Anda di halaman 1dari 35

BAB I

PENDAHULUAN

Profil Kesehatan Puskesmas Meko adalah gambaran situasi kesehatan

masyyarakat di kecamatan Pamona Barat yang diterbitkan secara berkala setiap

tahun sekali. Dalam setiap penerbitan Profil kesehatan Puskesmas Meko memuat

data tentang kesehatan dan data pendukung lain yang berhubungan dengan

kesehatan seperti data kependudukan dan keluarga berencana . Data dianalisis

dengan analisis sederhana dan ditampilkan dalam bentuk tabel dan grafik.

Dalam setiap penerbitan profil kesehatan Puskesmas Meko selalu dilakukan

berbagai upaya perbaikan, baik dari segi materi, analisis, maupun dalam bentuk

penyajian secara fisik, sesuai dengan petunjuk teknis dari departemen kesehatan.

Data yang digunakan dalam penyusunan profil sesuai dengan tahun yang tercantum

dalam judul, Profil Kesehatan Puskesmas Meko Tahun 2021 berisi data tahun

2021

Dalam Buku Sistim Kesehatan Nasional (SKN) yang ditetyapkan berdasarkan

Surat Keputusan Mentri Kesehatan RI Nomor: 131/MENKES/SK/II/2004 disebutkan

bahwa keberhasilan manajemen kesehatan sangat ditentukan antara lain oleh

tersedianya data dan informasi Kesehatan , dukungan kemajuan ilmu pengetahuan

dan teknologi kesehatan , dukungan hukum kesehatan serta administrasi kesehatan.

Lebih lanjut dalam SKN disebutkan bahwa SKN terdiri dari 6 (enam) sub sistem ,

yakni (1) Subsistem Upaya Kesehatan, (2) Subsistem Pembiayaan Kesehatan, (3)

Subsistem Sumber Daya manusia Kesehatan, (4) Subsistem Obat dan Perbekalan

Kesehatan, (5) Subsistem Pemberdayaan Masyarakat dan (6) Subsistem

Manajemen Kesehatan

1|Profil Puskesmas Meko 2021


Sistematika penyajian Profil kesehatan Puskesmas Meko ini adalah sebagai

berikut:

1. Bab I. Pedahuluan. Bab ini menyajikan tentang maksud dan tujuan penyusuunan

profil dan sistematika penyajiannya

2. Bab II. Gambaran Umum. Bab ini menyajikan tentang gambaran umum

Puskesmas Tentena. Selain letak geografis, administrasi dan informasi umum

lainnya. Bab ini juga membahas tentang faktor-faktor yang berpengaruh terhadap

kesehatan dan faktor-faktor lainnya seperti, kependudukan, ekonomi, sosial

budaya dan lingkungan

3. Bab III. Situasi Derajat Kesehatan. Bab ini berisi uraian tentang indikator

mengenai angka kematian, angka kesakitan dan status gizi masyarakat

4. Bab IV. Situasi Upaya Kesehatan. Dalam bab ini diuraikan tentang pelayanan

kesehatan dasar , pembinaan kesehatan lingkungan dan sanitasi dasar,

perbaikan gizi masyarakat. Upaya kesehatan yang diuraikan dalam bab ini juga

mengakomodir indikator kinerja Standar Pelayanan minimal (SPM) Bidang

Kesehatan serta upaya pelayanan kesehatan lainnya yang diselenggarakan oleh

Puskesmas Tentena.

5. Bab V. Situasi Sumber Daya Kesehatan. Bab ini menguraikan tentang sarana

kesehatan, tenaga kesehatan

6. Bab VI. Kesimpulan. Bab ini diisi dengan sajian tentang hal-hal penting yang

perlu disimak dan ditelaah lebih lanjut dari Profil Kesehatan Puskesmas Meko

tahun 2021, dan juga mengemukakan hal-hal yang dianggap masih kurang dalam

rangka penyelenggaraan pembangunan kesehatan.

7. Lampiran. Lampiran ini berisi 81 tabel data yang dimana didalamnya termasuk

tabel Indikator pencapaian kinerja Standar Pelayanan Minimal bidang kesehatan.

2|Profil Puskesmas Meko 2021


Buku Profil Kesehatan Puskesmas Meko tahun 2021 ini telah disusun

sedemikian rupa, diharapkan dapat memberikan manfaat baik bagi masyarakat

pada umumnya dan khususnya bagi para penentu kebijakan dalam pengambilan

keputusan guna pemecahan-pemecahan masalah yang ada .

3|Profil Puskesmas Meko 2021


BAB II
GAMBARAN UMUM WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEKO

A. GEOGRAFI DAN KEPENDUDUKAN


1. Geografi
Puskesmas Meko merupakan salah satu Puskesmas di Kabupaten Poso

wilayah Kecamatan Pamona Barat, dengan luas wilayah ± 272 km² dan

berada pada ketinggian ± 500 m diatas permukaan laut. Jarak dari kota

Kabupaten ± 90 Km dengan waktu tempuh ± 3 jam dengan kendaraan umum.

Secara Administratif Wilayah Kecamatan Pamona Barat berbatas dengan :

Sebelah Utara : Kecamatan Pamona Puselemba

Sebelah Selatan : Kecamatan Pamona Selatan

Sebelah Timur : Danau Poso

Sebelah Barat : Kecamatan Lore Selatan

2. Kependudukan

1. Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk

Jumlah Penduduk Kecamatan Pamona Barat Tahun 2021 adalah 9.667

jiwa tersebar di 6 (enam) desa yang ada.

2. Distribusi Penduduk Menurut Jenis Kelamin

Distribusi penduduk di wilayah kerja Puskesmas Meko berdasarkan jenis

kelamin Tahun 2021 adalah 4737 jiwa ( 49,3 %) laki- laki dan 4903 jiwa

( 50,7 % ) perempuan dengan sex ratio 96,61 %. Hal ini menunjukkan

4|Profil Puskesmas Meko 2021


bahwa jumlah penduduk laki – laki dan perempuan relatif sama

(seimbang).

3. Kepadatan Penduduk

Sampai dengan tahun 2021, distribusi penduduk wilayah Puskesmas Meko

belum merata, keadaan ini dapat dilihat dari distribusi penduduk disetiap

desa. Penduduk terbanyak terdapat di desa Meko sebanyak 3323 jiwa

( 35,27 % ) dengan luas wilayah 93,1 km² dan kepadatan penduduk 35,79

jiwa/km². Namun yang merupakan wilayah dengan kepadatan tertinggi

dari semua desa adalah Uranosari dengan jumlah penduduk 687 jiwa

(13,78 %) dan luas wilayah 6,50 km² sehingga kepadatan penduduk adalah

105,69 jiwa / km2. Melihat jumlah KK sebanyak 164 KK, maka jumlah

penghuni setiap rumah tangga adalah rata – rata 4 jiwa.

