PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang
kesehatan serta memiliki pengetahuan dan keterampilan melalui pendidikan dibidang
kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya
kesehatan.
Tujuan di susunnya profil UPTD Puskesmas Lhoksukon Tahun 2021 ini adalah :
a. Tujuan umum
1|P a g e
b. Tujuan Khusus
1. Diketahui gambaran tingkat pencapaian hasil cakupan kegiatan pelayanan
kesehatan dan mutu kegiatan pelayanan kesehatan serta manajemen
UPTD Puskesmas pada akhir tahun.
2. Diketahui gambaran masalah kesehatan setempat di wilayah kerja UPTD
Puskesmas Lhoksukon.
3. Digunakan sebagai dasar dalam
4. perencanaan kegiatan pelayanan kesehatan tahun selanjutnya.
B. Visi, Misi, Motto,Tata Nilai dan Tata Graha UPTD Puskesmas Lhoksukon
3. Motto
4. Tata Nilai
Adapun Tata Nilai UPTD Puskesmas Lhoksukon adalah IKHLAS, yang terdiri
dari huruf I untuk Inovatif, K untuk Kompeten, H untuk Handal, L untuk
Loyalitas, A untuk Akses dan S untuk Santun
Yang dapat di jabarkan sebagai berikut :
1. Inovatif : Kreatif menyikapi masalah kesehatan
2. Kompeten : Mampumelaksanakan tugas sesuai dengan jabatannya
3. Handal : Cepat dan tanggap dalam memberikan pelayanan kesehatan
secara profesional
4. Loyal : Kepatuhan yang teguh dan konsisten kepada institusi
2|P a g e
5. Akses : Kemudahan mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar
6. Santun : Memberikan pelayanan dengan ramah dan sopan
5. Tata Graha
Tata Graha UPTD Puskesmas Lhoksukon terdiri dari 5R yaitu ringkas, rapi, resik,
rawat, dan rajin. Di terjemahkan ke dalam bahasa Aceh yaitu beumeringkaih,
beumeusaneut, beugleh, beumeuuroh, beujeumot.
Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Lhoksukon Tahun 2021 ini terdiri dari 5 (lima)
bab, yaitu :
Bab I – Pendahuluan. Bab ini menyajikan tentang latar belakang serta sistematika
penyajian profil.
Bab II – Gambaran Umum . Bab ini menyajikan tentang Gambaran umum, uraian
tentang letak Geografis, kependudukan, pendidikan, ekonomi dan informasi umum
lainnya serta faktor –faktor lain yang berhubungan dengan prilaku hidup sehat.
Bab III- Situasi derajat Kesehatan . Bab ini berisi uraian tentang hasil pembangunan
kesehatan sampai dengan tahun 2021.
Bab IV - Situasi Upaya Kesehatan. Bab ini berisi tentang upaya-upaya kesehatan yang
dilaksanakan pada tahun 2021.
Bab V – Situasi Sumber Daya Kesehatan. Bab ini menguraikan tentang sarana
kesehatan, Tenaga dan Pembiayaan Kesehatan
Bab VI –Penutup
3|P a g e
BAB II
GAMBARAN UMUM
WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS LHOKSUKON
A. Geografis
Gambar 2.1
Peta Kecamatan Lhoksukon Tahun 2021
4|P a g e
Gambar 2.2
Peta wilayah kerja UPTD Puskesmas Lhoksukon Tahun 2021
5|P a g e
B. Demografi
Gambar 2.3
Jumlah Penduduk Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Lhoksukon 2021
6|P a g e
Gambar 2.4 menunjukkan jumlah terbesar penduduk UPTD Puskesmas
Lhoksukon terdapat pada range usia 30-34 tahun pada jenis kelamin laki-laki dan
perempuan. Dasar piramida menunjukkan jumlah penduduk, badan piramida bagian
kanan menunjukkan banyaknya penduduk laki-laki dan badan piramida bagian kiri
menunjukkan jumlah penduduk perempuan.
Gambar 2.4
Piramida Penduduk Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Lhoksukon 2021
7|P a g e
BAB III
Salah satu indikator yang sangat penting untuk mengetahui gambaran tingkat
permasalahan kesehatan di suatu daerah adalah angka kematian bayi.Data kematian bayi
yang dilaporkan oleh Program kesehatan ibu dan anak UPTD Puskesmas Lhoksukon
bahwa pada tahun 2021. jumlah kasus kematian bayi masi tetap dari 2 orang di tahun
2020 dan berjumlah 2ditahun 2021 dari 686 kelahiran hidup.
Pada grafik 3.1 menunjukkan trend jumlah kematian bayi dari tahun 2017 sampai
dengan tahun 2021.
