Anda di halaman 1dari 29

BAB II

GAMBARAN UMUM ORGANISASI DAN MATERI PELATIHAN

A. Profil Organisasi
1. Gambaran Umum Organisasi / Unit Kerja
a. Letak dan Luas
UPTD Puskesmas Pamengkang merupakan salah satu UPTD
Puskesmas di Kabupaten Cirebon, yang merupakan pintu gerbang
Kabupaten Cirebon dari arah Utara. Wilayah UPTD Puskesmas
Pamengkang secara geografis memiliki posisi yang strategis, yaitu
berbatasan dengan :
 Sebelah Utara : Wilayah Kecamatan Harjamukti
(Kotamadya Cirebon)
 Sebelah Timur : Wilayah Kecamatan Mundu
 Sebelah Selatan : Wilayah Kecamatan Greged
 Sebelah Barat : Wilayah Kecamatan Harjamukti
(Kotamadya Cirebon)

Gambar 1.
Peta Wilayah kerja UPTD Puskesmas Pamengkang

5
Luas wilayah UPTD Puskesmas Pamengkang tercatat 1.075
Ha yang meliputi 5 (Lima) desa dimana desa yang terluas adalah
Desa Setupatok yaitu 306 Ha dan Desa Banjarwangunan dengan
luas 295 Ha. Dua desa tersebut merupakan desa yang terluas di
UPTD Puskesmas Pamengkang Kabupaten Cirebon. Luas kedua
desa tersebut 55,9 % dari seluruh wilayah UPTD Puskesmas
Pamengkang Kabupatan Cirebon.
b. Tofografi
Wilayah UPTD Puskesmas Pamengkang terdiri dari atas tanah
daratan dan persawahan, terletak di wilayah utara ibu kota
kabupaten Cirebon, dengan ketinggian diatas permukaan laut ±
2000 m. Keadaan tanah yaitu datar atau bergelombang
c. Iklim
UPTD Puskesmas Pamengkang berdasarkan data pertanian
dan Peternakan Kabupaten Cirebon sepanjang tahun 2017 dan
2018 curah hujan rata-rata sekitar 70 – 200 mm dengan suhu rata-
rata  230C – 300C.
d. Pertumbuhan Penduduk/Population Growth
Pertumbuhan penduduk terus meningkat setiap tahunnya di
mana Pertumbuhan Alami penduduk umumnya dipengaruhi oleh dua
faktor yakni natural increase yaitu jumlah kelahiran dan kematian
serta net increase di mana di dalamnya termasuk juga migrasi
masuk dan keluar. Tingginya angka kelahiran dan migrasi masuk
dibandingkan dengan kematian serta migrasi keluar menjadi
penyebab terjadinya peningkatan jumlah penduduk (BPS, 2017).
Penduduk merupakan objek sekaligus subjek dalam proses
pembangunan itu sendiri. Penduduk tidak saja menjadi sasaran
tetapi juga menjadi pelaksana dari pembangunan.Dengan demikian
pemahaman akan dinamika kependudukan yang meliputi jumlah,
komposisi dan distribusi penduduk menjadi suatu hal yang penting
untuk diketahui sebagai data dasar pada tahapan perencanaan
pembangunan.
Pada tahun 2017, jumlah penduduk UPTD Puskesmas
Pamengkang adalah sebesar 35.303 jiwa tersebar di lima desa.

6
Penduduk ini terdiri dari 18.169 (51.46%) laki-laki dan 17.134
(48.54%) perempuan, dengan rasio jenis kelamin sebesar 105.6%.
Gambar 2.
Grafik Jumlah Penduduk
di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Pamengkang

38,500
38,000
37,500
37,000
36,500
36,000
35,500
35,000
34,500
34,000
33,500

Jumlah Penduduk

Sumber : Dinas PPKB Mundu 2017

Jumlah Penduduk di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas


Pamengkang dari tahun 2017-2018 terus mengalami peningkatan.
Keadaan ini nampak dari data Statistik, jumlah penduduk pada tahun
tahun 2017 sebanyak 35.303 jiwa dan di tahun 2018 berjumlah
38.003 jiwa.
e. Kepadatan Penduduk/Population Density
Pertambahan penduduk yang terus saja mengalami
peningkatan dari tahun ke tahun, hal ini akan memberikan pengaruh
penting bagi kesehatan manusia. Di mana kondisi lingkungan
pemukiman yang padat menyebabkan penghuni pemukiman
tersebut rentan terhadap penyakit yang berkaitan dengan
lingkungan.

7
Tabel 1
Karakteristik Penduduk di UPTD Puskesmas Pamengkang
Tahun 2017-2018
Keadaan 2017 2018
Jumlah Penduduk Total 35.303 38.003
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin:
a. Laki-laki 18.169 19.364
b. Perempuan 17.134 18.639
Rasio Jenis Kelamin 105,6 103,9
Jumlah Rumah Tangga 10.953 11.044
Kepadatan Penduduk/Ha 32,84 35,35
Sumber: Kecamatan dan Dinas PPKB Mundu 2017

f. Struktur Umur dan Sex rasio / Age Compotition & Sex ratio
Pengelompokkan umur ( struktur umur ) sangat penting dalam
informasi perencanaan kesehatan terutama dalam pengalokasian
dana, pelayanan kesehatan guna mengantisipasi berbagai masalah
yang terkait dengan usia seseorang misalnya bayi, balita, remaja,
dan Usila.
Perbedaan usia menyebabkan pula perbedaan resiko terhadap
timbulnya penyakit, sehingga pada umur tertentu perlu mendapat
perhatian serius terhadap pelayanan kesehatan.
Penduduk UPTD Puskesmas Pamengkang pada tahun 2017
berjumlah 35.303 jiwa, dengan 18.169 (51.46%) laki-laki dan
17.134 (48.54%) perempuan, demikian rasio jenis kelamin sebesar
105,6. Sementara itu, untuk mengetahui struktur atau susunan
penduduk di UPTD Puskesmas Pamengkang dapat dilihat dari
komposisi penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin.

