-7,8
Jawa Tengah
Sulawesi Barat
Nusa Tenggara Barat
-6,8-6,6-6,5
Terdapat 7
Nusa Tenggara Timur
-6,0
Gorontalo
-5,9
Kalimantan Timur
Kalimantan Tengah
-5,3-4,9
Bengkulu
-4,8
Sumatera Utara
-4,3
Sumatera Selatan
Sumatera Barat
DI Yogyakarta
-4,2-4,2-3,7
Bali
Jawa Timur
INDONESIA
Sulawesi Selatan
DKI Jakarta
-3,5-3,4-3,3-3,2-3,2
Kalimantan Selatan
Jawa Barat
Maluku
Kalimantan Barat
Jambi dan 7). Papua Barat
Riau
Maluku Utara
Sulawesi Tengah
Bangka Belitung
Sulawesi Tenggara
-1,8-1,7-1,7-1,7-1,7-1,6-1,6-1,3-1,2
Aceh
-1,0
Papua
Banten
Sulawesi Utara
0,1 0,4 0,4
Kepulauan Riau
0,8
Kalimantan Utara
provinsi yang menunjukkan trend peningkatan prevalensi balita
Jambi
1). Papua; 2). Banten; 3). Sulawesi Utara; 4). Kepulauan Riau; 5). Kalimantan Utara; 6).
Papua Barat
1,3 1,4 1,6
Memutus siklus kejadian stunting
1000 HPK
: 1000 HPK
Periode patologi yang dapat dicegah atau dikoreksi
1. menurunkan prevalensi 1. peningkatan komitmen dan visi penyediaan data keluarga berisiko
Stunting
Stunting kepemimpinan di kementerian/lembaga,
Pemerintah Daerah provinsi, Pemerintah Daerah
kabupaten/kota, dan Pemerintah Desa; pendampingan keluarga berisiko
2. meningkatkan kualitas penyiapan Stunting
kehidupan berkeluarga
2. peningkatan komunikasi
perubahan perilaku pendampingan semua calon
3. menjamin pemenuhan asupan dan pemberdayaan masyarakat;
pengantin/calon PUS;
gizi
3. peningkatan konvergensi Intervensi Spesifik surveilans keluarga berisiko Stunting
dan Intervensi Sensitif di kementerian/lembaga,
4. memperbaiki pola asuh Pemerintah Daerah provinsi, Pemerintah Daerah
kabupaten/kota, dan Pemerintah Desa;
audit kasus Stunting
5. meningkatkan akses dan
kualitas pelayanan kesehatan 4. peningkatan ketahanan pangan dan gizi pada
tingkat individu, keluarga, dan masyarakat;
KONVERGENSI
LAYANAN TINGKAT KELUARGA
1. anak usia 0 bulan dengan berat
badan < 2.500 gram yang
KONVERGENSI LAYANAN 2.
mendapatkan
kesehatan dan gizi.
tatalaksana
TINGKAT KELUARGA 3.
tatalaksana kesehatan dan gizi
bayi usia kurang dari 6 bulan
mendapat air susu ibu (ASI)
eksklusif
4. anak usia 6-23 bulan yang 1. anak usia 24-59 bulan dengan
mendapat Makanan Pendamping infeksi kronis yang 1. balita yang memperoleh imunisasi
1. menerima Tablet Tambah 1. ibu hamil Kurang Energi Kronik Air Susu Ibu (MP-ASI) dasar lengkap
mendapatkan tatalaksana
(KEK) yang menerima tambahan 5. anak usia 0-23 bulan dengan
Darah (TTD) infeksi kronis yang mendapatkan keseh 2. anak berusia di bawah lima tahun
asupan gizi. 2. anak usia 24-59 bulan dengan (balita) gizi buruk yang mendapat
2. menerima pendampingan tatalaksana kesehatan
2. ibu hamil yang mengonsumsi 6. anak usia 0-23 bulan dengan gizi gizi kurang yang mendapatkan pelayanan tata laksana gizi buruk
kesehatan reproduksi dan Tablet Tambah Darah (TTD) kurang yang mendapatkan tambahan asupan gizi 3. anak berusia di bawah lima tahun
edukasi gizi sejak 3 bulan minimal 90 tablet selama masa tambahan asupan gizi. 3. anak usia 24-59 bulan dengan (balita) gizi kurang yang mendapat
pra-nikah kehamilan 7. anak usia 0-23 bulan dengan gizi gizi buruk yang mendapatkan tambahan asupan gizi.