Tabel :1

Kepadatan Penduduk Wilayah Puskesmas Meko

per Desa / Kelurahan Tahun 2021

Jumlah
Luas Jumlah Kepadatan
Rumah
No Desa / Wilayah Pendudu Penduduk
Tangga
(Km2) k / Km2
(KK)

1 2 3 4 5 6

1 Taipa 41 468 118 11,37

2 Owini 37,6 598 148 16,38

3 Meko 93,1 3323 872 35,91

4 Salukaia 57,30 2286 567 40,19


5|Profil Puskesmas Meko 2021
5 Uranosari 6,50 687 176 105,69

6 Toinasa 36,70 2271 579 61,36

4. Komposisi Penduduk

Berdasarkan data tahun 2021, komposisi penduduk wilayah kerja

Puskesmas Meko menurut kelompok umur & jenis kelamin seperti pada

tabel berikut ini

Tabel:2

Komposisi Penduduk Wilayah Kerja Puskesmas Meko

Tahun 2021

Kelompok Jumlah Penduduk


N
Umur Laki - laki % Perempuan %
o
( Thn)

1 0–4 398 4,1 405 4,18

2 5 – 14 1057 10,93 1090 11,27

3 15 – 44 2340 24,3 2435 25,35

4 45 – 64 659 6,81 668 7,04

5 65 keatas 305 3,15 305 3,15

Total 4769 49,12 4919 50,88

Sumber : Data Bidan Desa

Tabel diatas menunjukan bahwa penduduk wilayah kerja Puskesmas

Meko tahun 2021 yang berusia muda (0-14 Thn) ada sebanyak 2950 jiwa

6|Profil Puskesmas Meko 2021


( 30,51% ), 63,39 % (6128 jiwa) berusia produktif dan jumlah penduduk

yang berusia di atas 65 tahun sebanyak 610 jiwa (6,46 % ) sehingga

angka beban tanggungan (dependency ratio) penduduk sebesar 1,6

artinya bahwa satu orang dewasa membiayai lebih dari satu orang

tanggungan.

3. Sosial Ekonomi

Sebahagian besar penduduk di wilayah kecamatan Pamona Barat bermata

pencaharian sebagai petani (95%), selebihnya disektor jasa (3%) dan lainnya

(2%)

Indikator yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat ekonomi antara

lain : Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), angka beban tanggungan dan

tingkat pendidikan produk.

1. Produk Domestik Regional Bruto

2. Beban Tanggungan

Ratio beban tanggungan digunakan untuk mengetahui beban tanggungan

ekonomi satu negara. Tingginya beban tanggungan merupakan pikiran

penghambat pembangunan ekonomi suatu negara, karena sebagian besar

pendapatan yang diperoleh untuk golongan penduduk yang produktif

harus dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan kelompok yang tidak

produktif. Tahun 2021 beban tanggungan adalah 1,6

3. Tingkat Pendidikan

Sarana Pendidikan cukup memadai, setiap desa memiliki sekolah dasar

(SD), sehingga tingkat pendidikan mengalami kemajuan yang ditunjang

juga oleh kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan.


7|Profil Puskesmas Meko 2021
Tabel 3

Jumlah & Jenis Sekolah yang ada di wilayah Puskesmas Meko

Tahun 2021

No JENIS SEKOLAH JUMLAH

1 TK 9

2 SD 10

3 SLTP 2

4 SLTA 1

Sumber: Kantor P Dan P Kecamatan Pamona Barat

Kemampuan baca tulis tercermin dari angka melek huruf penduduk yang

didefinisikan sebagai persentase penduduk usia 10 (sepuluh) tahun keatas

yang pernah sekolah, dapat membaca dan menulis huruf latin dan lainnya,

sedangkan pendidikan yang ditamatkan merupakan indikator pokok

kualitas pendidikan formal. Untuk tahun 2021 tidak tersedia data mengenai

kemampuan baca tulis yang tercermin dari angka melek huruf di

kecamatan Pamona Barat.

BAB III
SITUASI DERAJAT KESEHATAN

8|Profil Puskesmas Meko 2021


Gambaran tentang derajat kesehatan meliputi indikator mortalitas, morbiditas

dan status gizi. Mortalitas dilihat dari indikator Angka Kematian Bayi (AKB) per 1000

kelahiran hidup, Angka Kematian Balita (AKABA) per 1000 kelahiran hidup. Angka

Kematian Ibu (AKI) per 100.000 kelahiran hidup, dan Angka Harapan Hidup waktu

lahir ( Eo). Morbiditas dilihat dari indikator-indikator Angka Kesakitan Malaria per

1000 penduduk, Angka Kesembuhan TB Paru BTA + , Prevalensi HIV (Persentase

Kasus Terhadap Penduduk Berisiko), Angka Acute Flacid Paralysis (AFP) pada anak

usia < 15 tahun per 100.000 anak dan Angka kesakitan Demam Berdarah Dengue

(DBD) per 100.000 penduduk. Sedangkan Status Gizi dilihat dari indikator

Persentase Balita dengan Status Gizi di Bawah Garis Merah pada KMS dan

Persentase Kecamatan Bebas Rawan Gizi.

1. Mortalitas ( Angka Kematian)

Kejadian kematian dalam masyarakat dari waktu ke waktu dapat memberi

gambaran perkembangan derajat kesehatan masyarakat atau dapat digunakan

sebagai indikator dalam penilaian keberhasilan pelayanan kesehatan dan

program pembangunan kesehatan lainnya. Tingkat kematian secara umum

berhubungan erat dengan tingkat kesakitan, karena biasanya merupakan

akumulasi akhir dari berbagai penyebab terjadinya kematian baik langsung

maupun tidak langsung. Salah satu alat untuk menilai keberhasilan Program

Pembangunan Kesehatan yang telah dilaksanakan selama ini adalah dengan

melihat perkembangan angka kematian dari tahun ke tahun. Besarnya tingkat

kematian dan penyakit penyebab utama kematian yang terjadi selama 3(tiga)

tahun terakhir di Wilayah Kerja Puskesmas Meko dapat dilihat dari berbagai

uraian berikut :

9|Profil Puskesmas Meko 2021


a. Angka Kematian Bayi

Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan indikator yang sangat penting untuk

mengetahui gambaran tingkat permasalahan kesehatan masyarakat. Faktor –

faktor yang berkaitan dengan penyebab kematian bayi, adalah tingkat

pelayanan Antenatal, Status Gizi Ibu Hamil, Tingkat Keberhasilan Program

KIA/KB serta Kondisi Lingkungan Sosial dan Ekonomi. Kematian bayi di

Wilayah Kerja Puskesmas Meko pada tahun 2021 tidak ditemukan kasus.

b. Angka Kematian Balita

Angka kematian balita adalah jumlah kematian anak umur 0-4 tahun per 1000

(seribu) Kelahiran Hidup. Angka kematian balita menggambarkan tingkat

permasalahan kesehatan anak dan faktor – faktor lain yang berpengaruh

terhadap kesehatan anak balita, seperti gizi, sanitasi dan penyakit infeksi.

