Anda di halaman 1dari 51

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut peraturan menteri kesehatan Republik Indonesia nomor 75 tahun 2014


tentang pusat kesehatan masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif
dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di
wilayah kerjanya.

Upaya Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya di singkat UKM adalah setiap


kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan mengulangi
timbulnya masalah kesehatan dengan sasaran keluarga, kelompok dan masyarakat.

Upaya kesehatan perorangan yang selanjutnya disingkat UKP adalah suatu


kegiatan/serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk peningkatan,
pencegahan, penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan akibat penyakit dan
memulihkan kesehatan perseorangan.

Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang
kesehatan serta memiliki pengetahuan dan keterampilan melalui pendidikan dibidang
kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya
kesehatan.

Pelayanan kesehatan adalah upaya yang di berikan oleh Puskesmas kepada


masyarakat, mencakup perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, pencatatan, pelaporan, dan
dituangkan dalam suatu sistem.

Semua kegiatan di UPTD Puskesmas Lhoksukon di rangkum dalam bentuk profil


kesehatan UPTD Puskesmas Lhoksukon Tahun 2021.Profil ini memuat data dan
informasi mengenai situasi kesehatan baik kependudukan, fasilitas kesehatan, pencapaian
program-program kesehatandi wilayah kerja UPTD Puskesmas Lhoksukon.

Tujuan di susunnya profil UPTD Puskesmas Lhoksukon Tahun 2021 ini adalah :

a. Tujuan umum

Diketahui gambaran situasi kesehatan dalam wilayah kerja UPTD Puskesmas


Lhoksukon

1|P a g e
b. Tujuan Khusus
1. Diketahui gambaran tingkat pencapaian hasil cakupan kegiatan pelayanan
kesehatan dan mutu kegiatan pelayanan kesehatan serta manajemen
UPTD Puskesmas pada akhir tahun.
2. Diketahui gambaran masalah kesehatan setempat di wilayah kerja UPTD
Puskesmas Lhoksukon.
3. Digunakan sebagai dasar dalam
4. perencanaan kegiatan pelayanan kesehatan tahun selanjutnya.

B. Visi, Misi, Motto,Tata Nilai dan Tata Graha UPTD Puskesmas Lhoksukon

1. Visi UPTD Puskesmas Lhoksukon


“ Terwujudnya pelayanan yang bermutu dan terjangkau menuju masyarakat
Lhoksukon sehat dan mandiri di Tahun 2023 ”

2. Misi UPTD Puskesmas Lhoksukon


1. Meningkatkan pengelolaan sumber daya UPTD Puskesmas yang bermutu
2. Meningkatkan pengelolaan tertib administrasi dan sistem informasi UPTD
Puskesmas yang efektif dan efisien
3. Memberikan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang bermutu , merata dan
terjangkau
4. Mendorong kemandirian individu, kelompok dan masyarakat dalam
berperilaku hidup bersih dan sehat.

3. Motto

Ikhlas dalam melayani

4. Tata Nilai
Adapun Tata Nilai UPTD Puskesmas Lhoksukon adalah IKHLAS, yang terdiri
dari huruf I untuk Inovatif, K untuk Kompeten, H untuk Handal, L untuk
Loyalitas, A untuk Akses dan S untuk Santun
Yang dapat di jabarkan sebagai berikut :
1. Inovatif : Kreatif menyikapi masalah kesehatan
2. Kompeten : Mampumelaksanakan tugas sesuai dengan jabatannya
3. Handal : Cepat dan tanggap dalam memberikan pelayanan kesehatan
secara profesional
4. Loyal : Kepatuhan yang teguh dan konsisten kepada institusi

2|P a g e
5. Akses : Kemudahan mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar
6. Santun : Memberikan pelayanan dengan ramah dan sopan

5. Tata Graha
Tata Graha UPTD Puskesmas Lhoksukon terdiri dari 5R yaitu ringkas, rapi, resik,
rawat, dan rajin. Di terjemahkan ke dalam bahasa Aceh yaitu beumeringkaih,
beumeusaneut, beugleh, beumeuuroh, beujeumot.

Profil kesehatan UPTD Puskesmas Lhoksukon Tahun 2021 merupakan gambaran


kesehatan masyarakat di wilayah kerja UPTD Puskesmas Lhoksukon yang diterbitkan
secara berkala setiap tahun. Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Lhoksukon memuat
data- data dan informasi yang berhubungan dengan keadaan umum, pembangunan
kesehatan, pencapaian pembangunan kesehatan dan kinerja pembangunan kesehatan
seperti data kependudukan, fasilitas kesehatan, tenaga kesehatan dan pencapaian program
kesehatan serta pendukung lainnya yang berhubungan dengan kesehatan seperti keluarga
berencana, penyediaan data untuk perencanaan, pemantauan dan mengevaluasi
pencapaian pembangunan kesehatan di UPTD Puskesmas Lhoksukon Tahun 2021. Data
dianalisis secara sederhana dan ditampilkan dalam bentuk tabel dan grafik sesuai dengan
petunjuk dari Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Lhoksukon Tahun 2021 ini terdiri dari 5 (lima)
bab, yaitu :

Bab I – Pendahuluan. Bab ini menyajikan tentang latar belakang serta sistematika
penyajian profil.

Bab II – Gambaran Umum . Bab ini menyajikan tentang Gambaran umum, uraian
tentang letak Geografis, kependudukan, pendidikan, ekonomi dan informasi umum
lainnya serta faktor –faktor lain yang berhubungan dengan prilaku hidup sehat.

Bab III- Situasi derajat Kesehatan . Bab ini berisi uraian tentang hasil pembangunan
kesehatan sampai dengan tahun 2021.

Bab IV - Situasi Upaya Kesehatan. Bab ini berisi tentang upaya-upaya kesehatan yang
dilaksanakan pada tahun 2021.

Bab V – Situasi Sumber Daya Kesehatan. Bab ini menguraikan tentang sarana
kesehatan, Tenaga dan Pembiayaan Kesehatan

Bab VI –Penutup

3|P a g e
BAB II
GAMBARAN UMUM
WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS LHOKSUKON

A. Geografis

UPTD Puskesmas Lhoksukon mempunyai wilayah kerja di sebagian kecamatan


Lhoksukon dalam Kabupaten Aceh Utara mempunyai luas wilayah 24.300 km2
sedangkan luas wilayah kerja UPTD Puskesmas Lhoksukon 13.037 Km2 dengan batas
wilayah kerja sebagai berikut :

 Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Lapang;


 Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Cot Girek;
 Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Matangkuli, Tanah Luas;
 Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Baktiya Barat.

Gambar 2.1
Peta Kecamatan Lhoksukon Tahun 2021

4|P a g e
Gambar 2.2
Peta wilayah kerja UPTD Puskesmas Lhoksukon Tahun 2021

5|P a g e
B. Demografi

Jumlah Desa di kecamatan Lhoksukon sebanyak 75 Desa terdiri dari 4


Kemukiman. Luas UPTD Puskesmas Lhoksukon ± 9.999 m². Sedangkan wilayah kerja
UPTD Puskesmas Lhoksukon terdiri dari 42 desa dan 142 dusun. Aktifitas penduduk di
Kecamatan Lhoksukon meliputi pegawai negeri sipil, pegawai perusahaan swasta,
pekerja kontruksi, pedagang, jasa transportasi, usaha pertanian, perkebunan dan lain-lain.

Jumlah Penduduk Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Lhoksukon 2021 berjumlah


35.409 jiwa terdiri dari 17.601(49,70%) laki-laki dan 17.808 (50,30%) perempuan
dengan jumlah kepala keluarga 8.467.

Gambar 2.3
Jumlah Penduduk Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Lhoksukon 2021

Sumber : Badan Pusat Statistik Aceh Utara

6|P a g e
Gambar 2.4 menunjukkan jumlah terbesar penduduk UPTD Puskesmas
Lhoksukon terdapat pada range usia 30-34 tahun pada jenis kelamin laki-laki dan
perempuan. Dasar piramida menunjukkan jumlah penduduk, badan piramida bagian
kanan menunjukkan banyaknya penduduk laki-laki dan badan piramida bagian kiri
menunjukkan jumlah penduduk perempuan.