3. menerima layanan 3. Ibu hamil menerima buruk yang mendapatkan tata
tata laksana gizi buruk 4. Balita 0-59 bulan dengan berat
pemeriksaan status pendampingan. laksana gizi buruk.
8. balita 0-23 bulan dengan berat 4. anak usia 24-59 bulan yang badan dan panjang/tinggi badan
anemia (hemoglobin) 4. ibu hamil dengan Pertumbuhan diukur berat badan dan tinggi sesuai standard.
badan dan panjang/tinggi badan
4. mendapatkan tatalaksana Janin Terhambat (PJT) yang sesuai standard. badan sesuai standar. 5. balita 0-59 bulan yang dipantau
mendapat tata laksana 9. balita 0-23 bulan yang dipantau 5. anak usia 24-59 bulan yang perkembangannya sesuai standard.
kesehatan dan gizi. mendapat pelayanan keluarga
kesehatan. perkembangannya sesuai dipantau perkembangannya
berencana pasca melahirkan
standard. sesuai standar.
Ibu masa
Kelompok Catin/CaPUS/
Ibu hamil interval/pasca Balita 0-23 bulan Balita 24-59 bulan Balita (0-59 bulan)
sasaran remaja
persalinan
4 Indikator audit
kasus stunting
Peraturan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Nomor 13 Tahun
2021 Tentang Petunjuk Teknis Biaya Operasional Keluarga Berencana Tahun 2022
Audit kasus baduta stunting adalah kegiatan untuk mencari penyebab terjadinya kasus stunting sebagai upaya
pencegahan terjadinya kasus serupa.
Pertemuan sebanyak 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun oleh Tim Audit Kasus Stunting yang dibentuk di tingkat
Audit Kasus Kecamatan dan Kabupaten/Kota, yang meliputi :
• Identifikasi jumlah kasus, penyebab, tata kelola yang sedang diterapkan, tingkat efektivitas serta kendala yang terjadi.
Stunting • Merumuskan solusi terhadap permasalahan yang dibahas pada audit kasus stunting di tiap daerah.
• Evaluasi hasil tindak lanjut yang bertujuan untuk memberikan rekomendasi bagi tindakan/penanganan yang tepat
pada kasus stunting.
Sasaran Kegiatan adalah OPDKB Kabupaten/Kota, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, RSUD Kabupaten/Kota, TPPS
Kabupaten/Kota, Camat, Kepala Puskesmas, Dokter Puskesmas, Camat, Penyuluh KB/PLKB, PKK Kecamatan, Ahli Gizi
Puskesmas, Bidan Puskesmas, TPK, PKK Desa, TPPS Desa.
Perbaikan mutu pelayanan untuk pencegahan/penanganan
Output kegiatan
risiko stunting yang serupa
1. Evaluasi RTL: Segera & terencana 1. Terselenggaranya rencana
tindak lanjut sesuai
Evaluasi Rencana Tindak Lanjut
4. penanggungjawab;
4 Langkah & (RTL) Audit Kasus Stunting 2. Evaluasi perubahan status risiko
kasus audit stunting (setiap bulan)
2. Perubahan status risiko kasus
audit stunting
kasus stunting
2. Diseminasi sesuai kebutuhan (tele-
2. Laporan Audit Kasus
konsultasi)
Stunting
3. Pelaporan ke TPPS Provinsi
(KABUPATEN/KOTA, PROVINSI)
1. Penanggungjawab yaitu Wakil Bupati/ Wakil Walikota,
bertugas menjamin terlaksananya audit kasus stunting dan
rencana tindak lanjutnya.