Tahun 2021 tidak ditemukan kasus kematian balita .

c. Angka Kematian Ibu Maternal (Maternal Mortaliti Rate)

Angka kematian ibu maternal menggambarkan tingkat kesadaran perilaku

sehat, status gizi dan kesehatan ibu, kondisi kesehatan lingkungan, tingkat

pPelayanan kesehatan terutama untuk ibu hamil, pelayanan kesehatan waktu

melahirkan dan masa nifas. Angka kematian ibu maternal adalah jumlah

kematian ibu hamil + jumlah kematian ibu bersalin + jumlah kematian ibu nifas

per 100.000 kelahiran hidup. Sama halnya dengan kematian Balita, sejak

tahun 2010 sampai dengan tahun 2021 tidak ditemukan kasus kematian ibu

(MMR).

10 | P r o f i l P u s k e s m a s M e k o 2 0 2 1
d. Angka Kematian Kasar (Crude Death Rate)

Tingginya angka kematian kasar disuatu wilayah menggambarkan keadaan

kesehatan, ekonomi, lingkungan dan biologik masyarakat didaerah tersebut

masih rendah.Jumlah seluruh kematian yang ada di wilayah kerja Puskesmas

Meko tahun 2021 adalah 80 kasus yang sebagian besar terjadi pada

golongan umur lanjut usia

2. Morbiditas (Angka Kesakitan)

Angka kesakitan di Wilayah Kerja Puskesmas Meko didapatkan dari pencatatan

dan pelaporan puskesmas. Dari data pasien Rawat Jalan Puskesmas Meko

tahun 2011 diperoleh gambaran / pola 10 (sepuluh) penyakit terbanyak, dimana

dari tahun ketahun penyakit influensamasih tetap menempati urutan teratas.

Pada tahun 2021, urutan pertama adalah penyakit gastritis pada urutan kedua

adalah influensa, disusul dengan hipertensi.

Tabel:4

POLA PENYAKIT TERBANYAK PADA PENDERITA RAWAT

JALAN DI PUSKESMAS MEKO TAHUN 2021

No Jenis Penyakit Jumlah

1 Infuensa 1963

2 Gastritis 1956

3 Reumatik 1837

4 Hipertensi 1767

5 Caries 1329

6 ISPA 832

7 Penyakit Pulpa dan Jaringan Peripikal 666

11 | P r o f i l P u s k e s m a s M e k o 2 0 2 1
8 Kencing Manis 466

9 Dyspepsia 416

10 Penyakit Kulit Alergi 372

Sumber SP2TP Puskesmas Meko Tahun 2021

Penyakit infeksi merupakan penyakit terbanyak yang ditemukan pada Rawat

Jalan Puskesmas Meko. Namun beberapa penyakit tidak menular seperti

Gastritis dan Hypertensi termasuk dalam kelompok 10 (sepuluh) penyakit

terbanyak puskesmas. Dari laporan sepuluh besar penyakit terbanyak tersebut

diatas, ternyata Influensa tetap menempati urutan teratas. Hal ini masih tetap

terjadi dari tahun ketahun. Oleh karena itu, kesehatan lingkungan masih perlu

ditingkatkan.

Untuk melengkapi gambaran/pola penyakit Puskesmas Meko, berikut ini

disajikan gambaran Morbiditas berdasarkan data dari masing – masing laporan

pengelola Program di Puskesmas :

a. Penyakit Malaria

Tahun 2019 Malaria Klinis sebanyak 64 kasus dan Malaria (+) 5 kasus.

Sedangkan tahun 2021 terdapat Malaria (+) sejumlah 0 kasus dan Malaria

klinis sebanyak 183 kasus. Tdak Ada peningkatan kasus baik untuk malaria

positif.

b. TB Paru

Jumlah kasus TB Paru ditemukan tahun 2019 sebanyak 9 kasus dengan

Pemeriksaan BTA + dan TB paru klinis sejumlah 151 kasus. Semua kasus TB

Paru dengan BTA + diberikan pengobatan dan dinyatakan sembuh sebanyak


12 | P r o f i l P u s k e s m a s M e k o 2 0 2 1
8 kasus (90,9%). Tahun 2021 dengan pemeriksaan BTA + berjumlah 11

kasus, dan TB paru klinis sejumlah 83 kasus semua kasus dengan BTA +

mendapat pengobatan dan yang dinyatakan sembuh 11 kasus (100%) dan

tidak ada yang meninggal dunia . Gambaran penderita TB Paru yang

terdeteksi di Puskesmas Meko dapat dilihat pada lampiran tabel 7,8,dan 9.

c. Pneumonia

Penyakit Pneumonia merupakan penyakit yang harus diperhatikan secara

serius, mengingat tingginya kesakitan penyakit ini, terutama pada balita.

Pada semua jenis pelayanan kesehatan penyakit Pneumonia merupakan

penyakit yang terbanyak ditemukan. Di Puskesmas Meko, Tahun 2021 tidak

ditemukan kasus.

d. Diare

Penyakit Diare masih tetap merupakan penyakit yang perlu

diwaspadai,namun ternyata di Puskesmas Meko penyakit ini tidak lagi masuk

dalam 10 besar penyakit terbesar. Masih tingginya angka kesakitan dan

kematian penyakit Diare disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain :

Kesehatan lingkungan yang belum memadai, keadaan gizi, kependudukan,

pendidikan, keadaan sosial ekonomi dan perilaku masyarakat yang secara

langsung atau tidak langsung mempengaruhi keadaan penyakit Diare. Oleh

karena itu, penanganan yang tepat disarana pelayanan kesehatan, sangat

penting peranannya dalam mencegah kematian akibat Diare. Dari laporan

program P2 Diare, didapatkan data jumlah kunjungan penderita diare

Puskesmas Meko Tahun 2021 Diare sebanyak 216 kasus, dari target yang

13 | P r o f i l P u s k e s m a s M e k o 2 0 2 1
ditentukan sesuai dengan jumlah penduduk adalah 214 kasus. Terjadi

peningkatan kasus 2 dari jumlah target yang ditentukan.

e. Penyakit Kusta

Penyakit Kusta merupakan penyakit yang perlu diwaspadai, karena penyakit

ini dapat mengakibatkan kecacatan pada penderitanya. Tahun 2019 tidak

ditemukan penderrita Kusta di Puskesmas Meko.sedangkan tahun 2021

ditemukan 2 penderita kusta namun tidak melakukan pengobatan karena

pasien tidak mau minum obat.

f. Filariasis

Penyakit Filariasis (kaki gajah) adalah penyakit yang ditularkan melalui gigitan

nyamuk. Beberapa jenis nyamuk yang berperan sebagai fektor Filariasis

antara lain : Mansonia, Anopheles dan Culex. Penyakit ini merupakan

masalah kesehatan masyarakat, karena akibat dari serangan penyakit kaki

gajah ini, menyebabkan menurunnya daya kerja dan produktifitas serta

cacatnya anggota tubuh yang menetap. Pada tahun 2015 dan 2021 tidak

tersedia data tentang kasus penyakit Filariasis.

g. Penyakit Tidak Menular

Transisi epidemiologi penyakit dari penyakit infeksi ke penyakit degeneratif

terjadi dimana-mana yang disebabkan life style masyarakat diperberat dengan

pola masyarakat konsumtif brand minded, ditambah lagi dengan terjadinya

perubahan piramida penduduk dimana konsentrasi penduduk berada pada

usia lanjut sebagai akibat dari meningkatnya status gizi masyarakat dan
14 | P r o f i l P u s k e s m a s M e k o 2 0 2 1
bertambahnya umur harapan hidup , hal ini menunjukkan keberhasilan di

bidang kesehatan. Namun oleh karena pola hidup masyarakat yang masih

jauh dari pola hidup sehat mengakibatkjan terjadinya penyakit tidak menular.

