompok terbatas
hatur
nuhun !!

Anda mungkin juga menyukai