Gambar 2.4
Piramida Penduduk Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Lhoksukon 2021

Sumber : Bidan Desa UPTD Puskesmas Lhoksukon

7|P a g e
BAB III

SITUASI DERAJAT KESEHATAN


UPTD PUSKESMAS LHOKSUKON

Situasi derajat kesehatan di UPTD Puskesmas Lhoksukon dapat di nilai dengan


beberapa indikator yang digambarkan pada mortalitas (kematian), status gizi dan
morbiditas (kesakitan). Angka mortalitas terdiri atas Angka Kematian Bayi (AKB),
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Balita (AKABA). Angka Morbiditas
terdiri dari angka kesakitan beberapa penyakit serta status gizi pada balita.

A. Mortalitas (Angka Kematian)

Kejadian kematian dalam masyarakat dari waktu ke waktu dapat memberi


gambaran perkembangan derajat kesehatan masyarakat atau dapat digunakan sebagai
indikator dalam penilaian keberhasilan pelayanan kesehatan dan program pembangunan
kesehatan lainnya.

1. Angka Kematian Bayi (AKB)

Salah satu indikator yang sangat penting untuk mengetahui gambaran tingkat
permasalahan kesehatan di suatu daerah adalah angka kematian bayi.Data kematian bayi
yang dilaporkan oleh Program kesehatan ibu dan anak UPTD Puskesmas Lhoksukon
bahwa pada tahun 2021. jumlah kasus kematian bayi masi tetap dari 2 orang di tahun
2020 dan berjumlah 2ditahun 2021 dari 686 kelahiran hidup.

Pada grafik 3.1 menunjukkan trend jumlah kematian bayi dari tahun 2017 sampai
dengan tahun 2021.

Gambar 3.1
Grafik Jumlah Kematian Bayi Wilayah Kerja
UPTD Puskesmas Lhoksukon Tahun 2021

Sumber : Data Program KIA UPTD Puskesmas Lhoksukon Tahun 2021

8|P a g e
Dari grafik di atas dapat diinformasikan bahwa kematian Neonatal pada tahun 2021 di
Desa Blang Aman jenis kelamin laki – laki berjumlah 1 orang dan di Desa Reudeup jenis
kelamin perempuan berjumlah 1 orang penyebabnya adalah IUFD (Intra Uterin Fetal
Date).

Gambar 3.2
Grafik Penyebab Kematian Bayi Tahun 2021

Sumber : Data Program KIA UPTD Puskesmas Lhoksukon Tahun 2021

2. Angka Kematian Balita (AKABA)

Jumlah kematian anak yang terjadi pada balita sebelum berumur 5 tahun
dilahirkan pada tahun tertentu dan meninggal sebelum mencapai usia 5 tahun, dinyatakan
sebagai angka per 1.000 lahir hidup.Untuk tahun 2017 - 2021 di UPTD Puskesmas
Lhoksukon tidak ada kematian Balita.

3. Angka Kematian Ibu (AKI)

Angka Kematian ibu di wilayah kerja UPTD Puskesmas Lhoksukon Tahun 2021
menurun, dari jumlah kasus kematian tahun 2020 sebanyak 2 orang. Pada tahun 2021
tidak ada kasus kematian Ibu

9|P a g e
Gambar 3.3
Jumlah Kematian ibu maternal di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Lhoksukon
Tahun 2017- 2021

Sumber : Data Program KIA UPTD Puskesmas Lhoksukon Tahun 2021

B. STATUS GIZI

Anak disebut gizi buruk apabila berat badannya kurang dari berat badan normal.
Menurut Depkes RI (2005), gizi buruk adalah status gizi menurut berat badan (BB) dan
tinggi badan (TB) dengan Z-score <-3 dan atau dengan tanda-tanda klinis (marasmus,
kwasiorkor dan marasmus-kwasiorkor). Perkembangan gizi masyarakat dipantau melalui
hasil pencatatan pelaporan penimbangan balita di Posyandu setiap bulannya. Jumlah
seluruh balita di UPTD Puskesmas Lhoksukon tahun 2021 adalah 2.984 balita.

Gambar 3.4
Grafik Prevalensi Kurus dan Sangat Kurus (Indeks BB/TB)
Di UPTD Puskesmas Lhoksukon Tahun 2017–2021

Sumber : Data Program Gizi UPTD Puskesmas Lhoksukon Tahun 2021

10|P a g e
Tahun 2021 di UPTD Puskesmas Lhoksukon tidak ditemukan status gizi buruk

Gambar 3.5
Trend Kasus Gizi Yang mendapat Perawatan di UPTD Puskesmas Lhoksukon
Tahun 2017 – 2021

Sumber : Data Program Gizi UPTD Puskesmas Lhoksukon Tahun 2021

C. Morbiditas

Morbiditas adalah angka kesakitan, dapat berupa angka insidensi maupun angka
prevalensi dari suatu penyakit. Morbiditas menggambarkan kejadian penyakit dalam
suatu populasi dan pada kurun waktu tertentu. Morbiditas juga berperan dalam penilaian
terhadap derajat kesehatan masyarakat di suatu wilayah.

1. Penyakit Menular

a. Tuberculosis Paru
Penyakit TB Paru Tahun 2021 berjumlah 44 orang , yang terdiri dari laki-laki 28
orang dan perempuan 16 orang.

Grafik 3.6
Jumlah seluruh kasus TB di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Lhoksukon
Tahun 2017 - 2021

Sumber : Data Program P2P UPTD Puskesmas Lhoksukon Tahun 2021

11|P a g e
Jumlah Kasus Baru BTA + 40 Orang dan Jumlah seluruh kasus TB Tahun 2021
adalah 44 Orang
Gambar 3.7
CNR kasus baru BTA + dan seluruh kasus TB di Wilayah Kerja
UPTD Puskesmas Lhoksukon Tahun 2017–2021

Sumber : Data Program P2P UPTD Puskesmas Lhoksukon Tahun 2021

Desa-desa yang terdapat PS-TB Paru BTA + yaitu :

1. Desa Teungoh LB 1 orang ( L)


2. Desa Asan LB 1 orang (P)
3. Desa Nga LB 3 Orang ( L)
4. Desa Beuringen 1 orang (P)
5. Desa Dayah 3 Orang (L)
6. Desa Tutong 1 orang (P)
7. Desa Geumata 2 orang (P), 3 orang (L)
8. Desa Ranto 2 orang (P), 2 orang (L)
9. Desa Trieng 1 Orang (L), 1 orang (P)
10. Desa Alue Buket 1 orang (P)
11. Desa Reudeup 2 orang (L), 1 orang (P)
12. Desa Nga 2 orang (L), 1 orang (P)
13. Desa Blang Aman 1 orang (P)
14. Desa Bintang Hu 1 orang (L), 1 orang (P)
15. Desa Matang Teungoh 1 orang (L)
16. Desa Asan AB 2 orang (L)
17. Desa Rambot 1 orang (L)
18. Desa mancang 1 orang (P)
19. Desa Trieng Pantang 2 orang (L), 2 orang (P)
20. Luar Wilayah 9 orang (L), 2 orang (P)

12|P a g e
Gambar 3.8
Grafik Persentase Angka Kesembuhan,Pengobatan Lengkap dan Keberhasilan
Pengobatan dan Angka kematian tahun 2021

Sumber : Data Program P2P UPTD Puskesmas Lhoksukon Tahun 2021

b. HIV / AIDS

Sebelum memasuki fase AIDS, penderita terlebih dulu dinyatakan sebagai HIV
positif. Jumlah HIV positif yang ada di masyarakat dapat diketahui melalui 3 metode,
yaitu pada layanan Voluntary, Counseling, and Testing (VCT), sero survey, dan survei
Terpadu Biologis dan Perilaku (STBP). Di UPTD Puskesmas Lhoksukon pada tahun
2021 terdapat 7 orang penderita HIV, untuk AIDS, Jumlah kematian akibat AIDS 1 orang
dan Syphilis tidak ditemukan kasus. Pemeriksaan HIV juga di lakukan pada Ibu Hamil
sebanyak 479 orang dan pada pasien TB sebanyak 37 orang tapi tidak di temukan kasus.

c. Pneumonia

Pneumonia adalah penyakit yang banyak terjadi yang menginfeksi kira-kira 450
juta orang per tahun dan terjadi di seluruh penjuru dunia. Penyakit ini merupakan
penyebab utama kematian pada semua kelompok yang menyebabkan jutaan
kematian. Angka ini paling besar terjadi pada anak-anak yang berusia kurang dari lima
tahun, dan dewasa yang berusia lebih dari 75 tahun. Ditemukan 1 kasus Pneumonia tahun
2021 di UPTD Puskesmas Lhoksukon.

