Anda di halaman 1dari 12

STUNTING

PUSKESMAS KAMPUNG TELENG


2021
STUNTING......
Stunting adalah masalah
kurang gizi kronis yang
disebabkan oleh kurangnya
asupan gizi dalam waktu
yang cukup lama, sehingga
mengakibatkan gangguan
pertumbuhan pada anak
yakni tinggi badan anak
lebih rendah atau pendek
(kerdil) dari standar usianya.
 Kondisi tubuh anak yang pendek seringkali dikatakan
sebagai faktor keturunan (genetik) dari kedua orang tuanya,
sehingga masyarakat banyak yang hanya menerima tanpa
berbuat apa-apa untuk mencegahnya.

 Genetika merupakan faktor determinan kesehatan yang


paling kecil pengaruhnya bila dibandingkan dengan faktor
perilaku, lingkungan (sosial, ekonomi, budaya, politik), dan
pelayanan kesehatan. Dengan kata lain, stunting merupakan
masalah yang sebenarnya bisa dicegah.
Kondisi Stunting Saat ini....
Tren Stunting Balita 2013-2019 dan Target
2024 Rata-rata
Penurun
37.2 an
Baseline Target
1,3%/ta
30.8 hun
1,7%/ta
Prevalensi Stunting 27,7 14 25.84
27.67 hun
pada Balita (%) (SSGBI, 2019) (2024) 2,7%/ta
Prevalensi hun
10,2 7 19.00
Wasting (kurus) 14
pada Balita (%) (Riskesdas, 2018) (2024)

2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 Target 2024:
Dalam RPJMN 2020-2024, upaya percepatan Capaian penurunan 2X
penurunan stunting menjadi salah satu dari: Bussiness as Usual Skenario Kebijakan lipat dari Tren
Target 14% (2024) Saat Ini
• Proyek Prioritas: Penurunan Stunting  Perlu Kerja Keras
Tren % Penurunan Stunting di
• Major Project: Percepatan Penurunan Kematian Negara Lain*
Ibu dan Stunting
2%/tahun (2005- 0,8%/tahun (2000-
2015) 2015)
Peru Vietnam

*World Bank (2017)


4
Status Gizi Kelurahan Aur Mulyo Berdasarkan
Indikator BB/U, TB/U, dan BB/TB Tahun 2021

100.0 100.0 100.0

80.0 80.0 80.0

60.0 60.0 60.0

40.0 40.0 40.0

20.0 20.0 20.0

0.0 0.0 0.0


BB/U TB/U BB/TB
DAMPAK.......

Anak terhambat Anak tumbuh


perkembangan fisik menjadi SDM
dan intelektualnya yang kurang
serta memiliki kompetitif dalam
performa buruk di pencarian kerja
sekolah
Penanganan Stunting Sebagai Isu Lintas Sektoral

Isu lintas sektoral dalam penangangan


stunting

30% Sektor
Kesehatan
70% Lintas sektor

Diperlukan intervensi
dan integrasi lintas
sektoral dalam
penanganan stunting
Upaya Penanganan Permasalahan Stunting

Pada periode ini, jika terjadi


gangguan kesehatan maka akan
1. Intervensi Gizi Spesifik berdampak permanen pada anak

Intervensi yang diberikan secara spesifik pada sektor kesehatan, khususnya pada 1000 Hari
Pertama Kehidupan (HPK) anak.

 Pemberian Tablet Tambah  Pemberian MP-ASI  Imunisasi dasar


Darah (TTD) dan suplemen  Pemberian makanan
vitamin A bagi Ibu Hamil tambahan
 Promosi ASI Eksklusif
2. Intervensi Gizi
Sensitif
Intervensi gizi sensitif meliputi ketahanan pangan, ketersediaan air bersih dan sanitasi,
penanggulangan kemiskinan, pendidikan, sosial, dan sebagainya, memiliki kontribusi sebesar
70% sedangkan intervensi di sektor kesehatan sendiri hanya berkontribusi sebesar 30%
dalam penanganan stunting.
Apa hal yang harus diperhatikan dalam
pencegahan stunting????
1) Pola Makan
Masalah stunting dipengaruhi oleh
rendahnya akses terhadap makanan
dari segi jumlah dan kualitas gizi,
serta seringkali tidak beragam.
Istilah “Isi Piringku” dengan gizi
seimbang perlu diperkenalkan dan
dibiasakan dalam kehidupan sehari-
hari. Bagi anak-anak dalam masa
pertumbuhan, memperbanyak sumber
protein sangat dianjurkan, di samping
tetap membiasakan mengonsumsi
buah dan sayur.
2) Pola Asuh
Stunting juga dipengaruhi aspek perilaku, terutama pada pola asuh yang kurang baik
dalam praktek pemberian makan bagi bayi dan Balita.
Dimulai dari edukasi tentang kesehatan reproduksi dan gizi bagi remaja sebagai cikal
bakal keluarga, hingga para calon ibu memahami pentingnya memenuhi kebutuhan gizi
saat hamil dan stimulasi bagi janin, serta memeriksakan kandungan empat kali selama
kehamilan.
Bersalin di fasilitas kesehatan, lakukan inisiasi menyusu dini (IMD) agar bayi mendapat
colostrum. Berikan hanya ASI saja sampai bayi berusia 6 bulan. Setelah itu, ASI boleh
dilanjutkan sampai usia 2 tahun, namun berikan juga makanan pendamping ASI.
Hal lain yang juga perlu diperhatikan adalah berikanlah hak anak mendapatkan
kekebalan dari penyakit berbahaya melalui imunisasi yang telah dijamin ketersediaan
dan keamanannya oleh pemerintah. Masyarakat bisa memanfaatkannya dengan tanpa
biaya di Posyandu atau Puskesmas.
3) Sanitasi dan Akses Air Bersih

Rendahnya akses terhadap


pelayanan kesehatan, termasuk
di dalamnya adalah akses
sanitasi dan air bersih,
mendekatkan anak pada risiko
ancaman penyakit infeksi.
Untuk itu, perlu membiasakan
cuci tangan pakai sabun dan air
mengalir, serta tidak buang air
besar sembarangan.

Anda mungkin juga menyukai