Anda di halaman 1dari 7

Laporan Hasil Penelitian

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN


STUNTING DI DESA BANDAR WILAYAH KERJA
UPTD PUSKESMAS PENYANDINGAN
TAHUN 2021

Deasy Rianawaty 1, Hj. Siti Aisyah Hamid, S.Psi. SST,M.Kes 2, Erma Puspita Sari, S.ST, M.Kes 3
PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN, UNIVERSITAS KADER BANGSA
PALEMBANG

ABSTRAK
Stunting adalah suatu keadaan yang ditunjukkan dengan terhambatnya pertumbuhan yang bersifat
kronis yang disebabkan oleh malnutrisi jangka panjang. Stunting dipengaruhi oleh beberapa faktor
seperti berat badan lahir, ASI Ekslusif dan lingkungan, pemulihan menuju keadaan awal, gizi kurang,
dan ada tidaknya penyakit. Berdasarkan survei yang penulis lakukan Stunting juga masih menjadi
masalah di desa Bandar kecamatan Sosoh Buay Rayap kabupaten Ogan Komering Ulu karena angka
kejadiannya masih cukup tinggi dilihat dari keadaan dan jumlah kasusnya. Penelitian ini bertujuan
untuk menganalisis hubungan berat badan lahir, ASI ekslusif, dan lingkungan secara simultan dengan
kejadian stunting pada balita di desa Bandar kecamatan Sosoh Buay Rayap kabupaten Ogan
Komering Ulu tahun 2021.Penelitian ini bersifat survei analitik dengan desain Cross Sectional.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh balita di desa Bandar kecamatan Sosoh Buay Rayap
kabupaten Ogan Komering Ulu tahun 2021 yang berjumlah 45 orang. Sampel dalam penelitian ini
adalah semua populasi yaitu semua balita di desa Bandar kecamatan Sosoh Buay Rayap kabupaten
Ogan Komering Ulu yaitu 45 orang dan pengambilan sampel dengan Total Sampling. Penelitian ini
menggunakan kuesioner untuk mengumpulkan data. Hasil penelitian di peroleh tidak ada hubungan
berat badan lahir (p value = 0,219), ada hubungan ASI ekslusif (p value = 0,032), dan lingkungan (p
value = 0,019) secara simultan dengan kejadian stunting pada balita di desa Bandar kecamatan Sosoh
Buay Rayap kabupaten Ogan Komering Ulu tahun 2021. Pada akhir penelitian disarankan perlunya
dilakukan sosialisasi berupa promosi kesehatan kepada keluarga terutama ibu yang bertujuan untuk
meningkatkan pengetahuan, sikap, prilaku ibu serta kebersihan lingkungan dalam mencegah kejadian
stunting pada balita.
Kata Kunci : Stunting, Berat Badan Lahir, ASI Ekslusif dan Lingkungan
ABSTRACT
Stunting is a condition indicated by chronic growth retardation caused by long-term malnutrition.
Stunting is influenced by several factors such as birth weight, exclusive breastfeeding and the
environment, recovery to its initial state, lack of nutrition, and the presence or absence of disease.
Based on the survey that the author conducted, stunting is still a problem in Bandar village, Sosoh
Buay Termite sub-district, Ogan Komering Ulu district because the incidence is still quite high in
terms of the circumstances and the number of cases. This study aims to analyze the relationship
between birth weight, exclusive breastfeeding, and the environment simultaneously with the incidence
of stunting in toddlers in Bandar village, Sosoh Buay Rayap district, Ogan Komering Ulu district in
2021. This study is an analytical survey with a Cross Sectional design. The population in this study
were all children under five in Bandar village, Sosoh Buay Termite district, Ogan Komering Ulu
district in 2021, totaling 45 people. The samples in this study were all populations, namely all
children under five in Bandar village, Sosoh Buay Termite district, Ogan Komering Ulu district,
namely 45 people and total sampling. This study used a questionnaire to collect data. The results
showed that there was no relationship between birth weight (p value = 0.219), there was a relationship
between exclusive breastfeeding (p value = 0.032), and the environment (p value = 0.019)
simultaneously with the incidence of stunting in toddlers in Bandar village, Sosoh Buay Termite sub-
district. Ogan Komering Ulu district in 2021. At the end of the study, it is suggested the need for
socialization in the form of health promotion to families, especially mothers, which aims to increase
knowledge, attitudes, behavior of mothers and environmental hygiene in preventing stunting in
toddlers.