13|P a g e
Gambar 3.9
Kasus ditemukan dan ditangani Pneumonia
Tahun 2017–2021

Sumber : Data Program P2P UPTD Puskesmas Lhoksukon Tahun 2021

d. Kusta

Ditemukan kasus kusta baru laki-laki 2 orang.

Gambar 3.10
Grafik Penemuan Kusta Tahun 2017 – 2021

Sumber : Data Program P2P UPTD Puskesmas Lhoksukon Tahun 2021

14|P a g e
Gambar 3.11

Jumlah RFT Kusta PB Tahun 2017 – 2021

Sumber : Data Program P2P UPTD Puskesmas Lhoksukon Tahun 2021

Gambar 3.12

Jumlah RFT Kusta MB Tahun 2017 – 2021

Sumber : Data Program P2P UPTD Puskesmas Lhoksukon Tahun 2021

e. Diare

Kasus Diare pada tahun 2021 di UPTD Puskesmas Lhoksukon ada 741, untuk luar
wilayah kerja UPTD Puskesmas Lhoksukon jumlah kasus diare 53.

15|P a g e
Gambar 3.13
Kasus Diare Ditangani Tahun 2017 – 2021

Sumber : Data Program P2P UPTD Puskesmas Lhoksukon Tahun 2021

F. Covid-19

Covid-19 adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus SARS-CoV-2, pertama
kali diidentifikasi di kota Wuhan, di provinsi Hubei Cina pada Desember 2019.Covid-19
telah menyebar ke berbagai negara di dunia, termasuk Indonesia.

Pada Bulan Januari sampai dengan desember 2021 terdapat 66 kasus, dengan jumlah
sembuh sebanyak 58 orang dan meninggal sebanyak 8 orang

Gambar 3.14
Jumlah ODP Covid-19 Tahun 2021

Sumber : Surveilans UPTD Puskesmas Lhoksukon

16|P a g e
Tes yang dipakai saat ini sebagai gold standard untuk mendeteksi adanya virus
SARS COV-2 penyebab Covid-19 adalah tes PCR. Selain tes PCR, terdapat metode
pemeriksaan lain untuk mendeteksi Covid -19, yaitu tes antigen dan tes antibodi. Test
PCR untuk Covid-19 mendeteksi material genetik RNA dari virus (Tes Molekular). Tes
antigen mendeteksi protein virus yang masuk ke tubuh, sedangkan tes antibodi
mendeteksi protein manusia (antibodi) yang merespon terhadap masuknya virus
penyebab Covid -19.

Dari 66 kasus yang ditemukan sebanyak 18 orang dinyatakan positif dengan


pemeriksaan antigen dan 48 orang lainnya konfirmasi positif Covid dengan pemeriksaan
PCR.

Gambar 3.15
Kasus Positif PCR Covid-19 Tahun 2021

Sumber : Surveilans UPTD Puskesmas Lhoksukon

Vaksin

Salah satu upaya untuk menekan angka kasus COVID-19 yang kian meningkat adalah
dengan penyediaan vaksin COVID-19 dari pemerintah. Meski masih dalam tahap uji
klinis, keberadaan vaksin ini diharapkan dapat melindungi masyarakat Indonesia dari
pandemi. Hingga saat ini, pemberian vaksin COVID-19 adalah solusi yang dinilai paling
jitu untuk mengurangi jumlah kasus infeksi virus SARS-CoV-2 penyebab penyakit
COVID-19.

Namun, perlu diingat juga bahwa upaya pencegahan COVID-19 tersebut tentunya
tetap harus disertai protokol kesehatan, misalnya dengan selalu menjaga jarak fisik,
menjauhi kerumunan atau tempat yang ramai, mengenakan masker, dan rajin mencuci
tangan.

17|P a g e
Target Sasaran vaksin pada UPTD Puskesmas Lhoksukon yakni 8.633 orang. Capaian
vaksinasi Covid-19 UPTD Puskesmas Lhoksukon Dosis 1, Nakes (175 orang), Publik
(1522), Masyarakat (3497 orang), Remaja (241 orang), Lansia (212 orang). Dosis 2
Nakes (178 orang), public (1167 orang), masyarakat (1401 orang), remaja (92 orang),
lansia (60 orang). Dosis 3 nakes (88 orang).

2. Penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I)

a. Tetanus

Kasus tetanus noenatorum dapat ditangani dengan imunisasi Tetanus Toxoid (TT)
pada ibu hamil dan pertolongan persalinan dan perawatan tali pusat yang higienis.Untuk
tahun 2021 di Puskesmas Lhoksukon tidak di temukan kasus.

b. Difteri

Kasus Difteri untuk tahun 2021 di UPTD Puskesmas Lhoksukon tidak di temukan
kasus. Adapun upaya untuk mengantisipasi hal ini perlu kerja keras petugas dalam
penyuluhan tentang difteri di masyarakat dan pemantauan untuk suhu Vaksin dalam
Chold Chain, dimana Penyakit ini dapat dicegah dengan Imunisasi.

c. Campak

Untuk cakupan imunisasi campak tahun 2021 di UPTD Puskesmas Lhoksukon


mencapai 46,1 %, lebih menurun dari pada tahun 2019 63,9 %.

Gambar 3.16

Cakupan Imunisasi Campak Tahun 2021

Sumber : Data Program Imunisasi UPTD Puskesmas Lhoksukon Tahun 2021

d. Polio

Penyakit Polio di UPTD Puskesmas Lhoksukon Tahun 2021 tidak ada kasus yang
ditemukan, hal ini disebabkan karena surveilans aktif yang sudah berjalan cukup baik.

18|P a g e
Diharapkan di tahun mendatang kasus AFP non polio dapat tertangani dengan baik
sehingga tidak ditemukan kasus lagi.

e. Pertusis dan Hepatitis B

Sama halnya dengan penyakit Polio di UPTD Puskesmas Lhoksukon pertusis tidak
ditemukan kasus untuk hepatitis tidak ditemukan kasus pada ibu bersalin. Cakupan
imunisasi DPT di tahun 2021 sebanyak 47 % dan diharapkan di tahun mendatang bisa
mencapai 100%, ini memerlukan upaya petugas kesehatan untuk lebih meningkatkan
pelayanan di Puskesmas, di Posyandu dan kunjungan rumah.

3. Penyakit Bersumber Binatang

a. Malaria

Kasus kesakitan malaria di UPTD Puskesmas Lhoksukon dari tahun 2017 -2021
tidak di temukan kasus.

b. Demam Berdarah Dengue (DBD)

Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) pada UPTD Puskesmas Lhoksukon


Tahun 2021 tidak ditemukan kasus.

Gambar 3.17

Grafik Kasus DBD dan Jumlah Kematian Tahun 2017 – 2021

Sumber : Data Program Surveilen UPTD Puskesmas Lhoksukon Tahun 2021

c. Filariasis

Jumlah seluruh kasus Filariasis di UPTD Puskesmas Lhoksukon tahun 2021


sebanyak 8 kasus.

19|P a g e
Gambar 3.18

Grafik Kasus baru, Jumlah Seluruh Filariasis dan Angka Kesakitan

Tahun 2017– 2021

Sumber : P2P UPTD Puskesmas Lhoksukon

4. Penyakit Tidak Menular

Dalam kurun waktu beberapa tahun ini penyakit tidak menular semakin banyak
frekuensi kejadian penyakit di masyarakat, Transisi epidemiologi penyakit menular ke
penyakit tidak menular merupakan perubahan yang terjadi pada pola penyakit. Penyakit
tidak menular yang utama adalah penyakit jantung termasuk kardiovaskuler, paru-paru
terutama yang kronis, stroke dan kanker.

Pemeriksaan obesitas di puskesmas Lhoksukon mulai dilakukan pada tahun 2021,


dilakukan pemeriksaan obesitas pada 2.486 orang dan ditemukan sebanyak 801 orang
yang obesitas.

Deteksi dini kanker leher rahim dilakukan dengan metode IVA sedangkan pada
kanker payudara dengan pemeriksaan klinis (CBE). Untuk cakupan deteksi dini kanker
leher rahim dengan metode IVA dan kanker payudara di UPTD Puskesmas Lhoksukon
Tahun 2021 tidak dilakukan pemeriksaan.