Yang bertanda tangan di bawah ini :
2. Ketua yaitu Kepala OPD yang membidangi urusan KB
Nama :...............................................................
Kabupaten/Kota, bertugas mengoordinasikan dan memastikan
Instansi :...............................................................
pelaksanaan audit kasus stunting berjalan lancar sesuai
Jabatan :...............................................................
dengan tujuan, pedoman dan target waktu yang telah Kedudukan dalam tim :...............................................................
ditetapkan. Alamat :................................................................
3. Wakil Ketua yaitu Kepala Dinas Kesehatan kabupaten/kota, No. Telp/HP :................................................................
bertugas mengoordinasikan dan memastikan pelaksanaan Dengan ini saya menyatakan bahwa di dalam melaksanakan tugas sebagai Tim Audit Kasus
audit kasus stunting dengan para pihak terkait. Stunting, Saya bersedia menghindari perbuatan yang berpotensi memiliki benturan kepentingan.
Saya sanggup bertindak sesuai dengan prinsip-prinsip audit kasus stunting yaitu:
4. Tim Teknis terdiri dari pimpinan dan jajaran FKTP/FKRTL 1. Integritas : jujur, akuntabel terhadap pencapaian kinerja program dan kinerja anggaran serta
(misalnya Kepala Puskesmas, dokter/bidan/tenaga gizi transparan;
2. Objektif : bersikap netral dan objektif tanpa dikaitkan dengan pendapat atau kepentingan pribadi;
Puskemas; Kepala RSUD, kepala unit yang mengoordinasikan
3. Profesional : memiliki kompetensi dan keterampilan sesuai dengan profesinya;
rekam medis), Camat, PKB/PLKB, Tim Pendamping Keluarga
4. Kerahasiaan : menjaga rahasia data dan informasi kasus audit stunting.
(TPK), Kader posyandu, serta bidang tertentu di OPD yang
Demikian pernyataan ini Saya buat untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya sesuai pedoman
mengurusi bidang KB dan Dinas Kesehatan setempat. pelaksanaan audit kasus stunting dan peraturan perundang-undangan jika diperlukan.
5. Tim Pakar terdiri dari para ahli tertentu, antara lain Dokter
(Tempat, Tanggal, Bulan, Tahun)
Spesialis Anak (Sp.A), Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi
Yang Membuat Pernyataan,
(Sp.OG), Psikolog dan Ahli Gizi.
Melaksanakan fungsi KONSULTASI, FASILITASI KOORDINASI DAN PENGUATAN
SATGAS STUNTING : PENYEDIAAN SATU DATA STUNTING kepada Pemerintah, Pemerintah Provinsi,
Pemerintah Kabupaten/Kota hingga ke tingkat layanan sesuai dengan arahan dan
instruksi Ketua Pelaksana Percepatan Penurunan Stunting
Identifikasi potensi dan seleksi kasus audit pada kelompok Kajian bertujuan untuk menentukan risiko- penyebab
sasaran berisiko stunting dan/atau baduta dan balita terjadinya risiko pada kelompok sasaran, menganalisis
stunting. dan merumuskan rekomendasi.
Kelompok sasaran berisiko stunting meliputi:
a. Calon pengantin;
b. Ibu hamil; Hasil kajian dituangkan dalam Kertas Kerja Audit
c. Ibu nifas; berdasarkan kelompok sasaran dengan
d. Baduta dan balita. memperhatikan prinsip kerahasiaan data individu.
Data kajian bersumber dari surveillance rutin dan rekam Rekomendasi yang diusulkan dalam kertas kerja audit
medis dari FKTP dan FKRTL. dituangkan ke dalam formulir Rencana Tindak Lanjut.
