Anda di halaman 1dari 13

Jurnal Penelitian Sains dan Kesehatan Avicenna ISSN : ISSN 2829-5536

Vol. 2, No.1 . Januari 2023

Analisis Determinan yang Mempengaruhi Kejadian Stunting pada anak


Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Puuwatu Kota Kendari Tahun 2022

1Dedeng Rasmin Narti Ahli, 2Indah Handriani.3La Ode Liaumin Azim


1,2,3
Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat, Institut Teknologi dan Kesehatan Avicenna, Kendari
3,
Jurusan Kesehatan Masyarakat, Universitas Halu Oleo, Kendari
*
Email Korespondensi: indahrafki@gmail.com

Info Artikel Abstrak


Sejarah Artikel : Latar Belakang: stunting di Indonesia pada tahun 2021 sebesar (24,4%),
Submitted: 12 Nov Sulawesi Tenggara masuk dalam 5 besar angka stunting tertinggi di Indonesia
2022 yaitu (30,02%) di mana Kota Kendari (24,0%) kasus yang tersebar di 10
Accepted: 22 Nov kecamatan salah satunya di kelurahan Puuwatu 49 kasus (1,51%), Tujuan:
2022
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui untuk mengetahui analisis
Publish Online:
Kata Kunci:
determinan yang mempengaruhi kejadian stunting pada anak balita di wilayah
Stunting, kerja Puskesmas Puuwatu Kota Kendari Tahun 2022. Metode: Penelitian ini
Pengetahuan ibu, merupakan penelitian yang menggunakan observasional dengan desain
ASI eksklusif, penelitian case control. Jumlah respoden adalah 80 orang terbagi menjdi dua
Pendapatan yaitu 40 kasus dan 40 kontrol. Rumus yang digunakan untuk menentukan
Keluarga jumlah sampel Lemeshow. Dianalisis dengan menggunakan uji chi-square
dengan P < 0,05 dan Odds Ratio (OR). Variabel dalam penelitian ini adalah
Keywords: Pengetahuan ibu, ASI eksklusif dan pendapatan keluarga. Hasil: Pengetahuan
stunting, mother's ibu (P=0,004; OR= 3,857; 95%; CI 1,526-9,750), Riwayat ASI eksklusif
knowledge, exclusive (P=0,006; OR= 3,67; 95%; CI 1,42-9,47), Pendapatan keluarga (P= 0,000; OR=
breastfeeding, family 5,57; 95%; CI 2,1-14,6. Kesimpulan: Ada hubungan antara pengetahuan ibu,
income pemberian ASI eksklusif dan pendapatan keluarga dengan kejadian stunting
dengan besar resiko

Abstract
Background: Stunting in Indonesia in 2021 will 24.4%; Southeast Sulawesi is
included in the top 5 highest stunting rates in Indonesia (30.02%), where
Kendari City's (24.0%) cases spread across 10 sub-districts, one of which is the
Puuwatu sub-district with 49 cases (1.51%). Purpose: This study aims to
provide an analysis of the determinants that influence the incidence of stunting
in children under five in the working area of the Puuwatu Health Center,
Kendari City, in 2022. Method: Research This is an observational study with a
case-control research design. The number of respondents was 80, divided into
two groups: 40 cases and 40 controls. The formula used to determine the
number of Lemeshow samples Analyzed using the chi-square test with a P value
of 0.05 and the odds ratio (OR). The variables in this study were the mother's
knowledge, exclusive breastfeeding, and family income. Results: Mother's
knowledge (P = 0.004; OR = 3.857; 95%; CI 1.526–9.750); history of exclusive
breastfeeding (P = 0.006; OR = 3.67; 95%; CI 1.42–9.47); income family (P =
0.000; OR = 5.57; 95%; CI 2.1–14.6). Conclusion: There is a relationship
between a mother's knowledge, exclusive breastfeeding, and family income and
the incidence of stunting, which carries a large risk

23
Dedeng Rasmin Narti Ahli,dkk
Jurnal Penelitian Sains dan Kesehatan Avicenna
Jurnal Penelitian Sains dan Kesehatan Avicenna ISSN : ISSN 2829-5536

