TESIS
DISUSUN OLEH:
YULIA MAR’ATUZZAKIYAH
NPM: 206131028
Yulia Mar’atuzzakiyah
ABSTRAK
Tuberkulosis (TB) ialah pemicu kematian penting dengan cara garis besar sebab
peradangan dengan nyaris 4000 kematian tiap hari (World Health Organization, 2019).
Kejadian Tuberkulosis di Provinsi Lampung diperkirakan sebesar 24. 000 ataupun 8, 8
atau 100. 000 masyarakat tahun 2020 dengan kebiasaan sebesar 7, 872 permasalahan.
Kota Bandar Lampung hadapi penyusutan dalam temuan permasalahan TB dari 2, 346
permasalahan pada tahun 2020 jadi 1, 038 permasalahan pada tahun 2021. Tujuan Riset
ini merupakan Buat mengenali faktor- faktor yang berkaitan dengan temuan suspek TB
oleh kandidat di masa endemi covid- 19 di Kota Bandar Lampung Tahun 2022.
Tipe riset kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Populasi riset ini merupakan
57 kandidat TB ILS dengan ilustrasi 54 kandidat. Pengumpulan informasi memakai
angket. Analisa memakai analisa univariat, bivariat (chi square) multivariat (regresi
logistic berganda).
Hasil riset membuktikan penyaluran gelombang Pembelajaran besar (55, 6%),
Wawasan bagus (55, 6%), Dorongan Kurang (63, 0%), Tindakan Minus (59, 3%) serta
penyusutan temuan suspek TB sepanjang era endemi. (68. 5%). Hasil percobaan
membuktikan terdapat ikatan motivasi (p value 0, 000, OR 24, 111), Terdapat ikatan
tindakan (p value 0, 000. OR 32, 143), Tidak terdapat ikatan Tingkatan pembelajaran (p
value 0, 1000) serta Tidak terdapat ikatan wawasan (p value 0, 1000) dengan temuan
suspek TB oleh kandidat di masa endemi Covid- 19 di Kota Bandar Lampung dengan
Tindakan ialah aspek yang sangat berkuasa, dimana mempunyai angka OR ialah 24, 293.
Anjuran riset ini membuat novel bimbingan penatalaksanaan TB di masa Covid- 19
kandidat yang didalamnya ada bimbingan aturan kesehatan pada suasana serta situasi
Covid- 19, sosialisasikan pada kandidat TB ILS serta monitoring valuasi hasil novel
bimbingan serta membagikan reward pada kandidat yang aktif serta senantiasa menjajaki
aturan kesehatan.
1
2
Yulia Mar’atuzzakiyah
ABSTRACT
Tuberculosis (TB) is the leading cause of death globally due to infection with nearly
4000 deaths every day (WHO, 2019). The incidence of tuberculosis in Lampung Province
is estimated at 24,000 or 8.8/100,000 population in 2020 with a prevalence of 7,872
cases. The city of Bandar Lampung experienced a decrease in TB case finding from
2,346 cases in 2020 to 1,038 cases in 2021. The purpose of this study was to determine
the factors associated with the discovery of suspected TB by cadres in the era of the
covid-19 pandemic in Bandar Lampung City in 2022.
This research used to quantitative research with a cross sectional approach. The
population of this study was 57 TB ILS cadres and sample 54 cadres. Collecting data
using a questionnaire. The analysis used univariate analysis, bivariate (chi square)
multivariate (multiple logistic regression).
The results showed the distribution of the frequency of higher education (55.6%),
good knowledge (55.6%), lack of motivation (63.0%), negative attitude (59.3%) and a
decrease in the discovery of TB suspects during the pandemic. (68.5%). The analysis
results showed that there is a relationship between motivation (p value 0.000, OR
24.111), there is a relationship between attitudes (p value 0.000. OR 32.143), there is no
relationship between the level of education (p value 0.1000) and there is no relationship
between the level of knowledge (p value 0, 1000) with the discovery of TB suspects by
cadres in the era of the Covid-19 pandemic in Bandar Lampung City with Attitude being
the most dominant factor, which has an OR value of 24,293. The suggestion of this
research is to make a guidebook for TB management in the Covid-19 era for cadres
which includes guidelines for health protocols on the Covid-19 situation and condition,
socialize it to ILS TB cadres and monitor the valuation of the results of the guidebook
and give rewards to cadres who are active and still follow the health protocol.
BAB I
PENDAHULUAN
akibat endemi. Penyusutan ini diperkirakan hendak berakibat jauh lebih kurang
baik pada tahun 2021 serta 2022 (World Health Organization, 2021).
Salah satu wujud pembaruan sistem kesehatan nasional berbentuk
pengaturan penyakit dengan melaksanakan ekspansi temuan permasalahan serta
kenaikan kesuksesan penyembuhan (Bappenas, 2020). Sasaran penyelesaian TB
tahun 2025 ialah Penyusutan nilai kesakitan sebab TB sebesar 50% dengan
mempraktikkan salah satu strategi penyelesaian dalam pendapatan penyisihan
nasional TB pada tahun 2035 serta Indonesia leluasa dari TB pada tahun 2050
ialah dengan mengoptimalkan temuan TB dengan cara dini (Kemenkes, 2017).
Kelakuan analitis yang sudah direncanakan pada strategi pengaturan TB di
Indonesia 2020- 2024 ada 6 strategi yang mana salah satu strategi dalam
penyelesaian TB ialah dengan optimalisasi usaha advertensi serta penangkalan,
pemberian penyembuhan, penangkalan TB dan pengaturan peradangan. Salah satu
aksi dalam pengaturan peradangan ialah dengan usaha temuan permasalahan
secepat bisa jadi, perihal ini bisa berhasil bila di bawa dengan strategi
penyelesaian TB ialah kenaikan kedudukan dan komunitas, kawan kerja, serta
multisektor yang lain dalam penyisihan TB (Kemenkes, 2020).
Usaha temuan permasalahan TB dicoba dengan 2 metode ialah dengan
cara aktif yang mana dicoba oleh aparat serta dengan cara adem ayem dicoba oleh
pengidap ataupun keluarga periksakan diri (Kemenkes, 2016). Temuan suspek
Tuberkulosis merupakan tahap dini dalam aktivitas penyelesaian tuberkulosis
sebab dengan terdapatnya temuan suspek TB dengan cara dini bisa merendahkan
nilai kematian dampak TB. Salah satu aktivitas yang mensupport kesuksesan dari
strategi temuan aktif TB ialah dikerjakannya pencarian serta analitis kontak dalam
perihal ini kedudukan kandidat dibutuhkan. Kandidat TB ILS ialah salah satu
wujud turut dan zona lain dalam penyelesaian TB (Depkes, 2009). Kandidat TB
ILS berfungsi dalam analitis kontak ialah dengan membagikan informasi kontak
dari permasalahan indikator, melaksanakan skrining pertanda serta aspek resiko
TB pada tiap kontak, membagikan Komunikasi, Data serta Bimbingan (KIE) pada
kontak dengan hasil skrining positif ke puskesmas serta pula membagikan KIE
mengenai TB dengan berartinya penyembuhan berakhir, penangkalan serta
pengaturan peradangan di rumah serta yang terakhir membenarkan analitis kontak
5
sudah diperikasa seluruh. Pada era endemi Covid- 19 aktivitas itu jadi terbatas
sebab lalu melonjaknya permasalahan Covid- 19 serta mewajibkan buat
menghalangi aktivasi serta mempraktikkan social distancing.
Kandidat Kesehatan berfungsi selaku perantara antara daya kesehatan serta
warga dalam membagikan data terpaut wawasan mengenai kesehatan serta pula
dapat berdampingan langsung dengan warga selaku perantara penyampaian
permasalahan kesehatan paling utama pada era endemi ini. Riset yang dicoba oleh
Ari Probandari (2020), kalau warga khawatir buat berobat ke jasa kesehatan bila
hadapi batu berdahak sebab khawatir hendak di analisis Covid- 19. Kandidat TB
bekerja dalam Analitis kontak, komunikasi, data serta Bimbingan (KIE) serta pula
pendampingan minum obat, namun di era endemi Covid- 19 pula analitis kontak
yang dicoba kandidat terhambat sebesar 65%, 47% kandidat menyudahi dalam
pemberian KIE di Komunitas serta monitoring penyembuhan senantiasa berjalan
48% serta 70% aparat TB memakai mobile phone (Probandari A, 2020).