Key words : Stunting, Birth Weight, Exlusive Breasfeeding and the Environtment.
Laporan Hasil Penelitian

PENDAHULUAN 2015 sebesar 27,6%, naik menjadi 28,4%


Stunting merupakan salah satu masalah pada tahun 2016, turun menjadi 26,3% pada
yang menghambat perkembangan manusia tahun 2017, kemudian turun menjadi 24,5%
secara global. Stunting merupakan kondisi pada tahun 2018 , turun lagi menjadi 19,30
kekurangan gizi kronis yang menyebabkan pada tahun 2019 kemudian naik sedikit
postur tubuh tidak maksimal dan menjadi 22,8% pada tahun 2020 (Dinas
kemampuan kognitif berkurang(UNICEF, Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan, 2020).
2019). Menurut World Health Organization Berdasarkan rincian data per tahun 2019,
(WHO) Child Growth Standart, stunting balita yang mengalami stunting di 17
didasarkan pada indeks panjang badan kabupaten/kota di Sumatera Selatan itu yakni
dibanding umur (PB/U) atau tinggi badan kabupaten Lahat 48,10%, Ogan Ilir 43,90%,
dibanding umur (TB/U) dengan batas (z- Pali 39,50%, Empat Lawang 36,00%, Musi
score) kurang dari -2 SD (Guide, 2012). Rawas 34,60%, Muara Enim 34,40%,
Stunting atau gagal tumbuh adalah suatu Muratara 33,20%, Ogan Komering Ulu
kondisi yang menggambarkan status gizi (OKU) 33,20%, Lubuk Linggau 32,00%,
kurang yang memiliki sifat kronis pada masa Pagar Alam 31,90%. Kemudian Musi
pertumbuhan dan perkembangan anak sejak Banyuasin 31,10%, Ogan Komering Ilir
awal masa kehidupan yang dipresentasikan (OKI) 30,60%, Banyuasin 29,30%, Ogan
dengan nilai z-score tinggi badan menurut Komering Ulu Timur 27,20%, Ogan
umur kurang dari minus dua standar deviasi Komering Ulu Selatan 26,40%, Prabumulih
berdasarkan standar pertumbuhan menurut 26,20%, Palembang 25,90%. Target Dinas
World Health Organization (WHO) Provinsi Sumatera Selatan adalah pada lima
(Nadhiroh, 2010). tahun ke depan angka stunting di Sumatera
Secara global pada tahun 2017 sebanyak Selatan bisa turun di bawah 20% angkanya
22,2% atau satu dari empat anak-anak usia 0- (Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan,
5 tahun di dunia mengalami stunting. 2020).
Prevalensi stunting tertinggi sebesar 35% Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan
ditempati oleh Asia Selatan yang kemudian Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU)
disusul oleh Afrika Timur dan Selatan (2020), kasus stunting masih membutuhkan
sebesar 34,1% dan Afrika Barat dan Tengah perhatian khusus karena masih cukup
sebesar 33,7% (UNICEF, 2019). Dalam tingginya jumlah kasus stunting di kabupaten
Global Nutrition Targets 2025, Ogan Komering Ulu (OKU) disetiap data
stuntingmerupakan insiden yang terjadi puskesmasnya. Persentase stunting pada
secara global,diperkirakan sekitar 171 juta balita dalam tiga tahun terakhir mengalami
sampai 314 juta anakberusia di bawah lima peningkatan. Pada tahun 2017 sebesar
tahun mengalami stunting dan90% 21,5%, naikmenjadi 24,3% pada tahun 2018,
diantaranya berada di negara-negara kemudian naik drastis menjadi 33,60% pada
benuaAfrika dan Asia (Bulan et al., 2018). tahun 2019 kemudian naik menjadi 35,20 %
Menteri Kesehatan Terawan Agus pada tahun 2020 (Dinas Kesehatan
Putranto mengungkap, jumlah kasus stunting Kabupaten Ogan Komering Ulu TIM, 2020).
di Indonesia per tahun 2019 mencapai 27,67 Berdasarkan data laporan status gizi
persen. Hal ini patut menjadi perhatian Puskesmas Penyandingan, angka kasus
mengingat angka tersebut lebih tinggi stunting yang tinggi terdapat pada desa
dibandingkan toleransi maksimal stunting bandar dibandingkan dengan desa lain yang
yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia ada di kecamatan Sosoh Buay Rayap. Pada
atau World Health Organization (WHO). tahun 2018 dari jumlah 42 balita yang
Meskipun demikian stunting perlu mendapat diukur, terdapat 14 balita yang mengalami
perhatian khusus mengingat masih menjadi stunting di desa Bandar. Pada Tahun 2019
masalah kesehatan masyarakat karena dari jumlah 37 balita yang diukur, terdapat
prevalensinya masih di atas ambang dari 12 balita yang mengalami stunting di desa
WHO. WHO menghendaki kurang dari 20 % Bandar. Pada tahun 2020 dari jumlah 39
(Kemenkes RI, 2020). balita yang diukur, terdapat 14 balita yang
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan mengalami stunting di desa bandar Angka ini
Provinsi Sumatera Selatan (2019), Persentase cukup tinggi dilihat dari keadaan dan jumlah
stunting pada balita dalam enam tahun kasusnya dan dapat disimpulkan jumlah
terakhir mengalami trend penurunan namun balita yang mengalami stunting selalu tinggi
sedikit naik pada tahun 2019. Pada tahun
Laporan Hasil Penelitian