Vol. 2, No.1 . Januari 2023


PENDAHULUAN Singapura (4%). Jika merujuk data dari
Stunting merupakan suatu keadaan kemenkes, terjadi penurunan prevalensi
dimana anak mengalami gangguan stunting di Indonesia. Akan tetapi, angka
pertumbuhan, sehingga tinggi badan anak prevalensi stunting saat ini masih jauh dari
tidak sesuai dengan umurnya atau usianya, target 14% yang harus dicapai pada tahun
sebagai dampak dari masalah gizi kronis 2024 atau sebanyak 5,33 juta balita yang
yaitu kekurangan asupan gizi dalam waktu masih mengalami stunting. Stunting
yang lama. Untuk mengetahui status balita merupakan permasalahan global dan
stunting atau tidak, indeks yang digunakan diperkirakan sejumlah 149 juta balita
adalah ukuran antropometri yang merujuk mengalami stunting pada Tahun 2018. Tren
pada indeks panjang badan menurut stunting di Indonesia menunjukan tren
umur/tinggi badan menurut umur (PB/U positif yaitu terjadi penurunan setipa
atau TB/U) (Permenkes RI, 2020). tahunnya misalkan pada tahun 2013, angka
Kejadian stunting di dunia prevalensi stunting berada pada angka
meningkat dalam urun waktu 10 tahun (37,2%). Lima tahun berikutnya, angka
terakhir. Health Organization sebagai Badan tersebut mengalami penurunan menjadi
Kesehatan Dunia maksimal sebesar 20% di (30,8%). Pada tahun 2019, stunting juga
setiap negara, pada tahun 2020 Indonesia mengalami penurunan menjadi (27,7%).
masih mencapai 27,7%. Lebih dari di dunia Pada tahun 2020 turun menjadi (26,9%) dan
berasal dari Asia (54%) sedangkan berasal tahun 2021 menurun kembali menjadi
dari Afrika (40%). Sebanyak 54% (78,2 (24,4%) (Kemenkes RI, 2021).
juta) di Asia, proporsi terbanyak berasal dari Hasil Studi Status Gizi Indonesia
Asia paling sedikit berasal dari Asia Tengah (SSGI) 2021 tingkat Kabupaten/Kota, Nusa
(0,8%). Bank Group Joint Child Tenggara Timur merupakan daerah dengan
Malnutrition Estimates, prevalensi stunting prevalensi stunting tertinggi, yaitu 37,8%.
oleh World Health Organization ke dalam Provinsi Sulawesi Barat (33,8%), Aceh
negara ketiga dengan prevalensi balita (33,2%), Nusa Tenggara Barat (31,4%), dan
tertinggi di regional Asia Tenggara/South- Sulawesi Tenggara (30,2%), Kalimantan
East Asia Regional (SEAR) yaitu 27,7% Selatan (30,0%), Sulawesi Tengah (29,7%),
pada Tahun 2019 (WHO, 2020) Papua (29,5%), Gorontalo (29,0%), Maluku
Pada tahun 2021 Berdasarkan data (28,7%), Kalimantan Utara (27,5%),
Organisasi United Nations Children’s Fund Maluku Utara (27,5%), Kalimantan Tengah
(UNICEF) jumlah balita stunting di dunia (27,4%), Sulawesi Selatan (27,4%), Papua
adalah sebesar 149 juta balita. Dari jumlah Barat (26,2%), Sumatra Utara (25,6%),
ini, 81,7 juta (55%) balita stunting berada di Sumatra Selatan (24,8%), Jawa Barat
Asia, dan 39% berada di Afrika. Asia (24,5%), Banten (24,5%), Jawa Timur
Tenggara merupakan wilayah dengan angka (23,5%), Sumatra Barat (23,3%),
stunting tertinggi kedua setelah Asia Selatan Kalimantan Timur (22,8%), Jambi (22,4%),
yaitu sebesar 14,4 juta (25,0%) balita Riau (22,3%), Bengkulu (22,1%), Sulawesi
(UNICEF, 2021) dalam (Herbawani C.K, et Utara (21,6%), Jawa Tengah (20,9%), Kep.
al, 2022). Bangka Belitung (18,6%), Lampung
Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) (18,5%), Kepulauan Riau (17,6%),
2021 yang dilakukan badan penelitian dan Yogyakarta (17,3%), DKI Jakarta (16,8%)
pengembangan kesehatan kementrian
Dan Bali (19,9%) (Kemenkes, 2021).
kesehatan prevalensi stunting di Indonesia
Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi
lebih baik dibandingkan Myanmar 35%,
Tenggara anak balita 0-59 bulan yang
akan tetapi masih lebih tinggi dari Vietnam
mengalami stunting mencapai angka 2.920
(23%), Malaysia (17%,) Thailand (16%) dan
balita. Angka ini dari penggabungan jumlah
24
Dedeng Rasmin Narti Ahli,dkk
Jurnal Penelitian Sains dan Kesehatan Avicenna
Jurnal Penelitian Sains dan Kesehatan Avicenna ISSN : ISSN 2829-5536

Vol. 2, No.1 . Januari 2023


ukuran tumbuh pendek sekitar 1.811 orang Kecamatan dan 15 Puskesmas yang ada,
dan sangat pendek 1.109 orang (Dinkes semuanya terdapat kasus stunting. Salah
Provinsi Sultra 2020). Hasil studi status gizi satunya di wilayah puskesmas Puuwatu
Indonesia SSGI 2021 Sulawesi Tenggara dilihat dari profil Puskesmas pada tahun
masuk dalam 5 besar angka stunting 2021 jumlah balita ditimbang menurut jenis
tertinggi di Indonesia yaitu (30,02%). kelamin tercatat dengan jumlah keseluruhan
Angka stunting di Sulawesi Tenggara masih adalah 2.270 balita yaitu: 1.125 balita laki-
berada di atas rata-rata nasional, karena laki dan 1.145 balita perempuan.
angka kasus stunting nasional hanya Berdasarkan jumlah tersebut, tercat balita
mencapai (24,4%). Jika dilihat dari data yang mengalami stunting 0-59 bulan adalah
perkabupaten kota yang tinggi berada di 46 kasus. Dari pemantauan tercatat balita
Buton Selatan (45,2%), Buton Tengah yang mengalami stunting anak balita (12-59
(24,7%), Buton (33,9%), Konawe bulan) adalah 40 orang di wilayah kerja
Kepulauan (32,8%), Muna (30,8%), Puskesmas Puuwatu yang tersebar pada 6
Konawe Utara (29,5%), Kolaka Utara kelurahan (Puskesmas Puuwatu 2021).
(29,1%), Muna Barat (29,0%), Konawe Faktor penyebab atau yang
Selatan (28,3%), Kota Bau-Bau (27,6%), menentukan atau mempengaruhi kejadian
Bombana (26,8%), Buton Utara (26,8%), stunting yaitu kemiskinan, kesehatan,
Kolaka (26,5%), Konawe 926,2%), sanitasi lingkungan, berat badan lahir
Wakatobi (26,0%), Kota Kendari (24,0%), (BBLR), tinggi badan lahir (TBLR), ASI
dan Kolaka Timur (23,0%). Daerah eksklusif, kekurangan asupan energi dan
kepulauan memiliki angka stunting lebih protein. Selain itu, stunting dapat terjadi
rendah dibanding dengan Kabupaten/Kota karena gizi buruk, kualitas makanan yang
yang tidak memiliki wilayah laut karena buruk dan tidak menerapkan perilaku hidup
daerah kepulauan memiliki ketersedianan bersih dan sehat (PHBS). Asupan gizi yang
gizi yang cukup dengan mengonsumsi ikan kurang baik dapat mengganggu proses
segar setiap harinya. Hal tersebut tidak pertumbuhan anak yang berdampak pada
sesuai dengan fakta/kenyataan, dimana kejadian stunting. Sanitasi yang tidak baik
Kabupaten Kolaka Timur yang tidak atau buruk akan meningkatkan penyakit
memiliki wilayah laut, angka stunting lebih infeksi (diare dan ISPA) dapat
rendah di bandingkan dengan daerah mengakibatkan berat badan turun dan dapat
kepulauan yang ada di Sulawesi Tenggara berpengaruh terhadap status gizi anak
(Kemenkes 2021). (Ikhtiarti W, et al, 2020).
Data stunting Dinas Kesehatan Kota Berdasarkan data dan hasil penelitian
Kendari dari tiap perenam bulanya dari tersebut, maka peneliti ingin melakukan
bulan Agustus 2021- Januari 2022, penelitian dengan judul “analisis determinan
prevalensi balita stunting 0-59 bulan dilihat yang mempengaruhi kejadian stunting pada
dari perkecamatan adalah Baruga 9 kasus anak balita di Wilayah Kerja Puskesmas
(0,41%), Puuwatu 49 kasus (1,51%) Puuwatu Kota Kendari Tahun 2022”
Mandonga 16 kasus (1,41%), Kadia 12 kaus
(0,25%), Wua-Wua 22 kasus (1,77%), METODE
Poasia 9 kasus (0,49%), Abeli 3 kasus Jenis penelitian ini adalah
(0,22%), Nambo 4 kasus (0,55%), Kendari penelitian ini merupakan penelitian yang
44 kasus (1,84%) dan Kendari Barat 59 menggunakan observasional dengan desain
kasus (2,27%) (Dinkes Kota Kendari 2021). penelitian case control yang di Matching
Data stunting tahun 2021 terlihat yaitu untuk menghilangkan bias dan
cukup tinggi, kasus stunting di Sulawesi terjadinya keseimbangan antara kelompok
Tenggara terkhusus di Kota Kendari dari 11 kasus dan kelompok kontrol berdasarkan
25
Dedeng Rasmin Narti Ahli,dkk
Jurnal Penelitian Sains dan Kesehatan Avicenna
Jurnal Penelitian Sains dan Kesehatan Avicenna ISSN : ISSN 2829-5536

