Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesehatan adalah suatu hal yang penting bagi manusia, tanpa kesehatan manusia
tidak dapat melakukan aktivitas sehari-harinya. Keadaan sehat menurut World Helath
Organization (WHO) merupakan suatu keadaan sejahtera meliputi fisik, mental, dan
sosial yang bebas dari penyakit atau kecacatan. Kesehatan merupakan faktor yang
penting untuk meningkatkan kualitas hidup manusia secara sosial dan ekonomi (Maulana,
2009).
Beberapa faktor yang dapat meningkatkan kejadian kanker leher rahim tersebut
antara lain paritas tinggi dengan jarak persalinan pendek, melakukan hubungan seksual
pada usia muda atau menikah di usia muda, berganti-ganti pasangan seksual, perokok
pasif dan aktif, penggunaan kontrasepsi oral dalam jangka waktu yang lama lebih dari 5
tahun, penyakit menular seksual, dan status ekonomi yang rendah (Irianto, 2014).
Salah satu faktor penyebab tingginya angka kejadian kanker serviks pada wanita
akibat rendahnya cakupan deteksi secara dini akibat kurangnya informasi pada
masyarakat. Deteksi dini pada kanker serviks ini merupakan sebuah terobosan yang
inovatif dalam kesehatan untuk mengurangi angka 3 kematian dan kesakitan akibat
kanker tersebut (Depkes RI, 2008).
Metode IVA ini merupakan sebuah metode skrinning yang praktis dan murah,
sehingga diharapkan temuan kanker serviks dapat diketahui secara dini (Rasjidi, 2012).
Penyebab yang menjadi kendala pada wanita dalam melakukan deteksi dini kanker
serviks adalah keraguan akan pentingnya pemeriksaan, kurang pengetahuan, dan takut
akan rasa sakit serta keengganan karena malu saat dilakukannya pemeriksaan (Maharsie
& Indarwati, 2012).
Kesadaran yang rendah pada masyarakat tersebut menjadi salah satu faktor yang
berkontribusi terhadap tingginya angka kejadian kanker leher rahim di Indonesia. Hasil
studi pendahuluan yang dilakukan di desa, didapatkan beberapa warga tidak mengetahui
tentang penyakit kanker serviks dan pemeriksaan IVA Test, warga dengan tingkat sosial
ekonomi menengah kebawah yang mempengaruhi perilaku kesehatannya, serta terdapat
beberapa warga yang telah didiagnosis kanker serviks.
Kanker serviks merupakan kanker yang banyak menyerang perempuan dan saat
ini, menduduki urutan kedua dari penyakit kanker yang menyerang perempuan di dunia
dan urutan pertama untuk wanita dinegara berkembang . Data Badan Kesehatan Dunia
terdapat 493.243 jiwa/tahun dengan angka kematian 273.505 karena kanker serviks.
Menduduki urutan ke dua penyebab kematian wanita di Indonesia Angka kejadian
15,7 per 100.000. Diperkirakan 15.000 kasus setiap tahunnya sedangkan Angka
kematiannya diperkirakan 7.500 kasus pertahun

1
Profil Program Deteksi Dini Test IVA
Dari Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuasin Target 2018 harus mencapai 1.559
orang. Di UPT Puskesmas Sembawa kecamatan Sembawa tercapai tahun 2018 yaitu
sebanyak 546 orang yang melakukan pemeriksaan IVA test.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan test Inspeksi Visual Asam
Asetat dengan keikutsertaan wanita dalam melakukan pemeriksaannya.

1.2.2 Tujuan Khusus


a. Mengetahui tingkat pengetahuan tentang test Inspeksi Visual Asam Asetat pada
wanita.
b. Mengetahui keikutsertaan wanita dalam melakukan pemeriksaan test Inspeksi
Visual Asam Asetat.
c. Mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan tentang test Inspeksi Visual
Asam Asetat dengan keikutsertaan wanita dalam melakukan pemeriksaannya.

