Anda di halaman 1dari 12

RENCANA USULAN KEGIATAN (RUK)

PELAYANAN KESEHATAN LINGKUNGAN

TAHUN 2023

PUSKESMAS PUHPELEM

KABUPATEN WONOGIRI
BAB I
PENDAHULUHAN

A. LATAR BELAKANG
Kesehatan lingkungan merupakan salah satu pilar ilmu kesehatan masyarakat
yang memberikan perhatian terhadap segala macam bentuk kehidupan, bahan dan
konPuhpelem di sekitar manusia yang memiliki potensi untuk menimbulkan gangguan
yang bisa mempengaruhi kesehatan dan kesejahteraan serta melakukan analisis dan
mencari upaya alternatif pemecahan masalah. Dasar keilmuan kesehatan lingkungan
adalah mengidentifikasi, mengukur, menganalisis, menilai, memprediksi bahaya
berbagai pajanan di lingkungan, dan melakukan pengendalian dengan tujuan mencegah
dan melindungi kesehatan masyarakat dan ekosistem. Ilmu kesehatan lingkungan
mempelajari interaksi dinamis berbagai pajanan atau agen lingkungan (fisik, radiasi,
kimia,  biologi, dan perilaku) melalui wahana udara, air, limbah, makanan dan minuman,
vector dan rodent, dan manusia di lingkungan pemukiman, tempat kerja atau sekolah,
tempat-tempat umum maupun perjalanan dengan risiko dampak kesehatan (kejadian
penyakit) pada kelompok manusia atau masyarakat.
Permasalahan yang dihadapi Indonesia terkait dengan masalah air minum,
higienitas dan sanitasi masih sangat besar. Pada konferensi yang diselenggarakan oleh
World Bank Water Sanitation Program (WSP), Indonesia  berada di urutan kedua di
dunia sebagai negara dengan sanitasi buruk. Menurut data yang dipublikasikan
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), 63 juta  penduduk Indonesia tidak memiliki toilet
dan masih buang air besar sembarangan (BABS) di sungai, atau di permukaan tanah.
Sanitasi yang tidak memadai, baik di pedesaan maupun perkotaan, telah  berdampak
buruk pada kesehatan dan terutama pada orang miskin yang paling tidak mampu
menangani tanpa bantuan pemerintah. Karena masalah sanitasi tersebut, tercatat
setidaknya terjadi 121.100 episode diare dengan 50.000 kematian setiap tahunnya.
Sedangkan pada bidang ekonomi, hal ini menyebabkan kerugian lebih dari 31 triliun
rupiah per tahun (Tim Water and Sanitation Program, 2012).
Tantangan pembangunan sanitasi di Indonesia adalah masalah sosial  budaya
dan perilaku penduduk yang terbiasa buang air besar sembarangan (BABS), khususnya
ke badan air yang juga digunakan untuk mencuci, mandi dan kebutuhan higienis
lainnya. Oleh karena itu diperlukan suatu strategi nasional Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat (STBM) untuk merubah perilaku higienis dan  peningkatan akses sanitasi
yang lebih cepat, murah, dan berkelanjutan. Disebut Sanitasi Total karena target yang
ingin dicapai adalah suatu komunitas mencapai konPuhpelem : (1) Tidak buang air
besar sembarangan (Stop BABS); (2) Mencuci tangan pakai sabun (CTPS); (3)
Mengelola air minum dan makanan yang aman (PAMM RT); (4) Mengelola sampah
dengan benar dan (5) Mengelola limbah cair rumah tangga dengan aman (Direktorat
Penyehatan Lingkungan, 2013). Stop BABS adalah pilar utama untuk menghasilkan
peningkatan kebutuhan masyarakat untuk memperbaiki sanitasi, sesuai dengan prinsip
pendekatan non subsidi untuk fasilitas sanitasi rumah tangga. Pembuangan tinja perlu
mendapat perhatian khusus karena merupakan satu bahan buangan yang banyak
mendatangkan masalah dalam bidang kesehatan dan sebagai media bibit penyakit,
seperti diare, typhus, muntaber, desentri, cacingan dan gatal-gatal. Selain itu dapat
menimbulkan pencemaran lingkungan pada sumber air dan bau busuk serta estetika.
Puskesmas Puhpelem sebagai pusat pelayanan kesehatan utama di Kecamatan
Puhpelem memiliki tugas dalam upaya perbaikan sanitasi lingkungan. Seperti
dicantumkan dalam laporan Hasil Perubahan Sarana dan Perilaku Kegiatan Stop Buang
Air Besar Sembarangan (Stop BABS) Program STBM tahun 2012 akses jamban sehat
mencapai 74.09%
Pada tahun 2012 Kecamatan Puhpelem sudah bersetatus Kecamatan Open
Defecation Free ( ODF ), semua masyarakatnya sudah membuang tinja di jamban, pada
tahun 2013 program STBM memfokuskan pada peningkatan kualitas jamban dari
jamban cemlung menjadi jamban leher angsa ( jamban sehat ) dan pilar 2,3,4 dan 5.

