Anda di halaman 1dari 15

KARAKTERISTIK PASIEN TUBERKULOSIS (TB) DI PUSKESMAS

MAMAJANG

DISUSUN OLEH :

DEWI SHINTA TENRI D C014181099

SUPERVISOR :

Supervisor I : dr. Ari Andini Junaedi, M.Kes

Supervisor II : drg. Syamsiah Densi, M.Kes

BAGIAN KEDOKTERAN KOMUNITAS DAN KEDOKTERAN PENCEGAHAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN

OKTOBER

2020
KARAKTERISTIK PASIEN TUBERKULOSIS (TB) DI PUSKESMAS MAMAJANG

Dewi Shinta Tenri D1*, Ari Andini Junaedi 1*, Syamsiah Densi 2

1) Bagian Kedokteran Komunitas dan Kedokteran Pencegahan


2) Puskesmas Mamajang, Kota Makassar, Sulawesi Selatan
*Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, Makassar, Indonesia

ABSTRAK

Latar Belakang : TB disebabkan oleh bakteri (Mycobacterium tuberculosis) dan paling sering
menyerang paru-paru. Tuberkulosis (TB) tetap menjadi salah satu ancaman terbesar di dunia
yang merupakan salah satu dari 10 penyebab kematian di seluruh dunia. 50% total jumlah
keseluruhan pasien TB dapat ditemukan di 8 negara: Bangladesh, Cina, India, Indonesia,
Nigeria, Pakistan, Filipina, dan Afrika Selatan. Estimasi kasus TB di Indonesia pada 2019
mencapai 845.000 kasus dengan kasus yang ternotifikasi baik kasus baru ataupun kasus relaps
sebanyak 562.049 kasus. Dalam upaya memutus rantai penyebaran TB diperlukan
pengetahuan yang cukup bagi pasien. Analisa ini bertujuan mengevaluasi prevalensi dan pola
penyebaran kasus TB di wilayah kerja Puskesmas Mamajang untuk menentukan strategi
pemberantasan TB.

Metode: Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Laporan data
Puskesmas Mamajang periode 2019-2020 dikelola menggunakan Microsoft Excel. Penyebaran
kasus TB dianalisa berdasakan karakteristik klinis.

Hasil:

Kesimpulan:

Kata kunci : Tuberkulosis, Puskesmas Tamalanrea, Makassar, Profil TB


PENDAHULUAN

Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit menular yang menyebabkan


kematian tertinggi di dunia. Pada tahun 2018, 10 juta orang menderita penyakit TB dan
1,5 juta orang berakhir dengan kematian. Selain mortalitas tinggi, TB juga
menyebabkan disabilitas ekonomi, dimana penderita diperkirakan kehilangan
pendapatan tahunan rumah tangga sekitar 20-30% Hal ini berdampak penting terutama
pada negera berkembang, dimana dua pertiga dari kasus baru TB ditemukan, dan
diantaranya Indonesia menduduki peringkat ketiga tertinggi setelah India dan China
(WHO, 2019).

Tuberkulosis adalah salah satu penyakit menular yang menjadi perhatian di dunia.
Dengan berbagai upaya pengendalian yang telah dilakukan, insidens dan kematian
akibat turberkulosis sudah menurun. Pada tahun 2014 tuberkulosis diperkirakan
menyerang 9,6 juta orang dan menyebabkan kematian 1,2 juta jiwa. India, Indonesia
dan China merupakan negara dengan penderita tuberkulosis terbesar di dunia
(Kementerian Kesehatan RI, 2016)

Tuberkulosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh kuman TB ( M.


tuberculosis ) sebagian besar menyerang paru tetapi juga dapat menyerang organ
tubuh lainnya (Kementerian Kesehatan RI, 2016).

Tuberkulosis adalah penyakit infeksius terutama menyerang parenkim paru. TB paru


adalah suatu penyakit yang menular yang disebabkan oleh bacil Mycobacterium
tuberculosis yang merupakan salah satu penyakit saluran pernafasan bagian bawah.
Sebagian besar bakteri M. tuberculosis masuk ke dalam jaringan paru melalui airbone
infection dan selanjutnya mengalami proses yang dikenal sebagai focus primer (Wijaya
& Putri, 2013).

