A. Profil Organisasi
1. Gambaran Umum Organisasi / Unit Kerja
a. Letak dan Luas
UPTD Puskesmas Pamengkang merupakan salah satu UPTD
Puskesmas di Kabupaten Cirebon, yang merupakan pintu gerbang
Kabupaten Cirebon dari arah Utara. Wilayah UPTD Puskesmas
Pamengkang secara geografis memiliki posisi yang strategis, yaitu
berbatasan dengan :
Sebelah Utara : Wilayah Kecamatan Harjamukti
(Kotamadya Cirebon)
Sebelah Timur : Wilayah Kecamatan Mundu
Sebelah Selatan : Wilayah Kecamatan Greged
Sebelah Barat : Wilayah Kecamatan Harjamukti
(Kotamadya Cirebon)
Gambar 1.
Peta Wilayah kerja UPTD Puskesmas Pamengkang
5
Luas wilayah UPTD Puskesmas Pamengkang tercatat 1.075
Ha yang meliputi 5 (Lima) desa dimana desa yang terluas adalah
Desa Setupatok yaitu 306 Ha dan Desa Banjarwangunan dengan
luas 295 Ha. Dua desa tersebut merupakan desa yang terluas di
UPTD Puskesmas Pamengkang Kabupaten Cirebon. Luas kedua
desa tersebut 55,9 % dari seluruh wilayah UPTD Puskesmas
Pamengkang Kabupatan Cirebon.
b. Tofografi
Wilayah UPTD Puskesmas Pamengkang terdiri dari atas tanah
daratan dan persawahan, terletak di wilayah utara ibu kota
kabupaten Cirebon, dengan ketinggian diatas permukaan laut ±
2000 m. Keadaan tanah yaitu datar atau bergelombang
c. Iklim
UPTD Puskesmas Pamengkang berdasarkan data pertanian
dan Peternakan Kabupaten Cirebon sepanjang tahun 2017 dan
2018 curah hujan rata-rata sekitar 70 – 200 mm dengan suhu rata-
rata 230C – 300C.
d. Pertumbuhan Penduduk/Population Growth
Pertumbuhan penduduk terus meningkat setiap tahunnya di
mana Pertumbuhan Alami penduduk umumnya dipengaruhi oleh dua
faktor yakni natural increase yaitu jumlah kelahiran dan kematian
serta net increase di mana di dalamnya termasuk juga migrasi
masuk dan keluar. Tingginya angka kelahiran dan migrasi masuk
dibandingkan dengan kematian serta migrasi keluar menjadi
penyebab terjadinya peningkatan jumlah penduduk (BPS, 2017).
Penduduk merupakan objek sekaligus subjek dalam proses
pembangunan itu sendiri. Penduduk tidak saja menjadi sasaran
tetapi juga menjadi pelaksana dari pembangunan.Dengan demikian
pemahaman akan dinamika kependudukan yang meliputi jumlah,
komposisi dan distribusi penduduk menjadi suatu hal yang penting
untuk diketahui sebagai data dasar pada tahapan perencanaan
pembangunan.
Pada tahun 2017, jumlah penduduk UPTD Puskesmas
Pamengkang adalah sebesar 35.303 jiwa tersebar di lima desa.
6
Penduduk ini terdiri dari 18.169 (51.46%) laki-laki dan 17.134
(48.54%) perempuan, dengan rasio jenis kelamin sebesar 105.6%.
Gambar 2.
Grafik Jumlah Penduduk
di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Pamengkang
38,500
38,000
37,500
37,000
36,500
36,000
35,500
35,000
34,500
34,000
33,500
Jumlah Penduduk
7
Tabel 1
Karakteristik Penduduk di UPTD Puskesmas Pamengkang
Tahun 2017-2018
Keadaan 2017 2018
Jumlah Penduduk Total 35.303 38.003
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin:
a. Laki-laki 18.169 19.364
b. Perempuan 17.134 18.639
Rasio Jenis Kelamin 105,6 103,9
Jumlah Rumah Tangga 10.953 11.044
Kepadatan Penduduk/Ha 32,84 35,35
Sumber: Kecamatan dan Dinas PPKB Mundu 2017
f. Struktur Umur dan Sex rasio / Age Compotition & Sex ratio
Pengelompokkan umur ( struktur umur ) sangat penting dalam
informasi perencanaan kesehatan terutama dalam pengalokasian
dana, pelayanan kesehatan guna mengantisipasi berbagai masalah
yang terkait dengan usia seseorang misalnya bayi, balita, remaja,
dan Usila.