Vol. 2, No.1 . Januari 2023


variabel matching yang digunakan 0 8
(Budiarto, 2004). 146-150 1 43 1 20
Populasi target adalah ibu yang 151-155 7 8 0 25
memiliki anak balita di Wilayah kerja 156-160 3 0 1 30
Puskesmas Puuwatu. Jumlah balita yang ada 161-165 0 0 2 15
di Puskesmas Puuwatu adalah 2.270 jiwa 0 6
dimana teridri dari 1.145 jiwa berjenis
kelamin laki-laki dan 1.146 jiwa Pendidikan 3 3
berjeniskelamin perempuan. Jumlah SD 6 8 6 8
populasi kasus stunting balita dari umur 0- 2 SMP 1 15 1 15
59 bulan adalah 46 kasus. SMA 7 43 7 43
Sampel dalam penelitian ini adalah S1 1 35 1 35
anak balita yang tidak mengalami stunting 4 4
sebagai control dan anak balita dan yang 3 Pekerjaan
mengalami stunting sebagai kelompok 3 2
IRT 88 70
kasus. Adapun besar sampel untuk 5 8
Honorer 5 5
kelompok tidak berpasangan pada dua 2 2
Pedagang 8 13
kelompok case dan control. Rumus yang 3 5
PNS 0 13
digunakan untuk mengetahui jumlah sampel 0 5
adalah menggunakan rumus Lemeshow
Berdasarkan hasil perhitungan sampel Tabel di atas menunjukan bahwa dari
menggunakan nilai Zα = 1,96 dan Zβ = 1,28 kelompok kasus yang terbanyak adalah
diperoleh besar sampel sejumlah 40 sampel tinggi badan 141-145 cm yaitu 20 responden
yang tersebar di 6 kelurahan di Wilayah (50%) dan yang sedikit 156-165 cm yaitu 0
kerja Puskesmas Puuwatu. Perbandingan responden (0%). Sedangkan pada kelompok
rasio yang diambil peneliti dalam penelitian kontrol, terbanyak 156-160 cm yaitu 12
kasus dan kontrol adalah 1:1, sehingga besar responden (30%) dan yang sedikit 141-145
sampel yang akan dipakai dalam penelitian cm yaitu 4 responden (10%).Tingkat
ini adalah 80 sampel terdiri atas 40 sampel pendidikan ibu terbanyak pada pendidikan
kasus dan 40 sampel kontrol. dari wilayah SMA masing-masing kasus dan kontrol,
kerja Puskesmas Puuwatu Kota Kendari sebanyak 17 responden (43%), dan yang
Tehnik pengambilan sampel atau sedikit adalah pendidikan SD masing-
pembagian jumlah sampel setiap wilayah masing 3 responden (8%). Pada kelompok
dilakukan dengan teknik proportional kasus pekerjaan ibu terbayak sebagai Ibu
sampling. Rumah Tangga (IRT) sebanyak 35
responden (88%) dan yang terendah adalah
HASIL DAN PEMBAHASAN PNS yaitu 0 responden (0%). Sedangkan
1. Karaktersitik Responden pada kelompok kontrol terbanyak 28
a. Identitas Ibu responden (70%) dan terendah pekerjaan
Tabel 1: Distribusi Karakterisitk Responden honorer yaitu 2 responden (3%).
(Ibu) di Wilayah Kerja Puskesmas
Puuwatu Kota Kendari Tahun 2022
Kontro b. Identitas Balita
Tinggi Badan Kasus Tabel 2. Distribusi Karakteristik Balita di
No l
(cm) Wilayah Kerja Puskesmas Puuwatu
n % n %
1 Tinggi badan Kota Kendari Tahun 2022
141-145 2 50 4 10 No Karakterisitk Kasus Kontro
Balita l
26
Dedeng Rasmin Narti Ahli,dkk
Jurnal Penelitian Sains dan Kesehatan Avicenna
Jurnal Penelitian Sains dan Kesehatan Avicenna ISSN : ISSN 2829-5536