2
Profil Program Deteksi Dini Test IVA
BAB II
GAMBARAN UMUM

2.1 LETAK GEOGRAFIS


Wilayah Puskesmas Sembawa berada di kecamatan Sembawa dengan batas – batas wilayah
administratif sebagai berikut :
1 Sebelah utara : Berbatasan dengan Perairan
2 Sebelah selatan : Berbatasan dengan wilayah Puskesmas Pengumbuk
3 Sebelah timur : Berbatasan dengan wilayah Puskesmas Sukajadi
4 Sebelah barat : Berbatasan dengan wilayah Puskesmas Pangkalan Balai

Gambar 2.1 PETA WILAYAH UPT PUSKESMAS SEMBAWA


Peta Kecamatan Sembawa
Berdasarkan Keputusan Bupati Banyuasin Nomor 116 Tahun 2011
Tentang
Penataan dan Penetapan Batas Wilayah Kecamatan Sembawa Kabupaten Banyuasin

Puskesmas merupakan salah satu organisasi yang sangat dirasakan oleh masyarakat
umum. Seiring dengan semangat reformasi dan otonomi daerah maka banyak terjadi
perubahan yang mendasar dalam sektor kesehatan, yaitu terjadinya perubahan paradigma
pembangunan kesehatan menjadi ”Paradigma Sehat”. Dengan paradigma baru ini,
mendorong terjadinya perubahan konsep yang sangat mendasar dalam pembangunan
kesehatan.

3
Profil Program Deteksi Dini Test IVA
2.2 VISI, MISI, MOTTO, JANJI, DAN TATA NILAI
2.2.1 VISI
Terwujudnya Kecamatan Sembawa berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
yang mandiri.

2.2.2 MISI
1. Meningkatkan kualitas dan profesionalisme petugas yang mengacu standar
pelayanan yang optimal.
2. Memperluas jejaring pelayanan kesehatan dengan pelayanan maksimal.
3. Membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) pada semua
masyarakat.
4. Merangkul seluruh komponen yang ada dan mempercepat kemandirian
masyarakat dalam mengatasi permasalahan kesehatan.

2.2.3 MOTTO
Pelayanan Prima Untuk Semua

2.2.4 JANJI
Pelayanan Cepat, Tepat, dan Akurat

2.2.5 TATA NILAI:


S : Senyum salam sapa
E : Empati melayani sepenuh hati
M : Mandiri tidak menggantungkan keputusan kepada orang lain
B : Bersih untuk diri sendiri dan pelayanan kepada pasien
A : Adil dalam pelayanan
W : Wibawa dalam memberikan pelayanan
A : Amanah menjaga keselamatan pasien

2.3 KEBIJAKAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN


1. Melaksanakan komitmen penuh untuk seluruh jajaran pegawai dalam meningkatkan
kinerja mutu dan pelyanan menuju terwujudnya akreditasi Puskesmas
2. Melaksanakan visi, misi, motto, janji, dan tata nilai UPT Puskesmas Sembawa
3. Melaksanakan disiplin untuk diri sendiri maupun kepada pasien
4. Melaksanakan pelayanan sesuai dengan SOP dan menjaga keselamatan pasien
5. Melaksanakan dan memahami konsep manajemen mutu sebagai landasan dalam bekerja

4
Profil Program Deteksi Dini Test IVA
2.4 IDENTITAS
Nama Program : Program Deteksi Dini Test IVA
Kecamatan : Sembawa
Kabupaten : Banyuasin
Jumlah Desa : 11 Desa
Jumlah Kader : 22 orang

2.5 PEMERIKSAAN IVA DI UPT PUSKESMAS SEMBAWA


Tabel 2.1
Tabel Pemeriksaan IVA di UPT Puskesmas Sembawa Tahun 2018
NO BULAN <30 TH 30-39 TH 40-50 TH >50 TH
1 Januari 2
2 Februari 2 4 4
3 Maret 43 48 31 4
4 April 14 36 46 10
5 Mei 4 7 4 6
6 Juni 3 4 5 5
7 Juli 3 7 9
8 Agustus 5 8 11 5
9 September 24 31 21 2
10 Oktober 9 14 5 2
11 Nopember 8 24 12 4
12 Desember 11 28 18 3
JUMLAH 128 211 166 41