Filosofi prilaku serta kemampuan Gibson (1997) melaporkan kalau yang
pengaruhi kemampuan terdiri dari 3 elastis ialah elastis orang, elastis badan serta
elastis intelektual yang mana tiap variabelnya silih terikat alhasil dari sub-
variabel itu membuktikan kemampuan seseorang orang dalam menggapai hasil
yang diharapkan serta dalam riset ini berbentuk terdapatnya kenaikan dalam
temuan suspek TB alhasil bisa dikerjakannya penyelesaian TB dengan cara dini.
Ketiga elastis ini terdiri dari elastis orang berbentuk wawasan, tingkatan
pembelajaran serta penataran pembibitan, elastis badan berbentuk temuan suspek
serta era kegiatan serta elastis intelektual ialah dorongan serta tindakan. Pada
suasana endemi ini pasti saja kandidat TB pula hadapi kesusahan dalam
melaksanakan program TB salah satunya dalam temuan permasalahan suspek TB.
Bersumber pada hasil tanya jawab oleh sebagian kandidat kesehatan di area
kegiatan puskesmas di Bandar Lampung berkata sedang senantiasa melaksanakan
tugasnya dengan senantiasa menjajaki aturan kesehatan, tetapi senantiasa merasa
tertahan dengan terdapatnya endemi serta terdapat pula yang tidak aktif gampang
berserah sebab khawatir hendak terjangkit virus Covid- 19.
6
riset ini merupakan Kandidat Tuberkulosis ILS di Area Puskesmas Kota Bandar
Lampung, populasi sebesar 57 kandidat serta ilustrasi pada riset ini merupakan 54
kandidat. Elastis bebas pada riset ini merupakan tingkatan pembelajaran,
wawasan, dorongan serta tindakan serta elastis terbatas pada riset ini merupakan
temuan suspek tuberkulosis. Tata cara riset ini merupakan observasional dengan
pendekatan cross- sectional. Riset ini di jalani pada bulan Mei 2022 di Kota
Bandar Lampung.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
paru (Kemenkes, 2015). Basil ini tidak berspora sehingga mudah dibasmi dengan
i i i i i i i i i i
pemanasan, sinar matahari dan sinar ultraviolet, Bakteri ini dapat masuk melalui
i i i i i i i i i i i
saluran pernapasan, saluran pencernaan dan luka terbuka pada kulit. (Nurarif dan
i i i i i i i i i i i
Adapun tanda dan gejala Tuberkulosis menurut Nurarif dan Kusuma, (2015)
i i i i i i i i i
6) Pada anak: i
i gagal tumbuh i
b) Demam tanpa sebab yang jelas, terutama jika berlanjut hingga 2 minggu.
i i i i i i i i i i
sebagai berikut:
i i
1) Sumber penularan adalah pasien TB BTA Positif melalui percik renik dahak
i i i i i i i i i i
yang dikeluarkan.
i i i
6
7
65%, pasien TB BTA negatif dengan hasil kultur positif adalah 26%
i i i i i i i i i i i
sedangkan pasien TB dengan hasil kultur negatif dan foto Toraks positif
i i i i i i i i i i i
adalah 17%.
i i
3) Infeksi akan terjadi apabila orang lain menghirup udara yang mengandung
i i i i i i i i i
4) Pada waktu batuk atau bersin, pasien menyebarkan kuman ke udara dalam
i i i i i i i i i i
bentuk percikan dahak (droplet nuclei / percik renik). Sekali batuk dapat
i i i i i i i i i i i
1) Tahap Awal: pengobatan diberikan setiap hari. Pengobatan pada tahap ini
i i i i i i i i i
bertujuan agar secara efektif menurunkan jumlah kuman yang ada dalam
i i i i i i i i i i
tubuh pasien dan meminimalisir pengaruh dari sebagian kecil kuman yang
i i i i i i i i i i
Pengobatan tahap awal pada semua pasien baru, harus diberikan selama 2
i i i i i i i i i i i
untuk membunuh sisa-sisa kuman yang masih ada dalam tubuh khususnya
i i i i i i i i i i
kekambuhan.
i
Tabel 2.1 i
Isoniazid (H) i Bakterisidal i Neuropati perifer, psikosis toksik, gangguan fungsi hati, i i i i i i
kejang
i
artritis
i
agranulositosis, trombandaritopeni
i i
Sumber: Kemenkes,2014 i
Tabel 2.2 i i
sebelumnya.
i
Gagal Pasien yang hasil pemeriksaan dahaknya tetap positif atau kembali
i i i i i i i i
follow-up)
i
2.1.6 Pencegahan
i
dkk (2020) dibagi menjadi 3 tingkatan sesuai dengan perjalanan penyakit adalah
i i i i i i i i i i i
sebagai berikut:
i i
1) Primer
a. Tersedianya sarana-sarana kedokteran, pemeriksaan dan pengobatan
i i i i i
terindikasi dengan vaksin BCG dan tindak lanjut bagi yang positif
i i i i i i i i i i
tertular.
i
2) Sekunder
a. Pengobatan preventif, sebagai tindakan keperawatan terhadap i i i i i
pencegahan.
i
b. Isolasi, pemeriksaan
i kepada
i orang-orang
i i yang terinfeksi,
i
foto rontgen.
i i
3) Tersier
a) Tindakan mencegah bahaya penyakit paru kronis karena menghirup
i i i i i i i
udara yang tercemar debu para pekerja tambang, pekerja semen dan
i i i i i i i i i i
sebagainya
i
b) Rehabilitasi
10
pada penderita TB dewasa yaitu pemeriksaan sputum, X-ray dan Tes Tuberkulin.
i i i i i i i i i i i
dahak pada saat suspek TB datang berkunjung pertama kali), Pagi (pengumpulan
i i i i i i i i i i i
dahak di rumah pad apagi hari kedua segera setelah bangun tidur) dan Sewaktu
i i i i i i i i i i i i i
(Pengumpulan dahak di UPK pada hari kedua, saat menyerahkan dahak pagi) atau
i i i i i i i i i i i i
SPS.
i
pasien
i
pencegahan TB
i i i
kegiatan
i i dan mengembangkan
i i inovasi-inovasi i baruuntuk
mempercepat peningkatan program pengendalian TB.
i i i i i
(2014) adalah:
i i
Tabel 2.3 i
Peran Kegiatan i
i Kader
Deteksi dini terduga TB
i i i Investigasi kontak pasien dengan gejala TB, i i i i i
i Kader
Melakukan rujukan i Dukungan motivasi kepada terduga TB untuk i i i i i
TB
i
i meningkatkan penghasilan,
i menyediakan
i
i pekerja sosial,
i memotivasi
i i dan terus
i
i mendampingi pasien TB i i
TB
i
Suspek TB adalah seorang penderita batuk berdahak selama 2-3 minggu atau
i i i i i i i i i i
lebih dan dapat diikuti gejala tambahan seperti batuk bercampur darah, sesak nafas,
i i i i i i i i i i i i
nafsu makan turun, berkeringat pada malam hari, penurunan berat badan, demam
i i i i i i i i i i i
menentukan klasifikasi penyakit serta tipe pasien TB dan pemeriksaan fisik yang
i i i i i i i i i i i
agar sembuh dan tidak menularkan penyakit pada orang lain. Kegiatan penemuan
i i i i i i i i i i i
membutuhkan adanya pasien yang sadar akan keluhan gejala TB, akses terhadap
i i i i i i i i i i i
fasilitas kesehatan dan adanya tenaga kesehatan yang kompeten dalam pemeriksaan
i i i i i i i i i i
sebagai berikut:
i i
seperti batuk lebih dari 2 minggu, penurunan berat badan, demam, nafsu
i i i i i i i i i i i
a. Tindakan Pencegahan i
masker bedah yang harus digunakan saat pasien kontrol ataupun menjalani
i i i i i i i i i i
obat harus dipastikan stok obat tercukupi sesuai kebutuhan dan dengan
i i i i i i i i i
jumlah yang banyak seperti investigasi kontak, pelacakan kasus, grebek TB,
i i i i i i i i i i
membuat:
i
14
dalam rangka diagnosis TB, jika jejaring yang lama harus dilakukan
i i i i i i i i i i
wilayah tersebut
i i
4) Rencana pemantauan
i i pengawas minum
i i obat pasien
i TB
i
pasien.