20|P a g e
BAB IV

SITUASI UPAYA KESEHATAN

UPTD PUSKESMAS LHOKSUKON

KABUPATEN ACEH UTARA

Dalam rangka mencapai tujuan pembangunan kesehatan untuk meningkatkan


derajat kesehatan masyarakat, telah dilakukan berbagai upaya pelayanan kesehatan
masyarakat. Upaya kesehatan masyarakat mencakup upaya-upaya promosi kesehatan,
pemeliharaan kesehatan, pemberantasan penyakit menular, pengendalian penyakit tidak
menular, penyehatan lingkungan dan penyedian sanitasidasar, perbaikan gizi masyarakat,
kesehatan jiwa, pengamanan sediaan farmasi dan alat kesehatan, pengamanan
penggunaan zat adiktif dalam makanan dan minuman,pengamanan narkotika,
psikotropika, zat adiktif dan bahan berbahaya. Serta penanggulangan bencana dan
bantuan kemanusian. Berikut ini diuraikan upaya kesehatan Masyarakat tahun 2021.

A. PELAYANAN KESEHATAN DASAR

1. Pelayanan kesehatan Ibu dan Anak

a. Pelayanan kesehatan antenatal

Untuk pelayanan antenatal dapat dilihat dari cakupan pelayanan K1 dan K4.
Pelayan antenatal merupakan pelayanan kesehatan yang diberikan oleh tenaga kesehatan
yang profesional kepada ibu hamil pada masa kehamilannya sesuai standar paling sedikit
empat kali (K4) dengan distribusi sekali pada triwulan pertama, sekali pada triwulan
kedua dan dua kali pada triwulan ketiga.

Pelayanan yang diberikan oleh petugas kesehatan pada ibu hamil yang berkunjung
ke tempat pelayanan kesehatan atau antenatal care (ANC) meliputi penimbangan badan,
pemeriksaan kehamilannya, pemberian tablet besi, pemberian imunisasi TT dan
konsultasi.

Cakupan kunjungan K1 Ibu hamil tahun 2021 adalah 757 orang ,cakupan K4
tahun 2021 adalah 599 0rang. Beberapa hal yang mempengaruhi cakupan pelayanan
antenatal yaitu : kelengkapan sarana puskesmas, tenaga kesehatan serta pengetahuan dan
sikap ibu hamil.

21|P a g e
Gambar 4.1

Grafik Cakupan K1 dan K4 Tahun 2017 – 2021

Sumber : Data Program KIA UPTD Puskesmas Lhoksukon Tahun 2021

b. Pelayanan kesehatan ibu bersalin

Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan adalah pelayanan persalinan yang


aman yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dengan kompetensi kebidanan. Cakupan
pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan UPTD Puskesmas Lhoksukon Tahun 2021
adalah 635 orang.Gambaran pencapaian persalinan oleh tenaga kesehatan di UPTD
Puskesmas Lhoksukon dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 4.2

Grafik tren Cakupan Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan

Tahun 2017-2021

Sumber : Data Program KIA UPTD Puskesmas Lhoksukon Tahun 2021

22|P a g e
c. Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas

Pelayanan kesehatan ibu nifas adalah pelayanan kesehatan yang dilakukan Untuk
deteksi dini komplikasi pada ibu nifas diperlukan pemantauan pemeriksaan terhadap ibu
nifas dengan melakukan pemeriksaan nifas minimal sebanyak 3 kali dengan ketentuan
waktu :

1. Kunjungan pertama (KF1) : 6 jam – 3 hari setelah persalinan

2. Kunjungan kedua (KF2) : 8 - 14 hari setelah persalinan

3. Kunjungan ketiga (KF3) : 30 - 42 hari setelah persalinan

Pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu nifas meliputi : pemeriksaan


tekanan darah, nadi, pernafasan, suhu, tinggi fundus uteri, pemeriksaan lokhia,
pemeriksaan payudara, pemberian vitamin A 200.000 unit sebanyak 2 kali, dan pelayanan
KB pasca persalinan. Jumlah ibu nifas yang mendapat pelayanan Kesehatan nifas di
UPTD Puskesmas Lhoksukon Tahun 2021 adalah sebesar 635 ( 100 %) dari seluruh
sasaran ibu bersalin/nifas sebesar 635 ibu bersalin. Tren cakupan KF1 dapat dilihat pada
gambar 4.3.

Gambar 4.3

Grafik tren Cakupan Kunjungan KF1 di Kabupaten Aceh Utara

Tahun 2017-2021

Sumber : Data Program KIA UPTD Puskesmas Lhoksukon Tahun 2021

d. Pelayanan komplikasi maternal

Komplikasi maternal adalah keadaan yang tidak normal yang terjadi pada ibu hamil,
ibu bersalin, ibu nifas yang menyebabkan kesakitan dan kematian ibu maupun bayi.
Komplikasi kebidanan yang sering terjadi antara lain ketuban pecah dini, pendarahan

23|P a g e
pervaginam, hipertensi dalam kehamilan, infeksi berat dalam kehamilan, persalinan tidak
maju dan infeksi saat nifas.

Cakupan penanganan komplikasi maternal pada tahun 2021 berjumlah 152 orang
dari 152 perkiraan ibu hamil dengan komplikasi kebidanan. Penangganan kasus
komplikasi maternal secara komprehensif diharapkan angka kematian ibu dapat ditekan.

Gambar 4.4

Cakupan Penanganan Komplikasi Maternal

di UPTD Puskesmas Lhoksukon Utara Tahun 2017-2021

Sumber : Data Program KIA UPTD Puskesmas Lhoksukon Tahun 2021

e. Pelayanan neonatal komplikasi

Neonatal komplikasi adalah neonatus yang mengalami kelainan yang dapat


menyebabkan kesakitan kecatatan dan kematian. Neonatus komplikasi meliputi asfiksia,
tetanus neonatorum, ikterus, hipotermia, sindroma gangguan pernafasan, trauma lahir,
BBLR, dan kelainan neonatal.

Cakupan penanganan neonatal komplikasi pada tahun 2021 mencapai 4 orang.


Penanganan neonatal komplikasi ini perlu mendapat perhatian yang lebih serius karena
merupakan salah satu strategi untuk menurunkan angka kematian bayi.

f. Kunjungan neonatal

Cakupan Kunjungan Neonatus dipantau dari cakupan Kunjungan Neonatus 1


(KN1), Kunjungan Neonatus 2 (KN2) dan Kunjungan Neonatus 3 (KN lengkap).
Cakupan KN1 tahun 2021 mencapai 100 %, Cakupan KN lengkap tahun 2021 100%.

24|P a g e
Gambar 4.5

Grafik Cakupan KN1 dan KN Lengkap Tahun 2017 – 2021

Sumber : Data Program KIA UPTD Puskesmas Lhoksukon Tahun 2021

g. Pelayanan kesehatan bayi

Cakupan Kunjungan Bayi di UPTD Puskesmas Lhoksukon Tahun 2021 adalah 100 %
atau 684 kunjungan dari 684 bayi yang ada.

Gambar 4.6

Grafik Cakupan Kunjungan Bayi Puskesmas Lhoksukon

Tahun 2017–2021

Sumber : Data Program KIA UPTD Puskesmas Lhoksukon Tahun 2021

25|P a g e
Gambar 4.7

Grafik Cakupan Kunjungan Bayi Per Desa Tahun 2021

Sumber : Data Program KIA UPTD Puskesmas Lhoksukon Tahun 2021

h. Pelayanan kesehatan siswa SD

Cakupan Pelayanan kesehatan pada siswa SD kelas 1 & sederajat tahun 2021
mencapai 100 % atau sebanyak 837 siswa dari 837 siswa yang ada, hal ini perlu peran
aktif petugas dalam melakukan pelayanan kesehatan pada murid sekolah dasar. Jumlah
SD dan setingkat yang mendapat pelayanan kesehatan (penjaringan) adalah 21 SD /
setingkat.

Gambar 4.8

Grafik Cakupan Pelayanan Kesehatan Siswa SD UPTD Puskesmas lhoksukon

Tahun 2017- 2021

Sumber : Pelayanan Gigi UPTD Puskesmas Lhoksukon

26|P a g e
2. Pelayanan keluarga berencana

Peserta keluarga berencana adalah pasangan usia subur yang menggunakan


salah satu cara / alat kontrasepsi untuk mengatur jumlah kelahiran atau menjarangkan
kelahiran. Jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) di UPTD Puskesmas Lhoksukon Tahun
2021 sebanyak 5525 pasangan usia subur.