Seleksi kasus audit dilakukan terhadap identifikasi potensi
Formulir Rencana Tindak Lanjut dilaporkan untuk
kasus audit dengan pertimbangan, antara lain:
a. Kasus yang tidak menunjukkan perbaikan setelah memperoleh persetujuan dari Penanggung Jawab
diberikan intervensi; (Wakil Bupati/Wakil Walikota).
b. Kasus stunting yang tinggi pada wilayah tertentu;
c. Kelengkapan data.
Penyediaan data keluarga berisiko stunting
Catin (Pra-konsepsi) Ibu Hamil Anak 0-23 Bulan Anak 24-59 Bulan
Catin 3 bulan sebelum
menikah
Elektronik siap nikah Elektronik pencatatan dan pelaporan gizi berbasis masyarakat
siap hamil (ELSIMIL) (e-ppgbm) dan elsimil
1. Identitas catin Variabel kesehatan dan gizi pada kelompok sasaran:
2. NIK
3. Umur 1. Ibu hamil
4. Berat & Tinggi Badan 2. Ibu nifas
5. Indeks Massa Tubuh
6. Anemia/tidak anemia
3. Baduta
7. Lingkar Lengan Atas (LiLa) 4. Balita
Formulir rencana tindak lanjut
Sumber Penanggung
Indikator Sifat Dana Jawab
Kelompok Sasaran Kegiatan Waktu
keberhasilan (Segera/Terencana)
1 2 3 4 5 6 7
Calon Pengantin
Ibu Hamil
Ibu Nifas
Baduta
Balita
Mengetahui,
Wakil Bupati/Wakil Walikota
Keterangan :
Kolom 2 diisi kegiatan sesuai dengan rekomendasi Tim Pakar
Kolom 3 diisi dengan indikator keberhasilan pelaksanaan kegiatan yang disepakati Tim Audit
Kolom 4 diisi sesuai dengan urgensi pencegahan risiko stunting dan penanganan baduta/balita stunting
Kolom 5 diisi sesuai dengan target waktu penyelesaian pelaksanaan kegiatan
Kolom 6 diisi dengan sumber pendanaan untuk melaksanakan kegiatan
Kolom 7 diisi dengan institusi yang bertanggungjawab melaksanakan kegiatan
3. Diseminasi Audit Kasus Stunting
1. 2. 3.
Diseminasi sesuai Pelaporan
kebutuhan/kontinyu (2x/tahun)
a. Dilakukan melalui tele-konsultasi Diseminasi terjadual
(2x/tahun) 1. Pelaporan dilakukan secara
antara Tim Pakar dan Tim Teknis
berjenjang
sesuai lokus kasus audit. 1. menyampaikan hasil kajian dan RTL 2. Masing-masing TPPS provinsi
b. Tim Pakar memberikan checklist yang telah disetujui oleh wakil dan pusat menyampaikan
intervensi Bupati/wakil Walikota. umpan balik secara
pencegahan/penanganan kasus 2. menyampaikan evaluasi RTL dan berjenjang 10 hari kalender
untuk ditindaklanjuti oleh Tim perubahan risiko kasus audit pasca laporan diterima
Teknis. stunting. dengan lengkap
Melibatkan unsur Pemerintah Daerah, Akademisi,
Organisasi Profesi, Pemerhati Kesehatan dan Gizi, Tokoh
Agama, Tokoh Masyrakat, Tokoh Adat, Media Massa (cetak
dan elektronik), Organisasi Masyarakat
Bagan pelaporan audit
kasus stunting
1 2 3 4 5 6 7
Calon Pengantin
Ibu Hamil
Ibu Nifas
Baduta
Balita
Dilakukan berdasarkan hasil tele-konsultasi tindak lanjut check list tim pakar yang perlu dilakukan oleh tim teknis.