8
Gambar 3.
Piramida Penduduk UPTD Puskesmas Pamengkang Tahun 2017

70-74
60-64
50-54
40-44
30-34
20-24
10-14
0-4
10 8 6 4 2 0 2 4 6 8 10

Sumber : Dinas PPKB Mundu 2017

Berdasarkan piramida penduduk pada Grafik 2, struktur


penduduk UPTD Puskesmas Pamengkang tergolong penduduk
muda. Persentase penduduk umur muda relative lebih banyak
daripada penduduk umur tua. Dari piramida penduduk diatas terlihat
bahwa kelompok umur terbesar berada pada kelompok umur 20-24
tahun yaitu sebanyak 3.456 jiwa, yang terdiri dari 1.758 laki-laki dan
1.698 perempuan. Sedangkan kelompok umur terkecil berada pada
kelompok umur 70-74 tahun keatas yaitu sebanyak 319 jiwa, yang
terdiri dari 167 laki-laki dan 152 perempuan.
Sementara itu rasio beban tanggungan dari usia produktif (15-
65 tahun) kepada usia belum produktif (0-14 tahun) dan yang tidak
produktif lagi ( >65 tahun) didapat sebesar 27.28 persen artinya dari
100 penduduk ada sekitar 27 jiwa yang belum produktif dan tidak
produktif, harus ditanggung oleh 73 jiwa yang produktif atau kurang
lebih 2-3 orang usia produktif menanggung 1 orang yang belum
produktif dan sudah tidak produktif lagi.

g. Tingkat Pendidikan/ Education Degree


Salah satu indikator yang di gunakan untuk mengukur tingkat
pembangunan Sumber Daya Manusia dalam suatu daerah adalah
tingkatan pendidikan. Tingkat Pendidikan sebagai faktor

9
predisposing terhadap perubahan perilaku khususnya bagi
pengetahuan tentang kesehatan, sehingga diharapkan masyarakat
yang berpendidikan memiliki kesadaran yang tinggi pula dalam
perilaku hidup sehat.
Berikut grafik jumlah penduduk yang berumur 10 tahun keatas
menurut pendidikan yang ditamatkan di Wilayah kerja UPTD
Puskesmas Pamengkang tahun 2017.

Gambar 4.
Presentasi penduduk usia > 10 tahun menurut tingkat pendidikan
di Wilayah kerja UPTD Puskesmas Pamengkang

Tamat SD Tamat SMP Tamat SMA Tamat PT


Sumber : Dinas PPKB Mundu 2017

Data pendidikan penduduk berumur 10 tahun keatas


berdasarkan pendidikan tertinggi yang ditamatkan di Wilayah kerja
UPTD Puskesmas Pamengkang, data tahun 2017 bahwa persentase
penduduk yang lulusan SD sebesar 44%, lulusan SMP sebesar 24%
dan SMA sebesar 26% dan lulusan PT sebesar 5%.

h. Status Pekerjaan Penduduk


Masyarakat di wilayah kerja UPTD Puskesmas Pamengkang
mayoritas adalah petani, pedagang, buruh. Dari data kependudukan
di kecamatan, tingkat pengangguran cukup tinggi(<13% penduduk
dewasa adalah penngangguran), dikarenakan lapangan kerja di

10
wilayah kerja UPTD Puskesmas Pamengkang sangat kurang
sehingga pencari kerja datang ke ibukota sebagai buruh, pegawai
dan wiraswasta. Namun angka kekerasan dalam rumah tangga tidak
begitu menonjol walaupun tingkat perceraian relatif banyak. Semua
ini sangat berpengaruh terhadap masalah-masalah kesehatan
terutama pada bayi dan balita.

Keberadaan perusahaan/industri di wilayah kerja UPTD


Puskesmas Pamengkangbanyak memepengaruhi peningkatan
penghasilan dan daya beli masyarakat. Dikarenakan pendidikan
yang rendah (hanya lulusan SD atau SMP dan bahkan tidak lulus
SD) menjadikan masyarakat pekerja hanya berstatus sebagai tenaga
buruh harian atau tenafga borongan pada perusahaan atau industri
disekitarnya dengan penghasilan ± Rp. 30.000,-/hari.

Sedangakan mata pencaharian mayoritas:


a. Petani
b. Pedagang/ nelayan
c. Buruh
d. Pegawai

Dari data tersebut dapat diambil kesimpulan, bahwa tingkat


pendidikan masyarakat masih rendah terutama pada penduduk
yang masih berpotensi/ produktif. Hal ini sangat mempengaruhi
faktor ekonomi/ pendapatan dan pennghasilan penduduk sehingga
banyak penduduk (KK) miskin belum mampu membangun rumah
sehat (1 rumah ada yang dihuni 2 s/d 3 KK) sehingga mempengaruhi
tingkat penyakit, status gizi dan balita serta ibu hamil dan ibu nifas
serta mempengaruhi penyehatan lingkungan di wilayah kerja UPTD
Puskesmas Pamengkang, Kecamatan Mundu.

2. Visi dan Misi Organisasi


a. Visi
Terwujudnya Pusat kesehatan masyarakat yang terpercaya
menuju kecamatan sehat dan mandiri.

11
b. Misi
1) Meningkatkan pengetahuan sumber daya tenaga kesehatan.
2) Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.
3) Meningkatkan peran serta lintas sektoral.

3. Tujuan, Sasaran dan Program


a. Tujuan
1) Terselenggaranya pelayanan kesehatan yang baik dan cepa
tanggap
2) Terwujudnya sumber daya yang mendukung mutu pelayanan
kesehatan
3) Tercapainya kerjasama lintas program, lintas sektor serta semua
lapisan masyarakat
b. Sasaran
1) Meningkatnya Angka Harapan Hidup
2) Menurunnya angka kematian bayi
3) Menurunnya angka kematian ibu
4) Menurunnya angka gizi buruk
5) Meningkatnya prosentase UCI desa
6) Meningkatnya % penemuan penderita TB paru
7) Meningkatnya kesembuhan pengobatan penyakit TBC Paru
8) Meningkatnya cakupan penderita DBD yang ditangani
9) Meningkatnya cakupan penemuan kasus AFP per 100.000
penduduk usia < 15 tahun
10)Meningkatnya % penggunaan sarana air bersih
11)Meningkatnya penggunaan jamban keluarga
12)Meningkatnya % desa ODF (Open Defecation Free)
13)Meningkatnya % Desa Siaga Aktif

4. Tata Nilai Organisasi


Tata nilai UPTD Puskesmas Pamengkang adalah CINTA, yaitu
a. Cepat
Cepat dalam melayani masyarakat baik di dalam maupun di luar
gedung.

