Anda di halaman 1dari 13

BAB 1

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Surveilans Kesehatan adalah kegiatan pengamatan yang sistematis dan terus
menerus terhadap data dan informasi tentang kejadian penyakit atau masalah
kesehatan dan kondisi yang mempengaruhi terjadinya peningkatan dan
penularan penyakit atau masalah kesehatan untuk memperoleh dan
memberikan informasi guna mengarahkan tindakan pengendalian dan
penanggulangan secara efektif dan efisien.
Penyakit Tuberculosis (TBC) adalah penyakit menular langsung yang
disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis dan merupakan salah satu
penyakit infeksi kronis menular yang menjadi masalah kesehatan. Tuberculosis
Paru masih merupakan masalah dunia, karena menjadi penyebab kematian
terbanyak di dunia. Di perkirakan 95% dari kasus TBC terbanyak ada dinegara
berkembang.
Penyakit TB Paru dapat diderita siapa saja, orang dewasa atau anak-anak
dan dapat mengenai dan dapat mengenai seluruh tubuh kita walaupun yang
paling banyak terkena adalah organ paru. WHO memperkirakan sepertiga
penduduk dunia terinfeksi oleh TB paru. Penanggulangan TB Paru merupakan
hal yang sangatpenting dilaksanakan sebagaimana dituangkan dalam
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR
364/MENKES/SK/2009 TENTANG PENANGGULANGAN TUBERKULOSIS (TB)
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA. Bahwa penyakit TB paru
merupakan penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan
masyarakat dan salah satu penyebab kematian sehingga perlu program
penanggulangan TB secara berkesinambungan.
Berdasarkan data profil kesehatan di Puskesmas Kawua data penyakit TB
paru tahun 2017 adalah 17 kasus, tahun 2018 adalah 17 kasus, tahun 2019
adalah 20 kasus, tahun 2020 adalah 11 kasus dan tahun 2020 sampai dengan
Mei 2021 adalah 7 kasus.

2. Batasan Masalah
Data surveylans ini mengambil data dari program TB paru menurut tempat
orang dan waktu.

3. Tujuan
Untuk mengetahui gambaran surveilans epidimiologi penyakit TB paru di
Puskesmas Kawua tahun 2017 sampai dengan 2021.
BAB II

PENYELIDIKAN EPIDIMIOLOGI

A. Pelaksanaan Surveilans TB Paru


Pada Puskesmas Kawua, pelaksanaan surveilans TB Paru pada periode
2017 sampai dengan 2021 dapat dikatakan berjalan dengan baik. Kegiatan
surveilans pertama dilakukan dengan cara mengumpulkan data, pengamatan
secara terus menerus, analisis atau interpretasi data, penanggulangan dalam
proses menjelaskan atau penyebaran, serta memantau peristiwa kejadian
penyakit TB yang terjadi di Kecamatan Poso Kota Selatan.

B. Konsep Dasar Epidimiologi Penyakit TB Paru


1) Epidimiologi Deskriptif
a. Variabel Orang
Kelompok umur yang paling banyak menderita penyakit TB paru adalah
pada kelompok umur 16 tahun – 45 tahun, jenis kelamin laki-laki.
b. Variabel Waktu
Menurut skala waktu yaitu variasi jangka panjang yaitu tahun 2019.
c. Variabel Tempat
Perbandingan antara urban dan rural, terbanyak di kelurahan Kawua
Kecamatan Poso Kota Selatan.
2) Konsep Penyebab Penyakit ( Host – Agent – Lingkungan )
a. Faktor Agent
Penyebab penyakit TB berupa bakteri yaitu Mycobacterium tuberculosis.
Untuk memperpanjang masa hidup agent organism dengan metode
Vektor, yaitu berpindah darisatu host ke host lainnya sebagai bagian dari
proses transmisi.
b. Faktor Manusia/ Host
Kerentanan yang mempengaruhi paparan individual adalah usia
dewasa, laki-laki, perilaku merokok.
c. Faktor Lingkungan
Pada umumnya sanitasi yang buruk sangat mempengaruhi kesempatan
untuk menjadi paparan.
3) Riwayat Alamiah Penyakit
a. Fase Rentan
Untuk penyakit TB terjadi pada saat bakteri TB ada pada masa aktif dan
menginfeksi orang lain melalui droplet.
b. Fase Subklinis
Pada fase ini, untuk penyakit TB pada saat orang yang tertular mulai
menurun daya tahan tubuhnya maka bakteri TB mulai berkembang
dalam tubuh penderita.
c. Fase Klinis
Carrier sudah mulai menimbulkan tanda dan gejala penyakit TB dan
mulai dapat di deteksi dan telah terjadi manifestasi klinis penyakit.
d. Fase Terminal
Untuk penyakit TB yang terlihat akibat dari penyakit yaitu sembuh
dengan terapi, remisi ( kambuh) dan kematian..
4) Ukuran Dasar Epidimiologi
a. Tipe Kuantitas Matematis
Dengan Denominator yaitu Proporsi :
X 100%
Rumus : X
X 100%
X+Y

TB Wanita = 24 X 100% = 34,2%

46 + 24

TB Pria = 46 = 65,7%
X 100%
46 + 24

b. Tipe Kuantitas epidimiologis


Angka Mortalitas CFR pada penyakit TB di Puskesmas Kawua dari
tahun 2017 sampai dengan tahun 2021 adalah 1,42%. Dengan jumlah
kematian penderita adalah 1 orang.
BAB III

PENGUMPULAN, PENGOLAHAN, ANALISA DAN INTERPRETASI DATA

A. Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan merupakan data sekunder yaitu data yang


diperoleh dari penanggungjawab program TB Paru Puskesmas kawua.