Peningkatan jumlah peserta KB baru dan KB aktif setiap tahun nya dapat kita baca
pada grafik 4.9, pada grafik tersebut dapat kita simpulkan bahwa jumlah peserta KB baru
dan aktif mengalami peningkatan di mulai dari tahun 2018 sampai tahun 2019 dan
mengalami penurunan ditahun 2020 dan naik kembali ditahun 2021.

Gambar 4.9
Grafik Cakupan Jumlah Peserta KB Baru dan Peserta KB Aktif
Tahun 2017–2021

Sumber : Data Program KIA UPTD Puskesmas Lhoksukon Tahun 2021

a. Peserta KB baru

Dari 369 peserta KB Baru, secara rinci kontrasepsi yang digunakan adalah sebagai
berikut :
Gambar 4.10
Grafik Proporsi Penggunaan Kontrasepsi Peserta KB Baru
Tahun 2021

Sumber : Data Program KIA UPTD Puskesmas Lhoksukon Tahun 2021

27|P a g e
b. Peserta KB aktif

Peserta KB Aktif tahun 2021 sebesar 3456 dengan kontrasepsi sebagai berikut :

Gambar 4.11
Grafik Proporsi Penggunaan Kontrasepsi Peserta KB Aktif
Tahun 2021

Sumber : Data Program KIA UPTD Puskesmas Lhoksukon Tahun 2021

3.Pelayanan Imunisasi

Dalam rangka menurunkan angka kesakitan, kematian dan kecacatan bayi serta
anak balita perlu dilaksanakan program imunisasi untuk penyakit-penyakit yang dapat
dicegah dengan imunisasi (PD3I) seperti penyakit TBC, Difteri, Pertusis, Tetanus,
Hepatitis B, Polio dan campak. Idealnya bayi harus mendapat imunisasi dasar lengkap
terdiri dari BCG 1 kali, DPT 3 kali, Polio 4 kali, HB 3 kali dan campak 1 kali. Untuk
menilai kelengkapan imunisasi dasar bagi bayi, biasanya dilihat dari cakupan imunisasi
DPT3 + HB, Polio 4 dan Campak.

Sasaran bayi yang di imunisasi tahun 2021 sejumlah 684 bayi , cakupan bayi yang
diimunisasi DPT-HB3/DPT-HB-Hib3 pada tahun 2021 Sebesar 47 %.

28|P a g e
Gambar 4.12
Grafik Cakupan Imunisasi Tahun 2017 – 2021

Sumber : Data Program Imunisasi UPTD Puskesmas Lhoksukon Tahun 2021

Strategi operasional pencapaian cakupan tinggi dan merata dapat dilihat dari
pencapaian Universal Child Immunization (UCI) desa/kelurahan. Tahun 2021 capaian
desa UCI sebanyak 8 desa dari 42 kelurahan yang ada, trend cakupan desa dapat dilihat
pada gambar 4.13, Cakupan imunisasi dasar lengkap di UPTD Puskesmas Lhoksukon
Tahun 2021 mencapai 19,0 %.

Gambar 4.13

Grafik Cakupan UCI Tahun 2017 – 2021

Sumber : Data Program Imunisasi UPTD Puskesmas Lhoksukon Tahun 2021

Rendahnya pencapaian cakupan imunisasi di Puskesmas Lhoksukon di sebabkan


banyak faktor diantaranya adanya isu vaksin haram, kurangnya penyuluhan dan
sosialisasi ke keluarga dan masyarakat tentang penting imunisasi, keaktifan petugas
imunisasi dan bidan desa serta kepedulian kepala puskesmas terhadap capaian program
imunisasi.

29|P a g e
Imunisasi TT ibu hamil dapat melindungi bayinya yang baru lahir dari tetanus
neonatorum dan melindungi ibu terhadap kemungkinan tetanus apabila terluka. Gejala
ringan seperti nyeri, kemerahan dan pembengkakan kecil pada tempat suntikan dan akan
hilang dalam 1-2 hari tanpa tindakan pengobatan. Pemberian imunisasi TT dilakukan
pada masa kehamilan memasuki trisemester 1 sampai dengan 3. Pada tahun 2021 jumlah
ibu hamil 761 orang , yang mendapatkan imunisasi TT-1 84 ibu hamil (11%), Imunisasi
TT-2 54 ibu hamil ( 7,1%), imunisasi TT-3 38 ibu hamil (5 %), imunisasi TT-4 24 ibu
hamil ( 3,2%), Imunisasi TT-5 15 ibu hamil (2 %).

Gambar 4.14
Grafik Cakupan Imunisasi TT-1 s/d TT-5 pada ibu hamil
Tahun 2017 – 2021

Sumber : Data Program Imunisasi UPTD Puskesmas Lhoksukon Tahun 2021

Gambar 4.15
Grafik Cakupan Imunisasi TT +2 pada ibu hamil
Tahun 2017 – 2021

Sumber : Data Program Imunisasi UPTD Puskesmas Lhoksukon Tahun 2021

30|P a g e
Untuk imunisasi TT 2+ di tahun 2021 capain cakupan sebesar 28,3% atau 215
ibu hamil yang mendapat TT lengkap.

Sama halnya dengan cakupan imunisasi TT pada ibu hamil, cakupan imunisasi TT
pada wanita usia subur (WUS) juga sangat jauh dari target nasional cakupan imunisasi
TT WUS sebesar 65,3 %.Penyebab rendahnya cakupan imunisasi pada bayi faktor
penyebab rendah cakupan imunisasi TT pada ibu hamil dan WUS juga disebabkan
adanya isu vaksin haram, kurangnya penyuluhan dan sosialisasi ke keluarga dan
masyarakat tentang penting imunisasi, keaktifan petugas imunisasi dan bidan desa serta
kepedulian kepala puskesmas terhadap capaian program imunisasi.

B. PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN DAN PENUNJANG.

1. Kunjungan Pelayanan Kesehatan

Upaya pelayanan kesehatan kepada masyarakat dilakukan secara rawat jalan bagi
masyarakat yang mengalami gangguan kesehatan yang ringan dan pelayanan rawat inap
baik secara langsung maupun melalui rujukan pasien bagi masyarakat yang mengalami
gangguan kesehatan sedang hingga berat di sarana pelayanan kesehatan (Puskesmas &
Rumah Sakit)

Kunjungan pelayanan kesehatan oleh penduduk dapat diperoleh dari data


kunjungan baik kunjungan rawat jalan dan rawat inap. Pada tahun 2021 total kunjungan
pasien rawat jalan di Puskesmas mencapai 37.612 kunjungan. Untuk kunjungan rawat
inap mencapai 1.279 kunjungan.

2. Indikator Pelayanan Kesehatan di Puskesmas

Indikator-indikator pelayanan Puskesmas dapat dipakai untuk mengetahui tingkat


pemanfaatan, mutu, dan efisiensi pelayanan Puskesmas. Indikator-indikator berikut
bersumber dari sensus harian rawat inap :

a. BOR (Bed Occupancy Ratio = Angka penggunaan tempat tidur)

Angka Penggunaan Tempat Tidur (BOR ) adalah untuk mengetahui tingkat


pemanfaatan tempat tidur Rumah Sakit.Standar BOR yang ideal untuk suatu Rumah Sakit
adalah antara 60% s.d 80%. Berdasarkan data yang dilaporkan prosentase BOR yang
digunakan oleh penderita Rawat Inap di UPTD Puskesmas Lhoksukon Kabupaten Aceh
Utara pada tahun 2021 adalah 51 % untuk pemanfaatan tempat tidur di UPTD Puskesmas
Lhoksukon.