Perbedaan usia menyebabkan pula perbedaan resiko terhadap
timbulnya penyakit, sehingga pada umur tertentu perlu mendapat
perhatian serius terhadap pelayanan kesehatan.
Penduduk UPTD Puskesmas Pamengkang pada tahun 2017
berjumlah 35.303 jiwa, dengan 18.169 (51.46%) laki-laki dan
17.134 (48.54%) perempuan, demikian rasio jenis kelamin sebesar
105,6. Sementara itu, untuk mengetahui struktur atau susunan
penduduk di UPTD Puskesmas Pamengkang dapat dilihat dari
komposisi penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin.
8
Gambar 3.
Piramida Penduduk UPTD Puskesmas Pamengkang Tahun 2017
70-74
60-64
50-54
40-44
30-34
20-24
10-14
0-4
10 8 6 4 2 0 2 4 6 8 10
9
predisposing terhadap perubahan perilaku khususnya bagi
pengetahuan tentang kesehatan, sehingga diharapkan masyarakat
yang berpendidikan memiliki kesadaran yang tinggi pula dalam
perilaku hidup sehat.
Berikut grafik jumlah penduduk yang berumur 10 tahun keatas
menurut pendidikan yang ditamatkan di Wilayah kerja UPTD
Puskesmas Pamengkang tahun 2017.
Gambar 4.
Presentasi penduduk usia > 10 tahun menurut tingkat pendidikan
di Wilayah kerja UPTD Puskesmas Pamengkang
10
wilayah kerja UPTD Puskesmas Pamengkang sangat kurang
sehingga pencari kerja datang ke ibukota sebagai buruh, pegawai
dan wiraswasta. Namun angka kekerasan dalam rumah tangga tidak
begitu menonjol walaupun tingkat perceraian relatif banyak. Semua
ini sangat berpengaruh terhadap masalah-masalah kesehatan
terutama pada bayi dan balita.
11
b. Misi
1) Meningkatkan pengetahuan sumber daya tenaga kesehatan.
2) Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.
3) Meningkatkan peran serta lintas sektoral.
12
b. Inovatif
Membuat inovasi-inovasi untuk meningkatkan cakupan.
c. Nyaman
Memberikan rasa nyaman kepada petugas dan pelanggan pasien
dalam memberikan pelayanan kesehatan.
d. Tertib
Tertib,teratur administrasi dalam memberikan pelayanan kesehatan.
e. Akuntabel
Dapat di pertanggung jawabkan baik keuangan laporan dan
pelayanan kesehatan.
5. Struktur Organisasi
Puskesmas Pamengkang dipimpin oleh Kepala Puskesmas dan
dibantu oleh Kepala Sub Bagian Tata Usaha dan Staf Fungsional.
Secara skematis struktur organisasi Puskesmas Pamengkang dapat
digambarkan sebagai berikut.
Gambar 5.
Struktur Organisasi UPTD Puskesmas Pamengkang
13
6. Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi / Unit Kerja
14
Wewenang :
1. Memberikan saran, masukan dan arahan terkait dengan upaya
perbaikan Sistem Manajemen Mutu termasuk program
Manajemen Risiko dan Keselamatan Pasien;
2. Meminta dilakukannya pertemuan di luar pertemuan terjadwal
yang telah disepakati dalam rangka bertujuan memastikan dan
mencari solusi perbaikan mutu bilamana dipandang perlu.
c. Penanggung jawab Upaya Kesehatan Masyarakat dan
Perkesmas
Tanggung jawab :
1. Bertanggung jawab dalam penerapan dan pemeliharaan
Sistem Manajemen Mutu yang berada dalam lingkup Upaya
Kesehatan Masyarakat (UKM) Puskesmas;
2. Memastikan untuk mengukur, memantau dan menganalisis
Sistem Manajemen Mutu yang berada dalam lingkup Upaya
Kesehatan Masyarakat (UKM) Puskesmas;
3. Melakukan tindakan perbaikan dan tindakan pencegahan serta
melakukan perbaikan terus menerus dalam lingkup Upaya
Kesehatan Masyarakat (UKM) Puskesmas.