i
Dokter spesialis dan dokter yang sudah terlatih TB serta petugas lainnya
i i i i i i i i i i
non tatap muka dna pemanfaatan teknologi dapat digunakan untuk kegiatan
i i i i i i i i i i
dengan penemuan kasus seperti sebelum pandemi. Adapun kegiatan yang dilakukan
i i i i i i i i i i
i (TBC) dengan mengisi link skrining online (google form), setelah diisi oleh
i i i i i i i i i i
2.3.1 Definisi i
pendampingan pasien, dan investigasi kontak. ILS sendiri secara resmi berdiri sejak
i i i i i i i i i i i
Kader kesehatan menurut WHO yaitu laki-laki atau wanita yang dipilih oleh
i i i i i i i i i i
merupakan anggota masyarakat yang dipilih dari dan oleh masyarakat yang mampu
i i i i i i i i i i i
TB yaitu warga setempat yang secara sukarela bersedia bekerja dan ikut serta dalam
i i i i i i i i i i i i i
menghilangkan
i asumsi
i i negatif masyarakat
i yang
i menghambat
i i proses
penanggulangan TB.
i i
Menurut buku pedoman pelatihan kader TB, adapun peran kader dalm
i i i i i i i i i
i TB
b. Pembinaan masyarakat
i mengenai
i bahaya
i TB
i dan
i i pentingnya
i penanggulangan TB secara bersama, serta menghilangkan stigma i i i i i i
i diskriminasi akibat TB i i
berikut:
i
berikut:
i
fasyankes
i
2018).
i
Gambar 2.1 i
lingkungan secara bersama-sama dan keadaan tersebut memperberat satu sama lain
i i i i i i i i i i
a. Agen i
c) TB yang aktif i i
penyimpanan vaksin)
i i
b. Host
Faktor penunjang terjadinya penyakit yaitu:
i i i i
d) Psikis/stress
c. Environment (Lingkungan) i
terjadinya penyakit TB
i i i
matahari)
i
kader)
i
tujuan yang merupakan fungsi dari interaksi individu dengan lingkungannya yang
i i i i i i i i i i
dapat mempengaruhi kinerja. Peran dan dampak dari apa yang telah dilakukan
i i i i i i i i i i i
sebagai anggota organisasi jika prilaku organisasi baik akan meningkatkan kinerja
i i i i i i i i i i
dimana kinerja merupakan hasil pencapaian dari tujuan yang telah direncanakan.
i i i i i i i i i i
Menurut Gibson (1997) ada tiga variabel yang mempengaruhi perilaku kerja dan
i i i i i i i i i i i
a. Variabel Individu i
1) Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil yang terjadi setelah seseorang i i i i i i
diterima.
i i
20
2) Tingkat Pendidikan i
dkk (2020).
i i i i kader yang memiliki pendidikan tinggi (universitas /
i i i i i i
perguruan tinggi) memiliki motivasi yang lebih baik (OR = 36.957; 95%
i i i i i i i i i i i
3) Pelatihan
Pelatihan merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan i i i i i i
dasar.
i i
kasus.
i
b. Variabel Organisasi
i
1) Masa Kerja i
tugasnya dan juga masa kerja ikut menentukan hasil kerja seseorang
i i i i i i i i i i
(Ratnasari D, 2015).
i i i i
2) Penemuan Suspek TB i i
2008).
i
c. Variabel Psikologi
i
1) Motivasi
Motivasi merupakan sebuah proses yang menjelaskan i i i i i
2013).
i i
karena
i ini
i akan
i mendorong
i i seseorang untuk
i
i seseorang.
Penelitian Ita dan Auly (2019) bahwa dari 47 orang kader
i i i i i i i i i
2) Sikap
Sikap adalah kondisi mental yang dipelajari dan diorganisasi melalui
i i i i i i i i
sebagai mengindra.
i i
pekerjaan itu benar atau salah adalah berarti orang itu menerima
i i i i i i i i i i
keyakinan tersebut.
i i
25
4. Organization
a) Conceptualization of a value : melakukan klarifikasi mengenai i i i i i i i
i generalisasi.
b) Organization i of i a value
i system
i i : mengurutkan
i dan
i
hubungan yang signifikan antara sikap (p= 0,036) dengan peran kader dalam
i i i i i i i i i i i
Tabel 2.4
Penelitian Terkait
No Judul Jurnal/penulis/tahun Metode Penelitian/populasi sampel/variabel, Hasil penelitian
desain
1 Faktor – Faktor Yang Berhubungan Deskriptif analitik, cross sectional, chi square 1. Ada Ikatan Antara Penataran pembibitan Aparat
Dengan Penemuan Kasus Tuberkulosis 40 Orang, Pemegang Program Tb, Petugas Tb Dengan Temuan Permasalahan Tb Paru Di
Paru Di Kota Bitung Surveilans, Petugas Laboratorium Dan Kader Puskesmas Area Kegiatan Biro Kesehatan Kota
Tb. Bitung.
Aprilia Tahumile, Afnal Asrifuddin, Pelatihan Tb, Pelacakan Suspek, Lama Bekerja,
Budi T Ratag Ketersediaan Laboratorium, Capaian Target 2. Ada Ikatan Antara Pencarian Suspek Tb Dengan
Jurnal Kesmas, Vol. 8, No. 7, Temuan Permasalahan Tb Paru Di Puskesmas Area
November 2019 Kegiatan Biro Kesehatan Kota Bitung.
3. Tidak Ada Ikatan Antara Ketersediaan Makmal Tb
Dengan Temuan Permasalahan Tb Paru Di
Puskesmas Area Kegiatan Biro Kesehatan Kota
Bitung
2 Knowledge, Behavior, and Role of Deskriptif dengan desain cross sectional, Sikap kandidat kesehatan Ditemui dengan cara
Health Cadres in The Early Detection menggunakan purpossive sampling 465 kader penting berkorelasi dengan kedudukan kandidat
of New Tuberculosis Case in Wonogiri dari 9 desa jumlah sampel 202 dalam penemuan dini TB terkini. permasalahan
Sosiodemografi, Pengetahuan, Perilaku, Peran dengan angka p 0, 039 (Ataupun 0, 121- 0, 946).
Nita Yunianti Ratnasari, Marni, Putri kader Kandidat kesehatan memainkan kedudukan berarti,
Halimu Husna Serta skrining aktif buat penemuan TB lebih efisien
KEMAS 15 (2) (2019) 235-240 dari skrining adem ayem. Penaksiran dini hendak
Jurnal Kesehatan Masyarakat pengaruhi kesuksesan program penyembuhan TB.
3 Faktor-Faktor Yang Berhubungan observational analitik dengan metode Hasil riset dengan percobaan statistik membuktikan
Dengan Peran Kader Dalam Penemuan kuantitatif, chi square terdapat ikatan antara aspek wawasan dengan
Kasus Tuberkulosis Bta Positif Di Kader, 47 orang kedudukan kandidat (p=0, 042), terdapat ikatan
Kabupaten Magelang Pengetahuan, motivasi, sarana prasarana, sikap antara aspek dorongan dengan kedudukan kandidat
27
badan pelaksana, pengawasan dan bimbingan (p=0, 0001), tidak terdapat ikatan antara aspek
Ita Puji Lestari, Auly Tarmali tindakan tubuh eksekutif dengan kedudukan kandidat
Journal of Healthcare Technology and (p=0, 442), terdapat ikatan antara alat serta
Medicine Vol. 5 No. 1 April 2019 infrastruktur dengan kedudukan kandidat (p=0, 013),
Universitas Ubudiyah Indonesia e- terdapat ikatan antara aspek pengawasan serta
ISSN : 2615-109X pembinaan dari Puskesmas dengan kedudukan
kandidat (p=0, 001).