pada setiap tahunnya(Dinas Kesehatan sebanyak 45 anak, dengan metode simple


Kabupaten Ogan Komering Ulu TIM, 2020). random sampling.
Stunting dipengaruhi oleh beberapa Pada penelitian ini menggunakan
faktor seperti berat badan lahir, ASI ekslusif data primer. Data primer adalah teknik
dan lingkungan, pemulihan menuju keadaan pengumpulan data yang diperoleh
langsung ke lokasi penelitian (field
awal, gizi kurang, dan ada tidaknya penyakit. research) mencari data yang lengkap dan
Pola asuh terhadap anak juga merupakan hal berkaitan dengan masalah yang diteliti.
terpenting dalam membantu perkembangan Dalam penelitian ini data primer tersebut
dan pertumbuhan anak. Ibu memiliki peran berasal dari kuesioner yang dibuat oleh
yang besar dalam penyusunan menu peneliti .Data primer dalam penelitian
makanan keluarga, sehingga ibu diharapkan ini adalah jumlah batita (24-59 bulan)
memiliki pendidikan dan pengetahuan gizi beserta variabel independen yang
yang tinggi (Hamisah, 2019). Adanya diteliti yang ada di buku registrasi
kecenderungan pola asuh dengan status gizi balita atau buku KIA di wilayah kerja
balita. Dengan kata lain, jika pola asuh anak Puskesmas Penyandingan.
dalam hubungan keluarga baik tentunya
tingkat konsumsi pangan anak juga akan
semakin baik dan akhirnya akan HASIL PENELITIAN
mempengaruhi keadaan gizi anak (Dwi Bella No Stunting n %
et al., 2020). 1. Stunting 13 28,9
Peraturan Presiden No. 42 Tahun 2013 2. Normal 32 71,1
tentang Percepatan Perbaikan Gizi Berat Badan Lahir
menyebutkan periode yang paling kritis 1. Rendah 13 24,4
dalam penanggulangan stunting dimulai 2. Normal 32 75,6
sejak janin dalam kandungan sampai anak Status Pemberian ASI Eksklusif
berusia 2 tahun yang disebut dengan periode 1. ASI ekslusif 13 28,9
2. Tidak ASI ekslusif 32 71,1
emas (seribu hari pertama kehidupan) Lingkungan
(Peraturan Presiden RI, 2013). Oleh karena 1. Sehat 33 73,3
itu, perbaikan gizi diprioritaskan pada usia 2. Tidak sehat 12 26,7
seribu hari pertama kehidupan yaitu 270 hari Jumlah 30 100
selama kehamilannya dan 730 hari pada Dari analisa univariat di dapar dari total
kehidupan pertama bayi yang sampel sebanyak dari 45 responden yang
dilahirkannya.Kegiatan spesifik umumnya
dilakukan oleh sektor kesehatan seperti PMT mempunyai anak dengan status gizi normal
(Pemberian Makanan Tambahan), ibu hamil yaitu 32 orang (71,1%) sedangkan
KEK (Kekurangan Energi Kronik), responden yang mengalami Stunting yaitu 13
pemberian tablet tambah darah, pemeriksaan orang (28,9%), Berat badan lahir normal
kehamilan, imunisasi TT (Tetanus Toxoid), yaitu 32 orang (71,1%) dan responden yang
dan pemberian vitamin A pada ibu nifas. mempunyai Berat badan lahir rendah yaitu
Untuk bayi dan balita dimulai dengan IMD
(Inisiasi Menyusui Dini), ASI eksklusif, 13 orang (28,9%), responden yang ASI
pemberian vitamin A, pemantauan ekslusif yaitu yaitu13 orang (28,9%) di
pertumbuhan, imunisasi dasar pemberian bandingkan dengan responden yang tidak
MP-ASI(Sardjoko, 2018). ASI ekslusif yaitu 32 orang (71,1%)),
Berdasarkan data latar belakang di responden yang lingkungan sehat (73,3) dan
atas banyak faktor yang yang menyebabkan dengan responden yang lingkungannya tidak
dan berhubugan dengan kejadian stunting
maka peneliti tertarik untuk melakukan sehat yaitu 12 orang (26,7%).
penelitian tentang ”Faktor – faktor yang
berhubungan dengan kejadian Stunting di Berat Stunting
Desa Bandar di Wilayah Kerja UPTD No Badan Stunting Normal N % OR P value
Lahir n % n %
Puskesmas Penyandingan Tahun 2021
1. Rendah 8 61,5 5 38,5 13 100 8,64 0,117
2. Normal 5 15,6 27 84,4 32 100
METEDO PENELITIAN
Penelitian deskriptif ini dilakukan di Status Pemberian
Bandar Wilayah Kerja UPTD Puskesmas ASI Eksklusif
1. Tidak ASI 9 69,2 4 30,8 13 100 145, 0,000
Penyandingan Kecamatan Sosoh Buay Ekslusif 750
Rayap Kabupaten Ogan Komering Ulu 2. ASI Ekslusif 4 12,5 28 87,5 32 100
tahun 2021, sampel penelitian ini Lingkungan
Laporan Hasil Penelitian