5
Profil Program Deteksi Dini Test IVA
BAB III
SITUASI DERAJAT KESEHATAN

3.1 PENGERTIAN
IVA adalah pemeriksaan skrining kanker serviks dengan cara inspeksi visual pada
serviks dengan aplikasi asam asetat (IVA). Dengan metode inspeksi visual. Tes IVA
(inspeksi visual asam asetat) adalah pemeriksaan leher rahim yang juga bisa digunakan
sebagai pendeteksi pertama. Jika dibandingkan dengan pap smear, tes IVA cenderung lebih
murah karena pemeriksaan dan hasil diolah langsung, tanpa harus menunggu hasil
laboratorium.
Jadi, tes IVA menggunakan asam asetat atau asam cuka dengan kadar 3-5 persen,
yang kemudian diusapkan pada leher rahim. Setelah itu, hasilnya akan langsung ketahuan,
apakah Anda dicurigai memiliki kanker serviks atau tidak. Meskipun terdengar
menyeramkan, sebenarnya pemeriksaan ini tidak menyakitkan dan hanya membutuhkan
waktu beberapa menit saja.
Ketika jaringan leher rahim memiliki sel kanker, maka biasanya jaringan akan
terlihat luka, berubah menjadi putih, atau bahkan mengeluarkan darah ketika diberikan
asam asetat. Sementara, jaringan leher rahim yang normal, tidak akan menunjukkan
perubahan apapun.
Pemeriksaan ini dianggap pemeriksaan awal yang efektif dan murah untuk
mendeteksi kanker serviks. Pasalnya, tidak dibutuhkan waktu dan pengamatan
laboratorium lagi untuk tahu hasilnya. Selain itu, kelebihan tes IVA lainnya adalah
pemeriksaan ini aman dilakukan kapan pun.
Dalam menilai derajat kesehatan masyarakat, terdapat beberapa indikator yang dapat
digunakan, seperti kondisi morbiditas, mortalitas dan status Gizi.Derajat kesehatan
masyarakat dipengaruhi oleh multi faktor. Faktor kesehatan seperti pelayanan kesehatan
dan ketersediaan sarana.

3.2 Skrining Kanker Serviks Dengan Metoda Inspeksi Visual Dengan Asam Asetat (IVA)
Test
3.2.1 Tujuan Skrining
Untuk mengurangi morbiditas atau mortalitas dari penyakit dengan pengobatan dini
terhadap kasus-kasus yang ditemukan.

3.2.2 Tanda Gejala Kanker Serviks


1. Tahap awal tanpa gejala,tidak sakit
2. Tahap lanjut :
a. Keputihan yang berbau
b. Pendarahan dari liang senggama

6
Profil Program Deteksi Dini Test IVA
c. Pendarahan setelah senggama
d. Nyeri panggul
e. Pendarahan pasca menopause

3.2.3 Faktor Risiko Kanker Serviks


1. Hubungan seksual pada usia muda
2. Berganti-ganti pasangan seksual
3. Kurang menjaga kebersihan daerah kelamin
4. Sering menderita infeksi daerah kelamin
5. Anak lebih dari tiga
6. Kebiasaan merokok
7. Infeksi virus Herpes dan Human Papilloma Virus tipe tertentu

3.2.4 BEBERAPA KEUNTUNGAN IVA (INSPEKSI VISUAL DENGAN APLIKASI


ASAM ASETAT)
1. Mudah, praktis, mampu laksana
2. Dapat dilaksanakan oleh seluruh tenaga kesehatan
3. Alat-alat yang dibutuhkan sederhana
4. Sesuai untuk pusat pelayanan sederhana (Nugroho Taufan, dr. 2010:65)
5. Kinerja tes sama dengan tes lain
6. Memberikan hasil segera sehingga dapat diambil keputusan mengenai
penatalaksanaannya(Emilia Ova, dr. 2010 :53)

3.2.5 SYARAT DILAKUKANNYA IVA TEST


1. Sudah melakukan hubungan seksual
2. Tidak sedang datang bulan/haid
3. Tidak sedang hamil
4. 24 jam sebelumnya tidak melakukan hubungan seksual

