Anda di halaman 1dari 34

PROFIL UPT Puskesmas Bernung Tahun 2020

1.1. Latar Belakang


Puskesmas sebagai tulang punggung penyelenggaraan upaya pelayanan

kesehatan dasar bagi masyrakat di wilayah kerjanya berperan

menyelanggarakan upaya kesehatan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan

dan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar memperoleh derajat

kesehatan yang

optimal .Kesehatanmerupakanhakasasimanusiayangmenjadisalahsatu pilar

penting dalam upaya untuk mewujudkan rakyat Indonesia yang sejahtera.

Seiring dengan Visi UPT Puskesmas Bernung“Menjadi Pusat Pelayanan


Kesehatan Dasar yang Bermutu Menuju masyarakat Sehat dan Mandiri”,
untuk itu Pembangunan kesehatan di wilayah kerja UPT Puskesmas Bernung
diselenggarakan dalam rangka meningkatkan Mutu dan Kinerja dengan
Berorientasi pada kepuasaan dan Keselamatan Pasien”. Untuk mewujudkan
kondisi tersebut, maka pembangunan kesehatan dilaksanakanmelalui
peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan dengan penekanan pada
pencapaian Standar pelayanan minimal(SPM) bidang Kesehatan dan IKP
(Indikator Kinerja Puskesmas).

Profil Kesehatan UPT Puskesmas Bernung merupakan gambaran situasi


kesehatan di Puskesmas Bernung, Kecamatan Gedong Tataan, diterbitkan satu
kali dalam satu tahun. Data yang ditampilkan merupakan data tentang
kesehatan dan data lain yang mendukung serta berhubungan dengan kesehatan
seperti data Administrasi Managemen, Upaya Kesehatan Masyarakat, dan
Upaya Kesehatan Primer yang di analisa secara sederhana berbentuk table atau
grafik.

1
PROFIL UPT Puskesmas Bernung Tahun 2020

Berdasarkan apa yang dikemukakan diatas,maka keberadaan Profil kesehatan


UPT Puskesmas Bernung yang terbit setiap tahunnya, merupakan dijadikan
masukan bagi penyelenggaraan manajemen yaitu dalam proses pengambilan
keputusan mulai dari tahap penyusunan rencana,penggerakan pelaksanaan,
monitoring sampai dengan evaluasi.

1.2. Maksud dan Tujuan

Maksud penyusunan Profil Kesehatan UPT Puskesmas Bernung adalah untuk


mengetahui gambaran situasi kesehatan di Kabupaten Pesawaran dan untuk
mengetahui potensi, menganalisa permasalahan serta solusi dalam
pengembangan kesehatan di Puskesmas Bernung.

Tujuan disusunnya Profil Kesehatan Puskesmas Bernung adalah untuk


menyediakan data maupun informasi yang dapat dimanfaatkan dalam
perencanaan dalam kegiatan-kegiatan tahunan dalam rangka menyediakan
sarana mengevaluasi pencapaian kegiatan program pesehatan di Puskesmas
Bernung tahun 2020.

1.3. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan profil UPT Puskesmas Bernung, adalah sebagai berikut


:

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini menguraian latar belakang, maksud dan tujuan serta sistematika
penulisan Profil Kesehatan Puskesmas Bernung tahun 2020.

BAB II : GAMBARAN UMUM

Bab ini menyajikan tentang gambaran umum wilayah kerja UPT Puskesmas
Bernung yang mencakup analisa keadaan umum berupa demografi,
topografi, lingkungan sosial ekonomi, dan lingkungan biologis wilayah kerja
UPT PuskesmasBernung tahun 2020.

2
PROFIL UPT Puskesmas Bernung Tahun 2020

BAB III : SITUASI DERAJAT KESEHATAN

Bab ini berisi uraian tentangin dicator mengenai angka kematian, angka
kesakitan, status gizi masyarakat, dan Angka kasus Covid-19

BAB IV : SITUASI UPAYA KESEHATAN


Bab inimenguraikan tentangAdministrasi Managemen (Admen),
Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM), dan Upaya Kesehatan Primer
(UKP).

BAB V : SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN

Bab ini menguraikan tentang sarana kesehatan,tenaga kesehatan dan


pembiayaan kesehatan.

BAB VI : KESIMPULAN

Bab ini diisi dengan sajian tentang hal-hal penting yang perlu disimak
dan ditelaah lebihlanjut dari Profil Kesehatan UPT Puskesmas
Bernung tahun 2020.

LAMPIRAN

3
PROFIL UPTPuskesmas Bernung Tahun 2020

2.1 ANALISA KEADAAN UMUM


2.1.1 DEMOGRAFI

Wilayah kerja Puskesmas Bernung terletak di Kecamatan Gedong Tataan


Kabupaten Pesawaran, dengan luas wilayah 73,44 km2, meliputi 8 desa
binaan, yaitu Desa Kabagusan, Desa Wiyono, Desa Taman Sari, Desa
Bernung, Desa Sungai Langka, Desa Negeri Sakti, Desa Suka Banjar dan
Desa Kurungan Nyawa.
Gambar 2.1
BATAS WILAYAH KERJA UPT PUSKESMAS BERNUNG
TAHUN 2020

Adapun batas-batas wilayah kerja UPT Puskesmas Bernung :

- Timur berbatasan dengan Kecamatan Kemiling, Kotamadya Bandar


Lampung.
- Barat berbatasan dengan Desa Sukaraja (Kec. Gedong Tataan)
- Utara berbatasan dengan Kecamatan Natar, (Lampung Selatan).
- Selatan berbatasan dengan Kecamatan Padang Cermin (Pesawaran).