B. TUJUAN

1. Untuk menyusun rencana kegiatan berdasarkan hasil penilaian capaian kinerja


tahun 2021 dan, cakupan IKS serta hasil identifikasi kebutuhan dan harapan
masyarakat.
2. Sebagai dokumen perencanaan dan acuan dalam menyusun rencana pelaksanaan
kegiatan tahun 2023

C. MANFAAT
Untuk acuan petugas dalam menyusun perencanaan kegiatan untuk mengatasi prioritas
masalah
BAB II
ANALISA SITUASI
A. Kondisi Geografis
Puskesmas Puhpelem merupakan salah satu Puskesmas dari 34 Puskesmas
yang ada di Kabupaten Puhpelem yang terletak di wilayah timur Kabupaten Puhpelem,
tepatnya di Dusun Puhpelem, Desa Puhpelem, Kecamatan Puhpelem.
Wilayah Kerja Puskesmas Puhpelem mempunyai batas wilayah sebagai berikut :
Sebelah timur : Desa Pohijo, Kecamatan Sampung, Kabupaten Ponorogo
Sebelah utara : Desa Poncol, Kecamatan Poncol, Kabupaten Magetan
Sebelah barat : Desa Bulurejo, Kecamatan Bulukerto, Kabupaten Puhpelem
Sebelah selatan : Desa Bakalan, Kecamatan Purwantoro, Kabupaten Puhpelem
Wilayah kerja Puskesmas Puhpelem meliputi 6 desa yaitu Desa Golo terdiri 4
dusun, Tengger terdiri 4 dusun, Desa Sukorejo terdiri 5 dusun, Desa Nguneng terdiri 5
dusun, Kelurahan Giriharjo terdiri 4 Lingkungan, Desa Puhpelem terdiri 4 dusun.
Luas wilayah Kerja Puskesmas Puhpelem secara keseluruhan mencapai
3.161,54 ha (31,62 km2). Semua wilayah desa di wilayah Puskesmas Puhpelem
merupakan daerah pegunungan. Berikut ini merupakan gambar peta wilayah kerja
Puskesmas Puhpelem:

