Anda di halaman 1dari 6

NAMA : SALMA ZHAFIRA MUTIARA

NIM : 191FI03033

TUGAS : EPIDEMIOLOGI KLINIK

ANEMIA PADA REMAJA DI INDONESIA

Anemia adalah suatu kondisi dimana jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin di
bawah dari nilai standar rujukan. Hemoglobin merupakan senyawa protein yang berperan penting
dalam membawa oksigen ke seluruh tubuh. Salah satu penyebab paling umum dari anemia
adalah kekurangan zat besi, yang diperkirakan mencapai sekitar 50% dari semua kasus anemia.
Kondisi anemia yang disebabkan oleh kurangnya asupan zat besi seringkali dikenal dengan
istilah anemia gizi besi.

Kondisi anemia dapat terjadi pada semua fase dalam daur kehidupan. Adapun salah satu
kelompok yang berisiko tinggi untuk mengalami anemia adalah kelompok remaja (usia 10-19
tahun). Masa remaja merupakan salah satu periode terjadinya percepatan pertumbuhan dan
perkembangan yang menyebabkan peningkatan kebutuhan akan zat besi dalam tubuh. Pada
remaja putri, zat besi juga dibutuhkan untuk menggantikan zat besi selama masa menstruasi.
Selain itu, pernikahan usia dini dan kehamilan remaja menjadi faktor lain yang meningkatkan
risiko anemia khususnya pada remaja putri.

Anemia pada remaja berdampak negatif pada pertumbuhan, perkembangan, kemampuan


kognitif dan konsentrasi belajar, serta meningkatkan kerentanan terhadap penyakit
infeksi. Sementara itu, anemia pada remaja putri yang mengalami kehamilan dikaitkan dengan
meningkatnya risiko kelahiran prematur, bayi dengan berat badan lahir rendah, kematian ibu dan
bayi baru lahir.
Kondisi anemia pada remaja indonesia saat ini

Berdasarkan data riset kesehatan dasar tahun 2007, 2013 dan 2018 terlihat adanya tren
peningkatan prevalensi anemia pada remaja. Pada tahun 2018, terdapat 32% remaja di Indonesia
yang mengalami anemia. Hal ini berarti bahwa terdapat kurang lebih 7.5 juta remaja Indonesia
yang berisiko untuk mengalami hambatan dalam tumbuh kembang, kemampuan kognitif dan
rentan terhadap penyakit infeksi.

Salah satu intervensi yang dilakukan dalam upaya menurunkan prevalensi anemia pada
remaja adalah suplementasi zat besi dan asam folat melalui pemberian tablet tambah darah
(TTD). Pada tahun 2018, terdapat 76.2% remaja putri yang mendapatkan tablet tambah darah
dalam 12 bulan terakhir, Namun, hanya sebanyak 2,13% diantaranya yang mengkonsumsi TTD
sesuai anjuran (sebanyak ≥52 butir dalam satu tahun).

Secara umum, remaja putri mendapatkan TTD dari dua sumber utama yaitu fasilitas
kesehatan dan sekolah. Pada saat ini, kondisi pandemi Covid-19 menjadi suatu tantangan besar
dalam upaya distribusi TTD. Pemberlakuan kebijakan pembatasan sosial skala besar (PSBB)
membatasi kegiatan belajar mengajar secara tatap muka dan mengakibatkan tutupnya sekolah.
Implikasinya, proses distribusi TTD yang sebagian besar dilaksanakan di sekolah menjadi
terhambat. Data dari Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat menunjukkan terdapat
penurunan yang siginifikan pada persentase remaja putri yang mendapatkan TTD pada tahun
2020.