12
b. Inovatif
Membuat inovasi-inovasi untuk meningkatkan cakupan.
c. Nyaman
Memberikan rasa nyaman kepada petugas dan pelanggan pasien
dalam memberikan pelayanan kesehatan.
d. Tertib
Tertib,teratur administrasi dalam memberikan pelayanan kesehatan.
e. Akuntabel
Dapat di pertanggung jawabkan baik keuangan laporan dan
pelayanan kesehatan.

5. Struktur Organisasi
Puskesmas Pamengkang dipimpin oleh Kepala Puskesmas dan
dibantu oleh Kepala Sub Bagian Tata Usaha dan Staf Fungsional.
Secara skematis struktur organisasi Puskesmas Pamengkang dapat
digambarkan sebagai berikut.

Gambar 5.
Struktur Organisasi UPTD Puskesmas Pamengkang

13
6. Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi / Unit Kerja

Sistem Manajemen Mutu Puskesmas Pamengkang harus


didukung oleh tata kelola dan sinergitas serta komunikasi yang baik
diantara Kepala Puskesmas, Ketua Manajemen Mutu, Penanggung
jawab Upaya Kesehatan Masyarakat dan Perkesmas; Penanggung
jawab Upaya Kesehatan Perorangan, kefarmasian dan laboratorium; dan
penanggung jawab jaringan pelayanan Puskesmas dan jejaring fasilitas
pelayanan kesehatan, meliputi :
a. Kepala Puskesmas :
Tanggung jawab :
1. Menetapkan Sistem Manajemen Mutu Puskesmas Pamengkang;
2. Bertanggung jawab secara menyeluruh terhadap keputusan
strategis untuk pelaksanaan sistem kinerja setiap proses yang
ada di dalam proses pelayanan;
3. Memastikan ketersediaan sumber daya baik manusia, alat serta
bangunan dan informasi yang dibutuhkan untuk mendukung
semua proses perbaikan mutu.
Wewenang :
1. Membentuk dan mengangkat tim dan instrumen pendukung
yang terkait dalam rangka pelaksanaan Sistem Manajemen
Mutu;
2. Menetapkan Manual Mutu yang disusun oleh oleh Tim Penyusun
Manual Mutu.
b. Ketua Tim Mutu:
Tanggung jawab :
1. Menerapkan dan memelihara Sistem Manajemen Mutu
Puskesmas Pamengkang Kabupaten Cirebon;
2. Memastikan bahwa persyaratan umum dalam pelaksanaan
Sistem Manajemen Mutu Puskesmas Pamengkang
dimengerti dan dilaksanakan oleh seluruh karyawan.

14
Wewenang :
1. Memberikan saran, masukan dan arahan terkait dengan upaya
perbaikan Sistem Manajemen Mutu termasuk program
Manajemen Risiko dan Keselamatan Pasien;
2. Meminta dilakukannya pertemuan di luar pertemuan terjadwal
yang telah disepakati dalam rangka bertujuan memastikan dan
mencari solusi perbaikan mutu bilamana dipandang perlu.
c. Penanggung jawab Upaya Kesehatan Masyarakat dan
Perkesmas
Tanggung jawab :
1. Bertanggung jawab dalam penerapan dan pemeliharaan
Sistem Manajemen Mutu yang berada dalam lingkup Upaya
Kesehatan Masyarakat (UKM) Puskesmas;
2. Memastikan untuk mengukur, memantau dan menganalisis
Sistem Manajemen Mutu yang berada dalam lingkup Upaya
Kesehatan Masyarakat (UKM) Puskesmas;
3. Melakukan tindakan perbaikan dan tindakan pencegahan serta
melakukan perbaikan terus menerus dalam lingkup Upaya
Kesehatan Masyarakat (UKM) Puskesmas.
Wewenang :
1. Mengkoordinasikan seluruh unit program Upaya Kesehatan
Masyarakat (UKM) guna mencapai sasaran mutu yang telah
dituangkan dalam Manual Mutu;
2. Meminta kepada seluruh unit Upaya Kesehatan Masyarakat
(UKM) untuk dilakukan pertemuan di luar pertemuan terjadwal
bila terjadi persoalan yang terkait dengan upaya perbaikan mutu
program.
d. Penanggung jawab Upaya Kesehatan Perorangan, kefarmasian
dan laboratorium :
Tanggung jawab :
1. Bertanggung jawab dalam penerapan dan pemeliharaan
Sistem Manajemen Mutu yang berada dalam lingkup
pelayanan klinis;