Kasus yang banyak ditemukan di kecamatan pamona barat yaitu penyakit

tekanan darah tinggi yang masuk dalam urutan ke 4 (empat) pada 10 besar

penyakit.

3. Status Gizi

Status gizi sesorang sangat erat kaitannya dengan permasalahan kesehatan

individu, karena selain merupakan faktor predisposisi yang dapat memperparah

penyakit infeksi, juga dapat menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan,

bahkan status gizi janin yang masih berada dalam kandungan dan bayi yang

masih menyusui sangat dipengaruhi oleh status gizi ibu hamil dan ibu menyusui.

Status gizi masyarakat dapat diukur, melalui indikator-indikator yaitu status gizi

bayi yang diukur dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), status gizi balita,

status gizi ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK) dan Gangguan Akibat

Kekurangan Yodium(GAKI) sebagaimana diuraikan berikut ini :

a. Berat Bayi Lahir Rendah

Dari laporan KIA, tahun 2019 diwilayah kerja Puskesmas Meko dari 146 bayi

lahir, tidak ditemukan kasus BBLR. Tahun 2021,tidak ditemukan kasus BBLR

dari 146 kelahiran bayi. Hal ini merupakan suatu keberhasilan program KIA

dan Gizi khususnya.

15 | P r o f i l P u s k e s m a s M e k o 2 0 2 1
b. Gizi Balita

Balita yang ada di wilayah kerja Puskesmas Meko Tahun 2021 balita umur 1-

4 tahun mendapatkan vit A 2 kali sebanyak 1209 balita (100%).Dari 798 balita

yang ada sebanyak 798 balita ditimbang (100%), balita yang naik berat badan

di bawah garis merah sebanyak 18 balita ( 2,6 %) (lampiran table 46)

BAB IV

SITUASI UPAYA KESEHATAN

16 | P r o f i l P u s k e s m a s M e k o 2 0 2 1
Tujuan pokok pembangunan kesehatan adalah meningkatkan pemerataan

dan mutu pelayanan kesehatan yang berhasil guna dan berdaya guna serta

terjangkau oleh segenap masyarakat.

Upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan Puskesmas diarahkan pada

kegiatan/pelayanan Puskesmas yang mempunyai daya ungkit besar dalam

menurunkan AKB (IMR), AKI (MMR) dan angka kesakitan utama dimasyarakat.

Upaya pelayanan kesehatan dasar dimaksud seperti kesehatan ibu dan anak/KB,

promosi kesehatan, perbaikan gizi masyarakat, pemberantasan penyakit menular,

pembinaan kesehatan lingkungan dan pengobatan.

A. Kesehatan Ibu / Anak

Program Kesehatan Ibu / Anak bertujuan untuk memantapkan dan meningkatkan

jangkauan serta mutu pelayanan KIA, secara efektif dan efisien. Dimana

pemantapan pelayanan tersebut diutamakan pada kegiatan pokok sebagai

berikut :

Peningkatan pelayanan Antenatal, peningkatan pertolongan persalinan,

peningkatan deteksi dini risiko tinggi ibu hamil dan peningkatan pelayanan

Neonatal.

a) Pelayanan Antenatal

Pelayanan Antenatal adalah pelayanan yang diberikan Tenaga Kesehatan

kepada Ibu Hamil selama masa kehamilannya. Kunjungan yang dilakukan ibu

hamil untuk pertama kali disebut dengan K1 sedangkan kunjungan yang

dilakukan pada semester akhir kehamilannya disebut K4. Cakupan pelayanan

K1 Puskesmas Meko Tahun 2019 mencapai 100 % dan K4 mencapai 87,4

%. Dibandingkan dengan tahun sebelumnya cakupan K1 mengalami

17 | P r o f i l P u s k e s m a s M e k o 2 0 2 1
penuunan yaitu dimana tahun 2021 cakupan K1 mencapai 82,5 % dan

cakupan cakupan K4 mengalami peningkatan yakni mencapai 75,9%.

b) Komplikasi Kebidanan Yang Ditangani

Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani adalah ibu dengan komplikasi

kebidanan di satu wilayah tertentu yang penanganan sesuai dengan standar

oleh tenaga kesehatan terlatih. Dari Pemantauan Wilayah Setempat (PWS)

KIA didapatkan data bahwa ibu dengan komplikasi yang mendapat

penanganan tahun 2021 yaitu 46 sesuai dengan jumlah bumil,dan yang

ditangani sejumlah 45 ibu hamil Risti.

c) Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan

Tenaga yang dapat memberikan pertolongan persalinan dapat dibedakan

menjadi 2 (dua) yakni : Tenaga Profesional (dokter spesialis kebidanan,

dokter umum, bidan dan perawat) dan Dukun Bayi ( Terlatih dan tidak

terlatih) .

Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan (termasuk dukun terlatih yang

didampingi Tenaga Kesehatan) diwilayah kerja Puskesmas Meko tahun 2021

mencapai 100 %. Dibandingkan dengan tahun tahun sebelumnya cakupan

persalinan oleh Nakes mengalami penurunan dimana hanya mencapai 81,8

% . Hal ini diduga disebabkan kurangnyakepercayaan masyarakat kepada

bidan-bidan muda atau yang baru selesai pendidikan.

d) Pelayanan Neonatal

18 | P r o f i l P u s k e s m a s M e k o 2 0 2 1
Pelayanan Neonatal adalah pelayanan yang diberikan kepada bayi berumur

kurang dari 1 (satu) bulan. Pelayanan ini diberikan kepada bayi yang datang

berkunjung ke sarana pelayanan kesehatan pada bulan pertama

kelahirannya. Sebelum mencapai umur 1 (satu) bulan diharapakan seorang

bayi mengadakan kunjungan sebanyak 2 (dua) kali. Kunjungan pertama

dilakukan pada saat bayi berumur 0-7 hari (KN1) dan kunjungan kedua pada

saat bayi berumur 8-28 hari (KN2). Cakupan Kunjungan Neonatus tahun

2021 mengalami peningkatan mencapai 100 %

B. Keluarga Berencana (KB)

Keluarga Berencana adalah program yang dilaksanakan dalam upaya

menurunkan angka kelahiran (Total Fertility Rate). Keberhasilan program KB

dapat diketahui dari beberapa indikator seperti: Pencapaian target KB Baru,

Cakupan peserta KB Aktif terhadap PUS, dan persentase peserta KB Aktif

Metoda Kontrasepsi Efektif Terpilih (MKET).

