id/OBJ/index
Article
Analisis faktor yang berpengaruh terhadap kejadian stunting balita di Wilayah Kerja
Puskesmas Wotu Kabupaten Luwu Timur
SUBMISSION TRACK A B S T R A C T
Recieved: August 26, 2021 Stunting adalah suatu kondisi dimana anak di bawah
Final Revision: Sept 06, 2021 usia lima tahun tidak dapat berkembang karena
Available Online: Sept 13, 2021 kekurangan gizi kronis, sehingga anak terlalu pendek
untuk usianya. Penelitian ini bertujuan untuk meganalisis
faktor yang berpengaruh terhadap kejadian stunting pada
KEYWORDS Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Wotu Kecamatan
Wotu Kabupaten Luwu Timur.
stunting, balita Jenis penelitian menggunakan deskriptif analitik
dengan pendekatan crossectional study. populasi adalah
ISTIANI, SKM ibu yang memiliki Balita usia 12-60 bulan pengambilan
dengan sampel sebanyak 75 responden menggunakan
Phone: 081355040198
teknik purposive sample. Instrument yang digunakan
E-mail:
adalah microtoise, kuesioner dan kamera untuk
istianirogge@gmail.com,
dokumentasi selama bulan juni-juli tahun 2021.
yusuf@stiktamalateamks.ac.id
Hasil penelitian diperoleh analisis bivariate
pengetahuan ibu ⍴ value = 0,031 pola asuh ⍴ value =
0,049 pemberian ASI esklusif ⍴ value = 0,003 berat
badan lahir Balita ⍴ value = 0,031 analisis regresi logistic
pemberian ASI esklusif ⍴ value = 0,003 dan nilai Exp (B)
5,379.
Kesimpulan terdapat pengaruh pengetahuan ibu, pola
asuh, pemberian ASI esklusif, berat badan lahir Balita
terhadap kejadian stunting serta pemberian ASI esklusif
merupakan faktor dominan terhadap kejadian stunting
Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Woto Kecamatan
Wotu Kabupaten Luwu Timur.
20
ISTIANI / JURNAL ILMIAH OBSGIN- VOL.13. NO. 3 (2021)
21
ISTIANI / JURNAL ILMIAH OBSGIN- VOL.13. NO. 3 (2021)
22
ISTIANI / JURNAL ILMIAH OBSGIN- VOL.13. NO. 3 (2021)
23
ISTIANI / JURNAL ILMIAH OBSGIN- VOL.13. NO. 3 (2021)
Kecamatan Wotu Kabupaten Luwu Timur memiliki Balita dengan berat badan lahir
Tahun 2021. rendah stunting sebanyak 13 Balita atau
sebesar (61,9%) dan tidak stunting
Tabel 1.6 Tabulasi pengaruh berat badan sebanyak 8 Balita atau sebesar (38,1%) di
lahir balita terhadap kejadian stunting wilayah kerja Puskesmas Wotu Kecamatn
Berat Kejadian stunting P Wotu Kabupaten Luwu Timur Tahun 2021
badan Tidak valu Dari hasil uji statistik menggunakan
Stunting rumus Chi-Square dengan Yate’s Corelation
lahir stunting e
Balita f % f % n diperoleh ⍴ value = 0,031 dimana ⍴ value <
Normal 17 31,5 37 68,5 54 α (α=0,05) maka H0 ditolak dan Ha
BBLR 13 61,9 8 38,1 21 0,031 sehingga diinterpretasikan berat badan lahir
Total 30 40 45 60 75 Balita berpengaruh terhadap kejadian
Berdasarkan Tabel 4.15 diatas stunting di wilayah Puskesmas Wotu
menunjukkan dari 54 responden ibu yang Kecamatan Wotu Kabupaten Luwu Timur
memiliki Balita dengan berat badan lahir Tahun 2021.