Wewenang :
1. Mengkoordinasikan seluruh unit program Upaya Kesehatan
Masyarakat (UKM) guna mencapai sasaran mutu yang telah
dituangkan dalam Manual Mutu;
2. Meminta kepada seluruh unit Upaya Kesehatan Masyarakat
(UKM) untuk dilakukan pertemuan di luar pertemuan terjadwal
bila terjadi persoalan yang terkait dengan upaya perbaikan mutu
program.
d. Penanggung jawab Upaya Kesehatan Perorangan, kefarmasian
dan laboratorium :
Tanggung jawab :
1. Bertanggung jawab dalam penerapan dan pemeliharaan
Sistem Manajemen Mutu yang berada dalam lingkup
pelayanan klinis;
15
2. Memastikan untuk mengukur, memantau dan menganalisis
Sistem Manajemen Mutu yang berada dalam lingkup
pelayanan klinis;
3. Melakukan tindakan perbaikan dan tindakan pencegahan serta
melakukan perbaikan terus menerus dalam lingkup pelayanan
klinis.
Wewenang :
1. Mengkoordinasikan seluruh unit program pelayanan klinis guna
mencapai sasaran mutu yang telah dituangkan dalam Manual
Mutu;
2. Meminta kepada seluruh unit pelayanan klinis untuk dilakukan
pertemuan di luar pertemuan terjadwal bila terjadi persoalan
yang terkait dengan upaya perbaikan mutu pelayanan klinis.
e. Penanggung jawab jaringan pelayanan Puskesmas dan jejaring
fasilitas pelayanan kesehatan :
Tanggung jawab :
1. Bertanggung jawab dalam penerapan dan pemeliharaan
Sistem Manajemen Mutu yang berada dalam lingkup jaringan
pelayanan Puskesmas dan jejaring fasilitas pelayanan
kesehatan;
2. Memastikan untuk mengukur, memantau dan menganalisis
Sistem Manajemen Mutu yang berada dalam lingkup jaringan
pelayanan Puskesmas dan jejaring fasilitas pelayanan
kesehatan;
3. Melakukan tindakan perbaikan dan tindakan pencegahan serta
melakukan perbaikan terus menerus dalam lingkup jaringan
pelayanan Puskesmas dan jejaring fasilitas pelayanan
kesehatan.
Wewenang :
1. Mengkoordinasikan seluruh jaringan pelayanan Puskesmas dan
jejaring fasilitas pelayanan kesehatan guna mencapai sasaran
mutu yang telah dituangkan dalam Manual Mutu;
2. Meminta kepada seluruh jaringan pelayanan Puskesmas dan
jejaring fasilitas pelayanan kesehatan untuk dilakukan pertemuan
16
di luar pertemuan terjadwal bila terjadi persoalan yang terkait
dengan upaya perbaikan mutu pelayanan klinis.
17
c. Pancasila
Ideologi kita warisan dan hasil perjuangan para pahlawan
sungguh luar biasa, pancasila bukan hanya sekedar teoritis dan
normatif saja tapi juga diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Kita
tahu bahwa Pancasila adalah alat pemersatu keberagaman yang
ada di Indonesia yang memiliki beragambudaya, agama, etnis, dan
lain-lain. Nilai-nilai pancasila inilah yang dapat mematahkan setiap
ancaman, tantangan, dan hambatan.
d. Rela berkorban untuk Bangsa dan Negara
Dalam wujud bela negara tentu saja kita harus rela berkorban
untuk bangsa dan negara. Contoh nyatanya seperti sekarang ini
yaitu perhelatan seagames. Para atlet bekerja keras untuk bisa
mengharumkan nama negaranya walaupun mereka harus merelakan
untuk mengorbankan waktunya untuk bekerja sebagaimana kita
ketahui bahwa para atlet bukan hanya menjadi seorang atlet saja,
mereka juga memiliki pekerjaan lain. Begitupun supporter yang rela
berlama-lama menghabiskan waktunya antri hanya untuk
mendapatkan tiket demi mendukung langsung para atlet yang
berlaga demi mengharumkan nama bangsa.
e. Memiliki Kemampuan Bela Negara
Kemampuan bela negara itu sendiri dapat diwujudkan dengan
tetap menjaga kedisiplinan, ulet, bekerja keras dalam menjalani
profesi masing-masing.