4
PROFIL UPTPuskesmas Bernung Tahun 2020

Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Bernung tahun 2020


sebanyak 43.616 jiwa, dengan jumlah KK sebanyak 15.437 kepala keluarga
(KK).Jumlah penduduk terdiri dari 21.847 jiwa laki-laki, dan 21.769 jiwa
perempuan, hal ini menunjukkan bahwa laju penduduk laki-laki lebih tinggi
dari perempuan.Jumlah penduduk di wilayah UPT Puskesmas Bernung
dalam kurun waktu 5 tahun terakhir, dapat dilihat dari gambar berikut:

Gambar 2.2
Jumlah penduduk wilayah UPT Puskesmas Bernung Tahun 2016-2020

100%
90%
80% 41408 42247 42724 43307 43616
70%
60%
50%
40% 20576 21067 21316 21587 21769
30%
20% 20832 21180 21414 21720 21847
10%
0%
2016 2017 2018 2019
2020
Laki-laki Perempuaan Jumlah Laki + Perempuan

Gambar 2.3
Jumlah penduduk berdasarkan wilayah kerja UPT PKM Bernung Th 2020

8000
7367
7000 6959
6000 5776 5517 5304 5301
5000 4845
4000
3000
2000 2238
1000
0
ka
ti

g
a
no
n

ri
ar
aw

un
sa

ak

Sa
nj

ng
yo
gu

is

rn
Ba
Ny

an
La
wi

gr
ba

Be

m
ka
an

ai
Ne
Ke

Ta
ng
Su
ng

Su
ru
Ku

5
PROFIL UPTPuskesmas Bernung Tahun 2020

Dari 8 desa yang ada di wilayah kerja Puskesmas Bernung tercatat desa
yang paling banyak penduduknya adalah desa Wiyono, dengan jumlah
penduduk sasaran 7.367 jiwa, sedangkan jumlah penduduk sasaran yang
paling sedikit adalah desa Suka Banjar yaitu 2.238 jiwa. Kepadatan
penduduk tidak merata atau bervariasi antara 135,5jiwa per km2 sampai
dengan 704,9 jiwa per km2. Tercatat desa yang kepadatan penduduknya
paling tinggi adalah Desa Kebagusan dan yang kepadatan penduduknya
paling rendah adalah Desa Negri Sakti.

2.1.2 TOPOGRAFI

Wilayah kerja Puskesmas Bernung terdiri dari tanah perladangan (sebagian


berupa kebun coklat) dan sawah tadah hujan, dengan keadaan tanah
berpasir.Pada umumnya seluruh wilayah kerja Puskesmas Bernung dapat
dijangkau oleh kendaraan roda dua atau roda empat, kecuali daerah
tertinggal adalah daerah Bukit Dusun 5 (± 2 km dari desa Suka Banjar) dan
dusun Markasi (daerah ujung dari desa Sungai Langka).

2.1.3 LINGKUNGAN SOSIAL EKONOMI

Mata pencaharian penduduk di wilayah kerja Puskesmas Bernung adalah di


sektor pertanian (44%) sebagai petani, pedagang (4%) sedangkan sisanya
bekerja di sektor jasa (PNS, buruh).

Jumlah KK di tahun 2020 ada sebanyak13.137KK, dengan KK miskin


sekitar 8.459 KK.Ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

6
PROFIL UPTPuskesmas Bernung Tahun 2020

Tabel 2.1
Distribusi Keluarga Miskin di Wilayah Puskesmas Bernung
Tahun 2020

No Desa Jml. KK Miskin

1 Kebagusan 612

2 Wiyono 650

3 Taman Sari 488

4 Bernung 447

5 Sungai Langka 504

6 Negeri Sakti 486

7 Suka Banjar 362

8 Kurungan Nyawa 490

Jumlah 4039

Sumber : Bendahara Jamkesmas Puskesmas Bernung

Dari data diatas,desa dengan angka KK miskin tertinggi adalah Desa


Wiyono, dengan jumlah 650 KK.

2.1.4 LINGKUNGAN BIOLOGIS

Pada wilayah daerah Puskesmas Bernung masyaraat sudah 100%


menggunkan sarana air bersih . Beberapa desa di wilayah kerja Puskesmas
Bernung masih dilalui oleh sungai-sungai dan masyarakat sudah tidak
menggunkannyasebagai sarana MCK. Jumlah sarana air bersih sekitar
11.217 ( Ledeng, sumur gali dan lainya).Untuk tahun 2020 dilakukan
penyehatan jamban keluarga sebanyak 80%.

7
PROFIL UPTPuskesmas Bernung Tahun 2020

Populasi ternak yang di potong di wilayah Puskesmas Bernungberjumlah


1551 ekor terdiri dari kerbau, sapi, kambing dan domba, yang menyebar
hampir di seluruh wilayah desa, sedangkan unggas seperti burung, ayam,
bebek masih banyak dipelihara oleh masyarakat.Sementara hewan pembawa
rabies seperti anjing, kucing dan keramasih ada di sekitar masyarakat baik
dipelihara ataupun berkeliaran.Berdasarkan survey kepadatan jentik, rata-
rata rumah yang bebas jentik (Angka Bebas Jentik/ ABJ) adalah 94,84% dan
dari jumlahTUPM yang diperiksa sebanyak 180 TUPM terdapat 148 TUPM
(82%) yang memenuhi syaratkesehatan

8
PROFIL UPTPuskesmas Bernung Tahun 2020

3.1 ANGKA KEMATIAN

Dalam rangka mewujudkan visi Puskesmas Bernung yaitu Menjadi Pusat


Pelayanan Kesehatan Dasar Yang Bermutu Menuju Masyarakat Sehat dan
Mandiri, yang salah satu indikator
yaitutercermindalamkondisimortalitas,morbiditas, dan statusgizi
masyarakat.

Derajat kesehatan masyarakat tidak hanya dipengaruhi oleh faktor yang


berasal dari sektor kesehatan seperti pelayanan kesehatan dan ketersediaan
sarana dan prasarana kesehatan, tapi juga dipengaruhi oleh beberapa factor
lain diantaranya factor ekonomi,pendidikan,lingkungan sosial, keturunan,
dan faktor lainnya.