a) Pencapaian Target Peserta KB Baru

Pencapaian target peserta KB baru tahun 2021 mencapai 100 %. dengan

rincian : IUD : 5,9 %, MOP: 0 %, MOW : 12,6 %,Implant: 6,7 %, Suntik: 37,8,

Pil: 30,4 %, Kondom 6,7 %, obat vagina 0% dan lainnya 0%.

b) Pencapaian Peserta KB Aktif

Pencapaian peserta KB Aktif terhadap PUS di wilayah kerja Puskesmas Meko

tahun 2021 mencakup 88,7 % dengan rincian sebagai berikut: IUD : 12,2 %,

MOP: 0,8 %, MOW : 8,6 %,Implant: 20,3 %, Suntik: 31,2 Pil:26,5 %, Kondom

0,4 %, obat vagina 0% dan lainnya 0%.

19 | P r o f i l P u s k e s m a s M e k o 2 0 2 1
C. Perbaikan Gizi Masyarakat

Untuk menanggulangi masalah gizi dalam masyarakat, pemerintah telah

melakukan upaya distribusi obat program melalui kegiatan posyandu terutama

untuk mengatasi Anemia Gizi, GAKY dan Kurang Vitamin A khususnya pada ibu

hamil, ibu nifas dan bayi.

Beberapa Indikator yang digunakan untuk menilai cakupan pelayanan kesehatan

dalam pencapaian Indonesia Sehat 2021 antara lain adalah Persentase Ibu Hamil

yang mendabat tablet Fe dan cakupan pemberian kapsul minyak beryodium dan

kapsul vitamin A

1. Cakupan Penanggulangan Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI)

Kegiatan yang dilkakukan adalah monitoring Garam beryodium yang beredar

dimasyarakat. Perilaku masyarakat yang mengkonsumsi garam beryodium di

kecamatan pamona Barat untuk tahun 2021 adalah sebesar 100 %

meningkat dari tahun 2012 yaitu 98,83 %.

2. Cakupan Vitamin A

Vitamin A merupakan zat gizi yang sangat diperlukan oleh tubuh yang

berguna untuk kesehatan Mata (agar dapatmelihat dengan baik) dan untuk

kesehatan tubuh (agar meningkatkan daya tahan tubuh untuk melawan

penyakit untuk melawan penyakit). Anak yang kekurangan Vitamin A dalam

jangka waktu yang lama akan mengakibatkan terjadinya gangguan mata, dan

bila tidak cepat mendapat. Selain itu anak yang kurang vitamin A terserang

penyakit Campak, diare dan atau penyakit infeksi lain penyakitnya akan lebih

parah dan dapat mengakibatkan kematian. Kapsul viamin A berwarna Biru

dosis 100.000 IU diberika kepada bayi berusia 6 – 11 bulan, sedangkan


20 | P r o f i l P u s k e s m a s M e k o 2 0 2 1
kapsul Vitamin A berwarna merah dosis 200.000 IU untuk anak balita usia 12-

59 bulan. Di kecamatan Pamona barat Puskesmas Meko cakupan pemberian

vitamin pada bayi tahun 2021 mencapai 100 % dan pada balita %.

3. Cakupan ASI Eksklusif

Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif adalah ASI yang diberikan kepada seorang bayi

secara terus menerus selama 6 (enam) bulan, tanpa ppemberian makanan

pendamping. Pemberian ASI eksklusif pada bayi mempunyai manfaat yang

sangat besar guna memenuhi kebutuhan gizi bayi untuk mencapai

pertumbuhan dan perkembangan yang optimal sampai 6 (enam) bulan. Selain

itu ASI juga memberikan perlindungan maksimal kepada bayi dari gangguan

diare dan ISPA selama 6 bulan pertama karena ASI memperkokoh sistim

kekebalan bayi.

Untuk meningkatkan pemberian ASI eksklusif perlu adanya berbagai upaya

antara lain dengan melakukan kegiatan penyuluhan di Posyandu maupun

pada saat kegiatan pertemuan lain seperti arisan dan lain-lain sehingga

tingkat pengetahuan dan perilaku masyarakat dalam memberikan ASI pada

bayinya juga semakin meningkat yang nantinya akan berdampak pada

peningkatan cakupan pemberian ASI eksklusif.

Tahun 2017 pemberian Asi eksklusif mencapai 47 %. Sedangkan untuk tahun

2021 Asi eksklusif mencapai hanya 65,6 %.. Hal ini terjadi karena banyak

faktor diantaranya ialah sebagian besar ibu rumah tangga bekerja di luar

rumah.

D. Pelayanan Kesehatan Pra Usila dan Usila

21 | P r o f i l P u s k e s m a s M e k o 2 0 2 1
Keberhasilan pembangunan kesehatan yang tidak terlepas dari keberhasilan

pembangunan sektor lainnya telah menampakkan hasil yang cukup

menggembbirakan. Keberhasilan menekan jumlah kematian dengan

meningkatkan gizi masyarakat meskipun belum maksimal sudah merubah

struktur penduduk. Akibat dari keberhasilan pembangunan disegala bidang telah

menimbulkan pergeseran aspek demografis dan epidemologis. Jika dilihat dari

sudut pandang demografis jumlah penduduk didominasi oleh usia muda,

sekarang mulai nampak bergeser menjadi penduduk usia lanjut. Para usia lanjut

ini mempunyai kaeakteristik tersendiri dengan masalah kesehatannya. Meskipun

tidak dapat diabaikan bahwa masih banyak kasus penyakit menular yang

mengenai para usia lanjut, namun yang saat ini berkembang adalah penyakit

degeneratif yang menonjol seperti penyakit jantung dan pembuluh darah, dibetes

melitus dan penyakit lainnya.

Seiring dengan meningkatnya permasalahan kesehatan pada usia lanjut ,

maka perlu adanya upaya yang lebih intensif guna pengembangan melalui

kegiatan pengadaan paket usila seperti yang sudah dilakukan selama ini yaitu

pelayanan pada posyandu atau pos bindu.

Adapun jumlah pra usila (usia 45-59 tahun) dan usila ( usia ≥60 tahun ) di

wilayah kerja Puskesmas Meko tahun 2021 adalah pra usila dan usila adalah

648 orang dengan cakupan pelayanan 100 %.(648 orang). Hasil cakupan

pelayanan ini mengalami peningkatan.