15
2. Memastikan untuk mengukur, memantau dan menganalisis
Sistem Manajemen Mutu yang berada dalam lingkup
pelayanan klinis;
3. Melakukan tindakan perbaikan dan tindakan pencegahan serta
melakukan perbaikan terus menerus dalam lingkup pelayanan
klinis.
Wewenang :
1. Mengkoordinasikan seluruh unit program pelayanan klinis guna
mencapai sasaran mutu yang telah dituangkan dalam Manual
Mutu;
2. Meminta kepada seluruh unit pelayanan klinis untuk dilakukan
pertemuan di luar pertemuan terjadwal bila terjadi persoalan
yang terkait dengan upaya perbaikan mutu pelayanan klinis.
e. Penanggung jawab jaringan pelayanan Puskesmas dan jejaring
fasilitas pelayanan kesehatan :
Tanggung jawab :
1. Bertanggung jawab dalam penerapan dan pemeliharaan
Sistem Manajemen Mutu yang berada dalam lingkup jaringan
pelayanan Puskesmas dan jejaring fasilitas pelayanan
kesehatan;
2. Memastikan untuk mengukur, memantau dan menganalisis
Sistem Manajemen Mutu yang berada dalam lingkup jaringan
pelayanan Puskesmas dan jejaring fasilitas pelayanan
kesehatan;
3. Melakukan tindakan perbaikan dan tindakan pencegahan serta
melakukan perbaikan terus menerus dalam lingkup jaringan
pelayanan Puskesmas dan jejaring fasilitas pelayanan
kesehatan.
Wewenang :
1. Mengkoordinasikan seluruh jaringan pelayanan Puskesmas dan
jejaring fasilitas pelayanan kesehatan guna mencapai sasaran
mutu yang telah dituangkan dalam Manual Mutu;
2. Meminta kepada seluruh jaringan pelayanan Puskesmas dan
jejaring fasilitas pelayanan kesehatan untuk dilakukan pertemuan

16
di luar pertemuan terjadwal bila terjadi persoalan yang terkait
dengan upaya perbaikan mutu pelayanan klinis.

B. Materi Pelatihan dalam Aktualisasi


1. Agenda Sikap Perilaku Bela Negara
CPNS perlu dipersiapkan dalam memasuki kultur baru di birokrasi
dengan mandat pelayanan yang dimulai dengan kesadaran bela negara.
CPNS perlu dibentuk karakter untuk bersikap dan bertindak profesional
dalam mengelola tantangan dan masalah keragaman sosial kultural
dengan menggunakan perspektif WoG yang didasari nilai-nilai
kebangsaan berdasarkan kedudukan dan perannya sebagai PNS dalam
NKRI.
PNS dituntut menunjukkan perilaku kinerja berkualitas, beretika
atas dasar nilai-nilai kebangsaan, dan komitmen yang tinggi terhadap
organisasinya untuk menghadapi perubahan lingkungan strategis unit
kerja/organisasi dan Negara pada umumnya sebagai perwujudan nyata
semangat bela Negara seorang PNS Nilai-nilai bela negara yang harus
lebih dipahami penerapannya dalam kehidupan masyarakat berbangsa
dan bernegara antara lain:
a. Cinta Tanah Air
Negeri yang luas dan kaya akan sumber daya ini perlu kita
cintai. Kesadaran bela negara yang ada pada setiap masyarakat
didasarkan pada kecintaan kita kepada tanah air kita. Kita dapat
mewujudkan itu semua dengan cara kita mengetahui sejarah negara
kita sendiri, melestarikan budaya-budaya yang ada, menjaga
lingkungan kita dan pastinya menjaga nama baik negara kita.
b. Kesadaran Berbangsa dan Bernegara
Kesadaran berbangsa dan bernegara merupakan sikap kita
yang harus sesuai dengan kepribadian bangsa yang selalu dikaitkan
dengan cita-cita dan tujuan hidup bangsanya. Kita dapat
mewujudkannya dengan cara mencegah perkelahian antar
perorangan atau antar kelompok dan menjadi anak bangsa yang
berprestasi baik di tingkat nasional maupun internasional.

17
c. Pancasila
Ideologi kita warisan dan hasil perjuangan para pahlawan
sungguh luar biasa, pancasila bukan hanya sekedar teoritis dan
normatif saja tapi juga diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Kita
tahu bahwa Pancasila adalah alat pemersatu keberagaman yang
ada di Indonesia yang memiliki beragambudaya, agama, etnis, dan
lain-lain. Nilai-nilai pancasila inilah yang dapat mematahkan setiap
ancaman, tantangan, dan hambatan.
d. Rela berkorban untuk Bangsa dan Negara
Dalam wujud bela negara tentu saja kita harus rela berkorban
untuk bangsa dan negara. Contoh nyatanya seperti sekarang ini
yaitu perhelatan seagames. Para atlet bekerja keras untuk bisa
mengharumkan nama negaranya walaupun mereka harus merelakan
untuk mengorbankan waktunya untuk bekerja sebagaimana kita
ketahui bahwa para atlet bukan hanya menjadi seorang atlet saja,
mereka juga memiliki pekerjaan lain. Begitupun supporter yang rela
berlama-lama menghabiskan waktunya antri hanya untuk
mendapatkan tiket demi mendukung langsung para atlet yang
berlaga demi mengharumkan nama bangsa.
e. Memiliki Kemampuan Bela Negara
Kemampuan bela negara itu sendiri dapat diwujudkan dengan
tetap menjaga kedisiplinan, ulet, bekerja keras dalam menjalani
profesi masing-masing.

2. Agenda Nilai-nilai Dasar PNS


a. Pengertian dan Nilai Dasar Akuntabilitas
1) Pengertian Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kewajiban pertanggungjawaban yang
harus dicapai. Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap
individu, kelompok atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab
yang menjadi amanahnya. Tanggung jawab tersebut dilakukan
dengan menjamin terwujudnya nilai-nilai publik yang berlaku
sebagai berikut:

18
a) Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi
konflik kapentingan.
b) Memiliki pemahaman dan kesadaran tentang netralitas
Pegawai Negeri Sipil (PNS).
c) Memperlakukan warga negara secara sama dan adil.
d) Menunjukkan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat
diandalkan.
e) Aspek - aspek Akuntabilitas antara lain :
f) Akuntabilitas adalah sebuah hubungan (Accountability is a
relationship)
g) Akuntabilitas berorientasi pada hasil (Accountability is results-
oriented)
h) Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan (Accountability
requiers reporting)
i) Akuntabilitas memerlukan konsekuensi (Accountability is
meaningless without consequences)
j) Akuntabilitas memperbaiki kinerja (Accountability improves
performance).
Akuntabilitas adalah kewajiban setiap individu, kelompok
atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi
amanahnya (Modul Lembaga Administrasi Negara, 2014).
Akuntabilitas adalah prinsip dasar bagi organisasi yang
berlaku pada setiap levelatauunit organisasi sebagai suatu
kewajiban jabatan dalam memberikan pertanggungjawaban
laporan kegiatan kepada atasannya.Akuntabilitas publik memiliki
tiga fungsi utama(Bovens, 2007), yaitu:
a) Untuk menyediakan kontrol demokratis (peran demokrasi),
b) Untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan
(peran konstitusional),
c) Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas (peran belajar).
Akuntabilitas diketahuimemiliki 5 tingkatan yang berbeda
yaitu Akuntabilitas Personal, Akuntabilitas Individu, Akuntabilitas
Kelompok, Akuntabilitas Organisasi, sertaAkuntabilitas
Stakeholder.