Sejak tahun 1997 WHO mulai menerbitkan laporan TB Global setiap tahunnya untuk
memberikan penilaian yang komprehensif dan mutakhir dari epidemi TB, serta
kemajuan dalam pencegahan, diagnosis, dan pengobatan penyakit di seluruh dunia.
Penyakit ini bisa menyerang siapa saja dan di mana saja, tetapi kebanyakan orang
yang terinfeksi TB (sekitar 90%) adalah orang dewasa dengan rasio pria : wanita
adalah 2 : 1, dengan jumlah kasus bervariasi, yaitu kurang dari 50 hingga lebih dari
5000 per 1 juta populasi per tahun (WHO, 2019)

Berdasarkan evaluasi Sistem Informasi Tuberkulosis Terpadu pada tanggal 20


Oktober 2020, estimasi kasus TB di Indonesia terdapat 845.000 kasus dan yang
ternotifikasi sebanyak 562.049 kasus. Kasus ternotifikasi TB RR/MDR sebanyak
24.000. Sistem Informasi Tuberkulosis pun mencatat ada 67.445 kasus TB pada anak
dan 286.644 kasus pada TB HIV. Rating untuk keberhasilan pengobatan sebanyak
83%.

Berdasarkan data tersebut menjadikan Kasus TB merupakan masalah utama di


beberapa daerah di Indonesia terutama Sulawesi Selatan. Dimana penduduk Sulawesi
Selatan berdasarkan Badan Pusat Satistisk Tahun 2016 berjumlah 8.606.375 jiwa yang
tersebar di 24 Kabupaten/Kota, dengan jumlah Penduduk terbesar yakni mendiami Kota
Makassar. Dimana didapatkan data jumlah penderita TB Paru per Kabupaten / Kota
tahun 2015 jumlah kasus TB 12,625. Jumlah BTA+ sebesar 8.348 orang yaitu, dengan
kesembuhan 7.008 (78,36%). Adapun BTA+ di obati sebesar 8.943 orang yaitu 5.363
laki-laki dan perempuan 3.580 orang, jumlah TB anak 0-14 tahun sebesar 581 orang
(4,60%), pengobatan lengkap sebesar 680 orang (7,60%) yaitu laki-laki 429 orang dan
251 perempuan, dengan angka kesuksesan 85,97% yaitu 84,58% laki-laki dan 88,04%
perempuan. Dan pada tahun 2019 di dapatkan jumlah kasus TB yang berada di
Puskesmas Mamajang sebanyak 81 kasus. Pengetahuan akan pola pengendalian
penyakit sangat penting untuk diketahui agar dapat memutus rantai penularan dan
mengedukasi masyarakat. Analisa ini bertujuan untuk mengevaluasi prevalensi dan
pola penyebaran kasus TB di wilayah kerja Puskesmas Mamajang untuk menentukan
strategi pemberantasan TB ke depannya

METODE
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan desain penelitian potong
lintang (Cross Sectional). Populasi penelitian ini adalah semua pasien TB yang
berkunjung di Puskesmas Tamalanrea pada periode 2019-2020 dihitung dengan
metode total sampling yang dikelompokkan berdasarkan usia, periode, hasil BTA,
distribusi wilayah puskesmas.
Data yang diolah merupakan data sekunder yang diberikan oleh Puskesmas
Mamajang dengan kriteria : 1. Pasien berada di Wilayah Kerja Puskesmas Mamajang.
2. Terdaftar di Buku registrasi Program pengendalian TB Puskesmas Mamajang yang
didiagnosis TB paru secara klinis ataupun bakteriologis.
Distribusi data berdasarkan lima kelurahan wilayah kerja puskesmas Mamajang
diinput dan dikelola menggunakan program Microsoft Excel. Data yang terkumpul
kemudian dianalisa dan dipaparkan dalam bentuk diagram dan tabel distribusi.

HASIL
Puskesmas Tamalanrea terletak di kecamatan Tamalanrea yang mencakup 7
kelurahan yaitu Kelurahan Mamajang dalam, Mamajang luar, Bontobiraeng, Labuang
baji, Mandala, Maricaya selatan dan juga tercatat adanya pasien yang berasal dari luar
wilayah puskesmas. Tabel 1 menunjukkan prevalensi kasus TB di Puskesmas
Mamajang periode 2019
Tabel 1. Prevalensi kasus TB di Puskesmas Mamajang Periode 2019

Tabel 2. Distribusi Kasus TB Berdasarkan Wilayah Pasien

Berdasarkan (Gambar 1) kasus TB di wilayah kerja puskesmas Mamajang


periode 2019 , lebih banyak terjadi pada kelompok usia dewasa yaitu berjumlah
77 kasus (95,06%), diikuti kelompok usia anak yaitu berjumlah 4 kasus (4,93%).
Distribusi Pasien Tuberkulosis Puskesmas Tamalanrea
Berdasarkan Kelompok Usia