Gambar 3.1
Grafik Jumlah Kematian Bayi Wilayah Kerja
UPTD Puskesmas Lhoksukon Tahun 2021
8|P a g e
Dari grafik di atas dapat diinformasikan bahwa kematian Neonatal pada tahun 2021 di
Desa Blang Aman jenis kelamin laki – laki berjumlah 1 orang dan di Desa Reudeup jenis
kelamin perempuan berjumlah 1 orang penyebabnya adalah IUFD (Intra Uterin Fetal
Date).
Gambar 3.2
Grafik Penyebab Kematian Bayi Tahun 2021
Jumlah kematian anak yang terjadi pada balita sebelum berumur 5 tahun
dilahirkan pada tahun tertentu dan meninggal sebelum mencapai usia 5 tahun, dinyatakan
sebagai angka per 1.000 lahir hidup.Untuk tahun 2017 - 2021 di UPTD Puskesmas
Lhoksukon tidak ada kematian Balita.
Angka Kematian ibu di wilayah kerja UPTD Puskesmas Lhoksukon Tahun 2021
menurun, dari jumlah kasus kematian tahun 2020 sebanyak 2 orang. Pada tahun 2021
tidak ada kasus kematian Ibu
9|P a g e
Gambar 3.3
Jumlah Kematian ibu maternal di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Lhoksukon
Tahun 2017- 2021
B. STATUS GIZI
Anak disebut gizi buruk apabila berat badannya kurang dari berat badan normal.
Menurut Depkes RI (2005), gizi buruk adalah status gizi menurut berat badan (BB) dan
tinggi badan (TB) dengan Z-score <-3 dan atau dengan tanda-tanda klinis (marasmus,
kwasiorkor dan marasmus-kwasiorkor). Perkembangan gizi masyarakat dipantau melalui
hasil pencatatan pelaporan penimbangan balita di Posyandu setiap bulannya. Jumlah
seluruh balita di UPTD Puskesmas Lhoksukon tahun 2021 adalah 2.984 balita.
Gambar 3.4
Grafik Prevalensi Kurus dan Sangat Kurus (Indeks BB/TB)
Di UPTD Puskesmas Lhoksukon Tahun 2017–2021
10|P a g e
Tahun 2021 di UPTD Puskesmas Lhoksukon tidak ditemukan status gizi buruk
Gambar 3.5
Trend Kasus Gizi Yang mendapat Perawatan di UPTD Puskesmas Lhoksukon
Tahun 2017 – 2021
C. Morbiditas
Morbiditas adalah angka kesakitan, dapat berupa angka insidensi maupun angka
prevalensi dari suatu penyakit. Morbiditas menggambarkan kejadian penyakit dalam
suatu populasi dan pada kurun waktu tertentu. Morbiditas juga berperan dalam penilaian
terhadap derajat kesehatan masyarakat di suatu wilayah.
1. Penyakit Menular
a. Tuberculosis Paru
Penyakit TB Paru Tahun 2021 berjumlah 44 orang , yang terdiri dari laki-laki 28
orang dan perempuan 16 orang.
Grafik 3.6
Jumlah seluruh kasus TB di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Lhoksukon
Tahun 2017 - 2021
11|P a g e
Jumlah Kasus Baru BTA + 40 Orang dan Jumlah seluruh kasus TB Tahun 2021
adalah 44 Orang
Gambar 3.7
CNR kasus baru BTA + dan seluruh kasus TB di Wilayah Kerja
UPTD Puskesmas Lhoksukon Tahun 2017–2021
12|P a g e
Gambar 3.8
Grafik Persentase Angka Kesembuhan,Pengobatan Lengkap dan Keberhasilan
Pengobatan dan Angka kematian tahun 2021
b. HIV / AIDS
Sebelum memasuki fase AIDS, penderita terlebih dulu dinyatakan sebagai HIV
positif. Jumlah HIV positif yang ada di masyarakat dapat diketahui melalui 3 metode,
yaitu pada layanan Voluntary, Counseling, and Testing (VCT), sero survey, dan survei
Terpadu Biologis dan Perilaku (STBP). Di UPTD Puskesmas Lhoksukon pada tahun
2021 terdapat 7 orang penderita HIV, untuk AIDS, Jumlah kematian akibat AIDS 1 orang
dan Syphilis tidak ditemukan kasus. Pemeriksaan HIV juga di lakukan pada Ibu Hamil
sebanyak 479 orang dan pada pasien TB sebanyak 37 orang tapi tidak di temukan kasus.
c. Pneumonia
Pneumonia adalah penyakit yang banyak terjadi yang menginfeksi kira-kira 450
juta orang per tahun dan terjadi di seluruh penjuru dunia. Penyakit ini merupakan
penyebab utama kematian pada semua kelompok yang menyebabkan jutaan
kematian. Angka ini paling besar terjadi pada anak-anak yang berusia kurang dari lima
tahun, dan dewasa yang berusia lebih dari 75 tahun. Ditemukan 1 kasus Pneumonia tahun
2021 di UPTD Puskesmas Lhoksukon.