Gambar 2.1 Peta wilayah kerja Puskesmas Puhpelem

B. Demografis
1. Data Estimasi Penduduk
Berdasarkan data dari Dinas Kependudukan dan Catatan sipil Kabupaten
Puhpelem, registrasi penduduk tahun 2021 untuk wilayah kerja Puskesmas Puhpelem
sebanyak 22.034 jiwa. Jumlah penduduk laki-laki 10.856 jiwa dan jumlah penduduk
perempuan 11.178 jiwa. Jumlah KK sebanyak 7.627 dengan rata-rata penghuni rumah
tangga 4 jiwa.
Rata-rata kepadatan penduduk di wilayah kerja Puskesmas Puhpelem mencapai
680 jiwa/km². Sehingga Puskesmas saat ini diharapkan dapat memberikan pelayanan
kesehatan yang bermutu dan tepat sasaran terhadap penduduk di wilayah kerjanya.
Tingkat partisipasi perempuan dapat dilihat diberbagai bidang, mulai dari pertanian,
produksi rumah tangga ataupun sebagai buruh.
Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Puhpelem pada tahun 2021
ditunjukkan pada Tabel 1 dibawah ini:
Tabel 2.1 Jumlah Penduduk Kecamatan Puhpelem tahun 2021
Jenis Kelamin
No Desa Jumlah
Laki-laki Perempuan
1 Golo 2.144 2.096 4.240
2 Tengger 2.109 2.170 4.279
3 Sukorejo 1.529 1.567 3.096
4 Nguneng 1.634 1.782 3.416
5 Giriharjo 1.497 1.548 3.045
6 Puhpelem 1.943 2.015 3.958
Jumlah 10.856 11.178 22.034
Sumber: Kecamatan Puhpelem dalam Angka (BPS Kab. Puhpelem Tahun 2021)

2. Data jumlah penduduk miskin


Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Puhpelem, registrasi
penduduk tahun 2021 untuk wilayah kerja Puskesmas Puhpelem sebanyak 22.034
jiwa. Jumlah penduduk miskin sebanyak 2399.
Proporsi jumlah penduduk miskin disajikan dalam Diagram 2.1 sebagai berikut:

Gambar 2.2 Proporsi Data Jumlah Penduduk Miskin


Tahun 2021
JUMLAH
NO NAMA DESA
KK MISKIN

1 GIRIHARJO

2 PUHPELEM

3 NGUNENG

4 TENGGER

5 SUKOREJO

6 GOLO

Sumber: Kecamatan Puhpelem dalam Angka (BPS Kab. Puhpelem Tahun 2021)

3. Data Sasaran Program


Berdasarkan data dari tahun 2021 untuk wilayah kerja Puskesmas Puhpelem
data sasan program kesehatan lingkungan

Data sasaran program disajikan dalam Diagram 2.1 sebagai berikut:

Gambar 2.3 Data Sasaran Program


Tahun 2021

6000
5000
4000
3000
2000 JUMLAH
MEMENUHI SYARAT
1000
0
MEMENUHI SYARAT
U JUMLAH
TT M
TP AH IH N
UM
ERS BA
R B M
R JA
AI
Sumber: Data Kesling Puskesmas Puhpelem Tahun 2021

BAB III
Analisis Masalah

A. HASIL IDENTIFIKASI MASALAH DARI CAPAIAN INDIKTOR KINERJA


1. IDENTIFIKASI MASALAH

NO INDIKATOR TARGET CAPAIAN KESENJANGAN MASALAH

1 Sarana Air Bersih 60,5 % 16,6% Masih ada 43,9 % karna Kesadaran
(SAB)/Sarana Air Sarana Air Bersih masyarakat kurang
Minum (SAM) (SAB)/Sarana Air untuk melakukan
yang diperiksa Minum (SAM) pemeriksaan
kualitas airnya yang belum
diperiksa kualitas
airnya

2 Pembinaan 60% 46,6% Masih ada 13,4% karena selama


Tempat TPM yang belum Pandemic covid
Pengelolaan dibina
banyak TPM yang
Makanan ( TPM )
tutup

3 Rumah sehat 70 % 68,6 % Masih ada 1,4 % Karena rendah /


rumah yang belum kurangnya
sehat pengetahuan,
kesadaran dan
tingkat ekonomi
masyarakat tentang
rumah yang sehat

4 Pembinaan pos 50 % 33 % Ada 17 % Pos Kurangnya


UKK UKK yang belum pengetahuan tentang
dibina pentingnya Pos UKK
bagi
pemilik/pengelola
usaha