31|P a g e
Gambar 4.16
Grafik Prosentase BOR di Puskesmas Lhoksukon Kabupaten Aceh Utara
Tahun 2017 – 2021

Sumber : Data Rawat Inap UPTD Puskesmas Lhoksukon Tahun 2021

b. BTO (Bed Turn Over = Angka perputaran tempat tidur)

BTO adalah frekuensi pemakaian tempat tidur pada satu periode, berapa kali
tempat tidur dipakai dalam satu satuan waktu tertentu. Idealnya dalam satu tahun, satu
tempat tidur rata-rata dipakai 40-50 kali. Data yang diperoleh dari UPTD Puskesmas
Lhoksukon BTO untuk tahun 2021 sebanyak 49 kali, angka ini menunjukkan perputaran
tempat tidur sudah dalam batas ideal.

c. LOS (Length of Stay = Rata-rata lamanya pasien dirawat)

LOS adalah rata-rata dalam 1 (satu) tempat tidur dihuni oleh 1 (satu) penderita
rawat inap yang dihitung dalam hari dengan standar ideal antara 6 – 9 hari. Manfaat LOS
adalah untuk mengukur efisiensi pelayanan Rumah Sakit, dan untuk mengukur mutu
pelayanan Rumah Sakit apabila diterapkan pada diagnosis tertentu dapat dijadikan hal
yang perlu pengamatan yang lebih lanjut. Berdasarkan data yang dilaporkan pencapaian
LOS UPTD Puskesmas Lhoksukon Kabupaten Aceh Utara tahun 2021 adalah 4 hari.
Cakupan pencapaian tersebut dapat diartikan bahwa penggunaan tempat tidur di UPTD
Puskesmas Lhoksukon Kabupaten Aceh Utara untuk tahun 2021 ideal.

d. TOI (Turn Over Interval = Tenggang perputaran)

Turn of Interval (TOI)adalah rata-rata tempat tidur tidak ditempati dengan standar
ideal antara 1 – 3 hari. TOI untuk UPTD Puskesmas Lhoksukon pada tahun 2021 adalah
3 hari. Angka ini dapat diartikan bahwa pemakaian tempat tidur di UPTD Puskesmas
Lhoksukon pada tahun sudah ideal.

32|P a g e
Berdasarkan hasil penilaian indikator – indikator pelayanan UPTD Puskesmas
Lhoksukon di atas di mana di dapatkan hasil dalam batas ideal.

3. Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut

Pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang dilaksanakan di sarana pelayanan


kesehatan pada tahun 2021 meliputi pelayanan tumpatan gigi tetap sejumlah 25 kasus,
pencabutan gigi tetap 195 kasus, dengan rasio untuk tumpatan/pencabutan dibandingkan
pencabutan gigi sebesar 0,1. Kegiatan UKGS di sekolah dasar di wilayah kerja UPTD
Puskesmas Lhoksukon Tahun 2021 dilaksanakan pada 21 SD/MI dengan jumlah murid
837. Jumlah murid yang diperiksa 837 (100 %). Upaya kesehatan gigi puskesmas
sampai saat ini berjalan dengan optimal

C. PELAYANAN JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT

Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan sejak 1 Januari 2014 program
tersebut telah diselenggarakan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
Kesehatan. Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan bagian dari Sistem Jaminan
Sosial Nasional (SJSN) yang diselenggarakan dengan menggunakan mekanisme asuransi
kesehatan sosial yang bersifat wajib (Mandatory). Program Jaminan Kesehatan Nasional
(JKN) dilaksanakan dengan prinsip kegotongroyongan, nirlaba, keterbukaan, kehati
hatian, akuntabilitas, portabilitas, bersifat wajib, dana amanat dan hasil pengelolaan dana
jaminan sosial dipergunakan seluruhnya untuk pengembangan program dan sebesar
besarnya untuk kepentingan peserta.

Untuk peserta jaminan kesehatan di Kabupaten Aceh Utara ada Peserta JKN
37.246 jiwa.

D. PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT

1. Penimbangan Balita

Di tahun 2021 Penimbangan balita di Posyandu masih merupakan salah satu


kegiatan utama program perbaikan gizi yang menitiberatkan pada pencegahan dan
peningkatan keadaan gizi anak. Penimbangan terhadap bayi dan balita yang merupakan
upaya masyarakat memantau pertumbuhan dan perkembangannya. Partisipasi masyarakat
dalam penimbangan tersebut digambarkan dalam perbandingan jumlah balita yang
ditimbang (D) dengan jumlah balita seluruhnya (S). Cakupan D/S di UPTD Puskesmas
Lhoksukon Tahun 2021 pada anak 0-23 bulan (Baduta) mencapai 96,7% dan tidak ada

33|P a g e
baduta BGM. Cakupan D/S pada anak balita (12 - 59 bulan) mencapai 96,8 %. Trend
cakupan dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 4.17
Grafik Cakupan D/S Balita Kabupaten Aceh Utara
Tahun 2017 – 2021

Sumber : Data Program Gizi UPTD Puskesmas Lhoksukon Tahun 2021

2. Pemberian Tablet Tambah Darah pada Ibu Hamil

Ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK) dan anemia sangat berisiko melahirkan
bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR), abortus dan juga kematian ibu dan bayi,
sehingga perlu perhatian yang besar untuk masalah ini.

Pemberian tablet Fe pada ibu hamil merupakan upaya penanggulangan anemia


gizi besi dan ibu hamil KEK yang diberikan pada trimester I sampai dengan trimester III
yang meliputi Fe 30 tablet, Fe 90 tablet.

Gambar 4.18
Grafik Cakupan Fe 3 (90 tab) pada ibu hamil
Kabupaten Aceh Utara Tahun 2017 – 2021

Sumber : Data Program Gizi UPTD Puskesmas Lhoksukon Tahun 2021

34|P a g e
Cakupan pemberian 90 tablet tambah darah untuk ibu hamil pada tahun 2021
cakupan mencapai 78,7 % dari seluruh sasaran 761 ibu hamil.

3. Pemberian Kapsul Vitamin A

a. Vitamin A ibu Nifas

Upaya program penanggulangan kekurangan vitamin A adalah pemberian


suplementasi vitamin A dosis tinggi (200.000 SI) pada ibu nifas. Dosis yang diberikan
sebanyak 2 kapsul. Target Kabupaten Aceh Utara adalah 100 % ibu nifas mendapat
vitamin A dosis tinggi. Dalam periode lima tahun terus mengalami fluktuasi, capaian
ditahun 2017 terus mengalami peningkatan hingga sekarang.

Gambar 4.19

Grafik Cakupan Vitamin A pada ibu Nifas

Puskesmas Lhoksukon Tahun 2017 – 2021

Sumber : Data Program Gizi UPTD Puskesmas Lhoksukon Tahun 2021

35|P a g e
b. Vitamin A bayi dan balita

Gambar 4.20

Grafik Trend Cakupan Vitamin A Bayi Tahun 2017 - 2021

Sumber : Data Program Gizi UPTD Puskesmas Lhoksukon Tahun 2021

Cakupan Vitamin A biru yang diberikan pada bayi 6-11 bulan di UPTD
Puskesmas Lhoksukon dapat di lihat pada grafik 4.20. Terlihat trend Cakupan Vitamin A
Bayi dari tahun 2017 yaitu 100 % hingga sekarang.

Pada gambar 4.21 dapat dilihat capaian cakupan vitamin A pada bayi di masing-
masing desa capaian tertinggi ada di Desa Nga MU sedangkan capaian paling rendah di
Desa Buket Sentang. Cakupan Vitamin A Merah yang diberikan pada anak balita 12-29
bulan di tahun 2021 cakupan di masing-masing Desa dapat dilihat pada grafik 4.22
hampir semua Desa yang ada di wilayah kerja Puskesmas Lhoksukon mencapai 100 %.

Gambar 4.21

Grafik Cakupan Vitamin A Bayi di Puskesmas LhoksukonTahun 2021

Sumber : Data Program Gizi UPTD Puskesmas Lhoksukon Tahun 2021

36|P a g e
Trend cakupan vitamin A Anak balita dalam 5 tahun dapat dilihat pada gambar
4.22.

Gambar 4.22

Grafik Trend Cakupan Vitamin A Anak Balita Tahun 2021

Gambar 4.23

Grafik Trend Cakupan Vitamin A Anak Balita Tahun 2017 - 2021

Sumber : Data Program Gizi UPTD Puskesmas Lhoksukon Tahun 2021

4. Pemberian ASI Eksklusif

Trend cakupan ASI Eksklusif untuk UPTD Puskesmas Lhoksukon dalam lima
tahun mengalami fluktuasi dari tahun 2017 sampai dengan tahun 2021.Capaian cakupan
di tahun 2021 belum mencapai dari target yang telah yang telah ditetapkan (target 45 %).
Pencapaian program ASI Ekslusif ini harus mendapatkan perhatian khusus dan
memerlukan pemikiran dalam mencari upaya-upaya terobosan serta tindakan nyata yang

37|P a g e
harus dilakukan oleh provider di bidang kesehatan dan semua komponen masyarakat
dalam rangka penyampaian informasi maupun sosialisasi guna meningkatkan
pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang manfaat dari ASI Eksklusif

Gambar 4.24
Trend Cakupan ASI Eksklusif di Kabupaten Aceh Utara
Tahun 2017–2021

Sumber : Data Program Gizi UPTD Puskesmas Lhoksukon Tahun 2021

E. PELAYANAN KESEHATAN USIA LANJUT

Upaya kesehatan usia lanjut merupakan upaya kesehatan paripurna dasar dan
menyeluruh dibidang kesehatan, pencegahan dan pemulihan. Penduduk usia lanjut adalah
penduduk yang berumur 60 tahun atau lebih.