13|P a g e
Gambar 3.9
Kasus ditemukan dan ditangani Pneumonia
Tahun 2017–2021
d. Kusta
Gambar 3.10
Grafik Penemuan Kusta Tahun 2017 – 2021
14|P a g e
Gambar 3.11
Gambar 3.12
e. Diare
Kasus Diare pada tahun 2021 di UPTD Puskesmas Lhoksukon ada 741, untuk luar
wilayah kerja UPTD Puskesmas Lhoksukon jumlah kasus diare 53.
15|P a g e
Gambar 3.13
Kasus Diare Ditangani Tahun 2017 – 2021
F. Covid-19
Covid-19 adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus SARS-CoV-2, pertama
kali diidentifikasi di kota Wuhan, di provinsi Hubei Cina pada Desember 2019.Covid-19
telah menyebar ke berbagai negara di dunia, termasuk Indonesia.
Pada Bulan Januari sampai dengan desember 2021 terdapat 66 kasus, dengan jumlah
sembuh sebanyak 58 orang dan meninggal sebanyak 8 orang
Gambar 3.14
Jumlah ODP Covid-19 Tahun 2021
16|P a g e
Tes yang dipakai saat ini sebagai gold standard untuk mendeteksi adanya virus
SARS COV-2 penyebab Covid-19 adalah tes PCR. Selain tes PCR, terdapat metode
pemeriksaan lain untuk mendeteksi Covid -19, yaitu tes antigen dan tes antibodi. Test
PCR untuk Covid-19 mendeteksi material genetik RNA dari virus (Tes Molekular). Tes
antigen mendeteksi protein virus yang masuk ke tubuh, sedangkan tes antibodi
mendeteksi protein manusia (antibodi) yang merespon terhadap masuknya virus
penyebab Covid -19.
Gambar 3.15
Kasus Positif PCR Covid-19 Tahun 2021
Vaksin
Salah satu upaya untuk menekan angka kasus COVID-19 yang kian meningkat adalah
dengan penyediaan vaksin COVID-19 dari pemerintah. Meski masih dalam tahap uji
klinis, keberadaan vaksin ini diharapkan dapat melindungi masyarakat Indonesia dari
pandemi. Hingga saat ini, pemberian vaksin COVID-19 adalah solusi yang dinilai paling
jitu untuk mengurangi jumlah kasus infeksi virus SARS-CoV-2 penyebab penyakit
COVID-19.
Namun, perlu diingat juga bahwa upaya pencegahan COVID-19 tersebut tentunya
tetap harus disertai protokol kesehatan, misalnya dengan selalu menjaga jarak fisik,
menjauhi kerumunan atau tempat yang ramai, mengenakan masker, dan rajin mencuci
tangan.
17|P a g e
Target Sasaran vaksin pada UPTD Puskesmas Lhoksukon yakni 8.633 orang. Capaian
vaksinasi Covid-19 UPTD Puskesmas Lhoksukon Dosis 1, Nakes (175 orang), Publik
(1522), Masyarakat (3497 orang), Remaja (241 orang), Lansia (212 orang). Dosis 2
Nakes (178 orang), public (1167 orang), masyarakat (1401 orang), remaja (92 orang),
lansia (60 orang). Dosis 3 nakes (88 orang).
a. Tetanus
Kasus tetanus noenatorum dapat ditangani dengan imunisasi Tetanus Toxoid (TT)
pada ibu hamil dan pertolongan persalinan dan perawatan tali pusat yang higienis.Untuk
tahun 2021 di Puskesmas Lhoksukon tidak di temukan kasus.
b. Difteri
Kasus Difteri untuk tahun 2021 di UPTD Puskesmas Lhoksukon tidak di temukan
kasus. Adapun upaya untuk mengantisipasi hal ini perlu kerja keras petugas dalam
penyuluhan tentang difteri di masyarakat dan pemantauan untuk suhu Vaksin dalam
Chold Chain, dimana Penyakit ini dapat dicegah dengan Imunisasi.
c. Campak
Gambar 3.16
d. Polio
Penyakit Polio di UPTD Puskesmas Lhoksukon Tahun 2021 tidak ada kasus yang
ditemukan, hal ini disebabkan karena surveilans aktif yang sudah berjalan cukup baik.
18|P a g e
Diharapkan di tahun mendatang kasus AFP non polio dapat tertangani dengan baik
sehingga tidak ditemukan kasus lagi.