19
2) Pentingnya Akuntabilitas
Pentingya akuntabilitas yaitu :
a) Kontrol demokrasi;
b) Mencegah korupsi;
c) Mencegah penyalahgunaan wewenang untuk meningkatkan
efisiensi & efektifitas.

3) Nilai-nilai Akuntabilitas di Lingkungan Kerja


a) Kepemimpinan,
b) Transparansi,
c) Integritas,
d) Tanggungjawab,
e) Keadilan,
f) Kepercayaan
g) Keseimbangan
h) Kejelasan
i) Konsistensi

b. Pengertian dan Nilai Dasar Nasionalisme


1) Pengertian Nasionalisme
Nasionalisme adalah pandangan tentang rasa cinta yang
wajar terhadap bangsa dan negara, dan sekaligus menghormati
bangsa lain (Modul Lembaga Administrasi Negara, 2015).
Nasionalisme Pancasila adalah pandangan atau paham
kecintaan manusia Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya,
didasarkan nilai-nilai Pancasila. Prinsip nasionalisme bangsa
Indonesia dilandasi nilai-nilai Pancasila yang diarahkan agar
bangsa Indonesia senantiasa menempatkan persatuan dan
kesatuan, kepentingan bangsa diatas kepentingan pribadi dan
golongan. Selain itu, nasionalisme juga ditunjukkan dengan sikap
rela berkorban, demi kepentingan bangsa dan negara, mengakui
persamaan derajat, hak dan kewajiban antara sesama manusia,
menumbuhkan sikap saling mencintai sesama manusia, dan
mengembangkan sikap tenggang rasa.
Fungsi ASN sebagai perekat dan pemersatu bangsa dan

20
Negara yaitu setiap pegawai ASN harus memiliki jiwa
nasionalisme dan wawasan kebangsaan yang kuat, memiliki
kesadaran sebagai penjaga kedaulatan Negara, menjadi perekat
bangsa dan mengupayakan situasi damai di seluruh wilayah
Indonesia, dan menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Maka Indikator Nasionalisme yang harus dimiliki aparatur
sipil Negara adalah, sebagai berikut :
a) Berwawasan Kebangsaan yang kuat,
b) Memahami pluralitas,
c) Berorientasi kepublikan yang kuat,
d) Mementingkan kepentingan nasional di atas segalanya.

2) Pentingnya Nasionalisme
Pentingnya nasionalisme yaitu :
a) Rasa memiliki dan ingin mempertahankan bangsa dan
negara
b) Menjunjung tinggi kehormatan terhadap bangsa negaranya
c) Memacu untuk lebih baik untuk bangsa dan negaranya.

3) Nilai-nilai Nasionalisme di Lingkungan Kerja


a) Ikhlas,
b) Adil,
c) Amanah,
d) Relaberkorban,
e) Gotongroyong
f) Toleransi
g) Musyawarah
h) Demokrasi

c. Pengertian dan Nilai Dasar Etika Publik


Etika dipahami sebagai sistem penilaian perilaku serta
keyakinan untuk menentukan perbuatan yang pantas, guna
menjamin adanya perlindungan hak-hak individu, mencakup cara

21
dalam pengambilan keputusan untuk membantu membedakan hal
yang baik dan yang buruk, serta mengarahkan apa yang seharusnya
dilakukan sesuai dengan nilai-nilai yang dianut (Catalano, 1991
dalam Modul Lembaga Administrasi Negara, 2014). Etika adalah
refleksi atas baik/buruk, benar/salah yang harus dilakukan atau
bagaimana melakukan yang baik atau benar.
Kode etik adalah aturan yang mengatur tingkah laku dalam
suatu kelompok, sudut pandangnya hanya ditujukan pada hal yang
prinsipil dalam bentuk ketentuan tertulis. Kode etik ASN diatur dalam
UU No. 5 tentang ASN pasal 4, yaitu:
1) Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab dan
berintegritas.
2) Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin.
3) Melayani dengan sikap hormat, Sopan dan tanpa tekanan.
4) Melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan perundangan
yang berlaku.
5) Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau
pejabat yang berwenang sejauh tidak bertentangan dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika
pemerintahan.
6) Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara.
7) Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara
bertanggung jawab, efektif dan efisien.
8) Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam
melaksanakan tugasnya.
9) Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan
kepada pihak lain yang memerlukan informasi terkait
kepentingan kedinasan.
10)Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status,
kekuasaan dan jabtannya untuk mendapat atau mencari
keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain.
11)Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi
dan integritas ASN.

22
12)Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan
mengenai disiplin pegawai ASN.

Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalam


UU ASN No.5 Tahun 2014 yakni sebagai berikut:
1) Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila.
2) Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara
Kesatuan Republik Indonesia 1945.
3) Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.
4) Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
5) Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.
6) Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.
7) Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada
publik.
8) Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan
program pemerintah.
9) Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat,
tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun.
10) Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
11) Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.
12) Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja
pegawai.
13) Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
14) Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis
sebagai perangkat sistem karir.