KALENDER AUDIT KASUS STUNTING:
TINGKAT PROVINSI DAN PUSAT
Sosialisasi zero draft audit 1. Penyampaian umpan
kasus stunting kepada balik SM 1
seluruh kab/kota dan 2. Penyusunan ringkasan
1. Kick off audit
konsolidasi bersama 4 eksekutif pelaksanaan
kasus stunting
organisasi profesi.
(17 Maret 2022) audit kasus stunting Coaching audit
2. Rekapitulasi Tindak lanjut hasil SM1 untuk dibahas kasus stunting
Penyelarasan sumber
pendanaan. pembentukan coaching pada pertemuan TPPS per region
Tim Audit kab/kota/provinsi &
pusat
Jan Feb Mar Aprl Mei Juni Juli Ags Sept Okt Nov Des
1. Rapim zero draft Coaching audit kasus Coaching audit kasus 1. Penyampaian
buku saku audit stunting per region stunting per region umpan balik SM 2
kasus stunting (8
Tindak lanjut hasil
2. Penyusunan
Feb 2022) coaching
ringkasan eksekutif
2. Uji coba draft 1 pelaksanaan audit
buku saku audit kasus stunting SM2
kasus stunting (11 untuk dibahas pada
Feb 2022) pertemuan TPPS
3. Finalisasi buku kab/kota/provinsi
saku audit kasus & pusat
stunting
KALENDER AUDIT KASUS STUNTING:
TINGKAT KABUPATEN/KOTA
1. Diseminasi
kajian: tele
konsultasi &
tindak lanjutnya Penyampaian laporan
Pembentukan 2. Penyusunan SM 1 kepada TPPS prov
rancangan RTL dan melalui Morena
Tim Audit
Jan Feb Mar Aprl Mei Juni Juli Ags Sept Okt Nov Des
1. Konsolidasi tim 1. Diseminasi
Penyampaian laporan
audit dan kajian: tele SM 2 kepada TPPS prov
perencanaan konsultasi & dan melalui Morena
agenda kegiatan tindak
2. Identifikasi & lanjutnya
seleksi kasus 2. Persetujuan
audit RTL
3. Penyusunan 3. Diseminasi RTL
kajian 4. Penyusunan
laporan
1 kecamatan 1 desa
Narahubung Organisasi Profesi
Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI)
Alamat: Jl. KebayoranBaru No. 85B Kebayoran Lama JK
12240
No. Telp: 021-72801625
Email: sekretariat.pp@hmpsi.or.id
Website: https://himpsi.or.id
8Kepulauan Bangka Belitung Risaldi Adhari N., S.Psi., MM Psikolog babel@himpsi.or.id 082216599900
Untuk Tenaga
15DI Yogyakarta Haryanta, S.Psi, MA, Psikolog diy@himpsi.or.id 081228233836
Psikolog: 17Bali
ntb@himpsi.or.id
08123997048
081997961705
20Kalimantan Selatan
Andriyani Emilia Lay, M.A., Psikolog
kalsel@himpsi.or.id
082145168287
0511 4774405,
23Kalimantan Tengah Elisabeth Fransisca Saragi Sitio,, M.Psi, Psikolog kalteng@himpsi.or.id 081361272940
27Sulawesi Tengah Hendrijete N. Nuda, S.Psi, MM, Psikolog sulteng@himpsi.or.id 0811453205, 081334644415
28Sulawesi Tenggara Ayub Djafar, S.Psi.,M.Psi.,Psikolog sultra@himpsi.or.id /sekretraiat.himpsi.sultra@gmail.com 081230078771 / 0813 34611979
29Gorontalo Dr. Sukma Nurilawati Botutihe, M.Psi.Psikolog gorontalo@himpsi.or.id (0435)8524755
30Sulawesi Barat Edwin Bara, S.Psi, MAP sulbar@himpsi.or.id 08114202042
31Maluku Utara Syaiful Bahri, S.Psi, MA malut@himpsi.or.id 08114312963