4 Factors affecting tuberculosis cadres’ Studi analitik observasional dengan cross Dari 59 kandidat, 37 (67, 2%) mempunyai dorongan
motivation in the detection of sectional. yang bagus. Penemuan permasalahan TB. Hasil
tuberculosis cases in Kediri City, 59 kader menggunakan total sampling analisa multivariat membuktikan kalau Terdapat 4
Indonesia Sosiodemografi (usia, gender, tingkat elastis bebas yang mempunyai federasi dengan
pendidikan) dorongan kandidat TB, tercantum umur,
Gita Sekar Prihanti, Eko Setyo Lama bekerja pembelajaran, profesi serta insentif. Kandidat yang
Herwanto, Galih Bayu Prakoso, Gusti Pekerjaan berumur 41- 60 tahun mempunyai Dorongan yang
Gandha Pandya, Pelatihan lebih bagus dibanding dengan 25- 40 tahun (OR= 31,
Cha Cha Astrid Ghesa, Hiolda insentif 49; 95% CI: 2. 373- 417. 907; p=0. 009), kandidat
Lubvianda Oktavin, Yulanda Fitriana Sikap yang mempunyai pembelajaran besar (universitas
Public Health and Preventive Pengetahuan atau akademi besar) mempunyai dorongan yang lebih
Medicine Archive (PHPMA) 2020, Motivasi bagus (OR= 36. 957; 95% CI: 2. 389- 571. 805; p=0.
Volume 8, Number 2: 134-139 010). Sebaliknya mereka yang tidak memperoleh
E-ISSN: 2503-2356 pengumpulan data menggunakan kuesioner insentif (OR=0. 100; 95% CI: 0. 013- 0. 758; p=0.
dengan 39 pertanyaan 026) serta mempunyai profesi (OR=0. 120; 95% CI:
0. 021- 0. 670; p=0. 016) mengarah tidak mempunyai
Dorongan yang baik
5 Kajian Literatur Faktor-Faktor yang Penelitian cross sectional Hasil amatan kesusastraan jurnal melaporkan kalau
Berhubungan dengan Peranan populasi dan sampelnya adalah kader kesehatan, ada ikatan yang penting antara wawasan, tindakan,
Kader Kesehatan dalam Penemuan dengan artikel kajian tidak lebih dari 10 tahun dorongan, pemberian insentif, pemberian penataran
Kasus TBC dan terdapat 6 artikel yang dikaji pembibitan serta sokongan petugas kesehatan dengan
andil kandidat dalam temuan permasalahan TB.
Aisyah Farrah Yusri Pratama
Journal of Health and Therapy,Volume
1 No. 1, 2021, 1-14
6 Faktor – faktor yang mempengaruhi Jenis penelitian ini merupakan penelitian Hasil dari riset menciptakan kalau 20 aparat (54, 1%)
pencapaian target CDR (case detection kuantitatif analitik dengan rancangan penelitian mempunyai sasaran CDR besar serta 17 aparat (45,
28
rate) oleh koordinator p2tb dalam cross sectional. 37 orang koordinator pemegang 9%) mempunyai sasaran CDR yang kecil. Hasil riset
Penemuan kasus di puskesmas kota program TB di puskesmas Kota Semarang. membuktikan kalau ada elastis terikat yang berkaitan
semarang pertanyaan (kuesioner), yaitu: dengan Wawasan (p= 0, 015), Dorongan (p= 0, 037),
pengetahuan, motivasi, Penataran pembibitan (p= 0, 014), Profesi Stress (p=
Yuniar syahrin vidyastari, dra. Emmy pelatihan,kepemimpinan, stress kerja, 0, 006).
riyanti, kusyogo cahyo komunikasi dan nilai komparatif.
Jurnal kesehatan masyarakat (e-
journal) Volume 7, nomor 1, januari
2019 (issn: 2356-3346)
Http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/
jkm
7 Impact of covid-19 on tb active case studi cross-sectional menggunakan program de- Terdapat penyusutan liberal tiap- tiap 63%, 64%,
finding in nigeria identified data yang diekstraksi dari aplikasi 73% serta 72% dalam kedatangan klinik, dugaan
CommCare untuk intervensi ini Pengenalan TB, permasalahan TB yang ditemukan
B. Odume, V. Falokun, O. Diadaptasi dan digunakan dalam pelatihan serta pengobatan penobatan buat campur tangan TB
Chukwuogo, C. Ogbudebe, S. Useni, petugas kesehatan. Surge ACF semenjak timbulnya virus corona;
N. Nwokoye, E. Aniwada, B. Olusola penyusutan seragam dicatat buat campur tangan
Faleye, I. Okekearu, D. Nongo,T. WoW. Analisa gaya membuktikan signifikan
Odusote,A. Lawanson penyusutan gaya buat kedua campur tangan buat
Public health action international seluruh variabel (P<0, 001)
union vol 10 no 4 publised 21
december 2020
8 Factors affecting tuberculosis case Metode kuantitatif berdasarkan hasil rekam Aspek yang mempengaruhinya semacam sarana yang
detection in Kersa District, South West medis dan kualitatif berdasarkan eksplorasi. 384 tidak mencukupi, minimnya SDM, perlengkapan lab,
Ethiopia sampel kualitatif dengan 18 deep interview, 4 penataran pembibitan, agunan kualitas lab. Jumlah
kepala HCS, 4 dokter, 4 petugas lab, 4 prtugas yang penting, 135 (35, 2%) suspek TB tidak dimohon
Desalegn Dabaro tb, 1 koordinator dan 1 kepala bidang kesehatan buat pengecekan mikroskopis pengecekan lendir,
J Clin Tuberc Other Mycobact Dis 9 hasil makmal 21 (8, 4%) penderita yang dimohon
(2017) 1–4 tidak terdaftar di kedua berkas penderita serta register
makmal. Cuma 10 (4, 4%) dari mereka yang ditilik
serta dicatat BTA positif. Partisipan melukiskan
kalau kekurangan serta bekal reagen kuat asam yang
tidak tertib serta prasarana yang tidak mencukupi,
seringnya kendala listrik, kekurangan fasilitator
29
Jurnal Kesehatan Indonesia (The kuesioner dengan teknik wawancara. terdapat ikatan antara tindakan kepada temuan suspek
Indonesian Journal of Health), Vol. X, Analisis data menggunakan uji statistik TB paru di area kegiatan Puskesmas Karang
No. 3, Juli 2020 chisquare Mengembang Center di Banjarmasin (p- value= 0,
473 < 0, 05).
12 Hambatan penemuan suspek TB Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif Hasil riset membuktikan kalau hambatan dalam
ditinjau dari faktor personal di dengan menggunakan pendekatan menciptakan terdakwa badan Federasi TB dari
kabupaten probolinggo Jawa Timur fenomenology. metode wawancara terstruktur bidang wawasan ditemui kalau pada biasanya
pada 20 partisipan kader TB wawancara kandidat telah mengenali mengenai TB namun
Ro’isah Ayu, Anies, M. Sakundarno berlangsung selama 50-60 menit. Analisis wawasan mengenai metode pengeluaran lendir
Adi, Nurjazuli dilakukan secara manual dengan menggunakan sedang kurang. Dari bidang karakter, telah terdapat
Jurnal kesehatan analisis konten. Transkripsi dibaca 2-3 kali komunikasi terbuka yang menarangkan mengenai TB
https://jurkes.polije.ac.id Vol. 8 No. 2 untuk mengidentifikasi data fokus pada pada warga, tetapi TB sedang dikira selaku perihal
Agustus 2020 Hal 118-123 P-ISSN : penelitian ini yaitu hambatan dalam penemuan yang seram buat dideklarasikan. Warga tidak
2354-5852 | E-ISSN 2579-5783 suspek TB oleh kader yaitu dari faktor mempunyai pemahaman serta merasa malu buat
pengetahuan, kepribadian, self efficacy, periksakan penyakitnya.
komunikasi dan insentif motivation.
13 A Description of Cadre Motivation of Jenis penelitian ini adalah observasional analitik Hasil riset membuktikan kalau kandidat mengarah
Community TB-HIV Care Aisyiyah in dengan pendekatan cross sectional. Objek dari melaksanakan profesi dengan ikhlas. Tetapi, terdapat
Sukoharjo and Sragen District Penelitian ini adalah seluruh kader Komunitas ikatan antara opini mengenai reward yang menarik
TB-HIV Care Aisyiyah di Sragen dan dengan pendapatan sasaran temuan suspek TB.
Mitoriana Porusia, Desy Aulia Abshor Sukoharjo. Datanya adalah Reward berbentuk duit mengarah jadi dorongan buat
In Proceedings of the 1st International dianalisis melalui deskripsi dan uji Exact Fisher. menggapai sasaran TB penemuan terdakwa. Oleh
Conference on Social Determinants of Dengan menggunakan metode total sampling, sebab itu, dianjurkan supaya badan penting warga
Health (ICSDH 2018), pages 20-23 penelitian ini mengambil 77 responden. bisa melangsungkan aktivitas rutin pertemuan
ISBN: 978-989-758-362-9 pengukuran instrumen yang digunakan adalah pengajian buat menyehatkan dorongan kandidat serta
angket yang berisi alasan, motivasi masing- memikirkan buat tingkatkan apresiasi buat
masing kader, dan target tersangka TBC. menghormati kandidat menggapai sasaran temuan
suspek TB.