Data yang diperoleh dari program lansia UPTD Puskesmas Lhoksukon jumlah
usia lanjut tahun 2021 adalah 3.541 jiwa.

F. PELAYANAN KESEHATAN JIWA

Pelayanan Kesehatan jiwa merupakan suatu program yang masih dikatagorikan


baru untuk pelayanan kesehatan jiwa di tingkat pelayanan dasar. Tingginya angka
penderita Orang dengan Masalah Kejiwaan (ODMK) dan Orang dengan Gangguan Jiwa
(ODGJ) di UPTD Puskesmas Lhoksukon. Hal ini tentunya di latarbelakangi oleh konflik
yang terjadi di Aceh dan kemudian disusul dengan gempa bumi stunami yang
menimbulkan ribuan korban jiwa sehingga memberikan dampak fisik dan psikologis bagi
yang ditinggalkan. Maraknya pemakaian narkoba di Aceh juga merupakan salah satu
faktor meningkatnya pasien ODGJ dan ODMK .

38|P a g e
Gambar 4.25
Jumlah Penderita ODGJ (Orang Dengan Gangguan Jiwa)
UPTD Puskesmas Lhoksukon
Dari Tahun 2017 Hingga 2021

Sumber : Data Pelayanan Kesehatan Jiwa UPTD Puskesmas Lhoksukon Tahun 2021

Gambar 4.26
Kondisi Pasien Odgj Yang Dikelola Oleh Petugas Puskesmas

Sumber : Data Pelayanan Kesehatan Jiwa UPTD Puskesmas Lhoksukon Tahun 2021

39|P a g e
Gambar 4.27
DATA KASUS ODGJ
UPTD Puskesmas Lhoksukon Tahun 2021

Sumber : Data Pelayanan Kesehatan Jiwa UPTD Puskesmas Lhoksukon Tahun 2021

G. KESEHATAN LINGKUNGAN

Kesehatan lingkungan merupakan faktor penting dalam kehidupan sosial


kemasyarakatan, bahkan salah satu unsur penentu atau determinan dalam kesejahteraan
penduduk. Untuk menggambarkan keadaan lingkungan, akan disajikan indikator -
indikator seperti: akses terhadap air bersih dan air minum berkualitas dan akses terhadap
sanitasi layak.

1. Sarana Air Bersih dan Akses Air Minum Berkualitas

Unsur utama yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia adalah air,
Oleh karena itu air bersih harus selalu tersedia dalam jumlah yang cukup dan memenuhi
syarat kesehatan (syarat fisik, kimiawi, dan bakteriologi). Adapun jumlah penduduk yang
mengakses air bersih menurut jenis sarananya adalah sebagai berikut:

40|P a g e
Gambar 4.28

Penggunaan Air Bersih Menurut Jenis Sarana

Tahun 2021

Sumber : Data Pelayanan Kesling UPTD Puskesmas Lhoksukon Tahun 2021

2. Sarana dan Akses Terhadap Sanitasi Dasar

a. Rumah Sehat

Rumah tidak hanya sebatas tempat berteduh semata, rumah juga salah satu
pembentuk karakter individu untuk berperilaku sehat. Pada tahun 2021 jumlah rumah
yang sehat adalah 67,05 % (5.133 rumah) dari 7.655 rumah.

b. Jamban Sehat

Jamban adalah suatu bangunan yang dipergunakan untuk membuang tinja atau
kotoran manusia yang lazim disebut kakus/WC dan memenuhi syarat jamban sehat atau
baik. Manfaat jamban adalah untuk mencegah terjadinya penularan penyakit dan kotoran
manusia. Jenis penggunaan sarana jamban dapat dilihat pada gambar 4.29. Penduduk
dengan akses sanitasi layak (Jamban Sehat) di UPTD Puskesmas Lhoksukon Tahun 2021
sebanyak 20.683 jiwa (58,4 %).

41|P a g e
Gambar 4.29

Penggunaan Jamban Menurut Jenis Sarana Tahun 2021

Sumber : Data Pelayanan Kesling UPTD Puskesmas Lhoksukon Tahun 2021

c. Sanitasi total berbasis masyarakat (STBM)

Sanitasi total berbasis masyarakat merupakan pendekatan untuk merubah higiene


dan sanitasi melalui pemberdayaan masyarakat dengan metode pemicuan. Desa dalam
UPTD Puskesmas Lhoksukon yang melaksanakan STBM ada 29 desa (69 %) dari 42
desa yang ada. Desa stop buang air besar sembarangan (SBS) 19 desa (45,23 %).

d. Tempat – Tempat Umum dan Tempat Pengelolaan Makanan (TTU dan TUPM)

Pengawasan sanitasi tempat umum meliputi sarana pendidikan, sarana kesehatan,


hotel, dan tempat umum lain. Adapun tempat umum memenuhi syarat kesehatan ialah 21
SD (100 %) dari jumlah seluruh 21 SD, 8 SLTP ( 100 %) dari jumlah 8 SMP dan 6 SLTA
(100 %) dari jumlah 6 SLTA yang ada di wilayah kerja UPTD Puskesmas Lhoksukon.
Tempat-tempat umum yang memenuhi syarat kesehatan adalah 43 tempat umum (100%)
dari tempat-tempat umum yang ada yaitu 43 tempat umum.

Sedangkan pengawasan tempat pengelolaan makanan (TPM) meliputi jasa boga,


rumah makan/restoran, depot air minum dan makanan jajanan. Hasil pemeriksaan TPM
yang memenuhi syarat higiene sanitasi dan tidak memenuhi syarat higiene sanitasi dapat
kita lihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 4.30

42|P a g e
Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) Menurut Status Higiene Sanitasi

Tahun 2021

Sumber : Data Pelayanan Kesling UPTD Puskesmas Lhoksukon Tahun 2021

Dari hasil pemeriksaan tidak ada TPM yang tidak memenuhi syarat. Untuk tahun
2021 sudah dilakukan pembinaan oleh petugas kesehatan lingkungan yang ada di UPTD
Puskesmas berjumlah 31 TPM, sedangkan untuk yang di uji petik 26 TPM.

H. PERILAKU MASYARAKAT

1. Rumah Tangga ber-Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku yang
dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, yang menjadikan
seseorang atau keluarga dapat menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan berperan-
aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakatnya. Upaya pencegahan lebih efektif dan
efisien dibanding upaya pengobatan, masyarakat mempunyai kemampuan melakukan
upaya pencegahan apabila melalui upaya pemberdayaan masyarakat terutama untuk ber-
perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Untuk Tahun 2021 tidak ada desa yang
dilakukan pemantauan.

2. Posyandu

43|P a g e
Posyandu memiliki peran yang sangat penting dalam sistem penyelenggaraan
pelayanan kebutuhan dasar dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia
secara dini serta merupakan lini terdepan dari deteksi dini di bidang kesehatan yang
dilakukan oleh masyarakat. jumlah Posyandu UPTD Puskesmas Lhoksukon tahun 2021
berjumlah 46 posyandu aktif.

BAB V

44|P a g e
SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN

UPTD PUSKESMAS LHOKSUKON

Sumber daya kesehatan merupakan salah satu faktor pendukung dalam


penyediaan pelayanan kesehatan yang berkualitas, yang diharapkan dapat meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat.