normal tetapi stunting sebanyak 17 Balita
atau sebesar (31,5%) dan tidak stunting
sebanyak 37 Balita atau sebesar (68,5%),
sedangkan dari 21 responden ibu yang
Tabel 1.6 Hasil Uji Statistik Multivariat
95% C.I.for
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
EXP(B)
lower upper
Pengetahuan_Ibu(1) ,964 ,607 2,525 1 ,112 2,623 ,798 8,617
Pola_Asuh(1) 1,050 ,590 3,164 1 ,075 2,856 ,899 9,079
Pemberian_ASI_Ekslusif(1) 1,682 ,574 8,602 1 ,003 5,379 1,747 16,557
Berat_Badan_Lahir(1) ,989 ,613 2,604 1 ,107 2,689 ,809 8,942
Constant -2,714 ,828 10,739 1 ,001 ,066
Berdasarkan tabel Variables in the Berdasarkan uji statistik diperoleh hasil
Equation nilai constant (Bo) = -,2,714 nilai p value 0,031 ≤ alpha (α=0,05) hal ini
koefesien untuk variabel independen menunjukan uji hipotesi Ha diterima dan Ho
pengetahun (B1) = (0,964), pola asuh (B2) = ditolak dengan interpretasi terdapat
(1,050), Pemberian ASI ekslusif (B3) = pengaruh pengetahuan terhadap kejadian
(1,682), Berat Badan Lahir (B4) = (0,989). stunting Balita di Wilayah Kerja Puskesmas
Dengan memperhatikan ⍴ value terdapat Wotu kecamatan Wotu Kabupaten Luwu
variabel yang mempunyai pengaruh Timur 2021.
terhadap kejadian stunting pada Balita Hasil jawaban ibu yang memilikili Balita
adalah variabel pemberian ASI ekslusif (⍴ = dalam penelitian ini dominan memiliki
0,003), dan bermakna karena nilai EXP(B) pengetahuan yang kurang terhadap
5,379 dimana (Lower = 1,747 dan Upper = penyebab stunting dan makanan yang
16,557), sehingga variable dominan mengandung gizi dimana dari beberapa
terhadap kejadian stunting pada penelitian pertanyaan pengetahuan seperti anak
ini apabila Balita tidak mendapatkan ASI Balita perlu diberikan makanan yang
eksklusif berisiko 5,379 kali terhadap beraneka ragam sesuai pedoman gizi
kejadian stunting dibandingkan Balita yang seimbang agar tercukupi kebutuhan gizinya
mendapatkan ASI ekslusif. pada jawaban ibu yang memiliki Balita dari
13 yang berpengetahuan kurang hanya 3
IV. DISCUSSION ibu mengatakan benar terhadap pernyataan
Pengaruh pengetahuan ibu terhadap tersebut sedangkan 10 ibu yang memiliki
kejadian stunting Balita di Wilayah Kerja Balita menjawab salah. Pada pertanyaan
Puskesmas Wotu Kabupaten Luwu telur dan tempe merupakan sumber zat
Timur Tahun 2021 pembangun dari 13 jawaban ibu yang
memiliki Balita tidak ada yang menyatakan
24
ISTIANI / JURNAL ILMIAH OBSGIN- VOL.13. NO. 3 (2021)
bahwa hal itu benar sedangkan yang kehidupan sehari-hari sehingga anak tidak
menjawab salah pada pertanyaan tersebut berisiko mengalami stunting (Notoatmodjo).
seluruh ibu yang berpengetahuan kurang
pada pertanyaan buah-buahan dapat juga Pengaruh pola asuh orang tua terhadap
diberikan pada anak Balita sebagai kejadian stunting Balita di Wilayah Kerja
makanan selingan dimana ibu yang memiliki Puskesmas Wotu Kecamatn Wotu
Balita hany 1 yang menjawab benar Kabupaten Luwu Timur Tahun 2021
sedangkan 12 lainya menjawab salah, pada Berdasarkan hasil statistik diperoleh
pertanyaan yang dimaksud giziseimbang dari 75 ibu yang memiliki Balita terdapat 51
adalah makanan yang mengandung zat ibu dengan pola asuh baik terdapat 16
tenaga pembangun dan pengatur dimana balita stunting dan tidak menderita 35 Balita
responden yang memberikan pernyataan sedangkan dari 24 ibu yang memiliki Balita
benar hanya 1 ibu yang memiliki Balita dengan pola asuh kurang baik terdapat 14
sedangkan ibu yang menjawab salah Balita stunting dan 10 Balita tidak stunting.
sebanyak 12 pada pernyataan bila anak Uji statistik chi-square diperoleh dengan p-
balta diberi makan telur akan menyebabkan value 0,049 ≤ alpha (α=0,05) diasumsikan
bisul dimana jawaban ibu yang memiliki pola asuh berpengaruh terhadap kejadian
Balita menjawab benar sebanyak 2 ibu stunting di Wilayah Kerja Puskesmas Wotu
sedangkan yang menjawab salah sebanyak Kecamatan Wotu Kabupaten Luwu Timur
11, pada pernyataan buah-buahan tidak baik Tahun 2021.