Nilai-nilai dasar etika publik antara lain :


1) Memegang teguh nilai-nilai ideologi Pancasila
2) Setia dan mempertahankan UUD NKRI 1945
3) Profesional dan tidak berpihak
4) Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian
5) Non diskriminatif
6) Beretika luhur

23
7) Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada
publik
8) Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan
program pemerintah
9) Memberikan pelayanan dengan jujur, tanggap, cepat, tepat dan
akurat, efektif, efeisien dan santun
10) Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi
11) Menghargai komunikasi, konsultasi dan kerjasama
12) Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja
pegawai
13) Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan
14) Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis
sebagai perangkat sistem karir

d. Pengertian dan Nilai Dasar Komitmen Mutu


Mutu adalah nilai keunggulan produk/jasa yang diberikan
kepada pelanggan sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya, atau
bahkan melampaui harapannya (Modul Lembaga Administrasi
Negara, 2015). Komitmen mutu merupakan tindakan untuk
menghargai efektivitas, efisiensi, inovasi dan kinerja yang
berorientasi mutu dalam penyelenggaraan pemerintahan dan
pelayanan publik.
Banyak cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan mutu
layanan oleh ASN kepada publik, yaitu dengan memahami fungsi,
tugas pokok dan peran yang diberikan dalam instansi, memiliki
kompetensi yang sesuai dengan bidang pekerjaan, merencakan
target mutu layanan, menguasai teknik pelayanan prima, melayani
dengan hati, menerima kritik dan saran untuk perbaikan ke depan.
Zeithmalh, dkk (1990) dalam Modul Lembaga Administrasi
Negara (2015) menyatakan bahwa terdapat sepuluh ukuran dalam
menilai mutu pelayanan, yaitu tangible (nyata/ berwujud), reliability
(kehandalan), responsiveness (cepat tanggap), competence
(kompetensi), access (kemudahan), courtesy (keramahan),
communication (komunikasi), credibility (kepercayaan), security

24
(keamanan), understanding the Customer (pemahaman pelanggan).
Berikut adalah nilai-nilai yang perlu diperhatikan dalam komitmen
mutu antara lain :
1) Bekerja dengan berorientasi pada mutu
2) Inovatif
3) Selalu melakukan perbaikan mutu
4) Membangun komitmen pegawai untuk jangka panjang
5) Membangun kerjasama kolegial antar pegawai yang dilandasi
kepercayaan dan kejujuran
6) Memfokuskan kegiatan pada kepuasan pelanggan, baik internal
maupun eksternal
7) Menampilkan kinerja tanpa cacat (zerodefect) dan tanpa
pemborosan (zerowaste), sejak memulai setiap pekerjaan
8) Efektif dan efisien dalam bekerja

e. Pengertian dan Nilai Dasar Anti Korupsi


Kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu Corruptio yang
artinya kerusakan, kebobrokan dan kebusukan. Menurut KBBI,
korupsi adalah penyelewengan atau penyalahgunaan uang negara
(perusahaan dan sebagainya) untuk keuntungan pribadi atau orang
lain (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2012). Indonesia memiliki
undang-undang yang terkait dengan tindak pidana korupsi. Menurut
UU No. 31/1999 jo UU No. 20/2001, terdapat 7 kelompok tindak
pidana korupsi yaitu merugikan keuangan negara, suap-menyuap,
pemerasan, perbuatan curang, penggelapan dalam jabatan,
benturan kepentingan dalam pengadaan, dan gratifikasi. Indikator
Anti korupsi
1) Menyadari dampak perilaku dan tindak pidana korupsi bagi
kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat dan bangsa.
2) Menjelaskan cara –cara menghindari perilaku dan tindak pidana
korupsi.
3) Menjelaskan pembangunan sistem integritas untuk mencegah
terjadinya korupsi di lingkungannya , dan

25
4) Mengaktualisasikan nilai dasar anti korupsi bagi kehidupan diri
pribadi, keluarga, masyarakat dan bangsa.

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bersama dengan para


pakar telah melakukan identifikasi 9 nilai anti korupsi, sebagai
berikut: Jujur, Peduli, Mandiri, Disiplin, Tanggung jawab, Kerja keras,
Sederhana, Berani dan Adil. Sembilan nilai dasar anti korupsi
tersebut menjadi acuan ASN dalam menjalankan tugasnya. Nilai-nilai
yang terkandung dalam aspek anti korupsi antara lain :
1) Jujur
2) Peduli
3) Mandiri
4) Disiplin
5) Tanggungjawab
6) Kerja Keras
7) Sederhana
8) Berani
9) Adil

3. Agenda Kedudukan Dan Peran PNS dalam NKRI


a. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan
pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi,
bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan
nepoteisme (Fatimah, E., Irawati, E., 2017). Manajemen ASN
menekankan kepada pengaturan aparatur sipil negara yang unggul
dan selaras dengan perkembangan jaman.
Manajemen ASN meliputi penyusunan dan penetapan
kebutuhan, pengadaan, pangkat dan jabatan, pengembangan karir,
pola karir, promosi, mutasi, penilaian kinerja, penggajian dan
tunjangan, penghargaan, disiplin, pemberhentian, jaminan pensiun
dan hari tua, dan perlindungan. Semua itu diatur untuk menjaga ASN
dalam menjalankan fungsinya, bertugas dan berperan untuk
mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang taat sepenuhnya pada Pancasila, dan Undang-

26
Undang Dasar 1945.Untuk menyelenggarakan manajemen ASN yang
objektif, profesional dan kompetitif dalam berkontribusi, diterapkan
sebuah sistem yang disebut sistem merit. Sistem merit adalah sistem
yang berdasarkan pada objektivitas dalam pengelolaan ASN dengan
melihat kualifikasi, kemampuan, pengetahuan dan keterampilan
pegawai. Visi UU ASN adalah mewujudkan ASN yang memiliki
integritas profesional, melayani dan sejahtera. Misi UU ASN adalah
memindahkan ASN dari comfort zone ke competitive zone. Tujuan
utama UU ASN antara lain :
1) Independensi dan netralitas
2) Kompetensi
3) Kinerja atau produktifitas kerja
4) Integritas
5) Kesejahteraan
6) Kualitas pelayanan publik
7) Pengawasan

b. Whole of Government (WoG)