E. Pembinaan Kesehatan Lingkungan

Keadaan lingkungan sangat erat kaitannya dengan kesehatan masyarakat yang

ada didalamnya. Oleh karena itu maka penting sekali adanya program

Lingkungan Sehat yang bertujuan untuk mewujudkan mutu lingkungan yang


22 | P r o f i l P u s k e s m a s M e k o 2 0 2 1
sehat yang mendukung tumbuh kembang anak dan remaja, memenuhi

kebutuhan dasar untuk hidup sehat dan memungkinkan interaksi sosial serta

melindungi masyarakat dari ancaman bahaya yang berasal dari lingkungan

sehingga tercapai derajat kesehatan individu, keluarga dan masyarakat yang

optimal. Lingkungan yang dimaksud mencakup unsur fisik, biologik dan

psikososial.

Berbagai aspek lingkungan yang memerlukan perhatian adalah tesedianya air

bersih, sanitasi lingkungan yang memadai, perumahan dan pemukiman yang

sehat dan lingkungan yang memungkinkan kecukupan ruang gerak untuk

interaksi psikososial yang positif antar anggota keluarga maupun anggota

masyarakat.

Beberapa indikator yang dapat digunakan untuk menilai keadaan lingkungan

antara lain : Persentase Rumah Sehat dan Persentase Tempat-tempat Umum

Sehat dan juga Persentase Rumah Tangga atau keluarga Sehat menurut Sarana

Tempat Pembuangan Sampah.

a) Rumah Sehat

Rumah Sehat adalah bangunan rumah tinggal yang memenuhi syarat

kesehatan, yaitu rumah yang memiliki jamban yang sehat, sarana air bersih,

tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah, ventilasi rumah

yang baik , kepadatan hunian rumah dan lantai rumah tidak terbuat dari tanah.

Tahun 2021 data rumah yang ada berjumlah 2460 rumah,terdapat rumah

sehat sejumlah 2084 rumah ( 84,72 %) Dapat dilihat pada lampiran tabel 58.

b) Tempat-tempat Umum Sehat

23 | P r o f i l P u s k e s m a s M e k o 2 0 2 1
Tempat-tempat umum merupakan suatu sarana yang dikunjungi banyak

orang, dan apabila tidak memenuhi syarat kesehatan dapat menjadi tempat

penyebaran penyakit. Tempat-tempat Umum meliputi hotel, restoran, bioskop,

pasar, terminal dan lain-lain. Yang dimaksud dengan tempat-tempat umum

sehat adalah tempat-tempat umum yang memenuhi syarat kesehatan yaitu

yang memiliki sarana air bersih, tempat pembuangan sampah, sarana

pembuangan air limbah, ventilasi yang baik, luas lantai (luas ruang) yang

sesuai dengan banyaknya pengunjung, dan memiliki pencahayaan ruang

yang sesuai.

Tahun 2021 dari 22 tempat-tempat umum yang ada, 22 diperiksa dan yang

dinyatakan sehat 22 (100 %) Sedangkan target Indonesia 2021 adalah 100%

(dapat dilihat pada lampiran tabel 63)

c) Jamban Keluarga

Ketersediaan jamban keluarga di rumah maupun ditempat-tempat umum yang

memenuhi syarat kesehatan sangat besar artinya dalam mengurangi dampak

yang ditimbulkannya. Banyak kejadian penyakit yang diakibatkan karena

pembuangan kotoran manusia disembarang tempat, terutama penyakit pada

saluran pencernaan. Selain itu jamban yang tidak memenuhi syarat kesehatan

juga dapat menyebabkan pencemaran terhadap air tanah maupun air

permukaan, menurunkan kualitas tanah akibat pencemaran telur cacing yang

dikeluarkan bersama kotoran manusia. Tahun 2021 cakupan meningkat yakni

dari 2460 KK yang diperiksa semua KK yang ada dan yang memiliki jamban

2090KK (88,5 %). (Lampiran Tabel 61)

d) Persediaan Air Minum Bersih


24 | P r o f i l P u s k e s m a s M e k o 2 0 2 1
Sumber air minum dibedakan menjadi dua jenis sumber yakni sumber air

minum terlindungi dan tidak terlindungi. Sumber air minum terlindungi

merupakan jenis sarana yang dianggap memenuhi persyaratan kesehatan

seperti: air kemasan, ledeng, sumur pompa, sumur terlindungi dan mata air

terlindungi. Adapun didalam penyediaan air bersih ada dua aspek yang perlu

diperhatikan yaitu aspek kualitas dan aspek kuantitas. Dari segi kuantitas

dapat dilihat dari segi cakupan pemanfaatan air bersih sedangkan aspek

kualitas dapat dilihat dari tingkat pencemaran terhadap sarana air bersih yang

ada.

Tahun 2021 dari 2460 KK atau 9443 Jiwa yang menggunakan air ledeng 7225

jiwa (76,51%), SPT : 519 jiwa (5,5%) ,sumur bor dengan pompa 565 jiwa,dan

PAH: 360 jiwa (3,81%). (Tabel lampiran 59) .

e) Tempat Sampah

Sampah juga merupakan salah satu masalah kesehatan apabila tidak diolah

dengan benar. Sedapat mungkin sampah dikelola dan ditangani dengan baik,

karena akan memberikan dampak pada pencemaran lingkungan dan pada

akhirnya dapat menimbulkan masyarakat pada penyakit. Upaya yang dapat

dilakukan adalah dengan menyediakan tempat sampah sementara (TPS) dan

Tempat sampah akhir (TPA) sehingga dapat tercipta lingkungan yang bersih

dan sehat. Tahun 2017 dari 2281 KK yang diperiksa ada 617 KK yang

memiliki Tempat Sampah 535 berarti 87 % KK yang memiliki tempat sampah,

Tahun 2021 dari 2460 KK yang memiliki Tempat Sampah 2287 berarti 92,96

% KK yang memiliki tempat sampah

F. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit


25 | P r o f i l P u s k e s m a s M e k o 2 0 2 1
1. Pelayanan Imunisasi

Program Imunisasi merupakan salah satu program prioritas dari Departemen

Kesehatan yang dinilai sangat efektif dalam menurunkan angka kesakitan dan

kematian bayi yang diakibatkan penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan

imunisasi. Untuk mengukur pencapaian program imunisasi dalam mencapai

Indonesia Sehat 2021 dipakai indikator “Universal Child Immunization” (UCI).

Desa yang dikatakan UCI adalah desa yang cakupan imunisasi campaknya ≥

80 %. Tahun 2010 dari 5 desa/kelurahan yang ada di wilayah kerja

Puskesmas Meko 100% (semua desa) sudah mencapai UCI, untuk tahun

2021 dari 6 desa semua sudah mencapai UCI 100%. Program Imunisasi

Dasar meliputi : BCG, DPT, Polio, Campak, Hepatitis pada Bayi dan TT pada

ibu hamil.

Cakupan imunisasi Puskesmas Meko tahun 2021 masing-masing jenis

imunisasi sebagai berikut: Campak: 90,3 %,DPT- HB3 : 83 %, Polio 4: 83,03

%, dan BCG: 77,46%.