18
a) Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi
konflik kapentingan.
b) Memiliki pemahaman dan kesadaran tentang netralitas
Pegawai Negeri Sipil (PNS).
c) Memperlakukan warga negara secara sama dan adil.
d) Menunjukkan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat
diandalkan.
e) Aspek - aspek Akuntabilitas antara lain :
f) Akuntabilitas adalah sebuah hubungan (Accountability is a
relationship)
g) Akuntabilitas berorientasi pada hasil (Accountability is results-
oriented)
h) Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan (Accountability
requiers reporting)
i) Akuntabilitas memerlukan konsekuensi (Accountability is
meaningless without consequences)
j) Akuntabilitas memperbaiki kinerja (Accountability improves
performance).
Akuntabilitas adalah kewajiban setiap individu, kelompok
atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi
amanahnya (Modul Lembaga Administrasi Negara, 2014).
Akuntabilitas adalah prinsip dasar bagi organisasi yang
berlaku pada setiap levelatauunit organisasi sebagai suatu
kewajiban jabatan dalam memberikan pertanggungjawaban
laporan kegiatan kepada atasannya.Akuntabilitas publik memiliki
tiga fungsi utama(Bovens, 2007), yaitu:
a) Untuk menyediakan kontrol demokratis (peran demokrasi),
b) Untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan
(peran konstitusional),
c) Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas (peran belajar).
Akuntabilitas diketahuimemiliki 5 tingkatan yang berbeda
yaitu Akuntabilitas Personal, Akuntabilitas Individu, Akuntabilitas
Kelompok, Akuntabilitas Organisasi, sertaAkuntabilitas
Stakeholder.
19
2) Pentingnya Akuntabilitas
Pentingya akuntabilitas yaitu :
a) Kontrol demokrasi;
b) Mencegah korupsi;
c) Mencegah penyalahgunaan wewenang untuk meningkatkan
efisiensi & efektifitas.
20
Negara yaitu setiap pegawai ASN harus memiliki jiwa
nasionalisme dan wawasan kebangsaan yang kuat, memiliki
kesadaran sebagai penjaga kedaulatan Negara, menjadi perekat
bangsa dan mengupayakan situasi damai di seluruh wilayah
Indonesia, dan menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Maka Indikator Nasionalisme yang harus dimiliki aparatur
sipil Negara adalah, sebagai berikut :
a) Berwawasan Kebangsaan yang kuat,
b) Memahami pluralitas,
c) Berorientasi kepublikan yang kuat,
d) Mementingkan kepentingan nasional di atas segalanya.
2) Pentingnya Nasionalisme
Pentingnya nasionalisme yaitu :
a) Rasa memiliki dan ingin mempertahankan bangsa dan
negara
b) Menjunjung tinggi kehormatan terhadap bangsa negaranya
c) Memacu untuk lebih baik untuk bangsa dan negaranya.
21
dalam pengambilan keputusan untuk membantu membedakan hal
yang baik dan yang buruk, serta mengarahkan apa yang seharusnya
dilakukan sesuai dengan nilai-nilai yang dianut (Catalano, 1991
dalam Modul Lembaga Administrasi Negara, 2014). Etika adalah
refleksi atas baik/buruk, benar/salah yang harus dilakukan atau
bagaimana melakukan yang baik atau benar.
Kode etik adalah aturan yang mengatur tingkah laku dalam
suatu kelompok, sudut pandangnya hanya ditujukan pada hal yang
prinsipil dalam bentuk ketentuan tertulis. Kode etik ASN diatur dalam
UU No. 5 tentang ASN pasal 4, yaitu:
1) Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab dan
berintegritas.
2) Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin.
3) Melayani dengan sikap hormat, Sopan dan tanpa tekanan.
4) Melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan perundangan
yang berlaku.
5) Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau
pejabat yang berwenang sejauh tidak bertentangan dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika
pemerintahan.
6) Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara.
7) Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara
bertanggung jawab, efektif dan efisien.
8) Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam
melaksanakan tugasnya.
9) Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan
kepada pihak lain yang memerlukan informasi terkait
kepentingan kedinasan.
10)Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status,
kekuasaan dan jabtannya untuk mendapat atau mencari
keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain.
11)Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi
dan integritas ASN.
22
12)Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan
mengenai disiplin pegawai ASN.