1. Tidak Sehat 9 75,0 3 25,0 12 100


2. Sehat 4 12,1 29 87,9 33 100 PEMBAHASAN
1. Hubungan Berat badan lahir dengan
Jumlah 21 70 9 30 30 100 stunting
Berat badan lahir sangat terkait dengan
Dari analisa bivariat dengan jumlah pertumbuhan dan perkembangan jangka
sampel 45 responden yang Berat badan lahir panjang anak balita. Bayi yang lahir dengan
dengan kejadian Stunting diperolah bahwa dari berat badan lahir rendah (BBLR) yaitu bayi
13 orang yang stunting terdapat 8 orang (61,5 %) yang lahir dengan berat badan kurang dari
dengan berat badan lahir rendah dan 5 (15,6 %) 2500 gram, bayi dengan berat badan lahir
orang dengan berat badan lahir normal. rendah akan mengalami hambatan pada
Sedangkan dari 32 orang yang normal terdapat 5 pertumbuhan dan perkembangannya serta
orang (38,5 %) dengan berat badan lahir rendah kemungkinan terjadi kemunduran fungsi
dan 27 orang (84,4 %) dengan berat badan lahir intelektualnya selain itu bayi lebih rentan
normal. Hasil uji statistik diperoleh nilai p = terkena infeksi dan terjadi
0,117, maka dapat disimpulkan bahwa secara hipotermi(Repository.unimus, 2016).
statistik pada alpa 5% ada tidak ada hubungan Banyak penelitian yang telah meneliti
yang signifikan antara Berat badan lahir dengan tentang hubungan antara BBLR dengan
kejadian Stunting di desa Bandar wilayah kerja kejadian stunting diantaranya yaitu penelitian
UPTD Puskesmas Penyandingan Tahun 2021. I’in Ebtanasari tahun 2018 yang dilakukan di
Dari analisis diperoleh pula nilai OR : 8,640 Madiun menyatakan hal yang sama bahwa
artinya responden yang berat badan normal ada hubungan antara berat badan lahir dengan
mempunyai kecenderungan 8,640 kali kejadian stunting, Analisis dengan
mengalami stunting dibandingkan dengan menggunakan uji chi square didapatkan nilai
responden yang berat badan rendah. p value 0,00 < = 0,05 dan OR 7,333 yang
Hasil analisis bivariat hubungan antara menunjukkan bahwa adanya hubungan BBLR
Pemberian ASI Ekslusif dengan kejadian dengan kejadian stunting pada anak usia 1 - 5
Stunting diperolah bahwa dari 13 orang yang tahun di desa Ketandan Dagangan Madiun .
stunting terdapat 9 orang (69,2 %) dengan tidak Selain itu, penelitian yang dilakukan
diberikan ASI Eklusif dan 4 (12,5 %) orang Onetusfifsi Putra tahun 2016 di Padangjuga
dengan diberikan ASI Eklusif. Sedangkan dari 32 menyatakan Anak yang memiliki berat badan
orang yang normal terdapat 4 orang (30,8 %) lahir rendah berisiko sebesar 3 kali untuk
dengan tidak diberikan ASI Eklusif dan 28 menjadi stunting dibandingkan pada anak