Data tentang pencapaian pemberian imunisasi TT pada ibu hamil tahun 2017

sasaran imunisasi TT Bumil adalah sebanyak 185 dan cakupan TT1 mencapai

21,62 % dan TT2 mencakup 20,5 %. Hasil cakupan TT1 dan TT2 ini masih

sangat rendah.Tahun 2021 sasaran imunisasi TT Bumil adalah sebanyak 146

dan cakupan TT1 mencapai 8,8 % dan TT2 mencakup 14,4 %. Hasil cakupan

TT1 dan TT2 ini masih sangat rendah. Hal ini diakibatkan berbagai hal

diantaranya kurangnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya imunisasi

2. Penanggulangan Kejadian Luar Biasa

Kejadian luar biasa (KLB) di kecamatan Pamona Barat pada tahun 2013 tidak

ada kejadian luar biasa demikian juga tahun 2021. Upaya penanggulangan
26 | P r o f i l P u s k e s m a s M e k o 2 0 2 1
KLB dilakukan dengan meningkatkan system surveilans dengan kegiatan

antra lain pengembangan tim surveilans epidemologi di tingkat puskesmas

(TEPUS) dan peningkatan pencatatan dan pelaporan (W1,W2 dan STP)

3. Surveilans AFP

Dalam upaya untuk membebaskan Indonesia dari Penyakit Polio, maka

pemerintah telah melakukan program Eradikasi Polio (ERAPO) yang terdiri

daripemberian imunisasi secara rutin. Surveilans AFP pada hakekatnya

adalah pengamatan dan penjaringan semua kelumpuhan yang terjadi secara

mendadak dan sifatnya layuh (flaccid), seperti kelumpuhan pada poliomyelitis.

Prosedur pembuktian AFP terserang virus polio liar atau tidak adalah sebagai

berikut:

 Melakukan pelacakan terhadap anak ≤ 15 ahun yang mengalami

kelumpuhan layuh mendadak (< 14 hari)dan menentukan diagnose

awal

 Mengambil specimen tinja penderita lebih dari 14 hari sejak

kelumpuhan, sebanyak dua kali selang waktu pengambilan I dan II >24

jam

 Mengirim specimen tinja ke laboratorium farma bandung dengan

pengemasan khusus

 Hasil pemeriksaan specimen tinja akan menjadi bukti virologist adanya

virus liar didalamnya

 Diagnose akhir ditentukan pada 60 hari sejak kelumpuhan.

Pemeriksaan klinis ini dilakukan dokter spesialis anak atau syaraf untuk

menentukan apakah masih ada kelumpuhan atau tidak.

27 | P r o f i l P u s k e s m a s M e k o 2 0 2 1
Hasil pemeriksaan virologis dan klinik akan menjadi bukti yang syah dan

meyakinkan apakah semua kasus AFP yang terjaring termasuk virus polio

atau tidak, sehingga dapat diketahui apakah masih ada polio liar di

masyarakat.

Penemuan kasus AFP yang tinggi merupakan salah satu indicator

keberhasilan program surveilans AFP khususnya dan eradikasi polio pada

umumnya. Secara statistik jumlah kelumpuhan AFP diperkirakan satu

diantara 100.000 anak usia < 15 tahun. Pada tahun 2015 maupun 2021

tidak ditemukan kasus AFP di kecamatan Pamona Barat.

G. Pelayanan Kesehatan Masyarakat Miskin

Pelayanan kesehatan bagi keluarga miskin telah dilaksanankan sejak

pertengahan tahun 1998, dimana pemerintah melaksanakan salah satu upaya

dalam bidang penyelamatan dalam bidang kesehatan untuk mengatasi dampak

krisis ekonomi terhadap keluarga miskin melalui jaring pengaman sosial bidang

kesehatan (JPS-BK). Program ini telah mengalami perubahan nama menjadi

Program Kompensasi Pengurangan Subsidi Bahan Bakar Minyak (PKPS-BBM),

kemudian berubah lagi menjadi Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat

Miskin (JPKMM)

Jumlah KK miskin di wilayah kerja Puskesmas Meko tahun 2021 sebanyak 5000

jiwa, dicakup JPKM sebanyak 4500 KK (95%) dan yang mendapat palayanan

kesehatan sebanyak 4258 jiwa.

H. Pelayanan Kesehatan Dasar, Rujukan dan Penunjang

1. Pemanfaatan fasilitas kesehatan

28 | P r o f i l P u s k e s m a s M e k o 2 0 2 1
Pemanfaatan fasilitas kesehatan dapat dilihat dari rata-rata kunjungan per hari

buka Puskesmas. Pada tahun 2017 kunjungan Puskesmas Meko adalah 7116

kunjungan. Rata-rata kunjungan per hari buka puskesmas adalah 24 orang.

Sedangkan untuk tahun 2021 jumlah kunjungan puskesmas termasuk Pustu

dan Poskesdes adalah sebanyak 10589 kunjungan. Rata-rata kunjungan per

hari buka puskesmas adalah 35 kunjungan.

2. Pelayanan Kesehatan Gigi

Gambaran pemanfaatan Polik Gigi di Puskesmas Meko dapat dilihat

berdasarkan rata-rata jumlah kunjungan masyarakat yang berobat gigi ke

Puskesmas. Jumlah kunjungan Polik Gigi Puskesmas Meko sepanjang tahun

2021 berjumlah 540 kunjungan,dengan jumlah kunjungan rata-rata per hari

mencapai 2 orang.Pelayanan tumpatan gigi tidak dapat dilakukan di

Puskesmas Meko karena alat yang tidak memadai, pencabutan gigi tetap

dilakukan sebanyak 325 gigi. Untuk pelayanan kesehatan gigi di sekolah dari

2052 jumlah murid SD yang ada , murid yang diperiksa sebanyak 2052

(100%), yang perlu perawatan 878 dan yang mendapat perawatan mencapai

878 (100 %).Dapat dilihat pada tabel lampiran 51.

3. Usaha Kesehatan Sekolah (UKS/UKGS)

Usaha Kesehatan sekolah adalah suatu program untuk menumbuhkan dan

mewujudkan kemandirian anak untuk hidup sehat sehingga memungkinkan

terwujudnya derajat kesehatan yang optimal. Kegiatan yang dilaksanakan

dalam kegiatanUsaha Kesehatan Sekolah di wilayah kerja Puskesmas Meko :

a. Memantapkan program UKS dengan meningkatkan penggalangan

kerjasama lintas program dan lintas sektoral.

b. Pelaksanaan penyuluhan kesehatan di sekolah –sekolah

29 | P r o f i l P u s k e s m a s M e k o 2 0 2 1
c. Pelayanan kesehatan berupa penjaringan kesehatan murid sekolah dan

pelaksanaan Imunisasi kelas 1 (satu),2 (dua),dan 3 (tiga)

d. Pelatihan dokter kecil di beberapa sekolah

e. Pengadaan sarana berupa : tempat pemeriksaan (ruang UKS), kotak

P3K secara swadaya, timbangan dan pengukur tinggi badan di setiap

sekolah.