A. Sarana Kesehatan

Untuk mewujudkan pelayanan kesehatan yang optimal bagi masyarakat perlu


didukung oleh adanya sarana kesehatan yang memadai dan memiliki kualitas pelayanan
yang baik. Sarana kesehatan dasar yang ada di UPTD Puskesmas Lhoksukon Tahun 2021
terdiri dari :

Gambar 5.1

Grafik Jumlah Sarana Kesehatan di UPTD Puskesmas Lhoksukon Tahun 2021

Sumber : Data Rumah Tangga dan Sarana Prasarana UPTD Puskesmas Lhoksukon
Tahun 2021

UPTD Puskesmas Lhoksukon Kabupaten aceh Utara memiliki 3 Unit Pustu, 4 unit
Polindes, 4 unit Poskesdes, 4 unit Posyandu Plus, 46 unit Posyandu, 42 unit Posyandu
Lansia, 42 unit Posbindu, dan untuk pelayanan di UPTD Puskesmas Lhoksukon terdapat
UGD, Rawat jalan yang terdiri dari 15 Poliklinik dan Rawat Inap.

Desa Siaga, merupakan desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya
dan kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah
kesehatan secara mandiri. Sebuah desa dikatakan menjadi desa siaga apabila desa
tersebut telah memiliki minimal sebuah Pos Kesehatan Desa (Poskesdes). Jumlah
desa/kelurahan siaga yang ada di UPTD Puskesmas Lhoksukon Tahun 2021 sebanyak 42

45|P a g e
Desa, artinya semua kelurahan di UPTD Puskesmas Lhoksukon telah menjadi kelurahan
siaga, dan semua masih dalam kategori pratama.

B. Tenaga Kesehatan

Dalam pembangunan kesehatan, SDM Kesehatan merupakan salah satu isu utama
yang mendapat perhatian terutama yang terkait dengan jumlah, jenis dan distribusi, selain
itu juga terkait dengan pembagian kewenangan dalam pengaturan SDM Kesehatan (PP
No. 38 dan PP No. 41, 2000).

Jumlah tenaga dokter umum di UPTD Puskesmas Lhoksukon Tahun 2021 terdiri
dari 3 orang PNS.

Gambar 5.2

Jumlah Dokter Tahun 2017 - 2021

Sumber : Data Administrasi Kepegawaian UPTD Puskesmas Lhoksukon Tahun 2021

Jumlah tenaga dokter gigi di UPTD Puskesmas Lhoksukon Tahun 2021 berjumlah
1 orang Kontrak.

Untuk tenaga keperawatan di UPTD Puskesmas Lhoksukon Tahun 2021, dapat


dilihat pada gambar dibawah ini, jumlah paling banyak adalah bidan yaitu 40 bidan,
perawat 18, Perawat gigi 1.

Gambar 5.3

46|P a g e
Grafik Jumlah Tenaga Keperawatan di UPTD Puskesmas Lhoksukon Tahun
2021

Sumber : Data Administrasi Kepegawaian UPTD Puskesmas Lhoksukon Tahun 2021

Gambar 5.4

Grafik Jumlah Tenaga Kesehatan lainnya

Di UPTD Puskesmas Lhoksukon Tahun 2021

Sumber : Data Administrasi Kepegawaian UPTD Puskesmas Lhoksukon Tahun 2021

Adapun untuk tenaga kesehatan lainnya adalah sebagai berikut:

1. Asisten apoteker : 2 Orang


2. Analis Kesehatan : 4 Orang
3. Penyuluh Kesehatan : 8 Orang
4. Administrasi : 4 Orang
5. Sanitarian : 2 Orang
6. Pramubakti : 1 Orang

47|P a g e
7. Fisioterapi : 1 Orang

Adapun untuk tenaga Bakti Murni terdiri dari :

1. Perawat : 9 orang

Adapun untuk tenaga Kontrak terdiri dari :


1. Penyuluh Kesehatan : 1 orang
2. Nutrisionis : 1 orang
3. Pengelola Keuangan : 1 orang

Adapun untuk tenaga Bakti Sukarela terdiri dari :

1. Bidan : 21 orang
2. Perawat : 40 orang
3. Fisioterapi : 1 orang
4. ADM : 3 orang
5. Sanitarian : 1 orang
6. Satpam : 1 orang

C. PERBEKALAN KESEHATAN

Tingkat Ketersedian Obat, BMHP dan Alkes dengan pelayanan dasar di UPTD
Puskesmas Lhoksukon Tahun 2021 adalah 73,64 %. Angka ini diperolah dari jumlah obat
dari seluruh sumber anggaran tahun 2021 yaitu :

NO Sumber Dana Jumlah Dana Realisasi Persentase


(%)
(Rp.) (Rp.)

1 Pengadaan obat, 532.249.438 391.959.076


Pengadaan BMHP dan
Pengadaan Alkes
(Dana JKN)

Persediaan stok opname obat dan BMHP 31 Desember 2021 wilayah kerja UPTD
Puskesmas Lhoksukon Rp. 532.249.438 sedangkan persediaan stok opname obat dan
BMHP 31 Desember 2020 UPTD Puskesmas Lhoksukon Rp. 788.096.298

D. Pembiayaan Kesehatan

48|P a g e
Alokasi anggaran UPTD Puskesmas Lhoksukon Kabupaten Aceh Utara
menunjukan peningkatan dari tahun 2017 - 2021, peningkatannya dapat dilihat pada
gambar dibawah ini

Gambar 5.5

Grafik Perkembangan Alokasi Anggaran UPTD Puskesmas Lhoksukon

Kabupaten Aceh Utara Tahun 2017 -2021

Sumber : Data Administrasi Keuangan JKN UPTD Puskesmas Lhoksukon Tahun 2021

Seiring peningkatan pembiayaan kesehatan dapat berdampak terhadap pelayanan


kesehatan yang optimal.

BAB VI

49|P a g e
PENUTUP

Keberhasilan pembangunan kesehatan di UPTD Puskesmas Lhoksukon telah


ditunjukkan dengan semakin merata pelayanan kesehatan. Pembangunan dan perbaikan
berbagai sarana dan prasarana kesehatan seperti puskesmas, Puskesmas pembantu, Pos
Kesehatan Desa(Poskesdes) terus dilaksanakan.

Keberhasilan pelaksanaan program-program kesehatan telah berhasil menekan


Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi. AKI dapat terus ditekan dengan
pelayanan ANC yang optimal, mempromosikan Asi Eksklusif dan memperkuat sistem
survailens melalui Pemantauan Wilayah Setempat kesehatan ibu dan Anak dan
pemantauan status Gizi.

Peran serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan telah ditunjukan melalui


keberadaan Posyandu, Posbindu, Desa Siaga, rumah tangga yang berperilaku bersih dan
sehat dan meningkatnya akses pelayanan kesehatan. Cakupan desa siaga aktif belum bisa
tercapai karena negara masih dalam status pandemi, peran petugas kesehatan dan
masyarakat dalam program desa siaga masih rendah.

Pembiayaaan Kesehatan yang bersumber dari Jaminan Kesehatan Nasioinal dan


Biaya Operasional Kesehatan sangat membantu dalam pencapaian preventif dan promotif
di pelayanan kesehatan. Pelayanan dasar di UPTD Puskesmas Lhoksukon telah merujuk
pada standar operasional prosedur (SOP) di buktikan UPTD Puskesmas Lhoksukon saat
ini telah terakreditasi dengan predikat Utama.

Keberhasilan manajemen kesehatan harus didukung oleh kebijakan Daerah


yang diatur dalam Peraturan Daerah tentang hak-hak masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan. Tuntutan dari stakeholder terhadap pelayanan kesehatan yang bermutu
hendaknya juga disikapi secara bijaksana dengan alokasi anggaran kesehatan yang
rasional sesuai dengan tuntutan yang diharapkan.

Untuk perbaikan penyusunan profil ini dimasa mendatang baik dari substansi,
maupun waktu penerbitan maka dibutuhkan komitmen bersama khususnya pengelola
program terkait di UPTD Puskesmas Lhoksukon, sehingga data yang ditampilkan dalam
profil berikutnya benar-benar menggambarkan keadaan kesehatan di UPTD Puskesmas
Lhoksukon agar dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan
kepada masyarakat di wilayah kerja Puskesmas khususnya.

Demikianlah penyajian Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Lhoksukon Tahun


2021, diharapkan dapat membantu memberikan penjelasan mengenai situasi derajat
kesehatan, upaya kesehatan, sumber daya kesehatan beserta hasil kegiatan selama kurun

50|P a g e
waktu tahun 2021, terima kasih atas segala upaya dan bantuan semua pihak yang telah
memberikan kontribusi sehingga profil ini dapat terselesaikan.

51|P a g e

Anda mungkin juga menyukai