orang (87,5 %) dengan diberikan ASI Eklusif. yang normalHasil pengujian secara statistik
Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,000, maka diperoleh p-value 0,049 dengan nilai OR 3
dapat disimpulkan bahwa secara statistik pada (0,97-9,3). Hal ini dapat disimpulkan bahwa
alpa 5% ada hubungan yang signifikan antara terdapat hubungan yang signifikan antara
Pemberian ASI Ekslusif dengan kejadian berat badan lahir rendah terhadap kejadian
Stunting di desa Bandar wilayah kerja UPTD stunting pada anak usia 12-60 bulan (p-value
Puskesmas Penyandingan Tahun 2021. Dari < 0,05). Penelitian yang dilakukan Meilani
analisis diperoleh pula nilai OR : 145,750 artinya Nur Ayatullah tahun 2020 di Makassar
responden yang tidak ASI Ekslusif mempunyai dengan hasil penelitian Dari 80 balita,
kecenderungan 145,750 kali mengalami stunting terdapat 13 balita dengan riwayat BBLR,
dibandingkan dengan responden yang ASI diantaranya pada kelompok stunting sebanyak
ekslusif. 10 balita dan pada kelompok tidak stunting
Hasil analisis bivariat hubungan antara sebanyak 3 balita. Hasil penelitian ini
Lingkungan dengan kejadian Stunting diperolah menunjukkan adanya hubungan bayi berat
bahwa dari 13 orang yang stunting terdapat 9 lahir rendah (p : 0,044; OR=4,111; 95% CI:
orang (75,0 %) dengan lingkungan tidak sehat 1,037-16,295) dengan kejadian stunting pada
dan 4 (12,1 %) orang dengan lingkungan sehat. balita.
Sedangkan dari 32 orang yang normal terdapat 3 Berdasarkan penjelasan teori dan hasil
orang (25,0 %) dengan lingkungan tidak sehat penelitian di atas peneliti berasumsi bahwa
dan 29 orang (87,9 %) dengan Lingkungan Berat badan lahir bukanlah mutlak penyebab
sehat.Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,000, kejadian Stunting, akan tetapi banyak faktor
maka dapat disimpulkan bahwa secara statistik yang menyebabkan hal tersebut antara lain
pada alpa 5% ada hubungan yang signifikan Pemberian ASI Ekslusif ibu dan lingkungan.
antara Lingkungan dengan kejadian Stunting di 2. Hubungan ASI ekslusif dengan
desa Bandar wilayah kerja UPTD Puskesmas stunting
Penyandingan Tahun 2021. Dari analisis Manfaat dari ASI Eksklusif ini sendiri
diperoleh pula nilai OR : 21,750artinya sangat banyak mulai dari peningkatan
responden yang Lingkungan tidak sehat kekebalan tubuh, pemenuhan kebutuhan gizi,
mempunyai kecenderungan 21,750 kali murah, mudah, bersih, higienis serta dapat
mengalami stunting dibandingkan dengan meningkatkan jalinan atau ikatan batin antara
responden yang Lingkungan sehat. ibu dan anak. Penelitian yang dilakukan di
Laporan Hasil Penelitian