Usaha kesehatan sekolah (UKS) sasarannya adalah sekolah-sekolah dengan

anak didik beserta lingkungannya, dalam rangka mencapai kesehatan anak didik

yang sebaik-baiknya dan sekaligus dapat meningkatkan prestasi belajarnya.

BAB V

30 | P r o f i l P u s k e s m a s M e k o 2 0 2 1
SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN

Indikator sumber daya kesehatan terdiri atas Rasio Dokter, Dokter Spesialis, Dokter

Keluarga, Dokter Gigi, Apoteker, Bidan, Perawat, Ahli Gizi, Ahli Sanitasi, dan Ahli

Kesehatan Masyarakat masing-masing per 100.000 penduduk.

A. Sarana kesehatan.

Sarana Kesehatan adalah tempat dimana seseorang mendapatkan pelayanan

kesehatan seperti Rumah Sakit, Puskesmas, Puskesmas Pembantu,

Polindes/Poskesdes, dan lain sebagainya. Beberapa sarana kesehatan yang ada

di wilayah kerja Puskesmas Meko antara lain :

a. Puskesmas Meko

Puskesmas Meko merupakan satu-satunya Puskesmas yang ada di

kecamatan Pamona Barat. Gedung Puskesmas dibangun pada tahun 2006.

Terdiri dari 9 (Sembilan) ruangan pelayanan dan 1 (satu) ruang pertemuan.

b. Puskesmas Pembantu

Puskesmas pembantu yang ada di wilayah kerja Puskesmas Meko berjumlah

3 unit. Pustu tersebut tesebar di 3 (tiga) desa, yaitu desa Toinasa, Salukaia

dan Taipa.

c. Polindes (Poskesdes)

Di wilayah puskesmas Meko sudah dibangun beberapa Poskesdes yakni ,

Poskesdes Toinasa,Poskesdes Salukaia, Poskesdes Uranosari, Poskesdes

Meko dan Poskesdes Owini . sampai saat ini belum ada peralatan yang

memadai untuk semua Poskesdes yang ada ini baik alat kesehatan maupun

mobiler.

31 | P r o f i l P u s k e s m a s M e k o 2 0 2 1
d. Posyandu Balita

Posyandu Balita yang ada pada tahun 2019 sama dengan tahun 2021 yaitu

berjumlah 13 unit. .

e. Posyandu Lansia

Untuk melayani penduduk usia lanjut, sejak beberapa waktu lalu sudah

dibentuk posyandu lansia atau posbindu. Hingga tahun 2021 posbindu yang

ada berjumlah 11 (sebelas) .

f. Puskesmas Keliling Roda 4 (empat)

Puskesmas Meko untuk melaksanakan puskesmas keliling ke seluruh

wilayah kerja yang ada memiliki 1 (satu) unit kenderaan roda 4 (empat)

B. Ketenagaan

Tenaga kesehatan yang ada di kecamatan Pamona Barat berjumlah 46 orang,

terdiri dari Tenaga Medis 3 orang, Perawat PNS 10 orang Sukarela 6 orang

,Perawat Gigi 1 Orang, Bidan PNS 8 orang Sukarela 7 orang, Petugas Gizi PNS

2 orang,petugas Kesling PNS 1 orang , Petugas Kesehatan Masyarakat PNS 2

orang 2 orang Sukarela dan Apoteker 1 orang PNS tenaga kefarmasian 3 orang

Sukarela,Tenaga analis 1 orang tenaga Nusantara sehat.

BAB VI
32 | P r o f i l P u s k e s m a s M e k o 2 0 2 1
KESIMPULAN

Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya tentang gambaran pelaksanaan dan


pencapaian program, maka dari hasil tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut:
A. Derajat Kesehatan
1. Mortalitas
Tahun 2021 ditemukan kematian ibu maternal tidak terjadi kasus di wilayah
kerja Puskesmas Meko. Untuk kematian bayi tahun 2021 tidak terjadi kasus
kematian bayi.Hal ini merupakan gambaran pelayanan yang sudah
baik,namun masih perlu ditingkatkan khususnya pelayanan kesehatan
terhadap ibu hamil baik dalam hal pemeriksaan kehamilannya maupun status
gizi sebelum dan selama kehamilannya.
2. Morbiditas
Kasus terbanyak yang dijumpai pada rawat jalan Puskesmas Meko masih
sama dengan dengan tahun – tahun sebelumnya yaitu Gastritis. Sedangkan
Diare masih tetap masuk dalam 10 besar penyakit.
Sedangkan TB Paru klinis ditemukan sejumlah 83 kasus. Untuk kasus BTA +
tahun 2021 ditemukan sejumlah 11 kasus. Dan dari11 kasus yang mendapat
pengobatan, 11 kasus (100%) dinyatakan sembuh 11 kasus (100).Tidak ada
kasus meninggal dunia . Dengan demikian dapat dilihat gambaran bahwa
masyarakat belum memperhatikan keadaan lingkungannya dan juga belum
menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat. Disamping itu juga dapat dilihat
gambaran perubahan perilaku dan gaya hidup masyarakat termasuk pola
makan, yang tanpa disadari telah memberi pengaruh terhadap kesehatan
masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya kunjungan kasus penyakit-
penyakit tidak menular seperti; Gastritis, Diabetes Melitus, Hypertensi dan lain
sebagainya.

3. Status Gizi
Tahun 2021 di Wilayah kerja Puskesmas Meko dari 146 bayi lahir, tidak
ditemukan kasus BBLR.

33 | P r o f i l P u s k e s m a s M e k o 2 0 2 1
Balita yang ada di wilayah kerja Puskesmas Meko Tahun 2021 balita yang
ada sebanyak 684 balita. Sedangkan balita ditimbang sebanyak 673 (98,4%)
dengan berat badan naik adalah 641 (95,2 %), sedangkan BGM sebanyak 18
(3,7 %).

B. Upaya Kesehatan
Jumlah kunjungan rawat jalan dari tahun ke tahun mengalami peningkatan.
Tahun 2019 kunjungan per hari Puskesmas rata-rata 35, tahun 2021
kunjungan perhari rata-rata 35 pasien termasuk kunjungan Pustu dan
Polindes. Secara umum keadaan lingkungan masih sangat memerlukan
perhatian. Hal ini dapat dilihat dari hasil cakupan dari beberapa indikator
penilaian keadaan lingkungan masih jauh dibawah target antara lain:
kepemilikan jaman Keluarga dan sarana air bersih.

C. Sumber Daya Kesehatan


Hampir disetiap desa bahkan kelurahan sudah ada tenaga kesehatan, sehingga
memudahkan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan . hanya saja
1 (satu) Pustu sudah dalam keadaan rusak berat dan tidak layak huni seperti
Pustu Taipa.

34 | P r o f i l P u s k e s m a s M e k o 2 0 2 1
35 | P r o f i l P u s k e s m a s M e k o 2 0 2 1

Anda mungkin juga menyukai