Sama halnya dengan penyakit Polio di UPTD Puskesmas Lhoksukon pertusis tidak
ditemukan kasus untuk hepatitis tidak ditemukan kasus pada ibu bersalin. Cakupan
imunisasi DPT di tahun 2021 sebanyak 47 % dan diharapkan di tahun mendatang bisa
mencapai 100%, ini memerlukan upaya petugas kesehatan untuk lebih meningkatkan
pelayanan di Puskesmas, di Posyandu dan kunjungan rumah.
a. Malaria
Kasus kesakitan malaria di UPTD Puskesmas Lhoksukon dari tahun 2017 -2021
tidak di temukan kasus.
Gambar 3.17
c. Filariasis
19|P a g e
Gambar 3.18
Dalam kurun waktu beberapa tahun ini penyakit tidak menular semakin banyak
frekuensi kejadian penyakit di masyarakat, Transisi epidemiologi penyakit menular ke
penyakit tidak menular merupakan perubahan yang terjadi pada pola penyakit. Penyakit
tidak menular yang utama adalah penyakit jantung termasuk kardiovaskuler, paru-paru
terutama yang kronis, stroke dan kanker.
Deteksi dini kanker leher rahim dilakukan dengan metode IVA sedangkan pada
kanker payudara dengan pemeriksaan klinis (CBE). Untuk cakupan deteksi dini kanker
leher rahim dengan metode IVA dan kanker payudara di UPTD Puskesmas Lhoksukon
Tahun 2021 tidak dilakukan pemeriksaan.
20|P a g e
BAB IV
Untuk pelayanan antenatal dapat dilihat dari cakupan pelayanan K1 dan K4.
Pelayan antenatal merupakan pelayanan kesehatan yang diberikan oleh tenaga kesehatan
yang profesional kepada ibu hamil pada masa kehamilannya sesuai standar paling sedikit
empat kali (K4) dengan distribusi sekali pada triwulan pertama, sekali pada triwulan
kedua dan dua kali pada triwulan ketiga.
Pelayanan yang diberikan oleh petugas kesehatan pada ibu hamil yang berkunjung
ke tempat pelayanan kesehatan atau antenatal care (ANC) meliputi penimbangan badan,
pemeriksaan kehamilannya, pemberian tablet besi, pemberian imunisasi TT dan
konsultasi.
Cakupan kunjungan K1 Ibu hamil tahun 2021 adalah 757 orang ,cakupan K4
tahun 2021 adalah 599 0rang. Beberapa hal yang mempengaruhi cakupan pelayanan
antenatal yaitu : kelengkapan sarana puskesmas, tenaga kesehatan serta pengetahuan dan
sikap ibu hamil.
21|P a g e
Gambar 4.1
Gambar 4.2
Tahun 2017-2021
22|P a g e
c. Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas
Pelayanan kesehatan ibu nifas adalah pelayanan kesehatan yang dilakukan Untuk
deteksi dini komplikasi pada ibu nifas diperlukan pemantauan pemeriksaan terhadap ibu
nifas dengan melakukan pemeriksaan nifas minimal sebanyak 3 kali dengan ketentuan
waktu :
Gambar 4.3
Tahun 2017-2021
Komplikasi maternal adalah keadaan yang tidak normal yang terjadi pada ibu hamil,
ibu bersalin, ibu nifas yang menyebabkan kesakitan dan kematian ibu maupun bayi.
Komplikasi kebidanan yang sering terjadi antara lain ketuban pecah dini, pendarahan
23|P a g e
pervaginam, hipertensi dalam kehamilan, infeksi berat dalam kehamilan, persalinan tidak
maju dan infeksi saat nifas.
Cakupan penanganan komplikasi maternal pada tahun 2021 berjumlah 152 orang
dari 152 perkiraan ibu hamil dengan komplikasi kebidanan. Penangganan kasus
komplikasi maternal secara komprehensif diharapkan angka kematian ibu dapat ditekan.
Gambar 4.4
f. Kunjungan neonatal
24|P a g e
Gambar 4.5
Cakupan Kunjungan Bayi di UPTD Puskesmas Lhoksukon Tahun 2021 adalah 100 %
atau 684 kunjungan dari 684 bayi yang ada.
Gambar 4.6
Tahun 2017–2021
25|P a g e
Gambar 4.7
Cakupan Pelayanan kesehatan pada siswa SD kelas 1 & sederajat tahun 2021
mencapai 100 % atau sebanyak 837 siswa dari 837 siswa yang ada, hal ini perlu peran
aktif petugas dalam melakukan pelayanan kesehatan pada murid sekolah dasar. Jumlah
SD dan setingkat yang mendapat pelayanan kesehatan (penjaringan) adalah 21 SD /
setingkat.