5 Kelompok olah 50 % 25 Ada 25 % Kurangnya


raga dibina kelompok olah pengetahuan tentang
raga yang belum pentingnya olah raga
dibina

6 Tes kebugaran 6 kali 2 kali Masih kurang 4 Kuragnya


( rockport ) kali kegiatan pengetahuan tentang
rockport manfaat tes
kebugaran
( rockport )
2. PRORITAS MASALAH

NO MASALAH Urgency Seriousness Growth TOTAL RANGKING

1 Sarana Air Bersih


(SAB)/Sarana Air
Minum (SAM) yang 5 5 5 15 1
diperiksa kualitas
airnya

2 Pembinaan Tempat
Pengelolaan Makanan 5 5 4 14 2
( TPM )

3 Rumah sehat 5 5 4 14 2

4 Pembinaan pos UKK 4 5 4 13 3

5 Kelompok olah raga


4 5 3 12 4
dibina

6 Tes kebugaran
3 5 3 11 5
( rockport )

Keterangan : berdasarkan sekala likert 1-5 ( 5=sangat besar, 4=besar, 3=sedang, 2=kecil,
1=sangat kecil )
3. AKAR MASALAH
Uraian dengan fish bone ( duri ikan )

MATERIAL METHODE MANUSIA

Pendataan sarana Kurang aktifmya petugas dalam Masih redahnya


Air bersih masih kurang melakukan inspeksi sanitasi SAB pengetahuan tentang kualitas
air bersih
Kurang adanya pendekatan petugas dg
Koordinasi lintas sektor kurang Kurangnya penyuluhan
Kader/Toma/pengelola
kualitas air bersih oleh
petugas
Inspeksi sanitasi
Sarana air bersih kurang Rendahnya
pemeriksaan
kualitas air
bersih

Dukungan lintas
Keterbatasan alat sektor,pengelola dan
sanitasi kit Anggaran terbatas masyarakat kurang

SARANA DANA LINGKUNGAN


4. ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH DAN PEMECAHAN MASALAH TERPILIH

NO MASALAH AKAR PENYEBAB ALTERNATIF PEMECAHAN


MASALAH PEMECAHAN MASALAH
MASALAH TERPILIH

1 Pencapaian kualitas air Manusia : Penyuluhan Penyuluhan


bersih masih rendah Masih rendahnya pentingnya kualitas air
pengetahuan kualitas air bersih bersih
tentang pentingnya
dan pendekatan
kualitas air bersih
kepada kader,
Kurangnya
penyuluhan toma dan lintas
kualitas air sektor
bersiholeh petugas
Metode :
Kurang aktifnya
petugas dalam
penyuluhan
kualitas air bersih
Kurang
pendekatan
petugas dengan
kader, Toma.
Sarana :
Sanitasi KIT
Dana :
Keterbatasan
anggaran
Lingkungan :
Kurangnya
dukungan dari
lintas sektor
BAB IV
RENCANA USULAN KEGIATAN (RUK)

WAKTU SUMBER
UPAYA PENANGGUNG KEBUTUHAN MITRA KEBUTUHAN INDIKATOR
NO KEGIATAN TUJUAN SASARAN TARGET PELAKSANAA PEMBIAY
KESEHATAN JAWAB SUMBER DAYA KERJA ANGGARAN KINERJA
N AAN

1 2 3 4 5 6  7 8 9 10 11 12 13
1 KESLING pemeriksaan mengeta desa di 6 desa Koordinator Man : Pelaksana Kader,Per April - tranport 50.000 x Sarana air ber BOK
sarana hui wilayah Pelayanan Kesling Kesling angkat Desember 1 kali x 6 desa sih diketahui
AB/AM dan kualitas kerja PKM ( 24 SAB ) Desa ( 24 SAB ) = kualita snya
sanitasi air Puhpelem Mechine : alat Rp.1.200.000
dasar bersih pemeriksaan air