Vol. 2, No.1 . Januari 2023


n % n % Wilayah Kerja Puskesmas Puuwatu
Jenis Kelamin 2 Kota Kendari Tahun 2022
1 Laki-laki 28 70 8 70 Pengeta Kasus Kontrol Jumlah
Perempuan 12 30 1 30 hun Ibu n % n % n %
2 Kurang 26 32, 13 16,3 39 49
5
2 Berat badan 2
< 2500 (g) 22 55 3 5 Baik 14 17,5 27 33,8 41 51
>2500 (g) 18 45 8 95
Total 40 50 40 50 80 100
Panjang P : 0,004, OR: 3,857 :95% CI: 1,526-9,750
3 badan 5
26 65 3 13
< 48 cm 14 35 88
>48 cm 5 Dari Tabel 3 menunjukan bahwa
berdasarkan hasil wawancara dengan ibu
Usia 1 balita dari 80 responden (100%) jumlah
12-23 13 33 3 33
4 24-35 14 35 1 35 responden yang memeiliki pengetahuan
36-47 6 15 4 15 kategori baik adalah 41 responden (51%)
48-59 7 18 6 18 dan pengetahuan ibu kategori kurang 39
7 responden (49%). Dari data tersebut dapat
dilihat bahwa pengetahuan ibu kategori
Tabel di atas menunjukan bahwa baik lebih tinggi di bandingkan dengan
jenis kelamin balita yang paling banyak pengetahuan ibu kategori kurang. Hal ini
adalah jenis kelamin laki-laki sebanyak 28 sebanding dengan penelitian yang
reponden (70%), dan terendah adalah dilakukan Yoga & Rokhaidah (2020),
perempuan sebanyak 12 responden (30%). dimana diperoleh tingkat pengetahuan ibu
Responden kelompok kasus yang paling cukup baik dan baik sebanyak 107
banyak adalah berat badan lahir < 2500 (g)
respoden (79%), dan pengetahuan yang
yaitu 22 responden (55%) dan yang paling
rendah > 2500 (g) yaitu 18 responen (45%).
kurang sebanyak 29 responden (21%).
Sedangkan pada kelompok kontrol, yang mayoritas responden memiliki
terbanyak adalah berat badan lahir >2500 (g) pengetahuan yang cukup dilihat dari
yaitu 38 responden (95%) dan yang paling mengenai pengetahuanya mengenai
rendah < 2500 (g) yaitu 2 responden (5%). stunting yaitu pengertia, pemicu, tanda
Responden kasus paling banyak adalah dan gejala, dampak, upaya pencegahan
panjang badan lahir <48 (cm) yaitu 26 dan penatalaksanaan jika anak mengalami
responden (65%) dan yang rendah >48 stunting.
(cm) yaitu 14 responden (35%). Pengetahuan ibu kategori baik pada
Sedangkan pada kelompok kontrol yang penelitian ini terdapat pada soal kuesioner
paling banyak >48 (cm) yaitu 35 yaitu pengertian stunting, penyebab
responden (88%) dan yang paling rendah stunting, stunting penyakit atau bukan,
<48 (cm) yaitu 5 responden (13%). ciri-ciri anak stunting, cara pencegahan
Usia/umur anak balita kasus dan kontrol yang anak stunting dan makanan yang
paling banyak yaitu usia 24-35 bulan masing- mengandung protein. Akan tetapi
masing sebanyak 14 reponden (35%) dan yang walaupun dilihat dari frekuensi tingkat
paling rendah usia 36-47 bulan masing- pengetahuan ibu lebih tinggi, ini tidak
masing sebanyak 6 responden (15%). menjamin bahwa pengetahuan ibu tidak
berhubungan dengan kejadian stunting
2. Hubungan Pengetahuan dengan Kejadian pada anak balita di wilayah kerja
Stunting Puskesmas Puuwatu Kota Kendari tahun
Tabel 3. Hubungan Pengetahuan Ibu dengan 2020. Harus dilakukan uji analitik agar
Kejadian Stunting pada Anak Balita di
27
Dedeng Rasmin Narti Ahli,dkk
Jurnal Penelitian Sains dan Kesehatan Avicenna
Jurnal Penelitian Sains dan Kesehatan Avicenna ISSN : ISSN 2829-5536

Vol. 2, No.1 . Januari 2023


lebih jelasnya. mengetahui apa itu Stunting, penyebab
Pengetahuan orang tua memang stunting, ciri anak stunting dan cara
sangat berpengaruh dalam kesehatan mengatsi stunting dan ada pula yang tidak
seorang balita, terutama berkaitan dengan mengetahui makanan yang mengadung
status gizi anak tersebut. Pengetahuan protein. Banyak yang menyatakan bahwa
terhadap gizi pada orang tua dipengaruhi makanan yang mengandung protein adalah
oleh beberapa faktor diantaranya umur nasi dan sayur. Ada pula ibu yang
dimana semakin tua umur seseorang maka berpendidikan SMA saat peneliti
tingkat pemahamanya semakin menjadi menanyakaan “apa itu stunting”, ibu
lebih baik begitupun sebalinya. tersebut kembali bertanya dan menjawab
Berdasarkan hasil penelitian “apa itu stunting? Apakah stunting itu
menunjukan bahwa hubungan salah tingkah?” sembari tertawa karena
pengetahuan ibu dengan kejadian stunting ibu baru mendengar dan tidak mengetahui
pada anak balita di wilayah kerja apa itu stunting dan ada pula yang
Pusksmas Puuwatu menggunakan uji Chi menyatakan apakah “stunting itu
Square, P=0,004 dapat diinterperetasikan setingan?”. Ini disebabkan kurang keingin
bahwa ada hubungan pengetahuan ibu tahuan ibu karena kesibukan yang mereka
dengan kejadian stunting pada balita usia lakukan, banyaknya masalah yang
12-59 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas dihadapi, serta pendidikan yang mereka
Puuwatu Kota Kendari Tahun 2022. capai atau selesikan tidak berhubungan
Sejalan dengan penelitian yang dengan kesehatan. Padahal informasi
dilakukan oleh Olsa, et al., (2018) mngenasi stunting itu sangat banyak baik
pengetahuan ibu dengan kejadian stunting itu di telefisi dan sosail media.
pada penelitian ini memperoleh nilai Pendidikan yang rendah tidak
P=0,000 (P=<0,05) maka hasilnya menjamin seorang ibu tidak mempunyai
hipotesis menujukan bahwa ada hubungan pengetahuan yang cukup mengenai gizi
yang bermakna antara pengetahuan ibu keluarganya. Hasil penelitian yang
dengan kejadian stunting pada anak baru dilakukan dari pengisian kuesioner dan
masuk sekolah dasar di Kecamatan wawancara pada ibu pendidikan rendah
Nanggala. Dimana walupun ibu memiliki dan anak tidak stunting, karena ibu sering
pendidikan tinggi tidak menjamin bertanya kepada ibu-ibu yang lain, kepada
pengetahunya tentang stunting baik. kader puskesmas dan posyandu mengenai
Begitupun dengan bependidikan rendah, gizi yang baik untuk anaknya sebelum ibu
ada rasa ingin tau yang tinggi dapat pulang dari posyandu dan sering
mempengatuhi ibu dalam mendapatkan mengikuti penyuluhan yang dilakukan
informasi mengenai makanan yang tepat oleh kader puskesmas dan posyandu.
untuk anaknya. Adanya rasa ingin tau yang tinggi
Pengetahuan sangat erat hubunganya dapat mempengatuhi ibu dalam
dengan pendidikan, dimana dapat mendapatkan informasi mengenai
dinyatakan bahwa dengan pendidikan makanan yang tepat untuk anaknya
yang tinggi maka orang tersebut akan dengan selalu berkumpul dengan
semakin luas pula pengetahuanya. Ini kelopoknya, mengikuti posyandu,
berbanding terbalik dengan hasil mengikuti penyuluhan-penyuluhan dan
penelitian yang dilakukan, dimana saat sosialisai yang dilakukan oleh tenaga
pengisian kuesioner dan wawancara kesehatan atau kader puskesmas bersama
dengan ibu responden ada ibu yang kader posyandu setiap bulanya, serta
berpendidikan tinggi (PNS) tetapi tidak informasi yang selau dilakukan oleh