Gambar 4.8
26|P a g e
2. Pelayanan keluarga berencana
Peningkatan jumlah peserta KB baru dan KB aktif setiap tahun nya dapat kita baca
pada grafik 4.9, pada grafik tersebut dapat kita simpulkan bahwa jumlah peserta KB baru
dan aktif mengalami peningkatan di mulai dari tahun 2018 sampai tahun 2019 dan
mengalami penurunan ditahun 2020 dan naik kembali ditahun 2021.
Gambar 4.9
Grafik Cakupan Jumlah Peserta KB Baru dan Peserta KB Aktif
Tahun 2017–2021
a. Peserta KB baru
Dari 369 peserta KB Baru, secara rinci kontrasepsi yang digunakan adalah sebagai
berikut :
Gambar 4.10
Grafik Proporsi Penggunaan Kontrasepsi Peserta KB Baru
Tahun 2021
27|P a g e
b. Peserta KB aktif
Peserta KB Aktif tahun 2021 sebesar 3456 dengan kontrasepsi sebagai berikut :
Gambar 4.11
Grafik Proporsi Penggunaan Kontrasepsi Peserta KB Aktif
Tahun 2021
3.Pelayanan Imunisasi
Dalam rangka menurunkan angka kesakitan, kematian dan kecacatan bayi serta
anak balita perlu dilaksanakan program imunisasi untuk penyakit-penyakit yang dapat
dicegah dengan imunisasi (PD3I) seperti penyakit TBC, Difteri, Pertusis, Tetanus,
Hepatitis B, Polio dan campak. Idealnya bayi harus mendapat imunisasi dasar lengkap
terdiri dari BCG 1 kali, DPT 3 kali, Polio 4 kali, HB 3 kali dan campak 1 kali. Untuk
menilai kelengkapan imunisasi dasar bagi bayi, biasanya dilihat dari cakupan imunisasi
DPT3 + HB, Polio 4 dan Campak.
Sasaran bayi yang di imunisasi tahun 2021 sejumlah 684 bayi , cakupan bayi yang
diimunisasi DPT-HB3/DPT-HB-Hib3 pada tahun 2021 Sebesar 47 %.
28|P a g e
Gambar 4.12
Grafik Cakupan Imunisasi Tahun 2017 – 2021
Strategi operasional pencapaian cakupan tinggi dan merata dapat dilihat dari
pencapaian Universal Child Immunization (UCI) desa/kelurahan. Tahun 2021 capaian
desa UCI sebanyak 8 desa dari 42 kelurahan yang ada, trend cakupan desa dapat dilihat
pada gambar 4.13, Cakupan imunisasi dasar lengkap di UPTD Puskesmas Lhoksukon
Tahun 2021 mencapai 19,0 %.
Gambar 4.13
29|P a g e
Imunisasi TT ibu hamil dapat melindungi bayinya yang baru lahir dari tetanus
neonatorum dan melindungi ibu terhadap kemungkinan tetanus apabila terluka. Gejala
ringan seperti nyeri, kemerahan dan pembengkakan kecil pada tempat suntikan dan akan
hilang dalam 1-2 hari tanpa tindakan pengobatan. Pemberian imunisasi TT dilakukan
pada masa kehamilan memasuki trisemester 1 sampai dengan 3. Pada tahun 2021 jumlah
ibu hamil 761 orang , yang mendapatkan imunisasi TT-1 84 ibu hamil (11%), Imunisasi
TT-2 54 ibu hamil ( 7,1%), imunisasi TT-3 38 ibu hamil (5 %), imunisasi TT-4 24 ibu
hamil ( 3,2%), Imunisasi TT-5 15 ibu hamil (2 %).
Gambar 4.14
Grafik Cakupan Imunisasi TT-1 s/d TT-5 pada ibu hamil
Tahun 2017 – 2021
Gambar 4.15
Grafik Cakupan Imunisasi TT +2 pada ibu hamil
Tahun 2017 – 2021
30|P a g e
Untuk imunisasi TT 2+ di tahun 2021 capain cakupan sebesar 28,3% atau 215
ibu hamil yang mendapat TT lengkap.
Sama halnya dengan cakupan imunisasi TT pada ibu hamil, cakupan imunisasi TT
pada wanita usia subur (WUS) juga sangat jauh dari target nasional cakupan imunisasi
TT WUS sebesar 65,3 %.Penyebab rendahnya cakupan imunisasi pada bayi faktor
penyebab rendah cakupan imunisasi TT pada ibu hamil dan WUS juga disebabkan
adanya isu vaksin haram, kurangnya penyuluhan dan sosialisasi ke keluarga dan
masyarakat tentang penting imunisasi, keaktifan petugas imunisasi dan bidan desa serta
kepedulian kepala puskesmas terhadap capaian program imunisasi.