14 Faktor Yang Berperan Terhadap Desain ini Penelitian ini merupakan penelitian Analisa informasi dicoba oleh analisa univariat,
Keaktifan Kader Kesehatan Dalam survei analitik dengan desain cross sectional. bivariat, serta multivariat. Percobaan statistik yang
Penemuan Kasus Terduga Penderita Tb Penelitian ini adalah dilakukan di Wilayah dipakai merupakan chi- square percobaan serta
Paru Kerja Puskesmas Siatas Barita Kabupaten regresi peralatan. Hasil percobaan chi- square
31
Tapanuli Utara dari bulan Mei sampai Juni 2021 membuktikan kalau elastis wawasan, tindakan,
Rosinta MM Hutabarat, Achmad Rifai, dengan sampel sebanyak 80 orang. dorongan, serta monitoring p- value= 0, 000< 0,
Tengku Moriza 05, maksudnya terdapat akibat antara wawasan,
tindakan, dorongan, serta pengontrolan kandidat
Jurnal Keperawatan Priority, Vol 5, kegiatan. mempengaruhi dalam riset ini merupakan
No. 2, Juli 2022 elastis dorongan. Akhirnya merupakan terdapat ialah
ISSN 2614-4719 akibat perantara. terdapat akibat antara wawasan,
tindakan, dorongan, serta pengawasan kepada
aktivitas kandidat, sebaliknya analisa multivariat
membuktikan bahwa Aspek yang sangat berkuasa
merupakan elastis dorongan kepada kegiatan
kandidat. Direkomendasikan pada Biro Kesehatan
Kabupaten buat tingkatkan gelombang pengawasan
serta pemantauan penerapan program pengaturan TB
paru di area puskesmas, spesialnya kandidat
kesehatan yang aktif serta berkepanjangan. 66.
15 Tuberculosis Case Finding Practice: Penelitian cross sectional melibatkan kader yang Hasil riset membuktikan kalau 3 aspek ialah
The Intention Of Cadres aktif bertugas di komunitasnya di wilayah tindakan, norma individual, serta pengawasan sikap
yurisdiksi Puskesmas di salah satu kabupaten di yang dialami mempengaruhi kepada hasrat aplikasi
Agnes Pude Lepuen, Cicilia Nony Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Sampel temuan permasalahan TB oleh kandidat. Fasilitator
Ayuningsih Bratajaya, Sada Rasmada potensial dihitung dengan menggunakan tabel layanan kesehatan warga wajib mendesak kandidat
Krejcie dari 283 populasi kader. Sehingga total buat mempraktekkan temuan permasalahan TB aktif
Jurnal Keperawatan Indonesia, 2020, sampel dalam penelitian ini sebanyak 162 serta menguasai khasiat serta bobot yang dialami
23 (2), 128–135 © Jki 2020 Doi: partisipan. kandidat sepanjang temuan permasalahan TB.
10.7454/Jki.V23i2.1050 Pissn 1410-
4490; Eissn 2354-9203 Received Pengumpulan data dilakukan dengan
August 2019; Accepted April 2020
menggunakan Intention of TB Case Finding
Questionnaire yang dikembangkan berdasarkan
Theory of Planned Behavior
16 The factors that related to the success Penelitian ini menggunakan desain deskriptif- Terdapat ikatan wawasan dengan temuan
of Tuberculosis cadres in tuberculosis analitik dengan pendekatan cross sectional. permasalahan TB (p= 0, 027), konseling (p= 0, 001),
case finding Sampel yang digunakan adalah 30 kader TB. serta penataran pembibitan (p= 0, 001), ketersediaan
32
Variabel bebas adalah faktor predisposisi: sarana kesehatan (p= 0, 004), apresiasi (p= 0, 001),
Tintin sukartini, sri wahyuni, pengetahuan dan sikap, faktor pendukung: serta warga sokongan (p= 0, 002). Tidak terdapat
makhfudli penyuluhan, pelatihan, dan ketersediaan fasilitas ikatan yang ditemui antara tindakan serta temuan
Systematic review in pharmacy vol 11 kesehatan, faktor penguat: manfaat dan permasalahan (p= 0, 400). Beberapa besar kandidat
issue 5, May-June 2020 dukungan masyarakat, dan variabel terikat berpendidikan mempunyai wawasan yang besar kalau
adalah penemuan kasus TB. Instrumen yang kedudukan kandidat dalam temuan permasalahan bisa
digunakan adalah angket dan dianalisis tingkatkan kesuksesan program TB serta tingkatkan
menggunakan uji regresi logistik. wawasan warga buat independensi dalam pengaturan
TB.
17 Analisis Faktor yang berhubungan Desain Penelitian Ini Adalah Observasional Hasil riset membuktikan bahwa
dengan kinerja kader kesehatan Cross-Sectional Deskriptif. Sampel Dalam Sebesar 64. 6% kandidat mempunyai kemampuan
tuberkulosis di kabupaten kuningan Penelitian Ini Adalah 65. Data Diperoleh yang kurang bagus. Hasil percobaan anggapan
pada saat pandemi Covid-19 tahun Dengan Teknik pengambilan data total membuktikan ada ikatan antara kemampuan dengan
2020 sampling, Instrumen menggunakan kuesioner. baya (P=0. 003), era kegiatan (P=0. 001), dorongan
(P=0. 010) serta tindakan (P=0. 001). Setelah itu
Sultonnur Rosid, Fitri Kurnia, Fuad tidak ada ikatan yang penting antara kemampuan
Hilmi dengan status profesi (P=0. 375) serta pembelajaran
(P=0. 098). Tidak terdapat ikatan antara baya,
pembelajaran serta status profesi dengan Kemampuan
Journal Of Public Health Inovation
kandidat. Terdapatnya ikatan antara era kegiatan,
Vol. 02. No. 01, Desember 2021
dorongan serta tindakan dengan kemampuan kandidat
kesehatan. Butuh dicoba perawatan serta memotivasi
kandidat kesehatan supaya bisa tingkatkan
kinerjanya, semacam penyegaran wawasan kandidat.
18 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penelitian Analitik Observasional Menggunakan Hasil riset ini merupakan: ada ikatan yang positif
Keaktifan Kader Kesehatan Dalam Desain Korelasional. Penelitian Dilaksanakan serta penting antara tindakan dengan aktivitas
Penemuan Kasus Tuberkulosis Di Bulan Mei – Juni 2018 Di Kelurahan Sonorejo kandidat kesehatan dalam temuan permasalahan TB
Kelurahan Sonorejo Sukoharjo Sukoharjo. Jumlah Subjek Penelitian Yang (p= 0. 05, OR= 4. 5), ada ikatan antara area keluarga
Digunakan Sejumlah 66 Subjek Dengan Teknik dengan aktivitas kandidat kesehatan dalam temuan
Novi Indah Aderita, Erna Zakiyah Pengambilan Subjek Fixed Disease Sampling. permasalahan TB (p= 0. 00, OR= 27. 2). Hasil
Teknik Pengumpulan Data Menggunakan membuktikan kalau tindakan yang positif serta area
Ijms – Indonesian Journal On Medical Kuesioner. Analisis Data Menggunakan Uji keluarga yang bagus tingkatkan aktivitas kandidat
Science – Volume 6 No. 2 – Juli 2019
33
Penemuan Suspek
Tuberkulosis
Variabel Psikologi
Motivasi
Sikap
Variabel Independen
Variabel individu
Pengetahuan
Tingkat Pendidikan
Variabel dependen
Penemuan suspek TB
Variabel Psikologi
Motivasi
Sikap
36
37
Tabel 3.1
Definisi Operasional
No Variabel Definisi Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur skala
operasional
1. Tingkat Tingkat kuesioner kuesioner 0: Pendidikan Ordinal
Pendidikan pendidikan dasar (SD,
formal terakhir SMP)
yang telah 1: Pendidikan
ditempuh oleh tinggi
kader (SMA/SMK,D
3)
3.3 Hipotesis
Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah:
Konsep riset ini memakai riset Kuantitatif Analitik dengan konsep riset
observasional dengan Cross Sectional. Riset Cross Sectional ialah riset non
eksperimental dalam bagan menekuni gairah hubungan antara faktor- faktor resiko
dengan dampak yang berbentuk penyakit ataupun status kesehatan khusus, dengan
bentuk pendekatan Poin time (Sumantri, 2015).