Whole of Government adalah sebuah pendekatan
penyelenggaraan pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya
kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup
koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan
pembangunan kebijakan, manajemen program dan pelayanan publik
(Suwarno, Y., Sejati, T.A., 2017). Whole of Government sangat
penting diterapkan dalam manajemen penyelenggaraan sebuah
organisasi, termasuk rumah sakit, karena Whole of Government
menyatukan seluruh sektor yang bersangkutan guna mencapai tujuan
bersama.
Whole Of Government (WOG) adalah pendekatan dalam
penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan, pelayanan publik,
dan pemberdayaan masyarakat yang bekerja secara lintas sektoral
untuk mencapai tujuan bersama dan sebagai respon terpadu
pemerintah terhadap isu-isu tertentu. Pendekatan WOG menekankan
aspek kebersamaan dan menghilangkan sekat-sekat sektoral. WOG

27
membutuhkan koordinasi lintas sektoral. Koordinasi sendiri
merupakan proses pemaduan sasaran dan kegiatan dari unit-unti
kerja yang terpisah untuk dapat mencapai tujuan organisasi secara
efektif (LAN, 2017).
Beberapa masalah yang terjadi dalama koordinasi yaitu
perbedaan dalam orientasi terhadap tujuan tertentu, waktu, dan antar
pribadi dan perbedaan dalam formalitas struktur. Prinsip-prinsip
kolaborasi diantaranya saling menghormati, saling menghargai, kerja
sama, memberi kemanfaatan, saling asah, asih, asuh dan saling
percaya.
Tantangan dalam praktek WOG diantaranya kapasitas SDM
dan institusi, nilai dan budaya organisasi, kepemimpinan. Menurut
jenis pelayanan praktek WOG dibedakan menjadi empat, yaitu
pelayanan administratif, jasa, barang, dan regulatif. Beberapa
karakteristik WOG yaitu mencakup selutruh sektor dari semua sektor
dalam pemerintahan, prinsip-prinsip kolaborasi, dan kebersamaan
(sehati sefikiran, tidak egois, kerendahan hati dan kerelaan
berkorban).

c. Pelayanan Publik

Menurut UU No. 25 Tahun 2009 pelayanan publik adalah


kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan
kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
bagi setiap warga negara dan penduduk atau barang, jasa, dan/ atau
pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara
pelayanan publik. Pelayanan publik diselenggarakan dengan pajak
yang dibayar oleh warga negara. Pelayanan publik diselenggarakan
dengan tujuan untuk mencapai hal-hal yang strategis bagi kemajuan
bangsa dimasa yang akan datang. Pelayanan publik memiliki tiga
unsur penting, yaitu:
1) Organisasi penyelenggara pelayanan publik
2) Penerima layanan (pelanggan) yaitu orang, masyarakat atau
organisasi
3) Kepuasan yang diberikan dan/ atau diterima oleh penerima

28
layanan (pelanggan).
Barang atau jasa publik adalah barang atau jasa yang memiliki
rivalitas dan ekskludabilitas yang rendah. Barang atau jasa public
yang murni memiliki ciri tidak dapat diproduksi oleh sektor swasta
karena adanya pelayanan publik, free rider problem, non rivalry, non
excludable dan cara mengkonsumsi dapat dilakukan secara kolektif.
Prinsip pelayanan publik yang baik untuk mewujudkan
pelayanan prima diantaranya partisipatif, transparan, responsif, non
diskriminatif, mudah dan murah, efektif dan efisien, aksesibel,
akuntabel, dan berkeadilan. Sedangka prinsip pelayanan publik
menurut KepMenPan No. 63 Tahun 2003 adalah kesederhanaan,
kejelasan, kepastian waktu, akurasi, keamanan, tanggungjawab,
kelengkapan sarana dan prasarana serta kemudahan akses. Dalam
pelaksanaannya pelayanan public memiliki hambatan. Bentuk-bentuk
patologi atau hambatan birokrasi diantaranya penggelembungan
organisasi, duplikasi tugas dan fungsi, red tape, konflik kewenangan,
korupsi, kolusi dan nepotisme serta keengganan untuk berubah.
Etiket pelayanan yang perlu diperhatikan oleh ASN terhadap
penggunaan jasa pada umumnya adalah sikap atau perilaku, ekspresi
wajah, penampilan, cara berpakaian, cara berbicara, mendengarkan
dan bertanya. Beberapa etiket dasar yang seharusnya dilakukan oleh
seorang ASN antara lain: politeness, respectfull, attentive,
cooperative, tolerance, informality dan self control. Manfaat dari etiket
yaitu communicative, attractive, respectable, dan self confidence
(LAN, 2017).
Perkembangan jaman menuntut pelayanan public berkembang
sesuai dengan kebutuhan warga negara. Pelayanan publik yang dapat
memenuhi prinsip-prinsip pelayanan publik akan mampu menarik hati
dan perhatian warga dan dianggap lebih bermanfaat. Prinsip-prinsip
pelayanan publik terdiri dari partisipatif, transparan, responsif, tidak
diskriminatif, mudah dan murah, efektif dan efisien, aksesibel,
akuntabel, dan berkeadilan. ASN akan terlibat baik langsung maupun
tidak langsung dalam penyelenggaraan pelayanan publik. Dengan
demikian, perilaku ASN yang baik akan sangat mendukung perbaikan

29
kualitas pelayanan publik. Untuk mencapainya, etiket dasar yang
harus dilakukan oleh ASN antara lain keramahan, respectful, penuh
perhatian, kooperatif, toleransi, menciptakan keakraban, dan self
control. Terdapat 9 prinsip pelayanan publik, yakni :
1) Partisipatif
2) Transparan
3) Responsif
4) Tidak Diskriminatif
5) Mudah dan Murah
6) Efektif dan Efisien
7) Aksesibel
8) Akuntabel
9) Berkeadilan