B. Pengolahan Data dan Analisia Data

Data yang diperoleh diolah secara manual dan di analisis menurut orang
yang terdiri dari Jenis kelamin dan golongan umur, menurut waktu kejadian dan
lokasi kejadian dari penderita Tuberkulosis yang ada di Puskesmas Kawua.

B.1 Distribusi Penyakit menurut orang ( Jenis kelamin dan Golongan Umur )

Tabel B.1

Distribusi Penyakit TB Menurut Orang di Puskesmas Kawua


Thun 2017 s/d 2021
Sayo Bukit Bambu Kawua Ranononcu Lembomawo
Tahun
L P L P L P L P L P
2017 3 2 0 0 2 2 3 1 3 1
2018 1 1 0 0 6 2 1 5 1 0
2019 0 0 1 0 7 1 4 2 4 1
2020 0 1 0 0 2 2 2 1 1 0

Sumber data: program TB Pkm Kawua

Berdasarkan data diatas, kasus TB tertinggi yaitu pada golongan umur


16 th – 45 th yaitu 38 kasus, dan jika menurut jenis kelamin kasus tertinggi
ada pada jenis kelamin laki-laki sejumlah 46 kasus.
Grafik B.1

Distribusi Penyakit TB Menurut Orang di Puskesmas Kawua


Thun 2017 s/d 2021

9
8
7
6
5 0-15
16-45
4
46 - 65
3 > 65
2
1
0
L P L P L P L P L P
2017 2018 2019 2020 2021

B.2 Distribusi Penyakit TB menurut waktu dan tempat

Tabel B.2
Distribusi Penyakit TB Menurut Waktu dan Tempat di Puskesmas
Kawua
Tahun 2017 s/d 2021
Sayo Bukit Bambu Kawua Ranononcu Lembomawo
Tahun
L P L P L P L P L P
2017 3 2 0 0 2 2 3 1 3 1
2018 1 1 0 0 6 2 1 5 1 0
2019 0 0 1 0 7 1 4 2 4 1
2020 0 1 0 0 2 2 2 1 1 0
2021 1 1 0 0 2 1 1 0 0 0

Sumber data: program TB Pkm Kawua

Berdasarkan data diatas dapat terlihat bahwa kasus TB tertinggi yaitu


pada tahun 2019 sejumlah 20 kasus dan untuk daerah kasus TB tertinggi
ada pada kelurahan Kawua sejumlah 27 kasus.
Grafik B.2
Distribusi Penyakit TB Menurut Waktu dan Tempat di Puskesmas
Kawua
Tahun 2017 s/d 2021
8

5
2017
4 2018
2019
3 2020
2021
2

0
L P L P L P L P L P
Sayo Bukit Bambu Kawua Ranononcu Lembomawo

C. Interpretasi Data

Tabel C.1
Distribusi Penyakit TB di Puskesmas Kawua
Tahun 2017 s/d 2021

DATA TB
jan feb mar apr mei jun jul ags sep okt nov des
1 2017 1 0 1 2 0 2 0 0 4 2 4 1 17
2 2018 1 1 2 1 2 0 3 4 0 1 0 2 17
3 2019 2 3 1 0 5 2 3 0 1 0 2 1 20
4 2020 3 2 1 2 0 0 0 0 0 2 1 0 11
5 2021 0 0 2 1 4 0 0 0 0 0 0 0 7
Sumber data: Program TB Pkm Kawua

Dari data diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa di Puskesmas Kawua Kabupaten Poso
terjadi peningkatan Kasus TB pada tahun 2019 yaitu pada bulan Mei 2019 sebanyak 5
kasus. Total kasus pada tahun 2019 adalah 20 Kasus.
Diagram C.1
Sebaran Kasus TB Di Wilayah Kerja Puskesmas Kawua
Tahun 2017 s/d 2021

2021

2017

2020

2018
2019

Kasus TB tertinggi ada pada tahun 2019 dengan grafik kasus sebagai berikut:

Diagram C.2
Grafik kasus TB di wilayah kerja Puskesmas Kawua
Tahun 2019
6

3
2019

0
jan feb mar apr mei jun jul ags sep okt nov des
Diagram C.3
Grafik kasus TB di wilayah kerja Puskesmas Kawua
Tahun 2019
6

3
2019

0
jan feb mar apr mei jun jul ags sep okt nov des

Analisa deskriptif waktu terhadap kecenderungan kasus ( tahun 2019 dan tahun
2020).