3.1.1 ANGKA KEMATIAN BAYI (AKB)


Infant Mortality Rate atau angka kematian bayi adalah banyaknya bayi yang
meninggal, saat setelah lahir atau sebelum mencapai usia satu
tahun,per1.000 kelahiran hidup pada tahun yang sama.Indikator ini terkait
langsung dengan target kelangsungan hidup anak dan merefleksikan kondisi
sosial,ekonomi,dan lingkungan tempat tinggal anak-anak termasuk
pemeliharaan kesehatannya. AKB cenderung lebih menggambarkan
kesehatan reproduksi. AKB relevan dipakai untuk memonitor pencapaian
target program karena mewakili komponen penting pada kematian balita.

Angka kematian bayi di wilayah kerja UPT Puskesmas Bernungdalam


kurun waktu 5 tahun terakhir dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

9
PROFIL UPTPuskesmas Bernung Tahun 2020

Gambar 3.1 Kasus Kematian Bayi


di wilayah UPT Puskesmas Bernung Tahun 2016-2020

2.5

2 2 2

1.5
ABK
1

0.5

0 0 0 0
2016 2017 2018 2019
2020

Sumber: Koordinator KIA UPT PKM Bernung

Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa angka kematian bayi di


Wilayah Puskesmas Bernung berjumlah 0 jiwa.

3.1.2. ANGKAKEMATIAN BALITA (AKABA)

Angka Kematian Anak Balita (AKABA) adalah kematian yang terjadi pada
kelompok anak berumur 12-49 bulan per 1000 kelahiran hidup. Adapun
faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya kematian AKABA antara lain
faktor gizi, sanitasi dan penyakit infeksi.

Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir tidak di temukan adanya kasus


kematian anak balita di wilayah kerja Puskesmas Bernung.

3.1.3. ANGKA KEMATIAN IBU (AKI)

A n g k a Kematian Ibu (AKI) a t a u K e m a t i a n I b u M a t e r n a l


adalah banyaknya wanita yang meninggal dari suatu penyebab kematian
terkait dengan gangguan kehamilan atau penanganannya (tidak termasuk
kecelakaan atau kasus insidentil) selama kehamilan, melahirkan,dan dalam
masa nifas (42hari setelah melahirkan) tanpa memperhitungkan lama
kehamilan per 100.000 kelahiran hidup.

10
PROFIL UPTPuskesmas Bernung Tahun 2020

Kasus Kematian Ibu Maternal berguna untuk menggambarkan tingkat


kesadaran perilaku hidup sehat,status gizi dan kesehatan ibu,kondisi
kesehatan lingkungan, tingkat pelayanan kesehatan terutama untuk ibu
hamil, waktu melahirkan dan masanifas.

Tidak terdapat jumlah kasus kematian ibu maternal pada tahun 2019 di
wilayah kerja UPT Puskesmas Bernung.

Sedangkan jumlah kasus kematian ibu maternal selama 5 tahun terakhir ada
pada tabel berikut ini :

Gambar 3.2 Kasus Kematian Ibu


di wilayah UPT Puskesmas Bernung Tahun 2016-2020
1.2
1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
0 0 0 0
2016 2017 2018 2019
2020

Sumber: Koordinator KIA UPT PKM Bernung


3.1.4. KEMATIAN SEMUA UMUR

Angka kematian semua umur di wilayah kerja UPT Puskesmas Bernung


tidak di ketahui (tidak tercover) secara akurat.

3.2.ANGKA KESAKITAN (MORBIDITAS)

Data angka kesakitan di wilayah puskesmas bernung dapat di lihat dari pola
10 penyakit terbanyak,penyakit menular dan penyakit tidak menular .

3.2.1 POLA 10 PENYAKIT TERBANYAK

11
PROFIL UPTPuskesmas Bernung Tahun 2020

Berdasarkan data yang tersaji pada tabel 10 penyakit terbanyak,angka kesakitan di


dominasi oleh penyakit common cold diikuti oleh gastritis dan hipertensi

Tabel 3.2
10 Penyakit Terbanyak di UPT Puskesmas Bernung Tahun 2021

KUNJUNGAN PENDERITA
NO JENIS PENYAKIT
 JUMLAH %

 1 Nasopharyngitis Akut / Common Cold (J 00) 4842  

 2 Gastritis (K 29.7) 2390  

 3 Hypertensi (I 10) 1401  

 4 Pharyngitis Akut (J 02.9) 1110  

 5 Diare & Gastroentheritis (A 09) 990  

 6 Rheumathoid Arthritis / Rematik (M 06.9) 920  

 7 Demam Typhoid (A 01.0) 862  

 8 Dermatitis Sebhoroik (L 21) 649  

 9 Dermatitis Atopik (L 20) 594  

 10 Penyakit Pulpa /Pulpitis (K 04.1) 343  

JUMLAH PENDERITA SELURUHNYA 14101  

Sumber: Koordinator SP2TP UPT PKM Bernung

3.2.2.PENYAKIT MENULAR

12
PROFIL UPTPuskesmas Bernung Tahun 2020

Permasalahan penyakit menular di wilayah Puskesmas Bernung yang


menjadi sorotan tahun 2020 adalah Nasopharyngitis Akut/Common Cold,
diare,DBD,TB paru dan HIV Aids.

Tabel 3.3
Pola Penyakit Menular di wilayah UPT Puskesmas Bernung
Tahun 2020

N
JENIS PENYAKIT JUMLAH KASUS
O

TB Paru BTA Positif 23

Diare Semua Umur 108

DBD 53

AFP 0
Campak 0
Tetatus Neonaturum 0
Pneumonia Balita 112
Rabies GHTR 17
Rabies (+) 0
Kusta 0

HIV/ PMS 4

Pilariasis 0

Malaria Klinis 0

Malaria (+) 0

Sumber : SurveilansUPT Puskesmas Bernung


a. Malaria

13
PROFIL UPTPuskesmas Bernung Tahun 2020

Wilayah kerja UPT Puskesmas Bernung bukanlah daerah endemis dari


penyakit malaria, karena di sekitar wilayah kerja Puskesmas Bernung tidak
terdapat tempat-tempat perindukan nyamuk, seperti daerah hutan, pantai (hutan
bakau/mangroove), atau bekas tambak. Dan dalam kurun waktu 3 tahun
terakhir, tidak terdapat kasus malaria di wilayah kerja puskesmas Bernung
(baik secara klinis maupun mikroskopis).