23
7) Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada
publik
8) Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan
program pemerintah
9) Memberikan pelayanan dengan jujur, tanggap, cepat, tepat dan
akurat, efektif, efeisien dan santun
10) Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi
11) Menghargai komunikasi, konsultasi dan kerjasama
12) Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja
pegawai
13) Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan
14) Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis
sebagai perangkat sistem karir
24
(keamanan), understanding the Customer (pemahaman pelanggan).
Berikut adalah nilai-nilai yang perlu diperhatikan dalam komitmen
mutu antara lain :
1) Bekerja dengan berorientasi pada mutu
2) Inovatif
3) Selalu melakukan perbaikan mutu
4) Membangun komitmen pegawai untuk jangka panjang
5) Membangun kerjasama kolegial antar pegawai yang dilandasi
kepercayaan dan kejujuran
6) Memfokuskan kegiatan pada kepuasan pelanggan, baik internal
maupun eksternal
7) Menampilkan kinerja tanpa cacat (zerodefect) dan tanpa
pemborosan (zerowaste), sejak memulai setiap pekerjaan
8) Efektif dan efisien dalam bekerja
25
4) Mengaktualisasikan nilai dasar anti korupsi bagi kehidupan diri
pribadi, keluarga, masyarakat dan bangsa.
26
Undang Dasar 1945.Untuk menyelenggarakan manajemen ASN yang
objektif, profesional dan kompetitif dalam berkontribusi, diterapkan
sebuah sistem yang disebut sistem merit. Sistem merit adalah sistem
yang berdasarkan pada objektivitas dalam pengelolaan ASN dengan
melihat kualifikasi, kemampuan, pengetahuan dan keterampilan
pegawai. Visi UU ASN adalah mewujudkan ASN yang memiliki
integritas profesional, melayani dan sejahtera. Misi UU ASN adalah
memindahkan ASN dari comfort zone ke competitive zone. Tujuan
utama UU ASN antara lain :
1) Independensi dan netralitas
2) Kompetensi
3) Kinerja atau produktifitas kerja
4) Integritas
5) Kesejahteraan
6) Kualitas pelayanan publik
7) Pengawasan
27
membutuhkan koordinasi lintas sektoral. Koordinasi sendiri
merupakan proses pemaduan sasaran dan kegiatan dari unit-unti
kerja yang terpisah untuk dapat mencapai tujuan organisasi secara
efektif (LAN, 2017).
Beberapa masalah yang terjadi dalama koordinasi yaitu
perbedaan dalam orientasi terhadap tujuan tertentu, waktu, dan antar
pribadi dan perbedaan dalam formalitas struktur. Prinsip-prinsip
kolaborasi diantaranya saling menghormati, saling menghargai, kerja
sama, memberi kemanfaatan, saling asah, asih, asuh dan saling
percaya.
Tantangan dalam praktek WOG diantaranya kapasitas SDM
dan institusi, nilai dan budaya organisasi, kepemimpinan. Menurut
jenis pelayanan praktek WOG dibedakan menjadi empat, yaitu
pelayanan administratif, jasa, barang, dan regulatif. Beberapa
karakteristik WOG yaitu mencakup selutruh sektor dari semua sektor
dalam pemerintahan, prinsip-prinsip kolaborasi, dan kebersamaan
(sehati sefikiran, tidak egois, kerendahan hati dan kerelaan
berkorban).
c. Pelayanan Publik
28
layanan (pelanggan).
Barang atau jasa publik adalah barang atau jasa yang memiliki
rivalitas dan ekskludabilitas yang rendah. Barang atau jasa public
yang murni memiliki ciri tidak dapat diproduksi oleh sektor swasta
karena adanya pelayanan publik, free rider problem, non rivalry, non
excludable dan cara mengkonsumsi dapat dilakukan secara kolektif.
Prinsip pelayanan publik yang baik untuk mewujudkan
pelayanan prima diantaranya partisipatif, transparan, responsif, non
diskriminatif, mudah dan murah, efektif dan efisien, aksesibel,
akuntabel, dan berkeadilan. Sedangka prinsip pelayanan publik
menurut KepMenPan No. 63 Tahun 2003 adalah kesederhanaan,
kejelasan, kepastian waktu, akurasi, keamanan, tanggungjawab,
kelengkapan sarana dan prasarana serta kemudahan akses. Dalam
pelaksanaannya pelayanan public memiliki hambatan. Bentuk-bentuk
patologi atau hambatan birokrasi diantaranya penggelembungan
organisasi, duplikasi tugas dan fungsi, red tape, konflik kewenangan,
korupsi, kolusi dan nepotisme serta keengganan untuk berubah.