28
Dedeng Rasmin Narti Ahli,dkk
Jurnal Penelitian Sains dan Kesehatan Avicenna
Jurnal Penelitian Sains dan Kesehatan Avicenna ISSN : ISSN 2829-5536

Vol. 2, No.1 . Januari 2023


pemerintah mengenai stunting, baik itu di 3. Hubungan Asi Eksklusif dengan Kejadian
media seperti televisi, sosial media dan Stunting
radio. Tabel 4. Hubungan Pemberian ASI
Hasil analisis besar risiko Eksklusif dengan Kejadian Stunting
pengetahuan ibu terhadap kejadian pada Anak Balita di Wilayah Kerja
stunting, diperoleh OR sebesar 3,857. Puskesmas Puuwatu Kota Kendari
Artinya reponden yang tingkat Tahun 2022
pengetahuannya kurang mempunyai Pemberian Kasus Kontrol Jumlah
ASI
resiko mengalami stunting 3,857 kali lebih Eksklusif n % n % n %
besar dibandingkan dengan responden Tidak ASI 30 38 1 23 4 60
Eksklusif 8 8
yang memiliki pengetahuan yang baik. ASI 2 3 40
Sejalan dengan penelitian yang dilakukan Eksklusif 10 13 2 28 2
Murti et al., (2020) pengetahuan ibu Jumlah 40 50 4 50 8 100
kurang tentang gizi berpeluang beresiko 0 0
P : 0,006, OR:3,67: 95% CI:1,42-9,47
4,8 kali lebih besar anak mengalami
stunting dibandingkan dengan ibu yang Tabel di atas menunjukan bahwa
memiliki pengetahuan baik. berdasarkan hasil wawancara bersama ibu
Dari hal di atas peneliti menyatakan balita dari 80 responden (100%), kategori
bahwa pengetahuan ibu berpengaruh tidak diberi ASI eksklusif sebanyak 48
terhadap kejadian stunting pada anak. balita (60%). Sedangkan kategori
Pengetahuan orang tua dapat membantu diberikan ASI eksklusif sabanyak 32
memperbaiki status gizi pada anak untuk balita (40%). Dari data tersebut dapat
pertumbuhannya. Pengetahuan yang dilihat bahwa banyak yang tidak di beri
kurang, akan menentukan sikap dan ASI eksklusif di bandingkan dengan yang
perilaku ibu dalam menyediakan makanan ASI eksklusif. Sementara ASI eksklusif
untuk anaknya termasuk jenis dan jumlah sangat banyak manfaatnya karena di
yang tepat agar anak dapat tumbuh dan dalam ASI memiliki nutrisi lengkap,
berkembang secara optimal. Semakin meningkatkan daya tahan tubuh,
tinggi pengetahuan ibu tentang stunting meningkatkan kecerdasan mental dan
dan gizi yang baik untuk anak maka emosional yang stabil serta spiritual yang
penilaian atau pemilihan makanan matang diikuti perkembangan sosial yang
semakin baik, sedangakan pada keluarga baik, mudah dicerna dan diserap, memiliki
yang pengetahuannya rendah seringkali komposisi lemak, karbohidrat, kalori,
anak makan dengan tidak memenuhi protein dan vitamin, perlindungan
kebutuhan gizi. penyakit infeksi dan lain sebagainya.
Pengetahuan ibu terhadap kejadian Akan tetapi walaupun dilihat dari
stunting dapat terjadi secara tidak frekuensi tidak diberi ASI eksklusif lebih
langsung diantaranya dengan perilaku ibu tinggi, ini tidak menjamin bahwa tidak
menaggapi masalah stunting dan dalam diberi ASI eksklusif berhubungan dengan
mengasuh anaknya. Pola asuh ibu kejadian stunting pada anak balita di
merupakan perilaku ibu dalam mengasuh wilayah kerja Puskesmas Puuwatu Kota
anak mereka dimana ibu harus Kendari tahun 2020. Harus dilakukan uji
memberikan nutrisi serta gizi yang baik analitik agar lebih jelasnya.
untuk anaknya salah satunya adalah Air Susu Ibu (ASI) merupakan air
dengan memberikan ASI eksklusif selama susu yang dihasilkan oleh ibu dan
6 bulan. mengandung zat gizi yang diperlukan oleh
bayi untuk kebutuhan dan perkembangan
29
Dedeng Rasmin Narti Ahli,dkk
Jurnal Penelitian Sains dan Kesehatan Avicenna
Jurnal Penelitian Sains dan Kesehatan Avicenna ISSN : ISSN 2829-5536