untuk dikomsumsi oleh Balita karena dapat Pola asuh orang tua merupakan salah
menyebabkan diare berdasarkan satu pendukung untuk mencapai status yang
jawabanibu yang memilki Balita jawaban baik bagi anak balita. Azwar, 2004 dalam
benar 1 ibu sedangkan yang menjawab (Hutagalung) menjelaskan bahwa pola tasuh
jawabn salah sebanyak 12 ibu yang memiliki adalah kemampuan keluarga untuk
Balita. menyediakan waktu, perhatian dan
Salah satu penyebab gangguan gizi dukungan terhadap anak agar dapat tumbuh
adalah kurangnya pengetahuan gizi dan kembang dengan sebaik-baiknya secara
kemampuan seseorang menerapkan fisik, mental dan sosial.
informasi tentang gizi dalam kehidupan Menurut Soetjiningsih (2002) dalam
sehari-hari. Tingkat pengetahuan gizi ibu (Kurnia) Pola Asuh adalah pemenuhan
mempengaruhi sikap dan perilaku dalam kebutuhan fisik dan biomedis anak termasuk
memilih bahan makanan, yang lebih lanjut pangan dan gizi, kesehatan dasar,
akan mempengaruhi keadaan gizi imunisasi, pengobatan, papan/pemunkiman
keluarganya (Suhardjo, 2013). Penelitian ini yang layak, hygiene perorangan, sanitas
sejalan dengan penelitian oleh (Juwita, L & lingkungan, sandang dan rekreasi. Pola
Efriza) bahwa pengetahuan ibu memiliki asuh yang memadai pada bayi adalah
korelasi yang signifikan terhadap kejadian kebutuhan fisik dan biomedis anak terpenuhi
stunting. Berdasarkan teori menyatakan secara optimal begitupun sebaliknya apabila
bahwa pendidikan merupakan salah satu pola asuh tidak baik akan berisiko anak
faktor internal yang akan memengaruhi menderita stunting.
pengetahuan karena dengan pendidikan berdasarkan jawaban dari 14 responden
tinggi akan mempermudah seseorang dalam dengan pola asuh kurang baik Balita
menerima infomasi sehingga dari informasi stunting cenderung memiliki jawaban
yang didapat tersebut ibu dapat memahami negative pada pertanyaan apakah ibu selalu
cara untuk mencegah kejadian stunting memberikan makanan pada balita sesuai
pada anaknya (Rahmandiani et al.). usia ( balita 0-6 bulan ASI eksklusif, Balita 6-
Hal ini sejalan dengan teori lain yang 24 bulan diberikan MP-ASI) dengan jawaban
menyatakan bahwa orang dengan tingkat kadang-kadang sebanyak 9 ibu (64,3%)
pendidikan yang lebih baik akan lebih sedangkan sering sebanyak 5 ibu yang
mudah dalam menerima informasi dari pada memiliki Balita (35,7%). Pada pertanyaan
orang dengan tingkat pendidikan yang Apakah ibu selalu memberikan perawatan
kurang. Informasi tersebut dijadikan sebagai kesehatan dini dengan membawa anak ke
bekal ibu untuk mengasuh balitanya dalam posyandu ? dengan jawaban kadang-
kadang sebanyak 8 ibu (57,1%) sedangkan
25
ISTIANI / JURNAL ILMIAH OBSGIN- VOL.13. NO. 3 (2021)
26
ISTIANI / JURNAL ILMIAH OBSGIN- VOL.13. NO. 3 (2021)
27
ISTIANI / JURNAL ILMIAH OBSGIN- VOL.13. NO. 3 (2021)
REFERENCES
Amouzou, A., Habi, O., Bensaïd, K., & Niger Countdown Case Study Working Group. (2012).
Reduction in child mortality in Niger: a Countdown to 2015 country case
study. The Lancet, 380(9848), 1169-1178.
Hutagalung, N. T. (2016). Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kejadian Gizi Kurang pada Anak
Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Glugur Darat Kecamatan Medan Timur
Tahun 2016.
Irawati, Neti, et al. (2020). Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Stunting Di. pp. 354–59.
Juwita, L., & Efriza, E. (2018). Pengaruh Nafas Dalam Terhadap Tekanan Darah pada Pasien
Hipertensi. Real in Nursing Journal, 1(2), 51-59.
KEMENKES, R. (2015). Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan RI.
YOGI, B. K. (2017). HUBUNGAN POLA ASUH IBU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI RW VI
KELURAHAN MANISREJO KECAMATAN TAMAN KOTA MADIUN TAHUN
2017 (Doctoral dissertation, STIKES Bhakti Husada Mulia).