Distribusi stratifikasi wilayah Puskesmas Bernung dapat dilihat dari pemetaan


(mapping) berikut ini:

Gambar 3.3 Pemetaan (Mapping) stratifikasi daerah


berdasarkan insiden kasus Malaria
di wilayah UPT Puskesmas Bernung Tahun 2021

Ket. Nama Desa:


4
7 1. Kebagusan
3
2. Wiyono
8 3. Taman Sari
6
4. Bernung
5
5. Sungai Langka
1
6. Negeri Sakti

2 7. Suka Banjar

8. Kurungan Nyawa

Berdasarkan pemetaan (mapping) stratifikasi daerah di wilayah kerja UPT


Puskesmas Bernung diatas, seluruh desa di wilayah Puskesmas Bernung
merupakan daerah non-endemis malaria (bebas malaria).

b. TB

14
PROFIL UPTPuskesmas Bernung Tahun 2020

Pada tahun 2020 ditemukan kasus TB paru BTA positif sebanyak 20kasus atau
25 %dari target yang ditetapkan Dinas kesehatan Kabupaten Pesawaran
(70%).Sedangkan TB Paru BTA Negatif Rontgen Positif dan TB ekstra paru
terdapat 15 kasus, artinya pencapaian kasus TB atau angka CDR TB di
wilayah kerja UPT Puskesmas Bernung masih dibawah target dari Din-Kes
Kabupaten.Angka konversi (Conversion Rate) dan angka kesembuhan penyakit
TB (Cure Rate), pencapaian UPT Puskesmas Bernung belum mencapai target
(kurang dari dari 70 %) hal ini disebabkan pasien yang berobat di TW IV
masih dalam proses pengobatan.

c. Diare

Pada tahun 2020 ditemukan kasus diare semua umur sebanyak 756kasus ( IR
19,5per1000 penduduk ) menempati urutan ke-5 pada sepuluh penyakit
terbanyak di UPT Puskesmas Bernung. Sedangkan kasus diare pada balita di
tahun 2018terdapat sebanyak 122 kasus,dengan IR 2,8 per 1000 penduduk. Jika
dibandingkan IR Nasional 7,5 per1000 penduduk, maka IR diare balita di
UPTPuskesmas Bernung tahun 2018masih berada di bawah IR Nasional.
Semua penderita dengan kasus diare telah diberikan penatalaksanaan sesuai
dengan protap, antara lain dengan pemberian oralit dan atau dengan zinc.

d. DBD

Pada tahun 2020 peningkatan kasusterdapat 53 kasus DBD yang tersebar di


semua desa di wilayah kerja puskesmas Bernung. Kasus DBD tertinggi terjadi
pada desa Berung,dengan kasus DBD sebanyak 20 kasus.Dan tidak terdapat
kasus kematian akibat DBD.

Gambar 3.4 Angka Kejadian DBD (IR DBD)


di wilayah kerja UPT Puskesmas Bernung Tahun 2016-2020

15
PROFIL UPTPuskesmas Bernung Tahun 2020

60
53
50

40

30
20 20
20 18

10 5

0
2016 2017 2018 2019
2020

e. AFP (Acute Flaccid Paralyze/ Lumpuh Layu Akut)

Tidak ditemukan kasus AFP di wilayah kerja UPT Puskesmas Bernung pada
tahun 2020.

f. Pneumonia Balita

Pada tahun 2020 ditemukan Kasus Pneumonia pada balita diUPT Puskesmas
Bernung, sebanyak 85 kasus (dari jumlah 497 balita), yang tersebar di seluruh
desa di wilayah kerja UPT Puskesmas Bernung. Kasus Pneumoniabalita
terbanyak terdapat di desa Bernung (21 kasus), sedangkan desa Suka Banjar
adalah desa dengan kasus pneumoni balita yang paling sedikit (2 kasus).

g. Kusta

Penyakit Kusta di tahun 2020 tidak ditemukan di wilayah kerja UPT


Puskesmas Bernung.

h. HIV/ PMS

16
PROFIL UPTPuskesmas Bernung Tahun 2020

Pada tahun 2020 ditemukan 3 kasus HIV murni atau PMS. Namun terdapat 1
kasus TB dengan HIV positif di desa Kebagusan, dimana penderita TB dengan
HIV tsb meninggal dunia seminggu setelah menjalani pengobatan TB di UPT
Puskesmas Bernung. Menurut informasi keluarga, penderita sebelum sakit,
pernah tinggal& sempat bekerja di daerah Batam, dan penderita juga
mempunyai kebiasaan buruk yakni sering begadang dan mengkonsumsi
minuman beralkohol.

3.2.2.PENYAKIT TIDAK MENULAR

Kasus penyakit tidak menular dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 3.4
Penyakit Tidak Menular pada UPT Puskemas Bernung Tahun 2020

NO Nama Penyakit ABS %

1. Gastritis 2390

2. Hipertensi 1401

3. Rheumatoid Arthritis (Rematik) 920

4. Dabetes Meilitus 380

Sumber : SP2TP Puskesmas Bernung

a. Gastritis
Kunjungan penyakit Gastritis tahun 2020 sebanyak 2390 kasus, yang
menempati urutan ke-2 pada sepuluh penyakit terbanyak di UPT
Puskesmas Bernung.
b. Hipertensi
Kunjungan hipertensi pada tahun 2020 mencapai 1401 kasus, penderita
hipertensi atau yang dikenal dengan penyakit darah tinggi ini umumnya

17
PROFIL UPTPuskesmas Bernung Tahun 2020

mengenai pra usila atau berusia 40 tahun keatas, dan penyakit ini masuk
pada peringkat 3 sepuluh penyakit terbanyak di UPT Puskesmas Bernung.

c. Rheumatoid Arthritis (Rematik)


Penyakit pada otot dan jaringan ikat ini merupakan penyakit degeneratif
lain yang pada tahun 2020 ditemukan sebanyak 920 kasus dan ada di
peringkat 6 pada sepuluh kasus penyakit terbanyak di Puskesmas Bernung.
d. Diabetes Meilitus
Penyakit pada DM ini merupakan penyakit yang salah satunya penyebab
penyumbang kematian di Indonesia. Untuk wilayah bernung didapatkan
380 orang. Dan penyebaran terbanyak di wilayah desa Wiyono dan desa
Kebagusan.