Diagram C.4
Grafik kasus TB di wilayah kerja Puskesmas Kawua
Tahun 2019 dan Tahun 2020
6

3 2019
2020
2

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Analisa Deskriptif dengan mencermati pola kurva pada grafik


perkembangan kasus TB menurut bulan selama tahun 2017 sampai dengan
tahun 2020, yang di pergunakan untuk menilai pola penyakit TB yang terjadi
pada tahun 2021.
Tabel C.2
Distribusi Pola Minimun dan Maksimun Penyakit TB di Puskesmas
Kawua
Tahun 2017 s/d 2021

DATA TB
jan feb mar apr mei jun jul ags sep okt nov
1 2017 1 0 1 2 0 2 0 0 4 2 4
2 2018 1 1 2 1 2 0 3 4 0 1 0
3 2019 2 3 1 0 5 2 3 0 1 0 2
4 2020 3 2 1 2 0 0 0 0 0 2 1
5 2021 0 0 2 1 4 0 0 0 0 0 0
min 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0
max 0 3 2 2 5 2 3 4 4 2 4
median 0 1.5 1 1.5 1 1 1.5 0 0.5 1.5 1.5

Sumber data: program TB PKM Kawua

Gambar C.2
Grafik Pola Minimum dan Maksimum kasus TB di wilayah kerja
Puskesmas Kawua
Tahun 2019

4
2019
3 min
max
median
2

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Berdasarkan tabel diatas dapat diuraikan pola minimum dan maksimun


kasus TB tahun 2017 s/d 2021 peningkatan kasus terjadi pada pertengahan
tahun ( periode Mei – Juli) dan cenderung mengalami penurunan mulai
bulan Agustus.

Kewaspadaan peningkatan kasus TB terjadi pada bulan Februari, Mei, Juni,


Juli, September dan November, dikarenakan pola kasus melebihi pola rata-
rata kasusnya.
BAB IV

PELAKSANAAN KOORDINASI DAN KOLABORASI PENYELIDIKAN


EPIDIMIOLOGI

Dari hasil analisis dan interpretasi data maka dilakukan proses penyepakatan
bersama antara kepala puskesmas, petugas surveilans, penanggungjawab program
TB dan program terkait lainnya dalam rangka meningkatkan kerjasama lintas
program agar tidak terjadi lagi kematian (CFR) untuk kasus penyakit TB.

Di Puskesmas Kawua telah terbentuk tim KUPAS TIBI sebagai bentuk inovasi
puskesmas untuk memantau perkembangan kasus TB di wilayah kerja puskesmas
kawua dengan di bantu oleh kader TB yang telah di latih. Juga telah di bentuk TIM
TB TERPADU Puskesmas Kawua dengan tujuan untuk meningkatkan mutu
pelayanan terhadap penderita TB di puskesmas melalui penerapan strategi DOTS
secara optimal dengan mengupayakan kesembuhan dan pemulihan pasien melalui
prosedur tindakan yang dapat di pertanggungjawbkan.

Tim penanganan kasus TB antara lain:

1. Penanggungjawab Program TB

2. Penanggungjawab UKM

3. Dokter Puskesmas

4. Penanggungjawab Promkes

5. Penanggungjawab Sanitasi

6. Farmasi

7. Penanggungjawab Gizi

8. Petugas Laboratorium

9. Pihak terkait lainnya


BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan data penderita penyakit TB pada


Puskesmas Kawua Kecamatan Poso Kota Selatan dapat disimpulkan bahwa:

a) Dari tahun 2017 sampai tahun 2019 terjadi peningkatan kasus TB dan
puncaknya terjadi pada bulan mei 2019. Namun pada tahun 2020 sampai
dengan 2021 terjadi penurunan kasus sehubungan dengan adanya
pandemic covid-19 sehingga melonggarkan penjaringankasus TB.
b) Berdasarkan kelompok umur dan jenis kelamin, penderita tertingga
terdapat pada kelompok umur 16 tahun – 45 tahun yang merupakan usia
produktif. Dan sebagian besar di derita oleh laki-laki yang disebabkan
karena kebiasaan merokok, status gizi, sanitasi yang kurang dan keadaan
ekonomi sosial.
c) Berdasarakan tempat, kelurahan Kawua merupakan tempat kejadian kasus
TB tertinggi dibandingkan kelurahan lain. Hal ini mungkin disebabkan
kepadatan jumlah penduduk dan tingkat kesadaran masyarakat untuk
memeriksakan diri ke sarana kesehatan.

2. Rekomendasi

Lebih mengaktifkan Tim yang telah terbentuk untuk memperketat


penjaringan suspek TB dan proses pengobatan penderita terpantau sehingga
proses kesembuhan dapat berjalan dengan baik.

Tingkatkan kerjasama lintas program baik dalam puskesmas maupun


dengan unit pelayanan yang lebih sederhana yaitu puskesmas pembantu dan
polindes. Dan lebih meningkatkan upaya promotif tentang penyakit TB.

Anda mungkin juga menyukai