Murti, F. C., Suryati, S., & Oktavianto, E. (2020). HUBUNGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH
(BBLR) DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA USIA 2-5 TAHUN DI
DESA UMBULREJO KECAMATAN PONJONG KABUPATEN GUNUNG
KIDUL. Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, 16(2), 52-60.
Notoatmodjo, S. (2010). Promosi kesehatan.
Oktarina, Z. (2012). Hubungan Berat Lahir dan Faktor-Faktor Lainnya dengan Kejadian Stunting
pada Balita Usia 24-59 Bulan di Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera
Selatan, dan Lampung pada Tahun 2010. Universitas Indonesia.
Permatasari, T. A. E. (2021). PENGARUH POLA ASUH PEMBRIAN MAKAN TERHADAP
KEJADIAN STUNTING PADA BALITA. Jurnal Kesehatan Masyarakat
Andalas, 14(2), 3-11.
Rahmandiani, R. D., Astuti, S., Susanti, A. I., Handayani, D. S., & Didah, D. (2019). Hubungan
pengetahuan ibu balita tentang stunting dengan karakteristik ibu dan sumber
informasi di Desa Hegarmanah Kecamatan Jatinangor Kabupaten
Sumedang. Jurnal Sistem Kesehatan, 5(2).
Suherman, R., & Nurhaidah, N. Analisis Faktor Determinan Stunting di Desa Pesa Kecamatan
Wawo Kabupaten Bima. Jurnal Manajemen Kesehatan Indonesia, 8(2), 120-
126.
Putri, R. (2020). Gambaran Tingkat Kecemasan Remaja Putri dalam Menghadapi Haid Pertama
Kali (Menarche) pada Siswi Kelas VII SMP Negeri 1 Atambua. Jurnal Sahabat
Keperawatan, 2(2).
World Health Organization. (2012). Levels and trends in child malnutrition.
28
ISTIANI / JURNAL ILMIAH OBSGIN- VOL.13. NO. 3 (2021)
BIOGRAFI PENULIS
Author 1
Istiani, Mahasiswa Pascasarjana STIK Tamalatea Makassar. Pernah meneliti tentang pengaruh
pengukuran terhadap kualitas tepung tempe, pengaruh ekonomi terhadap status Gizi Anak baru
masuk Sekolah di SDN Mulyasri Kecamatan Tomoni Kabupaten Luwu Timur.
Author 2
Andi Yusuf, Direktur Pascasarjana STIK Tamalatea Makassar. Pernah meneliti tentang
Hubungan Faktor Sanitasi Lingkungan degan Endemitas Penyakit Demam Berdarah (DBD) Di
Wilayah Kerja Puskesmas Antara Kota Makassar Tahun 2015, Hubungan Personal Hygiene
dan School Food Habits Terhadap Kejadian Diare pada Siswa SD Swasta Bala Keselamatan
Desa Wulai Kec. Bambalamotu Kab. Mamuju Utara tahun 2017, Faktor-Faktor yang
Perpengaruh Terhadap Penggunaan Alat Pelindung Diri pada Tenaga Kerja Bagian Teknisi Di
PDAM Tana Toraja Tahun 2017, dan Hubungan Sanitasi Lingkungan dengan Kejadian Diare
pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Tamalanrea Kota Makassar Tahun 2015.
Author 3
Jalil Genisa, Dosen Pascasarjana STIK Tamalatea Makassar. Pernah meneliti tentang Faktor
yang Berhubungan dengan Pemberian MP-ASI Terhadap Status Gizi Anak Usia 6-24 Bulan Di
Puskesmas Sudiang Kecamaatan Biringkanaya Kota Makassar Tahun 2017, Perilaku Ibu
Terhadap Pemberian Kolostrum pada Bayi di Desa Rendubutowe Kecamatan Aesesa Selatan
Kabupaten Nagekeo Nusa Tenggara Timur, Besaran Biaya Satuan Pada Instalasi Rawa, dan
Hubungan Pengetahuan, Pekerjaan dan Sikap Ibu dengan Pemberian Air Susu Ibu (ASI) pada
BADUTA (Usia 6-24 bulan) Di Wilayah Kerja Puskesmas Maroanging Kecamatan Telluwanua
Kota Palopo Tahun 2016.
29
ISTIANI / JURNAL ILMIAH OBSGIN- VOL.13. NO. 3 (2021)
30