3.2.6 PELAKSANAAN SKRINING IVA


1. Ruangan tertutup
2. Meja Periksa ginekologis
3. Sumber cahaya yang cukup untuk melihat serviks
4. Spekulum vagina Asam asetat (3-5%)
5. Swab Lidi kapas
6. Sarung tangan

7
Profil Program Deteksi Dini Test IVA
3.2.7 TEKNIK IVA
1. Spekulum untuk melihat serviks yang telah dipulas dengan asam asetat 3-5%
2. Hasil (+) pada lesi prakanker terlihat warna bercak putih disebut : ACETO
WHITE EPITELIUM
3. Tindak lanjut IVA (+) Biopsi

3.2.8 PROGRAM SKRINING OLEH WHO


1. Skrining pada setiap wanita minimal 1X pada usia 35-40 tahun
2. Kalau fasilitas memungkinkan lakukan tiap 10 tahun pada usia 35-55 tahun
3. Kalau fasilitas tersedia lebih lakukan tiap 5 tahun pada usia 35-55 tahun(Nugroho
Taufan, dr. 2010:66)
4. IDEAL DAN OPTIMAL PEMERIKSAAN DILAKUKAN SETIAP 3 TAHUN
PADA WANITA USIA 25-60 TAHUN
5. Skrining yang dilakukan sekali dalam 10 tahun atau sekali seumur hidup memiliki
dampak yang cukup signifikan.
Di Indonesia, anjuran untuk melakukan IVA bila :
 hasil positif (+) adalah 1 tahun dan, bila
 hasil negatif (-) adalah 5 tahun

8
Profil Program Deteksi Dini Test IVA
3.2 Penyakit Menular
a. TB Paru
Penyakit TB Paru merupakan penyakit re emerging masih terus ditemukan di
Kabupaten Banyuasin.Secara nasional TB Paru merupakan penyakit tropis yang sangat
erat kaitannya dengan kemiskinan.TB Parumerupakan penyakit yang masih tinggi angka
kejadiannya bahkan merupakan yang tertinggi ketiga di dunia. MDGs menetapkan
penyakit TB Paru sebagai salah satu target penyakit yang harus diturunkan selain HIV
AIDS dan Malaria. Hasil pengobatan penderita TB Paru dipakai indikator succses rate,
dimana indikator ini dapat dievaluasi setahun kemudian setelah penderita ditemukan dan
diobati.Sukses rate akan meningkat bila pasien TB Paru dapat menyelesaikan pengobatan
dengan baik tanpa atau dengan pemeriksaan dahak. Jumlah kasus tahun 2018 adalah
sebanyak 67 kasus dengan rician Laki-laki berjumlah 36 kasus dan Perempuan 31 kasus.

b. HIV / AIDS
HIV/AIDS Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Aquired Immuno Deficiency
Syndrome (AIDS) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi virus
Human Immunodeficiency Virus yang menyerang system kekebalan tubuh penderitanya
sehingga penderita mengalami penurunan ketahanan tubuh sehingga sangat mudah
terinfeksi berbagai macam penyakit yang lain.Sebelum memasuki fase AIDS, penderita
terlebih dahulu dinyatakan sebagai HIV positif. HIV positif dapat diketahui dengan cara
VCT. Pada Tahun 2018 tidak terdapat kasusu HIV/AIDS di wilayah kerja UPT Puskesmas
Sembawa.

c. Sifilis
Sifilis disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum. Penyakit yang juga dikenal dengan
sebutan “raja singa” ini menimbulkan luka pada alat kelamin atau mulut. Melalui luka
inilah penularan akan terjadi.

d. Gonore
yang dikenal juga dengan kencing nanah, disebabkan oleh bakteri Neisseria
gonorrhoeae. Penyakit ini menyebabkan keluarnya cairan dari penis atau vagina dan rasa
nyeri ketika buang air kecil. Bakteri penyebab gonore juga dapat menimbulkan infeksi di
bagian tubuh lain, jika terjadi kontak dengan sperma atau cairan vagina.

e. Human papillomavirus (HPV)


Infeksi menular seksual ini disebabkan oleh virus dengan nama yang sama, yaitu HPV.
Virus HPV dapat menyebabkan kutil kelamin hingga kanker serviks pada perempuan.
Penularan HPV terjadi melalui kontak langsung atau melakukan hubungan seksual
dengan penderita.