Terdapat beberapa upaya yang telah dilakukan untuk meningkatkan cakupan pemberian
TTD pada remaja putri diantaranya dengan adanya petunjuk teknis pelayanan kesehatan di
fasilitas kesehatan selama pandemi yang diterbitkan oleh Kementerian Kesehatan. Selain itu,
terdapat beberapa program inovasi di daerah yang dilaksanakan oleh mitra pembangunan dan
CSO (civil society organization). Salah satunya adalah program Aksi Bergizi yang dilaksanakan
oleh UNICEF dan Nutrition International. Ke depannya, diperlukan berbagai upaya inovatif dan
strategis serta penguatan kolaborasi dengan semua pemangku kepentingan dalam upaya
pencegahan anemia pada remaja di Indonesia terutama pada masa pandemi ini. Mari kita
wujudkan remaja Indonesia sehat dan bebas anemia!

Tabel, Grafik, Diagram Prevalensi Anemia pada Remaja.

No Tahun Umur Persen

1. 2007 5 - 14 tahun 9,40 %

15 - 24 tahun 6,90 %

2. 2013 5 - 14 tahun 26,40 %

15 - 24 tahun 18,40 %

3. 2018 5 - 14 tahun 26,80 %

15 - 24 tahun 32 %
Prevalensi Anemia Pada Kelompok Remaja di Indonesia
35.00%

30.00%

25.00%

20.00%

15.00%

10.00%

5.00%

0.00%
2007 2013 2018

5 - 14 tahun 15 - 24 tahun Linier (15 - 24 tahun)

Persentase Remaja Putri yang Mendapatkan TTD di Provinsi NTB


Tahun 2017 - 2020
80.00%

70.00%
67.19%

60.00%

52.79%
50.00%
44.58%
40.00%

30.00% 30.08%

20.00%

10.00%

0.00%
2017 2018 2019 2020
Referensi

1. World Health Organization. 2017. Nutritional Anaemias: Tools for Effective


Prevention and Control. Geneva: World Health Organization.

2. Stevens GA, Finucane MM, De‐Regil LM, Paciorek CJ, Flaxman SR, Branca F, et al.
2013. Global, regional, and national trends in haemoglobin concentration and
prevalence of total and severe anaemia in children and pregnant and non‐pregnant
women for 1995‐2011: a systematic analysis of population‐representative data. Lancet
Global Health;1(1):e16‐25,

3. Kassebaum NJ, Jasrasaria R, Naghavi M, Wulf SK, Johns N, Lozano R, et al. 2014. A
systematic analysis of global anemia burden from 1990 to 2010. Blood;123(5):615‐

4. FAO/WHO. 2002. Human vitamin and mineral requirements. Report of joint


FAO/WHO consultation: Bangkok, Thailand.

5. Passi S, Vir S. 2000. Functional consequences of nutritional anaemia in school age


children. In: Nutritional Anaemia. Usha Ramakrishnan. Ed. Florida: CRC Press.

6. Pasricha SR, Low M, Thompson J, Farrell A, De-Regil LM. 2014. Iron


supplementation benefits physical performance in women of reproductive age: a
systematic review and meta-analysis. J Nutr; 144(6):906–14.

7. Georgieff MK. 2020. Iron deficiency in pregnancy. Am J Obstet Gynecol;14 March:


S0002-9378(20)30328-8.

8. Juul SE, Derman RJ, Auerbach M. 2019. Perinatal iron deficiency: implications for
mothers and infants. Neonatology;115(3):269–74.

9. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2007. Riset Kesehatan Dasar Tahun


2007. Jakarta: Kementerian Kesehatan.

10. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2013. Riset Kesehatan Dasar Tahun
2013. Jakarta: Kementerian Kesehatan.
11. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2018. Riset Kesehatan Dasar Tahun
2018. Jakarta: Kementerian Kesehatan.

12. Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat. 2020. Komitmen dan Kebijakan
Pemerintah Daerah Provinsi NTB dalam pemberian TTD bagi Remaja Putri pada
Masa Pandemi Covid-19 disampaikan pada Webinar Pentingnya Koordinasi
Multisektor Program Gizi remaja Di Masa Pandemi Covid-19.
13. https://cegahstunting.id/berita/potret-anemia-pada-remaja-indonesia/

Anda mungkin juga menyukai