3.3. STATUS GIZI

3.3.1 BERATBADANLAHIRRENDAH(BBLR)

BBLR adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2.500 gram yang
ditimbang pada saat lahir sampai dengan 24jam pertama setelah lahir. Berat
badan lahir berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak di
masa yang akan datang.
Bayi lahir dengan berat di bawah 2.500 gram dikategorikan bayi BBLR.
Bayi dengan BBLR akan mengalami gangguan akibat belum sempurna nya
pertumbuhan dan pematangan organ atau alat-alat tubuhnya,akibatnya
BBLR sering mengalami komplikasi yang berakhir dengan kematian.

18
PROFIL UPTPuskesmas Bernung Tahun 2020

Gambar 3.5 JUMLAH KASUS BBLR


DI WILAYAH KERJA UPT PKM BERNUNG TAHUN 2016-2020
18.00%
16.00%
14.00%
12.00%
10.00%
Series1
8.00%
6.00%
4.00%
2.00%
0.00%
2016 2017 2018 2019 2020

Sumber: Koordinator KIA UPT PKM Bernung

Dari gambar di atas, kasus BBLR terbanyak terjadi di tahun 2020, yaitu sebanyak
17 kasus (2,1% dari jumlah lahir hidup).

3.3.2 STATUS GIZI BALITA


Masa balita merupakan masa dimana terjadi pertumbuhan badan yang cukup
pesat sehingga memerlukan zat-zat gizi yang tinggi disetiap kilogram berat
badannya. Dalam keadaan seperti ini anak balita justru paling sering mengalami
kekurangan gizi sehingga anak balita merupakan kelompok umur yang rentan
menderita kekurangan gizi.Pemberian vitamin A dilakukan 2 kali dalam setahun
yaitu pada bulan Februari dan Agustus.

Pada tahun 2020 cakupan pemberin vitamin A pada bayi adalah 695 bayi(92,26%)
dan pemberian vitamin A pada anak balita adalah 3.215 anak (100%).Secara
umum pemberian vitamin A pada bayi dan balita sesuai dengan hasil yang
diharapkan dengan tidak ditemukannya penderita rabun senja pada anak balita.

Dan untuk cakupan anak balita yang ditimbang berat badannya di posyandu (d/s),
pada tahun 2019 berjumlah 4388(95,2%)diantaranya ditemukan kasus balita BGM

19
PROFIL UPTPuskesmas Bernung Tahun 2020

di puskemas Bernung sebanyak 28 anak balita(0,7%),yang distribusinya


mencakup 7 desa (Kebagusan, Wiyono, Taman Sari, Bernung, Sungai langka,
Negeri Sakti, dan Kurungan Nyawa), yang terbanyak di Desa Taman sari
sebanyak 9 kasus.

3.3.3 Status Gizi Ibu Hamil

Cakupan pemberian Fe-1 pada ibu hamil di tahun 2019mencapai99 % ,


dimana dari 8 desa,seluruh desa mencapai lebih dari 90% sedangkan yang
terendah yaitu didesa Taman Sari (93,65%).Secara umum pemberian Fe-3
pada bumil mencapai hasil yang diharapkan dengan tidak diketemukannya
bumil KEK.

3.3.4 GAKY

Tidak diketemukan kasus GAKY di wilayah kerja UPT Puskesmas


Bernung, pada tahun 2020

3.4. KASUS COVID-19

Pada awal pandemi bulan Maret 2020 UPT Puskesmas Bernung sudah mulai
antisipasi dan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan serta mengikuti perintah
yang di berikan oleh Satgas Covid-19 dan sampai saat ini terus melakukan upaya
pencegahan dari mulai sosialisai ke tenaga kesehatan yang ada di UPT Puskesmas
Bernung sendiri serta lintas sektor dan masyarakat.

Adapun gambaran kasus Covid19 yang ada di UPT Puskesmas Bernung antara
lain,

BULAN KASUS KONFIRMASI POSITIF


Maret – Mei 2020 0
Juni – Agustus 2020 20
September – Desember 2020 23

20
PROFIL UPTPuskesmas Bernung Tahun 2020

4.1 PELAYANAN KESEHATAN DASAR


A. PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN ANAK
4.1.1 Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil (K1 & K4)
Pelayanan antenatal yang sesuai standar (protap) adalah minimal sebanyak 4
kali, yaitu 1 kali pada trimester pertama, 1 kali pada trimester kedua, dan 2
kali pada trimester ketiga. Kunjungan pertama ibu hamil pada pemeriksaan
kehamilannya, disebut sebagai K1. Cakupan K1 ibu hamil di wilayah kerja
UPT Puskesmas Bernung tahun 2020 mencapai bumil 846 (100,8% dari
sasaran) dan ini sesuai dengan target yang ditetapkan Dinas Kesehatan
Kabupten Pesawaran yaitu 100%.

Sedangkan cakupan K4 masih mencapai dari target yaitu 95,51%,


sedangkan target SPM yang ditetapkan sebesar 95%.Ada 3 desa yang belum
mencapai target yang telah ditetapkan oleh Dinas Kesehatan yaitu desa
Wiyono, Taman Sari, dan Bernung.