4.2 Waktu dan Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini di laksanakan di seluruh wilayah kerja Puskesmas
i i i i i i i i i
Kota Bandar Lampung. Waktu penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2022.
i i i i i i i i i i i
a. Kriteria Inklusi:
1. Kader yang menangani TB di wilayah kota Bandar Lampung
2. Telah menjadi kader TB ILS selama >2 tahun atau sebelum
pandemi Covid-19
3. Bersedia menjadi responden penelitian
39
40
Besar sampel pada penelitian ini menggunakan Rumus Slovin sebagai berikut:
N 57
n = n =
1+Ne2 1+ 0,142
57
n =
1,1425
n = 49, 8
Keterangan:
n = Ukuran Sampel
N = Ukuran Populasi
4.4 Variabel
Elastis pada riset ini terdiri dari elastis terbatas serta elastis bebas. Elastis
terbatas (terikat) pada riset ini merupakan Temuan Suspek TB serta elastis bebas
(leluasa) merupakan Tingkatan pembelajaran, dorongan, wawasan serta tindakan.
1 Sangat Setuju 4 1
2 Setuju 3 2
3 Tidak setuju 2 3
4 Sangat tidak setuju 1 4
Kuesioner Motivasi telah dilakukan uji validitas dan reliabilitas dengan hasil
sebagai berikut:
45
Tabel 4.5
Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Motivasi kader
Skor
No Kategori Favourabel Unfavourabel
1 Sangat Setuju 4 1
2 Setuju 3 2
3 Tidak setuju 2 3
4 Sangat tidak setuju 1 4
Tabel 4.7
Kisi-kisi Kuesioner Sikap
46
Skor
dengan kategori :
a) Negatif jika skor ≤ 50
b) Positif jika skor >50
Kuesioner Sikap telah dilakukan uji validitas dan reliabilitas dengan hasil
sebagai berikut:
Tabel 4.8
Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Sikap kader
No soalm r hitung r tabel Keterangan
1 0,854 valid Reliabel
2 0,902 valid Reliabel
3 0,902 valid Reliabel
4 0,854 valid Reliabel
5 0,854 valid Reliabel
0,361
6 0,902 valid Reliabel
7 0,553 valid Reliabel
8 0,854 valid Reliabel
9 0,902 valid Reliabel
Peneliti memberi kode numerik (angka) terhadap data yang terdiri dari
beberapa kategori. Hal ini bertujuan untuk memudahkan kembali melihat
lokasi dan arti suatu kode dari suatu variabel.
adapun Coding yang digunakan adalah sebagai berikut:
Tabel 4.9
Coding
Tingkat Pendidikan: Pengetahuan:
0: Pendidikan dasar 0: Pengetahuan kurang
1: Pendidikan Tinggi 1: Pengetahuan baik
b. Analisis Bivariat
Informasi yang didapat setelah itu diolah dengan memakai percobaan Chi-
square buat mengenali terdapatnya ikatan dampingi elastis bebas serta
terbatas dengan tingkatan kemaknaanα≤ 0, 05. Berikutnya ditarik
kesimpulan dari hasil analisa yang sudah dicoba lewat percobaan itu.
Bawah pengumpulan ketetapan bersumber pada anggapan riset ngkat
signifikansi (angka p), bila P > 0, 05 hingga anggapan riset ditolak, serta
bila P < 0, 05 hingga anggapan riset diperoleh.
c. Analisis Multivariat
Informasi yang didapat dari analisa bivariat setelah itu diolah balik buat
memandang aspek aspek yang sangat berkuasa, hingga dicoba percobaan
statistik dengan analisa multivariat. Informasi yang dipakai berupa
nominal serta ordinal hingga percobaan statistik yang dipakai merupakan
analisa regresi peralatan. dengan langkah- langkah selaku selanjutnya:
1. Semua elastis bebas bernilai dengan 2 kategori
2. Langkah awal merupakan pemilahan calon. Dalam tahap ini kita
hendak memilah, elastis bebas manakah yang pantas masuk bentuk
percobaan multivariat. Di mana yang pantas merupakan yang
mempunyai tingkatan signifikansi (sig.) ataupun p value< 0, 25
dengan tata cara" Backward LR" dalam regresi peralatan berganda.
Ialah buat mengenali angka OR lama serta OR terkini yang<10%
dikeluarkan serta > 10% dimasukkan balik antara elastis bebas dengan
elastis terbatas.
3. Bila sehabis dicoba dalam bentuk akhir multivariat, yang tertinggal
dalam bentuk berarti teruji selaku elastis bebas yang dengan cara
berarti ataupun penting pengaruhi elastis terbatas. Sebaliknya yang
tidak masuk bentuk akhir, berarti selaku elastis perancu ataupun
counfounding yang maksudnya jadi elastis yang pengaruhi ikatan
elastis bebas serta dependen
4. Elastis dengan Odds Ratio terbanyak dalam bentuk akhir multivariat,
jadi elastis yang sangat berkuasa pengaruhi elastis terbatas.
BAB V
HASIL PENELITIAN
merupakan daerah transit kegiatan perekonomian antar pulau Sumatera dan pulau
i i i i i i i i i i
memiliki luas wilayah 197,22 km². Kota Bandar Lampung memiliki luas 197,22
i i i i i i i i i i i
km2, yang terdiri dari 20 kecamatan dan 126 kelurahan. Secara administratif Kota
i i i i i i i i i i i i
i Lampung Selatan i
Kota Bandar Lampung merupakan salah satu dari 15 Kabupaten/Kota yang ada
i i i i i i i i i i
di Provinsi Lampung dengan jumlah penduduk pada tahun 2016 sebesar 1,1 juta
i i i i i i i i i i i i
jiwa, dilayani oleh 13 Puskesmas Rawat inap, 18 Puskesmas Non rawat Inap, 50
i i i i i i i i i i i i i
Puskesmas Pembantu, 126 Poskeskel, 670 Posyandu dan 1 Rumah Sakit Umum
i i i i i i i i i i i
50
51
Berdasarkan Tabel 5.1 dikenal kalau dari 54 responden yang diawasi, Pada
tingkatan pembelajaran ada 24 responden (44, 4%) dengan pembelajaran
bawah, 30 responden (55, 6%) dengan pembelajaran besar. Wawasan bagus
sebesar 30 responden (55, 6%), Wawasan kurang sebesar 24 responden (44,
4%), Dorongan kurang sebesar 34 responden (63, 0%) serta dorongan bagus
sebesar 20 responden (37, 0%), tindakan minus sebesar 32 responden (59,
3%), tindakan positif sebesar 22 responden (40, 7%) serta temuan suspek TB
menyusut dikala endemi sebesar 37 responden (68, 5%), bertambah sebesar 17
responden (31, 5%).
Berdasarkan tabel 5.3, dikenal kalau dari 24 responden yang wawasan kurang
sebesar 16 responden (66, 7%) hadapi penyusutan dalam temuan suspek TB
serta 8 responden (33, 3%) hadapi kenaikan dalam temuan suspek TB.
Pembelajaran bagus ada 21 responden (70, 0%) hadapi penyusutan dalam
temuan suspek serta cuma 9 responden (30, 0%) yang hadapi kenaikan dengan
angka OR 0, 857. Hasil percobaan statistik didapat angka p value 0, 1000 hingga
bisa disimpulkan kalau tidak terdapat ikatan wawasan kandidat dengan temuan
suspek TB.
Tabel 5.6
Hasil Analisis Identifikasi variabel
55
Dari tabel 5.6 diatas nampak kalau variabel- variabel yang masuk jadi calon
yang diprediksi berkaitan dengan temuan suspek TB merupakan dorongan serta
tindakan sebab mempunyai p value<0, 25. sebaliknya elastis tingkatan
pembelajaran serta wawasan bukan ialah calon sebab angka p value > 0, 25.
Tetapi sebab tingkatan pembelajaran serta dorongan dikira berarti hingga
senantiasa dimasukkan kedalam permodelan percobaan multivariat. Berikutnya
dicoba percobaan jenjang multivariat.