kota Banda Aceh menyatakan bahwa kejadian akan meningkatkan ekonomi dan kondisi
stunting disebabkan oleh rendahnya sosial sebuah keluarga (World Health
pendapatan keluarga, pemberian ASI yang Organization, 2008; Pusdatin, 2018). Jika
tidak eksklusif, pemberian MP-ASI yang salah satu komponen tersebut biasa terpenuhi,
kurang baik, imunisasi yang tidak lengkap maka morbiditas dan angka permasalahan gizi
dengan faktor yang paling dominan bisa diturunkan (Mara dkk., 2010), salah
pengaruhnya adalah pemberian ASI yang satunya stunting (balita pendek) yaitu
tidak eksklusif(Larasati, 2018). permasalahan gizi yang dapat timbul akibat
Penelitian yang dilakukan Sri Indrawati sanitasi lingkungan yang tidak sehat
tahun 2016 di Jogyakarta menyatakan bahwa (Fregonese dkk., 2017).
Ada hubungan pemberian ASI eksklusif Penelitian ini sama dengan Penelitian
dengan kejadian stunting pada balita 2-3 yang dilakukan oleh Ade Irma Suryani Pane
tahun ρ-value (0,000< 0,05).Hal serupa tahun 2019 di Sumatera Utara menyatakan
dinyatakan pula oleh Risnawati Martasiyani bahwa Hasil uji kai kuadrat menunjukkan
Sarumaha pada tahun 2018 di Medan dengan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan
hasil penelitian yang menyatakan bahwa ada antara kesehatan lingkungan terhadap resiko
hubungan yang signifikan antara pengetahuan terjadinya stunting (p= 0,009). Kesehatan
gizi ibu, pelaksanaan ASI Eksklusif, Berat lingkungan yang buruk penyebab terjadinya
Badan Lahir dengan Status Gizi (stunting) resiko stunting pada Balita di Kecamatan
dengan nilai p=0.018. p=0.006. p=0.028. Secanggang Kabupaten Langkat Provinsi
kesimpulan penelitian ini bahwa pengetahuan Sumatera Utara. Penelitian Khirana Salsabila
gizi ibu, pelaksanaan ASi Eksklusif, berat tahun 2020 di Kabupaten Bone menunjukaan
badan lahir memiliki hubungan signifikan hasil penelitian terdapat hubungan antara
dengan status gizi (stunting) pada anak balita sarana air bersih, sarana pembuangan tinja,
umur 6-24 bulan di Kelurahan Medan tempat pembuangan sampah dan saluran
Tenggara, kecamatan Medan Denai. pembuangan air limbah dengan kejadian
Peneklitian Merisa Oktari tahun 2019 di stunting pada anak usia 6-23 bulan dengan
Padang dengan hasil penelitian Hasil masing-masing nilai p (0,001), (0,003),
penelitian didapatkan hubungan yang (0,002) dan (0,023). Penelitian Veronica
bermakna antara pemberian ASIEksklusif (p= Lusiana tahun 2018 di Sumedang juga
0,042 dan OR 2,870), riwayat BBLR (p= menyatakan bahwa adanya hubungan antara
0,045 dan OR 3,304) dan asupan zinc ketersediaan air bersih, sanitasi lingkungan,
(p=0,019 dan OR 3,263 ), protein (p= 0,023 dan perilaku higiene dengan balita stunting di
dan OR 3,285) dengan kejadian stunting pada Desa Cimarga, Kabupaten Sumedang tahun
anak usia 12-36 bulan di wilayah kerja 2018. Berdasarkan uji one sample
Pusksesmas Pauh Kota Padang. Kolmogrov-Smirnov, didapatkan korelasi
Berdasarkan penjelasan teori dan hasil yang signifikan antara ketersediaan air bersih
penelitian di atas peneliti berasumsi bahwa dengan balita stunting (nilai p = 0.000),
sejumlah ibu sulit untuk memberikan ASI korelasi yang signifikan antara sanitasi
ekslusif selama 6 bulan dikarenakan Delayed lingkungan dengan balita stunting (nilai p =
Initiation, tidak menerapkan ASI eksklusif, 0.000), korelasi yang signifikan antara
dan penghentian dini konsumsi ASI. perilaku higiene dengan balita stunting (nilai
3. Hubungan Lingkungan dengan p = 0.000).
stunting Berdasarkan penjelasan teori dan hasil
Sanitasi lingkungan keluarga adalah status penelitian di atas peneliti berasumsi bahwa
kesehatan pada suatu lingkungan yang Lingkungan berpengaruh dalam penyebab
berpengaruh kepada perkembangan fisik, stunting dikarenakan jika lingkungan tidak
kesehatan dan keberlangsungan hidup sehat maka status gizi juga akan menurun
manusia yang hidup dalam satu lingkup atap karena lebih mudah terserang penyakit yang
rumah. Dari definisi tersebut, sanitasi merupakan salah satu penyebab stunting
lingkungan keluarga ditujukan untuk
memenuhi persyaratan lingkungan yang sehat KESIMPULAN
dan nyaman. Lingkungan yang sanitasinya 1. Hasil dari proses analisis telah didapatkan
buruk dapat menjadi sumber berbagai hasil dari penelitian secara simultan yang
penyakit yang dapat mengganggu kesehatan meneliti tentang berat badan lahir, ASI
manusia.Sanitasi lingkungan yang sehat ekslusif dan lingkungan terhadap kejadian
disebuah keluarga harus dijaga dan dipelihara stunting di desa Bandar wilayah kerja UPTD
oleh semua pihak. Maka pembangunan Puskesmas Penyandingan tahun 2021.
sanitasi lingkungan harus atas dasar sebuah 2. Tidak Ada hubungan antara Berat badan lahir
landasan yaitu untuk menanamkan kesadaran dengan kejadian Stunting di desa Bandar
akan pentingnya sanitasi lingkungan dalam wilayah kerja UPTD Puskesmas Penyandin-
sebuah keluarga. Sanitasi lingkungan yang gan tahun 2021.
adekuat merupakan dasar terbentuknya 3. Ada hubungan antara Pemberian ASI Ekslusif
keluarga yang sehat, sehingga hal ini juga dengan kejadian Stunting di desa Bandar
Laporan Hasil Penelitian