Vol. 2, No.1 . Januari 2023


bayi. Bayi hanya diberi ASI saja, tanpa (2022) Pemberian ASI eksklusif dengan
tambahan cairan lain seperti susu formula, kejadian stunting, pada penelitian ini uji
air jeruk, madu, air teh, air putih dan tanpa regresi gogistik diperoleh nilai P= 0,001:
tambahan makanan padat seperti pisang, <0,05., maka ada hubungan antara
pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi pemberian ASI eksklusif dengan kejadian
dan tim, selama 6 bulan kecuali vitamin stunting pada balita di Kota Bengkulu.
dan obat. ASI mengandung enzim Sejalan dengan penelitian
pencerna susu sehingga sehingga organ Nurfadillah, (2018) hasil penelitian yang
pencernaan pada bayi sangat mudah untuk dilakukan menggunakan Uji Fisher Exact
mecerna dan meyerap ASI, karena oragan test terdapat hubungan antara pemberian
pencernaan bayi belum memiliki enzim ASI Eksklusif dengan kejadian stunting
yang cukup untuk mencerna makanan pada balita usia 2-5 tahun di Wilayah
selain ASI (Mufdlilah, 2017). Kerja Puske smas Barombong (p=0,009
Berdasarkan hasil analisis hubungan dimana p=>0,05). Dengan demikian maka
riwayat pemberian ASI eksklusif dengan dapat disimpulkan terdapat hubungan
kejadian stunting, mengunakan uji Chi pemberian ASI Eksklusif dengan kejadian
Square di peroleh P=0,006 (p=0,05), Jadi stunting pada balita usia 2-5 tahun di
Ha diterima maka dapat diinterpretasikan Wilayah Kerja Puskesmas Barombong.
bahwa ada hubungan pengetahun ibu Berdasarkan hasil wawancara dengan
dengna kejadian stunting. Hasil analisis ibu respoden menyatakan bahwa
besar risiko pemberian ASI eksklusif pemberian madu pada balita saat lahir
terhadap kejadian stunting, diperoleh OR karena faktor tradisi dan agar bibir bayi
sebesar 3,67. Artinya repoden yang anak tidak kering. Selain pemberian madu, ada
balitanya tidak mendapatkan ASI juga bayi baru lahir di berikan susu
eksklusif mempunyai resiko mengalami formula sebelum waktunya di karenakan
stunting 3,67 kali lebih besar ASI pada ibu tidak keluar. Selain itu,
dibandingkan dengan responden yang karena ASI yang keluar sangat sedikit,
memiliki balita yang mendapatkan ASI sehingga dibantu dengan memberikan
eksklusif. Karena rentang nilai pada susu formula dan ada juga karena tidak
tingkat kepercayaan (CI) = 95% dengan mampu membeli susu formula sehingga
lower limit (batas bawah) = 1,42 dan mereka memberikan air bubur yang di
upper limit (batas atas) = 9,47. Interpretasi campur gula (tajin). Ini disebabkan karena
nilai lower limit dan upper limit tidak pada masa kehamilan ibu kurang
mencakup nilai satu, maka besar risiko mengonsumsi makanan bergisi dapat
tersebut bermakna. Dengan demikian merangsang keluarnya ASI. Selain itu, ada
riwayat pemberian ASI Eksklusif juga yang tidak memberikan ASI pada
merupakan faktor risiko kejadian stunting bayinya karena puting susu yang lecet dan
pada balita usia 12-59 bulan di wilayah luka akibat kesalahan menyusi dan faktor
kerja Puskesmas Puuwatu Kota Kendari lain.
tahun 2022. Makanan pertama dan utama bayi
Hasil penelitian ini menunjukan adalah air susu ibu. Keunggulan dan
bahwa balita stunting lebih banyak pada keistimewaan Air Susu Ibu (ASI) sebagai
balita yang tidak mendapatkan ASI nutrisi untuk bayi sudah tidak diragukan
eksklusif dibandingkan dengan balita lagi. Seperti halnya nutrisi pada umunya,
yang mendapatkan ASI eksklusif. ASI mengandung komponen makro dan
Penelitian ini sejalan dengan penelitian mikro nutrien. Yang termasuk
dilakukan oleh Sari F dan Veby F.R., makronutrien adalah karbohidrat, protein,

30
Dedeng Rasmin Narti Ahli,dkk
Jurnal Penelitian Sains dan Kesehatan Avicenna
Jurnal Penelitian Sains dan Kesehatan Avicenna ISSN : ISSN 2829-5536

Vol. 2, No.1 . Januari 2023


lemak. Sedangkan mikronutrien adalah kehilangan kesempatan untuk melatih
vitamin dan mineral, perlindungan kemampuan menerima makanan lain
penyakit infeksi, perlindungan alergi. sehingga susah menerima bentuk makanan
karena didalam ASI mengandung selain cair, hal tersebut dapat
antibodi, memberikan rangsang menyebabkan growth faltering karena
intelegensi dan saraf, meningkatkan bayi mengalami defisiensi zat gizi.
kesehatan dan kepandaian secara optimal. Adanya kejadian stunting meskipun
Air Susu Ibu hampir 90%nya terdiri dari sudah memberikan ASI eksklusif dapat
air. Volume dan komposisi nutrien ASI disebabkan oleh faktor lain seperti
berbeda untuk setiap ibu bergantung dari intensitas pemberian ASI yang kurang
kebutuhan bayi dan makanan yang sehingga asupan ASI yang diberikan tidak
dikonsumsi (Aisyaroh N, et al., 2018). optimal. Hal ini terjadi terutama bagi ibu
ASI merupakan asupan gizi yang yang memiliki pekerjaan sehingga
sesuai dengan kebutuhan yang akan interaksi dengan anaknya menjadi
membantu tumbuh kembang anak. Bayi berkurang yang tentunya berdampak pada
yang tidak mendapatkan ASI yang cukup, intensitas pemberia ASI (Maggabarani S,
maka bayi tersebut memiliki asupan gizi et al, 2018). Selain itu juga dikarenakan
yang kurang baik dan dapat menyebabkan status gizi ibu saat hamil menunjukan
keurangan gizi. Dan kekurangan gizi kecukupan nutrisi bayi saat di dalam
adalah salahsatu penyebab stunting. Selain kandungan yang sangat berpengaruh saat
itu ASI eksklusif merupakan faktor lahir nanti. Jika gizi ibu kurang saat
pendukung pertumbuhan bayi yaitu tinggi sebelum masa kehamilan akan
badan karena di dalam ASI mengandung mempengaruhi pertumbuhan janin
kalsium yang lebih banyak yang lebih sehingga dapat menyebabkan bayi lahir
efisien diserap dibandingkan dengan susu dengan panjang badan lahir pendek. Selain
formula. Sehingga memaksimalkan itu juga, jika berat badan lahir kurang akan
pertumbuhan tinggi badan sehingga dapat mempengaruhi pertumbuhan anak
terhindar dari resiko stunting. termasuk tinggi badan anak.
Penelitian yang dilakukan, walaupun Hal lain yang dapat menyebabkan
anak balita di beri ASI eksklusif akan stunting diakibatkan setelah pemberian
tetapi anak tersebut tetap mengalami ASI eksklusif selama 6 bulan, tidak
stunting. Dari hasil wawancara dengan ibu didukung oleh penyakit infeksi, pemberian
responden, karena saat mendekat jadwal makanan pendamping yang tidak
posyandu atau 30 hari sebelum memenuhi kebutuhan gizi anak. Tidak
melakukan posyandu kebanyakan anak terpenuhinya asupan gizi ini bisa juga
sakit flu, demam, batuk dan diare. disebabkan karena kemampuan ekonomi
Sehingga ini berpengaruh pada berat atau pendapatan keluarga yang rendah dari
dadan dan tinggi badan anak balita. Ini orang tua serta pengetahuan ibu yang
dapat dipengaruhi oleh kesalahan rendah terhadap pentingnya asupan gizi
makanan yang kurang baik, tidak matang bagi anaknya.
atau tidak di cuci dan faktor lingkungan Ada pula respoden dengan riwayat
(cuaca) yang tidak baik sehingga anak tidak diberi ASI eksklusif tetapi tidak
balita mengalami sakit. Selain itu, mengalami stunting, dari hasil wawancara
beberapa ibu memberikan ASI ekslusif dengan respoden, ASI eksklusif merupakan
memberikan hanya ASI saja bagi bayi sejak
kepada balita sampai umur 7-12 bulan.
lahir sampai usia 6 bulan. Namun ada
Pemberian ASI ekslusif terlalu lama (>6 pengecualian, bayi diperbolehkan
bulan) dapat menyebabkan bayi mengonsumsi obat-obatan, vitamin, dan
31
Dedeng Rasmin Narti Ahli,dkk
Jurnal Penelitian Sains dan Kesehatan Avicenna
Jurnal Penelitian Sains dan Kesehatan Avicenna ISSN : ISSN 2829-5536