Etiket pelayanan yang perlu diperhatikan oleh ASN terhadap
penggunaan jasa pada umumnya adalah sikap atau perilaku, ekspresi
wajah, penampilan, cara berpakaian, cara berbicara, mendengarkan
dan bertanya. Beberapa etiket dasar yang seharusnya dilakukan oleh
seorang ASN antara lain: politeness, respectfull, attentive,
cooperative, tolerance, informality dan self control. Manfaat dari etiket
yaitu communicative, attractive, respectable, dan self confidence
(LAN, 2017).
Perkembangan jaman menuntut pelayanan public berkembang
sesuai dengan kebutuhan warga negara. Pelayanan publik yang dapat
memenuhi prinsip-prinsip pelayanan publik akan mampu menarik hati
dan perhatian warga dan dianggap lebih bermanfaat. Prinsip-prinsip
pelayanan publik terdiri dari partisipatif, transparan, responsif, tidak
diskriminatif, mudah dan murah, efektif dan efisien, aksesibel,
akuntabel, dan berkeadilan. ASN akan terlibat baik langsung maupun
tidak langsung dalam penyelenggaraan pelayanan publik. Dengan
demikian, perilaku ASN yang baik akan sangat mendukung perbaikan
29
kualitas pelayanan publik. Untuk mencapainya, etiket dasar yang
harus dilakukan oleh ASN antara lain keramahan, respectful, penuh
perhatian, kooperatif, toleransi, menciptakan keakraban, dan self
control. Terdapat 9 prinsip pelayanan publik, yakni :
1) Partisipatif
2) Transparan
3) Responsif
4) Tidak Diskriminatif
5) Mudah dan Murah
6) Efektif dan Efisien
7) Aksesibel
8) Akuntabel
9) Berkeadilan
4. Agenda Habituasi
Habituasi secara harfiah diartikan sebagai sebuah proses
pembiasaan pada/atau dengan “sesuatu” supaya menjadi terbiasa atau
terlatih untuk melakukan “sesuatu” yang bersifat instrisik pada
lingkungan kerjanya.
Mengadaposi pendapatnya Samani dan haryanto (2011:239)
tentang habituasi, peserta Pelatihan Dasar Calon PNS dalam
pembelajaran agenda habituasi difasilitasi untuk menghasilkan suatu
penciptaan situasi dan kondisi (persistence life situation) tertentu yang
memungkinkan peserta melakukan proses pembiasaan untuk berperilaku
sesuai kriteria tertentu. Penciptaan tersebut diarahkan pada
pembentukan karakter sebagai karakter diri ideal melalui proses
internalisasi dan pembiasaan diri melalui intervensi (stimulus) tertentu
yang akan dilakukan pada pelaksanaan tugas jabatan di tempat kerja.
Intervensi diciptakan agar bisa memicu timbulnya suatu respon
berupa tindakan tertentu yang diawali dari hal-hal kecil atau yang paling
mendasar dibutuhkan di tempat kerja, khususnya untuk mendukung
pelaksanaan tugas jabatan peserta. Hal-hal kecil atau mendasar yang
dimaksud adalah sebagai upaya untuk mendekatkan peserta dengan
tuntutan lingkungan kerja, misalnya aktivitas rutin dalam menyelesaikan
30
pekerjaan, kualitas kerja, jam kerja, kedisiplinan, cara dan etika
memberikan pelayanan kepada konsumen/tamu/stakeholders, strategi
komunikasi dengan sesama pegawai atau dengan pimpinan, situasi atau
lingkungan budaya kerja, atau halhal lainnya yang dapat menarik
perhatian dan layak dibicarakan/didiskusikan.
Indikator keberhasilan pembelajaran agenda Habituasi adalah
teridentifikas inya suatu kondisi nyata yang terjadi di dalam lingkungan
kerja dan secara spesifik terkait dengan tuntutan pelaksanaan tugas
jabatannya, sebagai suatu isu yang muncul dan harus dipecahkan.
