Anda di halaman 1dari 9

Stunting

pada Balita
Oleh: Besse Dahlia
Latar Belakang
Unicef, 2018: Permasalahan gizi pada balita didunia saat ini yaitu stunting.
Sekitar 22,2% atau 150,8 juta balita mengalami stunting. Berasal dari Asia
(55%) dan Afrika (39%).

Millenium Challenga Account Indonesia (2014) “Stunting


adalah masalah kurang gizi kronis disebabkan asupan gizi
yang kurang dalam waktu cukup lama akibat pemberian
makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi”.

Determinan stunting di Indonesia


 ASI noneksklusif  Pendidikan ibu
 BBLR  Gizi Ibu
 Panjang Lahir pendek  PMBA
 Status sosial ekonomi  Sanitasi
 Lahir prematur  Perawatan kesehatan
Beal T et al, 2018;
Besaran Stunting pada Balita Indonesia
Pendek S. Pendek
25.00% Dampak Stunting:
19.00% 19.80% 19.30%
20.00%
01
Jangka Pendek:
15.00% Morbiditas dan Mortalitas pada bayi/balita
11.50%
9.80%
10.00% 8.50%

5.00% Jangka Menengah:


02
0.00%
2016 2017 2018 Intelektualitas dan kemampuan kognitif
yang rendah
Prevalensi Stunting
34.8 35.7
35.6 29.6 30.8 03
Jangka Panjang:
27.5 Kualitas sumberdaya manusia dan masalah
penyakit degeneratif di usia dewasa
(Aryastami NK, dan Tarigan I, 2017)

2016 2017 2018

Indonesia Sul-Sel
PSG, 2016 & 2017, Riskesdas 2018
Program Penanggulangan Stunting pada Balita

Tahun 2018, 100 kabupaten di 34 provinsi ditetapkan Indonesia turut berupaya dan berkomitmen dalam upaya
sebagai lokus stunting dan diharapkan dapat menekan percepatan perbaikan gizi ‘Scaling Up Nutrition (SUN)’
angka stunting di Indonesia sehingga dapat tercapai target masyarakat. Upaya tersebut tidak terlepas dari rencana
Suistainable Development Goals (SDGs) pada tahun 2025 jangka panjang, menengah dan jangka pendek dengan
yaitu penurunan angka stunting hingga 40%. mengacu kepada undang-undang yang telah ditetapkan
oleh Badan Legislatif

Intervensi Gizi Spesifik Intervensi Gizi Sensitif


Berfokus pada 1000 HPK STBM, Fortifikasi bahan pangan, penyediaan JKN,
(Ibu Hamil, Ibu Menyusui, dan Anak Usia 0-23 bulan) KB, edukasi kesehatan seksual dan reproduksi, gizi
remaja, pengentasan kemiskinan dan peningkatan
pangan dan gizi.
Lanjutan,,,
Beberapa negara didunia juga telah mengalami kemajuan dalam penurunan prevalensi
stunting dengan berbagai kebijakan program dan intervensi.

Program Penanggulangan Stunting

100% 0.25
7%
80% 9%
0.33
60% 18% 0.08
40% 13%
42% 12%
20% 12%
0% 0.17
8%
a
ngg si
Ta i ta S
n B
ah Sa KB
m BA
Ru an n
ik na
an rb
a ru
pat Pe nu
a P e
end
P
Kamboja Pakistan Bangladesh Guinea Nepal Ethiopia India Paraguay
Vaivada, dkk (2020)
Analisis Kebijakan Program Penanggulangan

Stunting dan kemiskinan menunjukkan hubungan yang erat dimana negara-


negara miskin merupakan penyumbang stunting yang tinggi didunia (WHO,2014).

Indonesia Ketimpangan pembangunan ekonomi


terdapat pada kawasan Indonesia Barat (80%)
dan Kawasan Indonesia Timur (20%). Hal ini
Kemiskinan Permasalahan berdampak pada disparitas yang lebar besarnya
,
dari waktu
ke waktu
Gizi masalah stunting balita antar willayah/provinsi
(Siswati T, 2018).

Pembangunan Pendapatan Ekonomi Daya Beli Masyarakat Derajat Kesehatan


Ekonomi Makro Rumah Tangga

Keberhasilan pertumbuhan ekonomi nasional akan menyediakan


program sosial dan infrastruktur yang memadai sehingga menjangkau
pelayanan kesehatan secara keseluruhan bagi warga
Intervensi Spesifik:

Target Kondisi ini tentunya akan


Program Ibu Hamil &
Capaian Renstra memperparah resiko BBLR
Ibu Menyusui 48,9%
2019 dan pertumbuhan stunting
50 pasca lahir.
ibu hamil KEK mendapat
90,52% 95% 37,1%
PMT 40
Hasil data Riskesdas 2018
ibu hamil yang mendapat 30 menunjukkan bahwa hanya
64,0% 98%
TTD 37,7% ibu hamil yang
20
IMD 75,58% 50% mengkonsumsi ≥ 90 tablet
10 TTD.
ASI Eksklusif 67,74% 50%
0
imunisasi dasar lengkap 71,98%, 50% 2013 2018

Pemberian Vit.A 78,7% 50% Sumber: Riskesdas 2013 & 2018

Ada beberapa permasalahan yang perlu diperhatikan yaitu :


 Adanya kesenjangan cakupan antarprovinsi yang masih dibawah target nasional;
 Promosi dan pemasaran susu formula masih gencar dilakukan;
 Edukasi, advokasi dan sosialisasi tentang ASI Eksklusif masih terbatas;
 Penerapan sanksi dalam pelaksanaan PP 33/2012 tentang Pemberian ASI
Eksklusif belum optimal.
Saran
Kesimpulan
Memantau program untuk melihat kendala apa
Pemerintah telah banyak melakukan saja yang dihadapkan dilapangan sehingga
kebijakan dan program dalam upaya nantinya itu yang menjadi evaluasi untuk
pencegahan dan penurunan prevalensi peningkatan program yang akan dilaksankan.
stunting, meliputi intervensi spesifik oleh
sektor kesehatan dan intervensi sensitif Edukasi kesehatan reproduksi dan
oleh lintas sektor diluar kesehatan. pemeriksaan kesehatan harus dilakukan
pada calon pasangan yang hendak
Hasil capaian dari beberapa program menikah
yang dilakukan bisa dikatakan cukup Status gizi pada remaja juga perlu
berhasil sehingga tidak mengalami diperhatikan dan dimaksimalkan, karena
kenaikan yang signifikan dan menurun sebagian besar anak perempuan akan
sebesar 6,5%. memasuki fase kehamilan.
Serta konsumsi buah dan sayur yang mesti
ditingkatkan.
CREDITS: This presentation template was created by

THANKS
Slidesgo, including icons by Flaticon and infographics &
images by Freepik.

Please keep this slide for attribution

Anda mungkin juga menyukai