Gambar 4.1 Persentase Cakupan Kunjungan Bumil K1


Berdasarkan wilayah kerja UPT Puskesmas Bernung Tahun 2020

120 113.3
106.2 95.1 100 99.1 100 101.9
100 90.8
80
60
40
20
0
n no ri g a ti ar a
sa Sa un gk ak nj aw
gu iyo an r n La
n i S a y
ba W m Be i ge
r aB an
N
Ke Ta nga Ne uk g
n
Su ru
Ku

Gambar 4.2 Persentase Cakupan Kunjungan Bumil K4

21
PROFIL UPTPuskesmas Bernung Tahun 2020

Berdasarkan wilayah kerja UPT Puskesmas Bernung Tahun 2020

120

100

80

60

40

20

0
n no ri g a ti ar a
sa Sa un gk ak nj aw
agu iyo an r n La
n
ri
S Ba Ny
b W m Be ai ge ka an
Ke Ta ng Ne u ng
Su ru
Ku

Sumber: Koordinator KIA UPT Puskesmas Bernung

4.1.2 Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan (LinaKes)

Dari 840 sasaran ibu bersalin, 190 persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
(26,25%), dan ditolong oleh tenaga kesehatan lain sebanyak 603 (68,8%) Ini
berarti masih sudah mencapai target dari Dinas Kesehatan Kabupaten
Pesawaran karena hal ini berjumlah 95,05%.Untuk cakupan linakes,
berdasarkan wilayah kerja di UPT Puskesmas Bernung adalah sbb :

Gambar 4.3 Persentase Cakupan Persalinan ditolong Tenaga Kesehatan

22
PROFIL UPTPuskesmas Bernung Tahun 2020

Berdasarkan wilayah kerja UPT Puskesmas Bernung Tahun 2020

Kurungan Nyawa 99

Suka Banjar 94.6

Negeri Sakti 100

Sungai Langka 99

Bernung 90.3

Taman sari 77.4


Wiyono 100.8

Kebagusan 99.3

0 20 40 60 80 100 120

Sumber : Koordinator KIA UPT Puskesmas Bernung

4.1.3 Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas

Pelayanan kesehatan pada Ibu Nifas (BuFas) sedikitnya 3 kali kunjungan,


yang meliputi kunjungan nifas pertama yaitu kunjungan pada saat 6 jam
sampai 3 hari pasca persalinan, kunjungan kedua yakni pada hari ke-4 s/d
hari ke-28 setelah persalinan, sedangkan kunjungan ketiga adalah kunjungan
BuFas pada hari ke-29 s/d hari 42 setelah persalinan.

Dan termasuk salah satu indikator pelayanan ibu nifas adalah dengan
pemberian kapsul Vitamin A. Oleh karena itu, cakupan persentase
pemberian kapsul vitamin A pada ibu nifas sejatinya sama dengan
pelayanan kesehatan ibu nifas. Adapun cakupan persentase pelayanan ibu
nifas & pemberian kapsul vitamin A pada BuFas di wilayah kerja
Puskesmas Bernung dapat dilihat dari gambar berikut:

Gambar 4.4 Persentase Cakupan Pelayanan Ibu Nifas

23
PROFIL UPTPuskesmas Bernung Tahun 2020

Berdasarkan wilayah kerja UPT Puskesmas Bernung Tahun 2020

99
Kurungan Nyawa
96.4
Suka Banjar
100
Negeri Sakti
99.1
Sungai Langka
73.1
Bernung
77.5
Taman sari
100.8
Wiyono
99.2
Kebagusan

0 20 40 60 80 100 120

Sumber: Koordinator KIA UPT Puskesmas Bernung

4.1.4 Penanganan Neonatal Resti (Resiko Tinggi/ Komplikasi)

Neonatal Resti/ komplikasi adalah neonatal dengan penyakit & kelainan


yang dapat menyebabkan kesakitan, kecacatan, dan kematian. Yang
termasuk neonatal resti antara lain: asfiksia, ikterus, hypothermi, infeksi/
sepsis, tetanus neonatorum, BBLR, & kelainan kongenital (bawaan).

Berikut adalah persentase cakupan penanganan neonatal resti yang terdapat


di wilayah kerja UPT Puskesmas Bernung, tahun 2020 :

Gambar4.5 Persentase Cakupan Penanganan Neonatal ResTi

24
PROFIL UPTPuskesmas Bernung Tahun 2020

Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Bernung Tahun 2020

4
3.5 3.57
3
2.5
2 1.5
1.5 1.75
1
0.5 0 0 0
0 0
an 0
us no ri
ba
g iyo sa ng ka
Ke W an r nu ng kti ar
am Be La Sa nj a
T ia er i
Ba yaw
g g N
n Ne ka
Su Su gan
n
ru
Ku

Sumber: Koordinator KIA UPT Puskesmas Bernung

4.1.5 Neonatus

Indikator dari pelayanan kesehatan neonatus dapat dipantau melalui cakupan


kunjungan neonatus yang terdiri dari KN 1 dan KN 3 (Lengkap).Berikut ini
adalah hasil cakupan persentase KN1 & KN3 di wilayah UPT Puskesmas
Bernung di tahun 2020.

Gambar4.6 Persentase Cakupan KN 1 & KN 3


Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Bernung Tahun 2020
120 103 107 101.9 103
96
103 104
100 81
80 103 104
81 96 103 101.9
60 104
103
40
KN1
20 KN3
0
n i g ka ar a
sa no ar un kti nj aw
gu iyo n
s
r n ang i Sa a y
ba W m
a
Be iL er aB n
N
Ke Ta nga Neg Suk ga
n
Su ru
Ku

B. PELAYANAN KELUARGA BERENCANA (KB)

25
PROFIL UPTPuskesmas Bernung Tahun 2020

Peserta KB adalah Pasangan Usia Subur (PUS) yang menggunakan/ memakai


salah satu cara/ alat kontrasepsi. Untuk pencapaian pelayanan KB dapat
dilihat dari indikator cakupan peserta KB baru dan peserta KB aktif. Cakupan
peserta KB aktif di wilayah UPT Puskesmas Bernung berjumlah 3494yaitu
46,6%,Berikut proporsi peserta KB baru & KB aktif di UPT Puskesmas
Bernung tahun 2020:

Gambar4.7 Proporsi Cakupan Peserta KB Baru & KB Aktif


Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Bernung Tahun 2020

Sumber: Koordinator KIA UPT Puskesmas Bernung

C. PELAYANAN IMUNISASI
4.1.1. Imunisasi Dasar pada bayi
Cakupan imunisasi dasar pada bayi antara lain meliputi: imunisasi
BCG, DPT-HB1 , DPT-HB2, DPT-HB3, Polio 1, Polio 2, Polio 3,
Polio 4, dan campak.