Vol. 2, No.1 . Januari 2023


mineral tetes atas saran dokter. Selama 6 produksi yang mereka sumbangkan dalam
bulan pertama pemberian ASI eksklusif, bayi turut serta membentuk produk nasional.
tidak diberikan makanan dan minuman lain. Tingkat pendapatan/penghasilan
merupakan penghasilan rata-rata keluarga
4. Hubungan Pendapatan dengan Kejadian tiap bulan. Tingkat pendapatan menjadi
Stunting
tolak ukur status ekonomi keluarga.
Tabel 5. Hubungan Pendapatan Keluarga Rendahnya tingkat pendapatan dapat
dengan Kejadian Stunting pada Anak mengakibatkan daya beli keluarga
Balita di Wilayah Kerja Puskesmas menurun.
Puuwatu Kota Kendari Tahun 2022 Hubungan pendapatan keluarga
Kontro Jumlah
Pendapatan Kasus l dengan kejadian stunting pada balita 12-
Keluarga 59 bulan di Wilyah Kerja Puskesmas
n % n % n %
Rendah 2 32, 1 12, 3 45 Puuwatu Tahun 2022 menggunakan uji
6 5 0 5 9 Chi Square, p=0,000 (p=0,05), jadi, Ha
Tinggi 1 17, 3 37, 4 55 diterima maka dapat diintrepretasikan
4 5 0 5 1
4 50 4 50 8 10 bahwa ada hubungan pendapatan keluarga
Jumlah 0 0 0 0 dengan kejadian stunting pada anak balita
P= 0,000, OR: 5,57:9 5% CI:2,1-14,6 di Wilayah Kerja Puskesmas Puuwatu
Kota Kendari Tahun 2022.
Tabel di atas menunjukan bahwa Hasil analisis besar risiko
berdasarkan hasil wawancara dengan ibu pendapatan keluarga terhadap kejadian
balita dari 80 responden (100%), jumlah stunting, diperoleh OR sebesar 5,57.
responden yang memeiliki pendapatan Artinya reponden yang pendapatanya
keluarga kategori rendah sebanyak 36 rendah mempunyai resiko mengalami
responden (45%), dan yang memiliki stunting 5,57 kali lebih besar
pendapatan kategori tinggi sebanyak 44 dibandingkan dengan responden yang
responden (55%). Dari data tersebut dapat memiliki pendapatan tinggi. Karena
dilihat bahwa pendapatan keluarga rentang nilai pada tingkat kepercayaan
kategori tinggi lebih banyak di (CI) = 95% dengan lower limit (batas
bandingkan dengan pendapatan keluarga bawah) = 2,1 dan upper limit (batas atas)
kategori rendah. Akan tetapi walaupun = 14,6. Interpretasi nilai lower limit dan
dilihat dari frekuensi tingkat pendapatan upper limit tidak mencakup nilai satu,
keluarga lebih banyak di bandingkan maka besar risiko tersebut bermakna.
pendapatan keluarga kategori rendah. ini Dengan demikian pendapatan
tidak menjamin bahwa pendapatan keluara merupakan faktor risiko kejadian
keluarga tidak berhubungan dengan stunting pada balita usia 12-59 bulan di
kejadian stunting pada anak balita di wilayah kerja Puskesmas Puuwatu Kota
wilayah kerja Puskesmas Puuwatu Kota Kendari tahun 2022. Sejalan dengna
Kendari tahun 2020. Ada banyak faktor penelitian yang dilakukan oleh Adu I.K et
yang mempengaruhi dari pendapatan al., (2021) pendapatan keluarga dengan
keluarga seperti status tempat tinggal, kejadian stunting, pada penelitian
jumlah tanggungan dan cicilan di dalam diperoleh nilai P=0,012:<0,05, maka ada
keluarga hubungan antara pemberian Pendapatan
Pendapatan adalah penghasilan keluarga dengan kejadian stunting pada
yang diterima oleh para anggota balita usia 24-59 bulan di Wilayah Kerja
masyarakat untuk jangka waktu tertentu Puskesmas BAA Kabupaten Rote Ndao.
sebagai balas jasa atas faktor-faktor Sejalan dengan penelitian yang