Berdasarkan kondisi tersebut peserta menunjukkan prakarsa kreatif
untuk berkontribusi memecahkan isu dengan menginisiasi kegiatan-
kegiatan pemecahan isu dan melakukannya secara konsisten, sebagai
suatu kebiasaan untuk selalu melakukan aktivitas yang menghasilkan
manfaat yang dapat dirasakan oleh unit/organisasi, stakeholders atau
sekurang-kurangnya oleh individu peserta, sehingga terbentuk menjadi
karakter dalam mendukung pelaksana an tugas dan jabatan secara
profesional sebagai pelayan masyarakat.
Kegiatan yang dilaksanakan peserta saat aktualisasi dan habituasi
di UPTD Puskesmas Pamengkang terkait Optimalisasi Penerapan Nilai-
Nilai ANEKA ASN pada Tugas Pokok Perawat dalam Peningkatan Mutu
Pelayanan Kesehatan di UPTD Puskesmas Pamengkang.
5. Role Model
Selama pelaksanaan kegiatan aktualisasi dan habituasi di UPTD
Puskesmas Pamengkang, peserta menerapkan role model kepada:
Nama : Rohayati, S.ST
Jabatan : Ketua Tim Mutu UPTD Puskesmas Pamengkang
Penrapan role model berdasarkan kinerja yang telah dilakukan, mulai
dari melaksanakan apel pagi, tepat waktu, memberikan motivasi dan
arahan kepada seluruh pegawai UPTD Puskesmas Pamengkang dalam
meningkatkan pelayanan kesehatan serta memiliki sikap adil dalam
memperlakukan seluruh pegawai UPTD Puskesmas Pamengkang.
31
6. Tugas, Pokok dan Fungsi Peserta Diklat
Berdasarkan Permenpan No.25 tahun 2014 Pasal 8 tentang
Jabatan Fungsional Perawat dan angka kreditnya adapun rincian
kegiatan perawat keterampilan sesuai dengan jabatan , sebagai berikut :
1) Melakukan pengkajian keperawatan dasar pada individu
2) Mengajarkan perilaku hidup bersih dan sehat pada individu dalam
rangka melakukan upaya promotif
3) Membuat media untuk peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat
pada individu dalam rangka melakukan upaya promotif
4) Memfasilitasi penggunaan alat-alat pengaman atau pelindung fisik
pada pasien untuk mencegah resiko cidera pada individu dalam
rangka upaya preventif
5) Memantau perkembangan pasien sesuai dengan kondisinya
(melakukan pemeriksaan fisik, mengamati keaadaan pasien) pada
individu dalam rangka upaya preventif
6) Memfasilitasi penggunaan pelindung diri pada kelompok dalam
rangka melakukan preventif
7) Memberikan oksigenasi sederhana
8) Memberikan bantuan hidup dasar
9) Melakukan pengukuran antropometri
10)Melakukan fasilitasi pasien dalam memenuhi kebutuhan eliminasi
11)Memantau keseimbangan cairan dan elektrolit pasien
12)Melakukan mobilisasi pada pasien
13)Mempertahankan posisi anatomis pasien
14)Melakukan fiksasi fisik
15)Memfasilitasi lingkungan yang mendukung istirahat
16)Memfasilitasi kebiasaan tidur pasien
17)Memfasilitasi penggunan pakaian yang mendukung kenyamanan
pada pasien
18)Melakukan pemeliharaan diri pasien
19)Memandikan pasien
20)Membersihkan mulut pasien
21)Melakukan kegiatan kompres hangat/dingin
32
22)Mempertahankan suhu tubuh saat tindakan (mamasang warming
blanket)
23)Melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan
keperawatan
24)Melakukan pendampingan pada pasien menjelang ajal (dying care)
25)Memberikan perawatan pada pasien menjelang ajal sampai
meninggal
26)Memberikan dukungan dalam proses kehilangan, berduka dan
kematian
27)Memfasilitasi suasana lingkungan yang tenang dan aman
28)Melakukan dokumentasi pelaksanaan tindakan keperawatan
29)Menyusun rencana kegiatan individu perawat
30)Melaksanakan kegiatan bantuan partisipasi kesehatan
31)Melaksanakan tugas lapangan dibidang kesehatan
32)Melaksanakan penanggulangan penyakit/wabah tertentu
33)Melakukan supervise lapangan .
33