Gambar4.9 Cakupan Imunisasi Pada Bayi


di UPT Puskesmas Bernung Tahun 2020

26
PROFIL UPTPuskesmas Bernung Tahun 2020

110.44
120 107.64 109.04 107.53

100

80

60 PRESENTASE

40

20

0
BCG DPTHB3 POLIO 4 CAMPAK

4.1.2.Cakupan Imunisasi TT2+ Pada Ibu Hamil

Gambar 4.9 Persentase Cakupan Imunisasi TT 2+ pada Ibu Hamil


Di wilayah kerja UPT Puskesmas Bernung, Tahun 2020
75.6
80 70.2
70 59.2
55.2
60
50 40.5
40
30 22.9 22.9 23.9
15.5
20
10
0
ti no ri a a n ar g as
ak Sa gk aw sa nj un
iS iyo an La
n
Ny gu Ba r n esm
gr W m i an ba ka Be sk
Ne Ta nga
ng Ke Su Pu
Su r u
Ku

4.2. PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT

27
PROFIL UPTPuskesmas Bernung Tahun 2020

4.2.1 Pengendalian Penyakit TB

Meskipun pencapaian salah satu indikator program TB yaitu CDR (Case


Detection Rate) di UPT Puskesmas Bernung masih termasuk rendah dalam
kurun waktu 5 tahun terakhir. Namun berbagai upaya penanggulangan TB
di UPT Puskesmas Bernung tetap dijalankan. Selain mengacu pada program
nasional, yaitu strategi DOTS (Directly Observed Treatment Short Course),
juga beberapa kegiatan semakin ditingkatkan, seperti kegiatan survey
kontak, peningkatan pemberdayaan kader-kader TB, dan pembinaan PPM
(Public Private Mix) yang ada di wilayah kerja UPT Puskesmas Bernung.

4.2.2Pengendalian Penyakit ISPA


Pada tahun 2020, di UPT Puskesmas Bernung ditemukan kasus penderita
pneumonia pada balita sebanyak 112 kasus dari sasaran 410 balita, dan
semua penderita telah diberi penatalaksanaan (diobati) dengan baik.
Dalam menekan angka kematian akibat pneumonia, upaya-upaya yang telah
dilakukan antara lain dengan: penemuan kasus sedini mungkin dengan
pendekatan MTBS (Manajemen Terpadu Balita Sakit), pemberian
penatalaksanaan kasus secara adekuat, dan rujukan (jika diperlukan).

4.2.3 Pengendalian Penyakit DBD


DBD (Demam Berdarah Dengue) merupakan penyakit menular yang sering
menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB). Beberapa upaya pemberantasan
DBD yang telah dilakukan UPT Puskesmas Bernung pada tahun 2019
antara lain melalui pemberantasan vektor menular penyakit DBD, dengan
melakukan Fogging Fokus, sosialisasi & penyuluhan DBD, abatesasi,
pemeriksaan jentik berkala/ PE, dan meningkatkan ketrampilan petugas
dalam tatalaksana kasus DBD serta pembentukan kader Jumantik.
Pada kegiatan penyuluhan DBD, disosialisasikan pada masyarakat bahwa
metode yang efektif (tepat guna) dalam mencegah DBD adalah dengan
pemberantasan sarang nyamuk (PSN) melalui 3M plus yaitu: Menguras,

28
PROFIL UPTPuskesmas Bernung Tahun 2020

Menutup & Mengubur, plus menabur larvasida, penyebaran ikan pada


tempat-tempat penampungan air, serta pemakaian kelambu/ lotion anti
nyamuk.

4.2.3 Pengendalian Penyakit Malaria


Meskipun wilayah UPT Puskesmas Bernung bukanlah daerah endemis
malaria, namun UPT Puskesmas Bernung juga tetap melakukan upaya
dalam pencegahan penyakit malaria, antara lain dengan melakukan
sosialisasi & penyuluhan, screening malaria pada ibu hamil (dengan
penggunaan RDT), juga pendistribusian kelambu atau LLINs (Long Lasting
Insectisida Nets) pada bumil.

4.2.4 Pengendalian Penyakit HIV/ AIDS


UPT Puskesmas Bernung belum bisa melakukan pemeriksaan tes HIV,
karena belum dilatihnya petugas HIV/AIDS, juga belum tersedianya reagen
untuk pemeriksaan, sehingga jika ditemukan kasus terduga HIV/AIDS,
maka penderita akan dirujuk ke UPT Puskesmas Gedong Tataan yang telah
memiliki klinik VCT (tempat pelayanan konseling & tes HIV). Namun
demikian, meski belum dapat melakukan pemeriksaan tes HIV, petugas
HIV/AIDS UPT PKM Bernung berkoordinasi dengan petugas UKS, aktif
dalam pencegahan HIV/AIDS, antara lain dengan
mensosialisasikan/penyuluhan tentang HIV/AIDS pada anak-anak remaja
/siswa-siswi SMP dan SMA yang ada di wilayah kerja UPT Puskesmas
Bernung. Tahun 2020 utuk program ini juga melakukan screening HIV pada
ibu hamil.

4.3. PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT


4.3.1 Pemberian Tablet Besi (Fe)
Pemberian tablet Fe (tablet tambah darah) pada ibu hamil bertujuan untuk
mengatasi anemia. Cakupan Fe1 berarti ibu hamil (Bumil) yang
mendapatkan 30 tablet besi selama kehamilannya. Sedangkan cakupan Fe3

29
PROFIL UPTPuskesmas Bernung Tahun 2020

merupakan cakupan bumil yang mendapatkan tablet besi 90 tablet besi,


yang biasanya diberikan pada kehamilan trimester ketiga.
Cakupan pemberian tablet Fe1 pada bumil di wilayah kerja UPT Puskesmas
Bernung pada tahun 2020 mencapai target yaitu 99%.Sedangkan cakupan
pemberian tablet Fe2 sebesar 93,2%.