9
Profil Program Deteksi Dini Test IVA
f. Infeksi HIV
Infeksi HIV disebabkan oleh human immunodeficiency virus yang menyerang sistem
kekebalan tubuh. Penyebaran virus ini dapat terjadi melalui hubungan seks tanpa
kondom, berbagi penggunaan alat suntik, transfusi darah, atau saat persalinan.

g. Chlamydia
Penyakit infeksi menular seksual ini disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis.
Pada wanita, chlamydia menyerang leher rahim. Sedangkan pada pria, menyerang
saluran keluar urine di penis. Penularan dapat terjadi dari luka pada area kelamin.

h. Trikomoniasis
Penyakt menular seksual ini disebabkan oleh parasit Trichomonas vaginalis.
Penyakit trikomoniasis bisa menimbulkan keputihan pada wanita atau malah tidak
menimbulkan gejala, sehingga sering kali seseorang secara tidak sadar menularkan
penyakit ini ke pasangan seksualnya.

i. Hepatitis B dan hepatitis C


Penyakit ini disebabkan oleh virus hepatitis, dan dapat mengakibatkan gangguan hati
kronis hingga kanker hati. Virus ini ditemukan dalam darah atau cairan tubuh penderita.
Selain melalui hubungan seksual, virus ini bisa menular melalui jarum suntik yang
dipakai bersama dan transplantasi organ.

j. Tinea cruris
Infeksi menular seksual yang disebabkan oleh jamur ini menyerang kulit di sekitar alat
kelamin, paha bagian dalam, dan bokong. Tinea cruris ditandai dengan ruam merah yang
terasa gatal pada kulit yang terinfeksi. Penularannya adalah melalui kontak langsung
dengan penderita atau menyentuh benda yang telah terinfeksi.

k. Herpes genital
Herpes genital disebabkan oleh infeksi virus. Virus ini bersifat tidak aktif atau
bersembunyi di dalam tubuh tanpa menyebabkan gejala. Penyebarannya terjadi melalui
kontak langsung dengan pasangan yang telah terinfeksi.

l. Candidiasis
Penyakit ini disebabkan oleh jamur Candida. Candidiasis ditandai dengan ruam atau
lepuhan yang muncul pada kulit, terutama area lipatan kulit. Sama seperti infeksi
menular seksual lainnya, penularan penyakit ini dapat terjadi melalui hubungan seksual
dengan penderita.

10
Profil Program Deteksi Dini Test IVA
BAB IV
PELAKSANAAN PROGRAM DETEKSI DINI PEMERIKSAAN IVA

Pelaksanaan program Deteksi Dini Pemeriksaan IVA UPT Puskesmas Sembawa meliputi
beberapa kegiatan, yaitu penyuluhan kesehatan dan pengobatan gratis. Kegiatan dilakukan dan
dikoordinasikan dengan lintas sectoral oleh Kepala UPT Puskesmas Sembawa Lonawati,SST,
staf Puskesmas yang terlibat, serta masyarakat yang terdapat didesa tersebut. Pelaksanaan
dilakukan didalam dan diluar gedung di 11 Desa. Puskesmas Sembawa juga berkoordinasi
dengan Puskesmas Pembantu, Poskesdes, serta bidan desa dalam mensukseskan penyelenggaran
program Deteksi Dini Pemeriksaan IVA.
Program Deteksi Dini Pemeriksaan IVA yang dilaksanakan diawali didalam gedung setiap
hari senin sampai Kamis dan diluar gedung di 11 Desa dengan penyuluhan dan pengobatan serta
pemeriksaan laboratorium sederhana. Pasien yang datang program ini ± 40-50 orang persetiap
kegiatan perdesa. Obat-obatan yang digunakan dalam program ini adalah obat puskesmas dari
Dinas Kesehatan Banyuasin. Peserta yang datang berobat paling banyak adalah Wanita usia
subur tetapi karena obat yang sangat terbatas terkadang obat yang diberikan kurang tepat untuk
keluhan penyakit pasien.
Waktu pelaksanaan program deteksi dini pemeriksaan IVA dilaksanakan sesuai dengan
kesepakatan tim kesehatan puskesmas dengan bidan desa dan masyarakat serta dijadwalkan
perbulannya mengingat dokter puskesmas sembawa hanya terdapat 2 orang, yaitu Lonawati,SST
dan Staff UPT Puskesmas Sembawa yang terlibat sehingga perlu perencanaan yang tepat agar
pelayanan di Puskesmas Sembawa juga tetap maksimal.