Upaya pelayanan kesehatan kepada masyarakat dilakukan secara rawat jalan bagi
masyarakat yang mengalami gangguan kesehatan yang ringan dan pelayanan rawat inap
baik secara langsung maupun melalui rujukan pasien bagi masyarakat yang mengalami
gangguan kesehatan sedang hingga berat di sarana pelayanan kesehatan (Puskesmas &
Rumah Sakit)
31|P a g e
Gambar 4.16
Grafik Prosentase BOR di Puskesmas Lhoksukon Kabupaten Aceh Utara
Tahun 2017 – 2021
BTO adalah frekuensi pemakaian tempat tidur pada satu periode, berapa kali
tempat tidur dipakai dalam satu satuan waktu tertentu. Idealnya dalam satu tahun, satu
tempat tidur rata-rata dipakai 40-50 kali. Data yang diperoleh dari UPTD Puskesmas
Lhoksukon BTO untuk tahun 2021 sebanyak 49 kali, angka ini menunjukkan perputaran
tempat tidur sudah dalam batas ideal.
LOS adalah rata-rata dalam 1 (satu) tempat tidur dihuni oleh 1 (satu) penderita
rawat inap yang dihitung dalam hari dengan standar ideal antara 6 – 9 hari. Manfaat LOS
adalah untuk mengukur efisiensi pelayanan Rumah Sakit, dan untuk mengukur mutu
pelayanan Rumah Sakit apabila diterapkan pada diagnosis tertentu dapat dijadikan hal
yang perlu pengamatan yang lebih lanjut. Berdasarkan data yang dilaporkan pencapaian
LOS UPTD Puskesmas Lhoksukon Kabupaten Aceh Utara tahun 2021 adalah 4 hari.
Cakupan pencapaian tersebut dapat diartikan bahwa penggunaan tempat tidur di UPTD
Puskesmas Lhoksukon Kabupaten Aceh Utara untuk tahun 2021 ideal.
Turn of Interval (TOI)adalah rata-rata tempat tidur tidak ditempati dengan standar
ideal antara 1 – 3 hari. TOI untuk UPTD Puskesmas Lhoksukon pada tahun 2021 adalah
3 hari. Angka ini dapat diartikan bahwa pemakaian tempat tidur di UPTD Puskesmas
Lhoksukon pada tahun sudah ideal.
32|P a g e
Berdasarkan hasil penilaian indikator – indikator pelayanan UPTD Puskesmas
Lhoksukon di atas di mana di dapatkan hasil dalam batas ideal.
Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan sejak 1 Januari 2014 program
tersebut telah diselenggarakan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
Kesehatan. Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan bagian dari Sistem Jaminan
Sosial Nasional (SJSN) yang diselenggarakan dengan menggunakan mekanisme asuransi
kesehatan sosial yang bersifat wajib (Mandatory). Program Jaminan Kesehatan Nasional
(JKN) dilaksanakan dengan prinsip kegotongroyongan, nirlaba, keterbukaan, kehati
hatian, akuntabilitas, portabilitas, bersifat wajib, dana amanat dan hasil pengelolaan dana
jaminan sosial dipergunakan seluruhnya untuk pengembangan program dan sebesar
besarnya untuk kepentingan peserta.
Untuk peserta jaminan kesehatan di Kabupaten Aceh Utara ada Peserta JKN
37.246 jiwa.
1. Penimbangan Balita
33|P a g e
baduta BGM. Cakupan D/S pada anak balita (12 - 59 bulan) mencapai 96,8 %. Trend
cakupan dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 4.17
Grafik Cakupan D/S Balita Kabupaten Aceh Utara
Tahun 2017 – 2021
Ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK) dan anemia sangat berisiko melahirkan
bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR), abortus dan juga kematian ibu dan bayi,
sehingga perlu perhatian yang besar untuk masalah ini.
Gambar 4.18
Grafik Cakupan Fe 3 (90 tab) pada ibu hamil
Kabupaten Aceh Utara Tahun 2017 – 2021
34|P a g e
Cakupan pemberian 90 tablet tambah darah untuk ibu hamil pada tahun 2021
cakupan mencapai 78,7 % dari seluruh sasaran 761 ibu hamil.
Gambar 4.19
35|P a g e
b. Vitamin A bayi dan balita
Gambar 4.20
Cakupan Vitamin A biru yang diberikan pada bayi 6-11 bulan di UPTD
Puskesmas Lhoksukon dapat di lihat pada grafik 4.20. Terlihat trend Cakupan Vitamin A
Bayi dari tahun 2017 yaitu 100 % hingga sekarang.
Pada gambar 4.21 dapat dilihat capaian cakupan vitamin A pada bayi di masing-
masing desa capaian tertinggi ada di Desa Nga MU sedangkan capaian paling rendah di
Desa Buket Sentang. Cakupan Vitamin A Merah yang diberikan pada anak balita 12-29
bulan di tahun 2021 cakupan di masing-masing Desa dapat dilihat pada grafik 4.22
hampir semua Desa yang ada di wilayah kerja Puskesmas Lhoksukon mencapai 100 %.