DEWASA ANAK

Gambar 1. Distribusi kasus TB berdasarkan kelompok usia

Distribusi jumlah kasus TB periode 2019 di Puskesmas Mamajang dibagi menjadi


4 triwulan yaitu; pada triwulan I terdapat 18 kasus (22.22%) ; pada triwulan II 21
kasus (25,92%) ; pada triwulan III 24 kasus (29,62%) ; pada triwulan IV 18 kasus
(22,22%)
Distribusi Pasien Tuberkulosis Puskesmas Tamalanrea
Berdasarkan Waktu Kunjungan
35

30 29.62
25.92
25
22.22 22.22
20

15

10

0
triwulan 1 triwulan 2 triwulan 3 triwulan 4

Series 1

Gambar 2. Grafik Kunjungan kasus TB tiap triwulan


pada periode 2019

Berdasarkan (Gambar 3) kasus TB di wilayah kerja puskesmas Mamajang periode


2019, didapatkan hasil BTA negatif sebelum dilakukan pengebotan yaitu 37 kasus
(45,67%) dan hasil BTA positif sebanyak 33 orang (40,74%).
Distribusi Pasien Tuberkulosis Puskesmas Tamalanrea
Berdasarkan Hasil Pemeriksaan BTA
47

46

45

44

43

42

41

40

39

38
BTA (-) BTA (+)

Series 1

Gambar 3 . Karakteristik Berdasarkan Hasil BTA

Distribusi kasus TB menurut wilayah pasien (Gambar 4) dikategorikan menjadi


7 yaitu wilayah Mamajang luar, Mamajang dalam, Bontobiraeng, Labuang baji,
Mandala, Maricaya selatan, dan di luar wilayah dengan hasil terbanyak (n=21)
dengan presentase 61,76%, Kelurahan Maricaya selatan (n=5) dengan presentase
14,70 %, Kelurahan Mamajang luar (n=3) dengan presentase 8%, Kelurahan
Mandala (n=2) dengan presentase 5,88%, Kelurahan Bontobiraeng (n=2) dengan
presentase 5,88%, Kelurahan mamajang dalam (n=1) dengan presentase 2,94% dan
labuang baji (n=0)
Distribusi Pasien Tuberkulosis Puskesmas Tamalanrea
Berdasarkan Wilayah
mamajang dalam
Bontobiraeng 3%
6%
Mandala
6%

Mamajang luar
8%

Maricaya selatan
15% Luar wilayah
62%

Gambar 4. Distribusi Kasus TB Berdasarkan Wilayah Pasien


Selain hasil prevalensi pada tahun 2019 didapatkan juga hasil prevalensi kasus TB
pada tahun 2020 pada Puskesmas Mamajang

Tabel 2 menunjukkan prevalensi kasus TB di Puskesmas Mamajang periode


2020

Berdasarkan (Gambar 1) kasus TB di wilayah kerja puskesmas Mamajang


periode 2020 , lebih banyak terjadi pada kelompok usia dewasa yaitu berjumlah
30 kasus (90,90%), diikuti kelompok usia anak yaitu berjumlah 4 kasus (12,12%).

Distribusi Pasien Tuberkulosis Puskesmas Tamalanrea


Berdasarkan Kelompok Usia
DEWASA ANAK
3%

97%

Gambar 1. Distribusi kasus TB berdasarkan kelompok usia


Distribusi jumlah kasus TB periode 2020 di Puskesmas Mamajang dibagi menjadi
3 triwulan yaitu; pada triwulan I terdapat 13 kasus (39.39%) ; pada triwulan II 10
kasus (30,30%) ; pada triwulan III 10 kasus (30,30%)

Distribusi Pasien Tuberkulosis Puskesmas Tamalanrea


Berdasarkan Waktu Kunjungan
45

40
39.39
35

30 30.3 30.3

25

20

15

10

0
triwulan 1 triwulan 2 triwulan 3

Series 1

Gambar 2. Grafik Kunjungan kasus TB tiap triwulan


pada periode 2020

Berdasarkan (Gambar 3) kasus TB di wilayah kerja puskesmas Mamajang periode


2020, didapatkan hasil BTA negatif sebelum dilakukan pengebotan yaitu 9 kasus
(27,27%) dan hasil BTA positif sebanyak 17 orang (51,51%).
Distribusi Pasien Tuberkulosis Puskesmas Tamalanrea
Berdasarkan Hasil Pemeriksaan BTA
45