wilayah kerja UPTD Puskesmas Penyandin- 1, pp.67-82, https://doi.org/10.1108/EJTD-


gan tahun 2021. 07-2016-0049.
4. Ada hubungan antara Lingkungan dengan
kejadian Stunting di desa Bandar wilayah Bulan, U., Desa, D. I., Kecamatan, W., Utara,
kerja UPTD Puskesmas Penyandingan tahun M., Ilmiah, J., & Kesehatan, M. (2018).
2021. Jimkesmas 1 123. 1–11.
5. Dari keseluruhan proses analisis yang Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan Komering Ulu
telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa TIM. (2020). Profil Kesehatan Kabupaten
dari 3 variabel independen yang diduga Ogan Komering Ulu Tahun 2020. Journal
berhubungan dengan kejadian Stunting of Chemical Information and Modeling,
ternyata variabel yang paling dominan 53(9), 1689–1699.
https://doi.org/10.1017/CBO978110741532
pengaruhnya terhadap Stunting adalah 4.004
variabel “ASI Ekslusif dan Lingkungan”.. Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan, P.
S. (2019). PROFIL KESEHATAN TAHUN
SARAN 2019.
1. Kepala UPTD Puskesmas Penyandingan Duffour, C., Zakari, S., Imorou, I. T., Thomas,
Dalam upaya menurunkan Stunting perlunya O. A. B., Djaouga, M., Arouna, O., Sylla,
dilakukan sosialisasi berupa promosi D., Newton, A. C., Hill, R. A., Echeverría,
kesehatan kepada ibu yang memiliki anak C., Golicher, D., Benayas, J. M., Cayuela,
balita dan memberikan edukasi tentang cara L., Hinsley, S. A., Tapia J, Bouazza, S.,
menghindari pada anak balita. Lebaut, S., Khalki, Y. El, Gille, E., …
Machines, S. V. (2017). Analisis struktur
2. Pimpinan Universitas Kader Bangsa kovarian pada indeks yang berhubungan
Palembang dengan kesehatan pada lansia di rumah
Menjalin kerjasama dengan berbagai instansi dengan fokus pada kesehatan subjektif.
sebagai lahan praktek atau penelitian bagi Progress in Physical Geography, 14(7),
mahasiswa terutama bagi UPTD puskesmas 450.
Penyandingan. Serta mendapatkan referensi https://doi.org/10.1177/0309133309346882
tentang Stunting untuk pelajaran Dwi Agista Larasati, Triska Susila Nindya, Y. S.
mahasiswanya dan referensi untuk penelitian A. (2018). Hubungan antara Kehamilan
mahasiswa selanjutnya. Remaja dan Riwayat Pemberian ASI
3. Peneliti Selanjutnya Dengan Kejadian Stunting pada Balita di
Dalam upaya menurunkan Stunting perlunya Wilayah Kerja Puskesmas Pujon Kabupaten
dilakukan sosialisasi berupa promosi Malang The Correlation Between
kesehatan kepada ibu yang memiliki anak Adolescent Pregnancy , Breastfeeeding
balita dan memberikan edukasi tentang cara Practice and Stunted Children at Puskesmas
menghindari pada anak balita. Pujo. Research Study, 392–401.
. https://doi.org/10.2473/amnt.v2i4.2018.392
-401
DAFTAR PUSTAKA Dwi Bella, F., Alam Fajar, N., & Misnaniarti.
(2020). Hubungan antara Pola Asuh
Adam, Brian. 2006. Earnings Management and Keluarga dengan Kejadian Balita Stunting
Intial Public Offerings: The Cae of the pada Keluarga Miskin di Palembang.
Depository Industry, (www.iupui.edu) Jurnal Epidemiologi Kesehatan Komunitas,
AL – Rahmad Ah, Miko A, H. A. 2013. Kajian 5(1), 15–22.
Stunting Pada Anak Balita Ditinjau Dari Fikawati,Sandra dkk. Gizi Anak dan Remaja.
Pemberian ASI Eksklusif, MP-ASI, Status Depok: Rajawali Pers; 2017.
Imunisasi, dan Karakteristik Keluarga Di Friedman, M. 2010. Buku Ajar Keperawatan
Kota Banda Aceh. Jurnal Kesehatan Ilmiah keluarga : Riset, Teori, dan Praktek. Edisi
Nasawakes. 6(2), pp. 169 – 184. ke-5. Jakarta: EGC.
Alimul Hidayat A.A., (2010). Metode Penelitian Guide, I. (2012). Interpretation Guide. Nutrition
Kesehatan Paradigma Kuantitatif, Jakarta: Landacape Information System (NLIS), 1–
Heath Books 51.
Arifin, Zainal. 2012. Penenlitian Pendidikan https://doi.org/10.1159/000362780.Interpret
Metode dan Paradigma Baru. Bandung: ation
Remaja Rosda Karya. Hoddinott, J., Alderman, H., Behrman, J. R.,
Haddad, L., & Horton, S. (2013). The
Bocciardi, F., Caputo, A., Fregonese, C., economic rationale for investing in stunting
Langher, V., Sartori, R. (2017) "Career reduction. Maternal and Child Nutrition,
adaptability as a strategic competence for 9(S2), 69–82.
career development: An exploratory study https://doi.org/10.1111/mcn.12080
of its key predictors", European Journal of Imron (2014). Metodologi penelitian bidang
Training and Development, Vol. 41 Issue: kesehatan. Jakarta: Sagung Seto
Laporan Hasil Penelitian