Gambar 4.21
36|P a g e
Trend cakupan vitamin A Anak balita dalam 5 tahun dapat dilihat pada gambar
4.22.
Gambar 4.22
Gambar 4.23
Trend cakupan ASI Eksklusif untuk UPTD Puskesmas Lhoksukon dalam lima
tahun mengalami fluktuasi dari tahun 2017 sampai dengan tahun 2021.Capaian cakupan
di tahun 2021 belum mencapai dari target yang telah yang telah ditetapkan (target 45 %).
Pencapaian program ASI Ekslusif ini harus mendapatkan perhatian khusus dan
memerlukan pemikiran dalam mencari upaya-upaya terobosan serta tindakan nyata yang
37|P a g e
harus dilakukan oleh provider di bidang kesehatan dan semua komponen masyarakat
dalam rangka penyampaian informasi maupun sosialisasi guna meningkatkan
pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang manfaat dari ASI Eksklusif
Gambar 4.24
Trend Cakupan ASI Eksklusif di Kabupaten Aceh Utara
Tahun 2017–2021
Upaya kesehatan usia lanjut merupakan upaya kesehatan paripurna dasar dan
menyeluruh dibidang kesehatan, pencegahan dan pemulihan. Penduduk usia lanjut adalah
penduduk yang berumur 60 tahun atau lebih.
Data yang diperoleh dari program lansia UPTD Puskesmas Lhoksukon jumlah
usia lanjut tahun 2021 adalah 3.541 jiwa.
38|P a g e
Gambar 4.25
Jumlah Penderita ODGJ (Orang Dengan Gangguan Jiwa)
UPTD Puskesmas Lhoksukon
Dari Tahun 2017 Hingga 2021
Sumber : Data Pelayanan Kesehatan Jiwa UPTD Puskesmas Lhoksukon Tahun 2021
Gambar 4.26
Kondisi Pasien Odgj Yang Dikelola Oleh Petugas Puskesmas
Sumber : Data Pelayanan Kesehatan Jiwa UPTD Puskesmas Lhoksukon Tahun 2021
39|P a g e
Gambar 4.27
DATA KASUS ODGJ
UPTD Puskesmas Lhoksukon Tahun 2021
Sumber : Data Pelayanan Kesehatan Jiwa UPTD Puskesmas Lhoksukon Tahun 2021
G. KESEHATAN LINGKUNGAN
Unsur utama yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia adalah air,
Oleh karena itu air bersih harus selalu tersedia dalam jumlah yang cukup dan memenuhi
syarat kesehatan (syarat fisik, kimiawi, dan bakteriologi). Adapun jumlah penduduk yang
mengakses air bersih menurut jenis sarananya adalah sebagai berikut:
40|P a g e
Gambar 4.28
Tahun 2021
a. Rumah Sehat
Rumah tidak hanya sebatas tempat berteduh semata, rumah juga salah satu
pembentuk karakter individu untuk berperilaku sehat. Pada tahun 2021 jumlah rumah
yang sehat adalah 67,05 % (5.133 rumah) dari 7.655 rumah.
b. Jamban Sehat
Jamban adalah suatu bangunan yang dipergunakan untuk membuang tinja atau
kotoran manusia yang lazim disebut kakus/WC dan memenuhi syarat jamban sehat atau
baik. Manfaat jamban adalah untuk mencegah terjadinya penularan penyakit dan kotoran
manusia. Jenis penggunaan sarana jamban dapat dilihat pada gambar 4.29. Penduduk
dengan akses sanitasi layak (Jamban Sehat) di UPTD Puskesmas Lhoksukon Tahun 2021
sebanyak 20.683 jiwa (58,4 %).
41|P a g e
Gambar 4.29
d. Tempat – Tempat Umum dan Tempat Pengelolaan Makanan (TTU dan TUPM)
Gambar 4.30
42|P a g e
Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) Menurut Status Higiene Sanitasi
Tahun 2021
Dari hasil pemeriksaan tidak ada TPM yang tidak memenuhi syarat. Untuk tahun
2021 sudah dilakukan pembinaan oleh petugas kesehatan lingkungan yang ada di UPTD
Puskesmas berjumlah 31 TPM, sedangkan untuk yang di uji petik 26 TPM.
H. PERILAKU MASYARAKAT
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku yang
dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, yang menjadikan
seseorang atau keluarga dapat menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan berperan-
aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakatnya. Upaya pencegahan lebih efektif dan
efisien dibanding upaya pengobatan, masyarakat mempunyai kemampuan melakukan
upaya pencegahan apabila melalui upaya pemberdayaan masyarakat terutama untuk ber-
perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Untuk Tahun 2021 tidak ada desa yang
dilakukan pemantauan.