5.4.2 Tahap Analisis Multivariat
Adapun tahapan analisis multivariat sebagai berikut:
Tabel 5.7
Hasil Analisis Multivariat Regresi Logistik Berganda
Berdasarkan tabel 5,7 pada langkah dini analisa multivariat ada 4 elastis ialah
tingkatan pembelajaran, wawasan, dorongan serta sikap terdapat 2 elastis yang
mempunyai angka p value > 0, 05 ialah tingkatan pembelajaran serta wawasan.
Alhasil elastis tingkatan pembelajaran dikeluarkan dari bentuk sebab mempunyai
56
PEMBAHASAN
6.1. Univariat
57
58
6.1.4 Sikap
endemi. Ada pula aktivitas yang dicoba sepanjang endemi bagi Kemenkes
RI (2020), ialah selaku selanjutnya:
a. Melaksanakan pemasyarakatan terpaut TB serta skrining TB dengan
berplatform online yang dibantu oleh kandidat komunitas
b. Bimbingan dan data hal TB berplatform online dengan memakai Hp
tanpa wajib berjumpa langsung dengan warga, materi sosialisai berupa
alat KIE dengan alat sosial semacam WhatsApp, Facebook, Youtube,
Instagram, dan lain- lain.
c. Sediakan form skrining. Warga melaksanakan skrining mandiri (TBC)
dengan memuat link skrining online (google form), sehabis diisi oleh
warga setelah itu informasi diatur oleh regu implementer buat cara
tindaklanjut referensi sampai pengecekan dari orang yang bergejala
TB.
6.2 Bivariat
6.3 Multivariat
Hasil riset ini Tindakan ialah aspek yang sangat berkuasa berkaitan
dengan temuan suspek TB, elastis bebas yang diprediksi pengaruhi temuan
suspek TB oleh kandidat yang sangat berkuasa dengan p value 0, 002<
0, 05 Angka OR terbanyak ialah 24, 293 maksudnya Tindakan kandidat
memiliki kesempatan 24, 293 kali kepada temuan suspek TB.
Tindakan merupakan statment evaluatif yang mengasyikkan atau
yang tidak mengasyikkan ataupun evaluasi mengenai subjek orang
ataupun insiden. Tindakan belum ialah aksi ataupun kegiatan, namun ialah
predisposisi aksi sikap. Tindakan yang tercipta diorganisasi membuat
kandidat TB ILS terus menjadi merasa berarti terletak di tengah- tengah
warga yang menginginkan. Riset lebih dahulu menciptakan ikatan yang
penting antara tindakan dengan kegiatan kandidat kesehatan. Tindakan
yang bagus berkesempatan buat aktif dalam pengaturan permasalahan 8
kali lebih besar dari tindakan kurang (Saefullah, 2013). Kandidat TB ILS
beranjak di aspek kesehatan serta kemasyarakatan, diharapkan sanggup
membuktikan komitmen buat menolong tingkatkan kesehatan warga serta
berupaya maksimal diwilayahnya. Tanpa kedudukan warga yang bagus,
penyelesaian TB susah dilaksanakan. Kandidat TB ILS sanggup
menjangkau suspek menciptakan suspek TB, apalagi hingga dengan
pendampingan penderita minum obat. Pemasyarakatan mengenai TB
dalam wujud penataran pembibitan yang dicoba nyatanya sanggup
membagikan energi ungkit dalam pencapai suspek. Akurasi kandidat
menciptakan suspek ialah penanda tingkatan uraian kandidat kepada
program alhasil bermacam data yang didapat lewat penataran pembibitan
berakibat kepada tingkatan wawasan kandidat mengenai penyelesaian TB.
Riset Hoko, Kurniawati& Maryanti (2019) yang
membuktikan kalau“ Terus menjadi kurang bagus (minus) tindakan
68
7.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian mengenai Faktor-faktor
yang berhubungan dengan penemuan suspek TB oleh kader di era pandemi covid-
19 di Kota Bandar Lampung, adalah sebagai berikut:
1. Ada 24 responden (44, 4%) dengan pembelajaran bawah, 30 responden
(55, 6%) dengan pembelajaran besar, ada 30 responden (55, 6%) dengan
Wawasan bagus serta Wawasan kurang sebesar 24 responden (44, 4%),
terdapat 34 responden (63, 0%) dengan Dorongan kurang serta dorongan
bagus sebesar 20 responden (37, 0%), ada 37 responden hadapi
penyusutan temuan suspek TB sepanjang era endemi. (68. 5%).
2. Tidak terdapat ikatan tingkatan pembelajaran kandidat TB dengan temuan
suspek TB. Hasil percobaan statistik didapat angka p value 0, 1000 > 0, 05
dengan OR 0, 857.
3. Tidak terdapat ikatan wawasan kandidat TB dengan temuan suspek TB.
Hasil percobaan statistik didapat angka p value 0, 1000
4. 0, 05 dengan OR 0, 857.
5. Terdapat ikatan dorongan dengan temuan suspek TB Hasil percobaan
statistik didapat angka p value 0, 000< 0, 05 dengan OR 24, 111.
6. Terdapat ikatan tindakan kandidat dengan temuan suspek TB Hasil
percobaan statistik didapat angka p value 0, 000< 0, 05 dengan OR 32,
143.
7. Tindakan ialah aspek yang sangat berkuasa berkaitan dengan temuan
suspek TB, dimana mempunyai angka OR paling tinggi ialah 24, 293.
7.2 Saran
Berdasarkan pembahasan dan simpulan peneliti ingin menyampaikan saran
sebagai berikut:
1. Bagi Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung
- Mengusulkan Policy brief pada penguasa Kota Bandar Lampung
lewat Biro Kesehatan Kota Bandar lampung buat membuat Novel
70
71
Banna, T., Pademme, D., & Simon, M. (2020). Hubungan Antara Pengetahuan Dan
i i i i i i i i i i i
iTB.
Gibson. (2001). Organisasi perilaku-struktur-proses, terjemahan Agus Dharma.
i i i i i i
iPalembang.
Hoko, S. S., Kurniawati, N. D., & Maryanti, H. (2019). Hubungan Pengetahuan Dan
i i i i i i i i i i i i
i Of Community
i Health
i Nursing,
i i 2(2), 50–56.
i Https://E-
i
Journal.Unair.Ac.Id/IJCHN/Article/Vi ew/11918/6853 i i
Ida, Lindang dan Mateus. (2018). Gambaran Faktor-Faktor Yang Terkait Dengan
i i i i i i i i i
Ita & Auly. (2019). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Peran Kader Dalam
i i i i i i i i i i
i Ngudi Wahyo. i
Penyakit.
i
i RI. (2017). Jakarta : Kementerian Kesehatan RI, 2018. doi : ISSN 2442-
i i i i i i i i i i i
7659
Kementerian Kesehatan
i i RI. i (2014). Pedoman
i Nasional,
i i pengendalian
i Tuberkulosis. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI. i i i i
Kementerian Kesehatan RI. (2015). Buku Saku Pasien TB MDR. Jakarta: Katalog
i i i i i i i i i i
Kementerian Kesehatan RI. (2018). Pusat data dan informasi Tuberkulosis 2018.
i i i i i i i i i
i Masyarakat.Universitas Negeri
i Semarang;
i i 2016. Available
i
i from:https://lib.unnes.ac.id/28276/1/6411412036.pdf
Notoatmodjo, S. (2003). Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka
i i i i i i i i
Cipta.
i
Rineka Cipta.
i i
Rineka Cipta
i i
Novi Indah Aderita dan Erna Zakiyah. (2019). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
i i i i i i i i i
(Online) - ijmsbm.org 32
i i i i
Nuraisya, Mateus dan Lintang. (2018). Gambaran Faktor yang terkait dengan
i i i i i i i i i
Kabupaten Barru. Jurnal Kesehatan Edisi 13 Volume (2) 2022 P- Issn : 1979-
i i i i i i i i i i i i i
Indonesia; 2003.