Kementerian Kesehatan RI. (2018). Buku saku INDONESIA. Jurnal Berkala


pemantauan status gizi. Buku Saku Epidemiologi, 8, 89–96.
Pemantauan Status Gizi Tahun 2017, 7–11. https://doi.org/10.20473/jbe.v8i12020.
Kementerian PPN/ Bappenas. (2018). Pedoman Sabri. (2018). Statistik Kesehatan. Rajawali Pers.
Pelaksanaan Intervensi Penurunan Stunting Sardjoko, S. (2018). Kebijakan Penurunan
Terintegrasi di Kabupaten/Kota. Rencana Stunting dalam Peningkatan Kapasitas
Aksi Nasional Dalam Rangka Penurunan SDM di Indonesia.
Stunting: Rembuk Stunting, November, 1– TNP2K. (2017). 100 Kabupaten / Kota Prioritas
51. Untuk Intervensi Anak Kerdil (Stunting).
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 368.
(2020). Wartakesmas ; Gizi seimbang, UNICEF. (2019). Children, food and nutrition:
Prestasi Gemilang. The state of the world children 2019.
Larasati, N. N. (2018). Faktor-Faktor yang World Health Organization (WHO) 2014.
Berhubungan dengan Kejadian Stunting Commission on Ending Childhood Obesity.
Pada Balita Usia 25-59 bulan di Posyandu Geneva, World Health Organization,
Wilayah Puskesmas Wonosari II Tahun Departement of Noncommunicable disease
2017. Skripsi, 1–104. surveillance.
Lusiana. (2015). Description of Parenting
Patterns on Stunting and Normal Children
in the Specific Area Stunting of Pasaman
and West Pasaman District, West Sumatra.
Journal of Midwifery, 3(2), 153.
https://doi.org/10.25077/jom.3.2.153-
160.2015
Mediana, S. (2005). Stunting. 8–28.
Mita Femidio, L. M. (2020). Perbedaan Pola
Asuh dan Tingkat Kecukupan Zat Gizi pada
Balita Stunting dan Non-Stunting di
Wilayah Pesisir Kabupaten Probolinggo
Differences in Parenting and Nutrient
Adequacy Level on Stunting and Non-
Stunting Toddlers in the Coastal Area
Probolinggo D. Research Study.
https://doi.org/10.20473/amnt.
Nadhiroh, Siti Rahayu; Ni’mah, K. (2010).
Faktor yang berhubungan dengan kejadian.
Media Gizi Indonesia, 1, 13–19.
Notoadmodjo. (2012). Metodologi Penelitian
Kesehatan. Rineka Cipta.
Nur Hadibah Hanum. (2019). Hubungan Tinggi
Badan Ibu dan Riwayat Pemberian MP-ASI
dengan Kejadian Stunting pada Balita Usia
24-59 Bulan. Amerta Nutrition, 3(2), 78–
84.
https://doi.org/10.2473/amnt.v3i2.2019.78-
84
Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI. (2018).
Situasi Balita Pendek (Stunting) di
Indonesia. Buletin Jendela Data Dan
Informasi Kesehatan, 53(9), 1689–1699.
https://doi.org/10.1017/CBO978110741532
4.004
Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia
Kesehatan Kemenkes RI. (2017). Penilaian
Status Gizi. 368.
Purnama, 2017. Diktat Dasar Dasar Kesehatan
Lingkungan, Bali, 161 halaman
Repository.unimus. (2016). Hubungan Stunting
Dan Anemia.32.
Risna Nur Fajariyah, A. C. H. (2020).
CORRELATION BETWEEN IMMUNIZ
ATION STATUS AND MOTHER ’ S
HEIGHT , AND STUNTING IN
CHILDREN 2 – 5 YEARS IN

Anda mungkin juga menyukai