4.3.2 Pemberian Kapsul Vitamin A


Vitamin A adalah vitamin yang cukup penting untuk kesehatan mata,
mencegah terjadinya kebutaan, serta dapat meningkatkan daya tahan tubuh.
Untuk itu pemberian kapsul vitamin A sangat baik & penting pula untuk
diberikan pada bayi dan anak balita.
Cakupan pemberian kapsul vitamin A pada bayi di wilayah kerja UPT
Puskesmas Bernung tahun 2020 mencapai 92,3%, sedangkan pemberian
kapsul vitamin A pada anak balita mencapai100%.

4.3.3 Cakupan Penimbangan Balita di Posyandu


Salah satu indikator pemantauan pertumbuhan balita adalah dengan melihat
partisipasi masyarakat dalam kunjungan ke posyandu dengan menimbang
bayi nya. (d/s).Balita ditimbang adalah jumlah balita yang ditimbang berat
badannya saat kunjungan ke posyandu. Cakupan d/s balita di wilayah kerja
UPT Puskesmas Bernung pada tahun 2020 mencapai85,2%.
Sedangkan balita BGM (Bawah Garis Merah) adalah balita yang hasil
penimbangan berat badannya berada di bawah garis merah pada kartu
menuju sehat (KMS). Untuk kasus BGM, di wilayah kerja UPT Puskesmas
Bernung pada tahun 2020 terdapat 28 kasus balita BGM. Adapun upaya
yang telah dilakukan untuk kasus balita BGM antara lain dengan pemberian
makanan tambahan (PMT) & vitamin, juga sosialisasi pemberdayaan
masyarakat dalam pencapaian keluarga sadar gizi (kadarzi).

30
PROFIL UPTPuskesmas Bernung Tahun 2020

5.1 SARANA PRASARANA

Sarana kesehatan yang berada di wilayah kerja UPT Puskesmas Bernung di


tahun 2020, antara lain berupa: 1 unit Puskesmas induk, 3 unit puskesmas
pembantu (pustu wiyono, negeri sakti & suka banjar),48 posyandu, 4 unit
poskesdes, dan 1 unit poskestren. Selain itu dalam pelaksanaan tekhnis
operasional nya UPT Puskesmas Bernung juga disertai prasarana seperti 1
unit mobil pusling, dan 12 unit kendaraan roda dua (motor).

Gedung/ bangunan puskesmas induk telah di rehabilitasi Total pada tahun


2016 dan mendapatkan izin untuk memakainya di bulan februari 2017.
Hanya saja dengan luas wilayah yang hanya 280 m2 maka area parkir
semakin sempit, juga ruang gudang obat berada di lantai 2

Puskesmas Bernung sudah mendapatkan penilaian Akreditasi tingkat FKTP


pada tahun 2017 dan mendapatkan nilai Utama.

5.2 TENAGA KESEHATAN


Faktor utama dalam rangka peningkatan derajat kesehatan masyarakat
adalah tenaga kesehatan. Adapun jumlah tenaga kesehatan yang ada di
UPT Puskesmas Bernung pada tahun 2020 dapat dilihat dari tabel berikut:

Tabel 5.1 Ketersediaan Tenaga Kesehatan di UPT Puskesmas Bernung

31
PROFIL UPTPuskesmas Bernung Tahun 2020

WILAYAH KERJA PUSKESMAS &


KATAGORI PUSTU
NO JLH
TENAGA INDUK WIYONO N. SAKTI
S.
BANJAR
1. Dokter Umum 2 0 0 0 2
2. Dokter Gigi 1 0 0 0 1
3. Bidan 25 4 6 5 40
4. Perawat Umum 13 2 1 1 17
5. Perawat Gigi 1 0 0 0 1
6. Kes. Masyarakat 3 0 0 0 3
7. Kefarmasian 1 0 1 0 2
8. Laboratorium 1 0 0 0 1
9. Sanitarian 1 0 0 0 1
10. Bidan Desa 9 0 0 0 10
11. Non Kesehatan 5 1 0 0 6
12. Homecare 4 0 0 0 4
13. Gizi 2 0 0 0 2
Jumlah 68 7 8 6 91
Sumber : Tata Usaha UPT Puskesmas Bernung (Desember 2020)

Untuk data kepegawaian Puskesmas Bernung ada sebanyak 91 Pegawai


Puseksms Bernung
5. 3 PEMBIAYAAN KESEHATAN

Untuk pelaksanaan tehknis operasional seluruh kegiatan puskesmas di tahun


2020, dibiayai oleh dana APBN dan APBD yang berasal dari dana BOK
( Bantuan Operasional Kegiatan) dan JKN (Jaminan Kesehatan Nasional).

32
PROFIL UPTPuskesmas Bernung Tahun 2020

Profil Kesehatan UPT Puskesmas Bernung ini merupakan gambaran tentang


kesehatan, dan sekaligus sebagai wadah monitoring & evaluasi terhadap
pelaksanaan program kesehatan di tahun 2020.

Beberapa kesimpulan yang dapat ditarik dari uraian Bab 1-Bab 5 antara lain:

1. Masih tingginya angka kesakitan di wilayah UPT Puskesmas Bernung


yang disebabkan oleh penyakit berbasis lingkungan, seperti terjadinya
peningkatan kasus ISPA (Common Cold), diare, dan pneumonia pada
balita.

2. Seperti Degeneratif Penyakit Hipertensi dan Artritis Remathoid juga


sudah semakin banyak, hipertensi menduduki urutan ke 3 di sepuluh besar
penyakit.

3. Penyakit Diabetes Meilitus semakin terlihat sejak dilakukan screening


secara rutin

4. Masih rendahnya cakupan CDR TB di tahun 2010 (30%).

5. Banyaknya jumlah SDM /tenaga kesehatan (overload) di UPT Puskesmas


Bernung, terutama tenaga bidan dan perawat.

6. Pengajuan usulan untuk pembebasan lahan di dekat Puskesmas bernung


sebagai perluasan puskesmas yang dapat dipergunakan sebagai ruang
parkir dan ruang gudang obat.

33
PROFIL UPTPuskesmas Bernung Tahun 2020

LAMPIRAN

34

Anda mungkin juga menyukai