4.1 PELAKSANAAN KEGIATAN


Penanggung Jawab :
o Lonawati,SST
Staff UPT Puskesmas :
o Yang terlibat

4.2 WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN


4.2.1 Waktu Pelaksanaan
 Senin s/d Kamis (Pukul 09.00 – 12.00 )

4.2.2 Tempat Pelaksanaan


 Ruang Pemeriksaan IVA UPT Puskesmas Sembawa
 Puskesmas Pembantu
 Poskesdes

11
Profil Program Deteksi Dini Test IVA
4.3 KEGIATAN
4.3.1 PENYULUHAN
Penyuluhan Kesehatan yang dilakukan di 11 Desa

4.3.2 PEMERIKSAAN IVA

12
Profil Program Deteksi Dini Test IVA
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN
1. Program Deteksi Dini Pemeriksaan IVA merupakan program yang membantu
masyarakat khususnya Wanita Usia Subur meningkatkan status kesehatan sehingga
masyarakat lebih sadar pentingnya hidup sehat dan mempermudah masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan meskipun mereka tinggal didaerah yang agak
terpencil.
2. Penyuluhan yang terdapat dalam Program Deteksi Dini Pemeriksaan IVA membantu
masyarakat mendapatkan pengetahuan tambahan mengenai berbagai penyakit Menular
Seksual terutama penyakit yang menular dan paling sering diderita didesa.
3. Program Deteksi Dini Pemeriksaan IVA dapat mencapai hasil yang maksimal jika
sarana dan prasarana yang kurang bisa dipenuhi sehingga status kesehatan masyarakat
dapat meningkat.

5.2 HAMBATAN
1. Kurangnya jumlah tenaga kesehatan yang terlibat yang ada di puskesmas Sembawa
sehingga jika tidak tenaga kesehatan lainnya untuk program Deteksi Dini Pemeriksaan
IVA maka tidak ada yang membantu melayani masyarakat dipuskesmas maupun di
Desa.
2. Kurangnya partisipasi masyarakat khususnya Pasangan usia subur untuk melakukan
pemeriksaan IVA test.
3. Kurangnya peran aktif Lintas Program yang terkait untuk mensosialisasikan pentingnya
Deteksi Dini Kanker dengan IVA test.
4. Alat dan Obat-obatan yang sangat terbatas sehingga obat yang diberikan kurang dengan
keluhan masyarakat.

3.3 SARAN
o Dimohonkan agar menambahkan tenaga kesehatan lainnya yang terlibat terutama dokter
umum untuk memaksimalkan pelayanan kesehatan dilingkungan UPT Puskesmas
Sembawa.
o Antusiasme partisipasi masyarakat khususnya Pasangan usia subur untuk melakukan
pemeriksaan IVA test.
o Dimohonkan peran aktif Lintas Program yang terkait untuk mensosialisasikan
pentingnya Deteksi Dini Kanker dengan IVA test
o Dimohonkan agar menambahkan stok alat dan obat-obatan karena obat dipuskesmas
berkurang untuk program Deteksi Dini Pemeriksaan IVA dan pemberian obat kurang
tepat dengan keluhan karena stok obat yang terbatas.

13
Profil Program Deteksi Dini Test IVA
Profil Program Deteksi Dini Pemeriksaan IVA ini tentunya masih jauh dari sempurna
sehingga bimbingan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuasin sangat kami perlukan demi
kesempurnaannya.

14
Profil Program Deteksi Dini Test IVA

Anda mungkin juga menyukai