Anda di halaman 1dari 3

PENANGANAN GHPR

No. Dokumen : SOP/ /UKP/V/2017


No. Revisi : 00
SOP Tanggal Terbit : 2 Mei 2017
Halaman : 1/2

UPT dr.Kharisma Dewi


PUSKESMAS NIP.198110202010012010
SEMBAWA
1. Pengertian Rabies (penyakit anjing gila) adalah penyakit infeksi akut pada susunan saraf pusat
yang disebabkan oleh virus rabies, dan ditularkan melalui gigitan hewan penular
rabies terutama anjing, kucing dan kera.Luka gigitan hewan penular rabies adalah
luka yang disebabkan oleh gigitan hewan yang dicurigai dapat berpotensi
menularkan virus rabies
2. Tujuan - Mencegah penularan virus rabies, serta mengurangi resiko infeksi virus rabies
- Menanggulangi penularan virus rabies dari hewan ke manusia
3. Kebijakan SK Kepala UPT Puskesmas Sembawa Nomor : 440/ /SK/IV/2017, tentang
pengelola program rabies
4. Referensi - Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas tahun 2007
- Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI Situasi dan Analisis Rabies
tahun 2014
5. Prosedur a. Alat
- Kran dengan air bersih yang mengalir
- Deterjen
- Kasa steril
- Sarung tangan bersih
- Needle dan spuit 1 cc
- Kapas alkohol
- Sabun
- Pinset sirugik dan anatomis
- Gunting jaringan
- Gunting perban
- Cairan antiseptik
- Kom
- Bengkok
- Vaksin anti rabies
- Serum anti rabies jika tersedia
- Plaster
- Cairan steril atau NaCl
- Salep antibiotik atau sufratul
b. Langkah-langkah
 Perawatan luka gigitan
1. Jelaskan prosedur pembersihan luka pada pasien dan aspek yang perlu
dinilai dalam mempertimbangkan pemberian suntikan VAR atau SAR, beri
pengertian sejak awal mengenai perlu atau tidaknya pemberian VAR dan
SAR. Cari pemiliki hewan yang dicurigai penular rabies (jika ada) dan amati
apakah anjing meninggal atau menunjukan gejala infeksi rabies jangka
waktu 2 minggu setelah gigitan.
2. Minta persetujuan menangani luka pada pasien dan atau keluarga
3. Siapkan alat dan bahan
4. Cuci tangan dan kenakan sarung tangan bersih
5. Bebaskan area sekitar luka dari pakaian yang menghalangi
6. Cuci luka gigitan hewan tersangka rabies dengan air (sebaiknya air yang
mengalir), dengan sabun atau detergent selama 10 – 15 menit, bila perlu
gunakan kasa untuk membantu membersihkan.
7. Keringkan luka dengan kasa steril.
8. Ganti sarung tangan yang basah dengan sarung tangan bersih yang baru.
9. Beri antiseptik (alkohol 70 %, betadine, obat merah dan lain-lain) pada luka.
10. Nilai besarnya luka, usahakan membersihkan luka sebersih mungkin,
dengan menggunakan pinset, kasa dan cairan antiseptik. Luka gigitan tidak
dibenarkan untuk dijahit, kecuali jahitan situasi jika sangat diperlukan dan
hanya berupa jahitan situasonal.
11. Setelah luka sudah bersih, tutup dengan menggunakan sufratul atau salep
antibiotik, lalu tutup dengan kasa dan plaster.
12. Jika pasien membutuhkan suntikan VAR karena termasuk luka beresiko
infeksi dan anjing terbukti terinfeksi rabies maka selanjutnya dilakukan
prosedur penyuntikan VAR.
13. Jika pasien dinilai belum membutuhkan suntikan VAR/SAR maka pasien dan
hewan yang dicurigai diobservasi selama 2 minggu dari gigitan atau dapat
dikonfirmasi dengan dokter hewan setempat, jika memungkinkan maka
spesimen otak hewan dicurigai/penular rabies dibawa ke laboratorium untuk
diperiksa. Apabila hewan mati maka, pasien harus mendapat suntikan
VAR/SAR, sesuai dengan resiko yang ada.
 Prosedur penyuntikan VAR (dilakukan 2 orang)
1. Siapkan VAR (dalam hal ini VERORUB®), kapas dan alkohol. Serta sarung
tangan bersih.

2. Jelaskan prosedur penyuntikan dan minta izin pada pasien dan atau
keluarga pasien, termasuk jelaskan jadwal suntikan kedua dan ketiga dari
VAR.

3. Petugas mencuci tangan dan mengenakan sarung tangan.

4. Bersihkan area deltoit kiri dan kanan pasien dengan kapas alkohol secara
memutar dari arah dalam ke luar.

5. Tunggu sebentar hingga alkohol kering

6. Dengan bantuan perawat kedua atau asisten suntikan VAR secara


bersamaan pada deltiot kanan dan kiri secara intra muscular. Dosis untuk
dengan 4 kali pemberian yaitu hari ke 0 (dua kali pemberian sekaligus), hari
ke 7 satu kali pemberian dan hari ke 21 satu kali pemberian.

7. Tarik jarum suntik keluar, tekan daerah suntikan beberapa saat.

8. Tutup kembali spuit dan lepaskan needle dari spuit lalu, buang needle dan
spuit terpisah sesuai tempatnya pada sampah medis.

9. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan.

10. Tanyakan kondisi pasien dan catat tindakan.

11. Jika SAR juga tersedia dan pasien beresiko tinggi maka VAR dan SAR dapat
diberikan secara bersamaan, cara pemberiannya sama diatas. Dosis untuk
anak dan dewasa sama yaitu Dasar 0,5 ml dengan 4 kali pemberian yaitu
hari ke 0 (dua kali pemberian sekaligus), hari ke 7 satu kali pemberian dan
hari ke 21 satu kali pemberian. Ulangan 0,5 ml pada anak dan dewasa pada
hari ke 90.

12. Apabila pasien dinilai membutuhkan SAR namun tidak terdapat SAR pasien
dapat dirujuk ke pusat pelayanan kesehatan yang memiliki SAR, setelah luka
dirawat.

6.Unit Terkait Ruang Tindakan

Anda mungkin juga menyukai