Metoda :
Pemeriksaan

Inspeksi Mengeta Rumah di 6 desa Koordinator Man : Pelaksana Kader,Per April - tranport 50.000 x Mengetahui BOK
sanitasi hui wilayah Pelayanan Kesling Kesling angkat Desember 1 kali x 6 desa status rumah
rumah sehat status kerja PKM ( 77 rumah Desa ( 25 OH ) = yang di IS
rumah Puhpelem ) Mechine : Form dan Rp.1.250.000
yang di Sanitasi KIT
IS
Metoda :
Pemeriksaan

Inspeksi Mengeta TTU di 6 desa Koordinator Man : Pelaksana Kader,Per April - tranport 50.000 x Mengetahui BOK
sanitasi hui wilayah Pelayanan Kesling Kesling angkat Desember 1 kali x 6 desa status TTU
tempat status kerja PKM ( 30 TTU ) Desa ( 30 OH ) = yang di IS
ibadah (TTU TTU Puhpelem Mechine : Form dan Rp.1.50.000
) yang di Sanitasi KIT
IS
Metoda :
Pemeriksaan
Inspeksi Mengeta TPM di 6 desa Koordinator Man : Pelaksana Kader,Per April - tranport 50.000 x Mengetahui BOK
sanitasi hui wilayah Pelayanan Kesling Kesling angkat Desember 1 kali x 6 desa status TPM
Tempat status kerja PKM ( 26 TTU ) Desa ( 10 OH ) = yang di IS
Pengelola TPM Puhpelem Mechine : Form dan Rp.500.000
Makanan yang di Sanitasi KIT
(TPM ) IS
Metoda :
Pemeriksaan

Pembinaan Meningk Pos UKK Puhpelem Koordinator Man : Pelaksana Kader,Per April - Snek= 25 orang/2 Meningkatnya BOK
pos UKK atkan di wilayah dan Pelayanan Kesling Kesling angkat Desember pos UKK x 1kali x pengetahuan
pengeta kerja PKM sukorejo dan kesor Desa 10.000 pekerja
huan Puhpelem Mechine : Sound sehingga mau
para ( 2 pos system, proyektor Makan=25 orang/2 menggunakan
pekerja UKK ) LCD dan Sanitasi pos UKK x 1 kali x APD
terhadap KIT 25.000
pencega
han Metoda :
sakit Penyuluhan
dan
kecelaka
an kerja

Pembinaan Meningk Posyandu 6 Desa Koordinator Man : Pelaksana Kader,Per Januari - Snek= 31 Angka BOK
kelompok atkan lansia Pelayanan Kesling Kesling angkat Desember posyandu lansia x kesakitan
olah raga kesehat diwilayah ( 31 dan kesor Desa 30 orang x 10.000 lansia
lansia n lansia kerja PKM posyandu Mechine : Sound = 9.300.000 menurun
Puhpelem lansia ) system, LCD
proyektor

Metoda :
Penyuluhan

Tes Mengeta Kader 6 desa Koordinator Man : Pelaksana Kader,Per April - Snek = 15 Mengetahui BOK
Kebugaran ( hui kesehatan ( 15 Pelayanan Kesling Kesling angkat Desember posyandu x 5 tingkat
rockport ) status di wilayah Posyandu dan kesor Desa orang x 10.000 = kebugaran
kesehat PKM ) Mechine : Sound 750.000 kader
an Puhpelem system, Stop posyandu
peserta wotch,Form,Tensi Transport = 15
rocport meter,bolpoint, posyandu x 5
kertas, No dada, orang x 50.000 =
3.750.000
Metoda : Jalan cepat
/ lari
BAB V
PENUTUP

Demikian Rencana USulan Kegiatan Pelayanan Kesehatan Lingkungan dan kesor dibuat dan
digunakan Sebagai acuan dalam menetapkan rincian kegiatan dan anggaran Serta rencana
Pelaks anaan Kegiatan.

Anda mungkin juga menyukai