4. Agenda Habituasi
Habituasi secara harfiah diartikan sebagai sebuah proses
pembiasaan pada/atau dengan “sesuatu” supaya menjadi terbiasa atau
terlatih untuk melakukan “sesuatu” yang bersifat instrisik pada
lingkungan kerjanya.
Mengadaposi pendapatnya Samani dan haryanto (2011:239)
tentang habituasi, peserta Pelatihan Dasar Calon PNS dalam
pembelajaran agenda habituasi difasilitasi untuk menghasilkan suatu
penciptaan situasi dan kondisi (persistence life situation) tertentu yang
memungkinkan peserta melakukan proses pembiasaan untuk berperilaku
sesuai kriteria tertentu. Penciptaan tersebut diarahkan pada
pembentukan karakter sebagai karakter diri ideal melalui proses
internalisasi dan pembiasaan diri melalui intervensi (stimulus) tertentu
yang akan dilakukan pada pelaksanaan tugas jabatan di tempat kerja.
Intervensi diciptakan agar bisa memicu timbulnya suatu respon
berupa tindakan tertentu yang diawali dari hal-hal kecil atau yang paling
mendasar dibutuhkan di tempat kerja, khususnya untuk mendukung
pelaksanaan tugas jabatan peserta. Hal-hal kecil atau mendasar yang
dimaksud adalah sebagai upaya untuk mendekatkan peserta dengan
tuntutan lingkungan kerja, misalnya aktivitas rutin dalam menyelesaikan

30
pekerjaan, kualitas kerja, jam kerja, kedisiplinan, cara dan etika
memberikan pelayanan kepada konsumen/tamu/stakeholders, strategi
komunikasi dengan sesama pegawai atau dengan pimpinan, situasi atau
lingkungan budaya kerja, atau halhal lainnya yang dapat menarik
perhatian dan layak dibicarakan/didiskusikan.
Indikator keberhasilan pembelajaran agenda Habituasi adalah
teridentifikas inya suatu kondisi nyata yang terjadi di dalam lingkungan
kerja dan secara spesifik terkait dengan tuntutan pelaksanaan tugas
jabatannya, sebagai suatu isu yang muncul dan harus dipecahkan.
Berdasarkan kondisi tersebut peserta menunjukkan prakarsa kreatif
untuk berkontribusi memecahkan isu dengan menginisiasi kegiatan-
kegiatan pemecahan isu dan melakukannya secara konsisten, sebagai
suatu kebiasaan untuk selalu melakukan aktivitas yang menghasilkan
manfaat yang dapat dirasakan oleh unit/organisasi, stakeholders atau
sekurang-kurangnya oleh individu peserta, sehingga terbentuk menjadi
karakter dalam mendukung pelaksana an tugas dan jabatan secara
profesional sebagai pelayan masyarakat.
Kegiatan yang dilaksanakan peserta saat aktualisasi dan habituasi
di UPTD Puskesmas Pamengkang terkait Optimalisasi Penerapan Nilai-
Nilai ANEKA ASN pada Tugas Pokok Perawat dalam Peningkatan Mutu
Pelayanan Kesehatan di UPTD Puskesmas Pamengkang.

5. Role Model
Selama pelaksanaan kegiatan aktualisasi dan habituasi di UPTD
Puskesmas Pamengkang, peserta menerapkan role model kepada:
Nama : Rohayati, S.ST
Jabatan : Ketua Tim Mutu UPTD Puskesmas Pamengkang
Penrapan role model berdasarkan kinerja yang telah dilakukan, mulai
dari melaksanakan apel pagi, tepat waktu, memberikan motivasi dan
arahan kepada seluruh pegawai UPTD Puskesmas Pamengkang dalam
meningkatkan pelayanan kesehatan serta memiliki sikap adil dalam
memperlakukan seluruh pegawai UPTD Puskesmas Pamengkang.

31
6. Tugas, Pokok dan Fungsi Peserta Diklat
Berdasarkan Permenpan No.25 tahun 2014 Pasal 8 tentang
Jabatan Fungsional Perawat dan angka kreditnya adapun rincian
kegiatan perawat keterampilan sesuai dengan jabatan , sebagai berikut :
1) Melakukan pengkajian keperawatan dasar pada individu
2) Mengajarkan perilaku hidup bersih dan sehat pada individu dalam
rangka melakukan upaya promotif
3) Membuat media untuk peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat
pada individu dalam rangka melakukan upaya promotif
4) Memfasilitasi penggunaan alat-alat pengaman atau pelindung fisik
pada pasien untuk mencegah resiko cidera pada individu dalam
rangka upaya preventif
5) Memantau perkembangan pasien sesuai dengan kondisinya
(melakukan pemeriksaan fisik, mengamati keaadaan pasien) pada
individu dalam rangka upaya preventif
6) Memfasilitasi penggunaan pelindung diri pada kelompok dalam
rangka melakukan preventif
7) Memberikan oksigenasi sederhana
8) Memberikan bantuan hidup dasar
9) Melakukan pengukuran antropometri
10)Melakukan fasilitasi pasien dalam memenuhi kebutuhan eliminasi
11)Memantau keseimbangan cairan dan elektrolit pasien
12)Melakukan mobilisasi pada pasien
13)Mempertahankan posisi anatomis pasien
14)Melakukan fiksasi fisik
15)Memfasilitasi lingkungan yang mendukung istirahat
16)Memfasilitasi kebiasaan tidur pasien
17)Memfasilitasi penggunan pakaian yang mendukung kenyamanan
pada pasien
18)Melakukan pemeliharaan diri pasien
19)Memandikan pasien
20)Membersihkan mulut pasien
21)Melakukan kegiatan kompres hangat/dingin

32
22)Mempertahankan suhu tubuh saat tindakan (mamasang warming
blanket)
23)Melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan
keperawatan
24)Melakukan pendampingan pada pasien menjelang ajal (dying care)
25)Memberikan perawatan pada pasien menjelang ajal sampai
meninggal
26)Memberikan dukungan dalam proses kehilangan, berduka dan
kematian
27)Memfasilitasi suasana lingkungan yang tenang dan aman
28)Melakukan dokumentasi pelaksanaan tindakan keperawatan
29)Menyusun rencana kegiatan individu perawat
30)Melaksanakan kegiatan bantuan partisipasi kesehatan
31)Melaksanakan tugas lapangan dibidang kesehatan
32)Melaksanakan penanggulangan penyakit/wabah tertentu
33)Melakukan supervise lapangan .

33

Anda mungkin juga menyukai