i i
Prihati GS, dkk (2020). Factors affecting tuberculosis cadres’ motivation in the detection
i i i i i i i i i i i i
2356
Probandari A. (2020). What can we learn from the respon and management of
i i i i i i i i i i i i
i Universitas Indonesia. i
Rahman SM, Ali Na, Jenning I, Habibur M, Seraji R, Mannan I, Mahmud AB, Bari
i i i i i i i i i i i i i i
i Health 8 (12). i i
Rinayanti, Ambar, Dwi, E, & Sri, Wahyuni, (2020) Gambaran Tingkat Pengetahuan
i i i i i i i i i i
http://Peran%20%E2%80%98Aisyiyah%20dalam%20Penanggulangan
i
%20TB%20Sangat%20Membanggakan%27%20-%20Islampos.htmD. i
Saomi EE., Widya HC., Sofwan I. (2015). Hubungan Karakteristik Individu Dengan
i i i i i i i i i i
Sukandar, H., Faiqoh, R., & Effendi, J. S. (2019). Hubungan Karakteristik Terhadap
i i i i i i i i i i i
i Of Public Health Inovation Vol. 02. No. 01, Desember 2021 Doi:
i i i i i i i i i i
i 10.34305/Jphi.V2i1.345
Sumantri, Arif. (2015). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Predana Media
i i i i i i i i
Group.
i
World Health Organization (WHO). Global Tuberculosis Report 2021 from URL :
i i i i i i i i i i
i https://www.who.int/news-room/fact
i sheets/detail/tuberculosis#:~:text=Key%20facts,with%20tuberculosis(TB)
%20worldwide diakses pada 07 November 2021. i i i i i
KARTU BIMBINGAN i
NPM : 206131028
i
Nama Pembimbing 1
i i : Dr. PA Kodrat Pramudho, SKM., M.Kes
i i i i i i
sikap
i
Pembimbing
NPM : 206131028
i
penelitian
i
Nama : ....................................................................................
i
Umur :......................................................................................
Alamat i :.......................................................................................
Asal Puskesmasi :.......................................................................................
No Telp i :....................................................................................... iiiiiiiiiii
iiiiiii
Menyatakan bahwa: i
2. Telah diberi kesempatan untuk bertanya dan mendapat jawaban secara jelas
i i i i i i i i i
dari peneliti.
i i
Berdasarkan pertimbangan di atas, dengan ini saya memutuskan tanpa paksaan dari
i i i i i i i i i i
penelitian ini.
i i
Demikian pernyataan ini saya buat untuk dapat dipergunakan sebagaiman mestinya.
i i i i i i i i i
Tanda tangan i
Lampiran 3 i Kuesioner-kuesioner
KUESIONER PENELITIAN i
A. Pengantar i
pilihlah jawaban yang anda rasa paling sesuai dengan keadaan diri anda
i i i i i i i i i i i
pada lembar jawaban yang tersedia. Saya sangat menghargai kejujuran dan
i i i i i i i i i i
Kode responden i :
Tanggal :
B. Petunjuk i
penelitian.
i
C. Identitas pribadi i
Nama
Umur
Wilayah kerja Puskesmas
i i
Tingkat Pendidikan *
i i a. Pendidikan dasar (SD, i i
MI,SMP,MTS) i
b. Pendidikan Tinggi i
(SMA,SMK,MA, D3,S1)
i i
D. Tabel pertanyaan i
Kuesioner Pengetahuan i
melalui online
i i
Covid-19
i
Kuesioner Motivasi i i
i Isilah tabel dibawah ini dengan memberi tanda centang (√) dalam salah satu
i i i i i i i i i i i
Keterangan: i
1. SS : Sangat Setuju
i i
2. S : Setuju
i
3. TS : Tidak Setuju
i i
No Penyataan SS S TS STS
Penghargaan
1. Saya merasa tersanjung bila mendapat pujian dari
i i i i i i
penderita TB
i i
meskipun pandemi
i i
Covid-19
i
Tanggung Jawab i
utama
i
masa pandemi
i i
19
Imbalan/balas jasa i
semangat
i i
Kondisi Kerja i
di masa pandemi
i ii i i
Kebijakan
14. Peraturan yang diterapkan pada masa pandemi i i i i i
Kuesioner Sikap i
Isilah tabel dibawah ini dengan memberi tanda centang (√) dalam salah satu opsi
i i i i i i i i i i i i
jawaban disampingnya.
i i
Keterangan: i
1. SS : Sangat Setuju
i i
2. S : Setujui
3. TS : Tidak Setuju
i i
No Penyataan SS S TS STS
1. Saya peduli dan mengikuti informasi tentang
i i i i i
Covid-19 i
kegiatan TB i i
terlebih dahulu
i i i
komunikasi i
Pandemi
i Pandemi
i
e
15 Kw SMP Beringin raya, i 11, 22
i 135,11 meningkat
kemiling
i
korpri
i
A. UNIVARIAT
tingkat pendidikan kader
i i
Cumulative
Frequency Percent Valid iPercent Percent
i
pengetahuan kader i
Cumulative
Frequency Percent Valid iPercent Percent
i
motivasi kaderi
Cumulative
Frequency Percent Valid iPercent Percent
i
Cumulative
Frequency Percent Valid iPercent Percent
i
penemuan suspek TB
i i
Cumulative
Frequency Percent Valid iPercent Percent
i
Chi-Square Tests i
Asymptotic iSignificance
Value df (2-sided)
i Exact iSig. i(2-sided) Exact iSig. i(1-sided)
Pearson iChi-Square ,069a 1 ,793
b
Continuity iCorrection ,000 1 1,000
Likelihood iRatio ,069 1 ,793
Fisher's iExact iTest 1,000 ,511
Linear-by-Linear iAssociation ,067 1 ,795
N iof iValid iCases 54
a. i0 icells i(,0%) ihave iexpected icount iless ithan i5. iThe iminimum iexpected icount iis i7,56.
b. iComputed ionly ifor ia i2x2 itable
Risk Estimate
i
Chi-Square Testsi
Asymptotic iSignificance
Value df i(2-sided) Exact iSig. i(2-sided) Exact iSig. i(1-sided)
Pearson iChi-Square ,069a 1 ,793
b
Continuity iCorrection ,000 1 1,000
Likelihood iRatio ,069 1 ,793
Fisher's iExact iTest 1,000 ,511
Linear-by-Linear iAssociation ,067 1 ,795
N iof iValid iCases 54
a. i0 icells i(,0%) ihave iexpected icount iless ithan i5. iThe iminimum iexpected icount iis i7,56.
b. iComputed ionly ifor ia i2x2 itable
Risk Estimate
i
Total Count 37 17 54
% iwithin imotivasi ikader 68,5% 31,5% 100,0%
Chi-Square Tests i
Asymptotic iSignificance
Value df (2-sided)
i Exact iSig. i(2-sided) Exact iSig. i(1-sided)
a
Pearson iChi-Square 21,848 1 ,000
Continuity iCorrectionb 19,104 1 ,000
Likelihood iRatio 22,545 1 ,000
Fisher's iExact iTest ,000 ,000
Linear-by-Linear iAssociation 21,444 1 ,000
N iof iValid iCases 54
a. i0 icells i(,0%) ihave iexpected icount iless ithan i5. iThe iminimum iexpected icount iis i6,30.
b. iComputed ionly ifor ia i2x2 itable
Risk Estimate
i
95% iConfidence iInterval
Value Lower Upper
Odds iRatio ifor imotivasi ikader i(Motivasi ikurang i/ iMotivasi 24,111 5,258 110,555
baik)
i
Positif Count 7 15 22
Total Count 37 17 54
% iwithin isikap ikader 68,5% 31,5% 100,0%
Chi-Square Tests
i
Asymptotic iSignificance
Value df i(2-sided) Exact iSig. i(2-sided) Exact iSig. i(1-sided)
Pearson iChi-Square 23,182a 1 ,000
b
Continuity iCorrection 20,399 1 ,000
Likelihood iRatio 24,789 1 ,000
Fisher's iExact iTest ,000 ,000
Linear-by-Linear iAssociation 22,752 1 ,000
N iof iValid iCases 54
a. i0 icells i(,0%) ihave iexpected icount iless ithan i5. iThe iminimum iexpected icount iis i6,93.
b. iComputed ionly ifor ia i2x2 itable
Risk Estimate
i
95% iC.I.for
EXP(B)
i
a. iVariable(s) ientered ion istep i1: imotivasi ikader, isikap ikader, ipengetahuan ikader, itingkat ipendidikan ikader.
Untuk Mengetahui Faktor Yang Dominan Lihat Nilai Pada Exp(B) Atau Nilai OR Yaitu
i i i i i i i i i i i i