40

35

30

25

20

15

10

0
BTA (-) BTA (+)

Series 1

Gambar 3 . Karakteristik Berdasarkan Hasil BTA


PEMBAHASAN

Dari hasil data yang dikumpulkan, didapatkan bahwa terjadi penurunan angka pasien
temuan baru yang berkunjung ke Puskesmas Mamajang pada tahun 2020 jika
dibandingkan dengan jumlah pasien yang berkunjung pada tahun 2019. Hal ini
disebabkan kekhawatiran masyarakat khususnya pasien dengan suspek TB untuk
berkunjung ke Puskesmas Mamajang pada saat masa pandemic COVID-19 ini.
Kekhawatiran pasien diakibatkan karna ketakutan pasien jika pasien dianggap sebagai
pasien COVID juga karna adanya PSBB yang membuat masyarakat untuk membatasi
diri keluar rumah.

Didapatkan hasil berdatarkan data usia dewasa lebih banyak menderita Tuberkulosis
dibanding dengan usia anak-anak. Hal ini selaras dengan penelitian yang dilakukan
oleh (Laily dkk, 2015; Panjaitan, 2012), dimana TB banyak terjadi pada usia dewasa
dimungkinkan oleh dua penyebab. Pertama orang dewasa tersebut pernah terinfeksi TB
primer dilingkungannya pada waktu kecil akan tetapi tidak dilakukan preventif dengan
baik sehingga muncul pada saat dewasa. Kemungkinan yang kedua, adanya aktivitas
dan lingkungan pekerjaan pada kelompok orang dewasa yang berinteraksi dengan
penderita TB atau lingkungan yang memudahkan tertular TB.

Berdasarkan data priode didapatkan jumlah pasien pada tahun 2019 sebanyak 81
kasus dimana terbagi pada priode I sebanyak 18 kasus, priode II sebanyak 21 kasus,
priode III sebanyak 24 kasus dan priode ke IV sebanyak 18 kasus. Jumlah kasus yang
didapatkan pada 2019 ini tidak sama banyaknya ataupun bias dibilang berkurang
banyak pada tahun 2020 khususnya pada masa pademik COVID-19 ini yang mana
didapatkan jumlah kasus sebanyak 33 kasus terbagi menjadi pada priode I 13 kasus,
priode II 10 kasus dan priode III 10 kasus. Dimana yang kita ketahui sejak memasuki
masa pandemik di tahun 2020 pada priode ke II jumlah kasus Tuberkulosis berkurang
sampai 50% dari jumlah kasus pada tahun 2019.

Hal ini dikarenakan pasien yang takut ke puskesmas pada masa pandemic ini karna
takut akan dijadikan pasien COVID oleh petugas medis karna anggapan pasien
ataupun masyarakat umumnya petugas medis mendapat keuntungan banyak jika
memasukkan pasien covid dalam jumlah banyak.
Berdasarkan data BTA atau basil tahan asam didapatkan jumlah pasien dengan BTA +
pada tahun 2019 sebanyak 33 kasus sedangkan pada tahun 2020 mengalami
penurunan menjadi 17 kasus. Begitu juga dengan pasien dengan BTA – pada tahun
2019 didapatkan sebanyak 27 kasus sedangkan pada tahun 2020 mengalami
penurunan menjadi 9 kasus. Hal ini dikarenakan ketakutan pasien untuk cek ke
puskesmas dengan gejala batuk karna pasien takut dianggap sebagai pasien COVID.

Berdasarkan hasil dari data distribusi penyebaran tuberculosis di wilayah kerja


puskesmas Mamajang tahun 2020 didapatkan hasil bahwa diluar dari wilayah
puskesmas mamajang mendapatkan kasus TB terbanyak dibanding 6 wilayah
puskesmas lainnya.

Penyakit TB Paru menurut Sustainable Development Goals (SDGs) sebagai suatu


penyakit yang menjadi target untuk diturunkan, selain malaria dan HIV & AIDS. Pada
level nasional, berbagai upaya telah dilakukan untuk mengendalikan penyakit ini, di
antaranya melalui program Directly Observed Treatment Shortcourse Chemotherapy
(DOTS). (Kemkes,2016)

Anda mungkin juga menyukai