2. Posyandu
43|P a g e
Posyandu memiliki peran yang sangat penting dalam sistem penyelenggaraan
pelayanan kebutuhan dasar dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia
secara dini serta merupakan lini terdepan dari deteksi dini di bidang kesehatan yang
dilakukan oleh masyarakat. jumlah Posyandu UPTD Puskesmas Lhoksukon tahun 2021
berjumlah 46 posyandu aktif.
BAB V
44|P a g e
SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN
A. Sarana Kesehatan
Gambar 5.1
Sumber : Data Rumah Tangga dan Sarana Prasarana UPTD Puskesmas Lhoksukon
Tahun 2021
UPTD Puskesmas Lhoksukon Kabupaten aceh Utara memiliki 3 Unit Pustu, 4 unit
Polindes, 4 unit Poskesdes, 4 unit Posyandu Plus, 46 unit Posyandu, 42 unit Posyandu
Lansia, 42 unit Posbindu, dan untuk pelayanan di UPTD Puskesmas Lhoksukon terdapat
UGD, Rawat jalan yang terdiri dari 15 Poliklinik dan Rawat Inap.
Desa Siaga, merupakan desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya
dan kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah
kesehatan secara mandiri. Sebuah desa dikatakan menjadi desa siaga apabila desa
tersebut telah memiliki minimal sebuah Pos Kesehatan Desa (Poskesdes). Jumlah
desa/kelurahan siaga yang ada di UPTD Puskesmas Lhoksukon Tahun 2021 sebanyak 42
45|P a g e
Desa, artinya semua kelurahan di UPTD Puskesmas Lhoksukon telah menjadi kelurahan
siaga, dan semua masih dalam kategori pratama.
B. Tenaga Kesehatan
Dalam pembangunan kesehatan, SDM Kesehatan merupakan salah satu isu utama
yang mendapat perhatian terutama yang terkait dengan jumlah, jenis dan distribusi, selain
itu juga terkait dengan pembagian kewenangan dalam pengaturan SDM Kesehatan (PP
No. 38 dan PP No. 41, 2000).
Jumlah tenaga dokter umum di UPTD Puskesmas Lhoksukon Tahun 2021 terdiri
dari 3 orang PNS.
Gambar 5.2
Jumlah tenaga dokter gigi di UPTD Puskesmas Lhoksukon Tahun 2021 berjumlah
1 orang Kontrak.
Gambar 5.3
46|P a g e
Grafik Jumlah Tenaga Keperawatan di UPTD Puskesmas Lhoksukon Tahun
2021
Gambar 5.4
47|P a g e
7. Fisioterapi : 1 Orang
1. Perawat : 9 orang
1. Bidan : 21 orang
2. Perawat : 40 orang
3. Fisioterapi : 1 orang
4. ADM : 3 orang
5. Sanitarian : 1 orang
6. Satpam : 1 orang
C. PERBEKALAN KESEHATAN
Tingkat Ketersedian Obat, BMHP dan Alkes dengan pelayanan dasar di UPTD
Puskesmas Lhoksukon Tahun 2021 adalah 73,64 %. Angka ini diperolah dari jumlah obat
dari seluruh sumber anggaran tahun 2021 yaitu :
Persediaan stok opname obat dan BMHP 31 Desember 2021 wilayah kerja UPTD
Puskesmas Lhoksukon Rp. 532.249.438 sedangkan persediaan stok opname obat dan
BMHP 31 Desember 2020 UPTD Puskesmas Lhoksukon Rp. 788.096.298
D. Pembiayaan Kesehatan
48|P a g e
Alokasi anggaran UPTD Puskesmas Lhoksukon Kabupaten Aceh Utara
menunjukan peningkatan dari tahun 2017 - 2021, peningkatannya dapat dilihat pada
gambar dibawah ini
Gambar 5.5
Sumber : Data Administrasi Keuangan JKN UPTD Puskesmas Lhoksukon Tahun 2021
BAB VI
49|P a g e
PENUTUP
Untuk perbaikan penyusunan profil ini dimasa mendatang baik dari substansi,
maupun waktu penerbitan maka dibutuhkan komitmen bersama khususnya pengelola
program terkait di UPTD Puskesmas Lhoksukon, sehingga data yang ditampilkan dalam
profil berikutnya benar-benar menggambarkan keadaan kesehatan di UPTD Puskesmas
Lhoksukon agar dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan
kepada masyarakat di wilayah kerja Puskesmas khususnya.
50|P a g e
waktu tahun 2021, terima kasih atas segala upaya dan bantuan semua pihak yang telah
memberikan kontribusi sehingga profil ini dapat terselesaikan.
51|P a g e