32
Dedeng Rasmin Narti Ahli,dkk
Jurnal Penelitian Sains dan Kesehatan Avicenna
Jurnal Penelitian Sains dan Kesehatan Avicenna ISSN : ISSN 2829-5536

Vol. 2, No.1 . Januari 2023


dilakukan Sutarto S, et al., (2020) hasil pekerjaan, jumlah tanggungan yang di
penelitian yang dilakukan uji statistik biayai dan status tempat tinggal. Karena
menunjukkan terdapat hubungan yang hal tersebut sangat berpengaruh. Dimana
bermakna antara pendapatan keluarga walaupun penghasilnya tinggi, pendapatan
dengan kejadian stunting dengan nilai keluarga berpengaruh pula dengan jumlah
P=0,008:P<0,05 pada balita diwilayah tanggungan yang di biayai, makin banyak
kerja Puskesmas Way Urang Kabupaten jumlah tanggungan maka makin besar
Lampung Selatan. Sejalan dengan biaya yang di butuhkan tiap bulanya.
penelitian yang dilakukan Ariani M Bukan hanya jumlah tanggungan
(2020) dimana balita dari keluarga dengan atau yang di biayai, status tempat tinggal
pendapatan perkapita kurang memiliki juga sangat berpengaruh. Jika respoden
resiko 3,385 kali mengalami stunting di tinggal di tempat pribadi dan lunas akan
bandingkan dengan balita dari keluarga mengurangi biaya yang di keluarkan
dengan pendapatan cukup atau baik. perbulanya. Jika di bandingkan dengan
Menyebabkan daya beli makanan yang status tempat tinggal yang menicil atau
mengandung zat gizi baik sangat kurang. kredit, kontrak dan tinggal bersama orang
Sehingga menyebakan gizi balita dan ibu tua, belum lagi dengan cicilan barang
hamil kurang, menyebabkan resiko yang dibutuhkan untuk transportasi, akan
stunting pada anak. mengeluarkan biaya yang sangat banyak
Hasil wawancara yang dilakukan setiap bulanya. Begitupula sebalinya
dengan ibu repoden dimana pendapatan walaupun pendapatan tidak sesuai standar
keluarga berpengaruh dengan pendidikan Upah Minimum Propinsi atau Kota, akan
orang tua. Makin rendah pendidikan orang tetapi tanggungan dan rumah yang
tua maka makin rendah pendapatan yang ditempati pribadi lunas, maka biaya yang
dihasilkan. Walaupun pendidikan ibu dikeluarkan sedikit, sehingga bisa
tinggi, akan tetapi untuk memenuhi memenuhi kebutuhan gizi pada anak dan
kebutuhan anaknya pendapatan harus keluarganya sehingga anaknya tidak
lebih tinggi agar kebutuhan gizi pada anak stunting.
terpeuhi sehingga mengurangi angka Orang tua dengan pendapatan
stunting. Sementara pada masa kehamilan keluarga yang memadai atau tinggi akan
dan pertumbuhan anak pada saat pandemi memiliki kemampuan untuk menyediakan
covid-19 yang sempat terjadi lokdown dan semua kebutuhan primer maupun
isolasi mandiri, sangat berdampak besar sekunder anak maupun keluarganya.
pada masyarakat yang tidak memiliki Dengan pendaatan keluarga yang baik
pekerjaan tetap atau serabutan jika bekerja atau tinggi maka akan memenuhi
maka akan mendapatkan penghasilan. kebutuhan keluarganya dan dengan
Ditamba lagi harga sembako, sayuran, pendapatan keluarga yang baik akan
ikan dan telur naik, sehingga mereka memiliki akses pelayanan kesehatan yang
mengonsumsi apa saja yang penting lebih baik pula.
murah dan membuat perut terisi/kenyang
(mie instan). Sehingga mengakibatkan KESIMPULAN DAN SARAN
pada masa kehamilan ibu dan :
pertumbuhan balita mendapatkan gizi 1. Ada hubungan antara pengetahuan ibu
yang tidak cukup dan tidak baik. Ini dengan kejadian stunting dengan nilai:.
merupakan salah satu penyebab stunting. Pengetahuan kurang mempunyai resiko
Selain itu juga. pendapatan keluarga mengalami stunting 3,45 kali lebih besar
di pengarudi oleh faktor lain seperti jenis

33
Dedeng Rasmin Narti Ahli,dkk
Jurnal Penelitian Sains dan Kesehatan Avicenna
Jurnal Penelitian Sains dan Kesehatan Avicenna ISSN : ISSN 2829-5536

Vol. 2, No.1 . Januari 2023


dibandingkan dengan responden yang Kejadian Stunting pada Balita.
memiliki pengetahuan yang baik. Dinamika Kesehatan Jurnal Kebidanan
2. Ada hubungan antara pemberian ASI dan Keperawatan Vol 11 No. 1 ISSN:
eksklusif dengan kejadian stunting Tidak 2086-3454 EISSN: 2549-4058.
mendapatkan ASI eksklusif mempunyai Budiarto.2004. Metodologi Penelitian
resiko mengalami stunting 3,67 kali lebih Kedokteran. Jakarta:EGC
besar dibandingkan dengan responden Dinas Kesehatan Kota Kendari. (2021). Data
yang memiliki anak balita yang Stunting Balita 0-59 Bulan (Agustus
mendapatkan ASI Eksklusif. 2021-Februari 2022. Bidang
3. Ada hubungan antara pendapatan Kesehatan Masyarakat. Programer
keluarga dengan kejadian stunting Stunting. Kendari: Dinkes Kota
Pendapatan keluarganya rendah Kendari 2021
mempunyai resiko mengalami stunting Dinas Provinsi Sulawesi Tenggara. (2020).
5,57 kali lebih besar dibandingkan Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara
dengan responden yang memiliki tahun 2020. Kendari: Dinkes Provinsi
pendapatan keluarga tinggi/baik. Sultra.
Diharapan kepadapihak Puskesmas Herbawani, C. K., Ulya Q. K., Muh. Nur H.
tidak bosan-bosannya dan lebih S., Ahid N. H., & Bagus A. (2022).
meningkatkan promosi kesehatan berupa Analisis Determinan Kejadian
penyuluhan terkait sebab/akibat, Stunting di Wilayah Kerja Puskesmas
pencegahan stunting dan makanan yang Cinangka, Kota Depok. Jurnal Gizi
bergizi baik, guna peningkatan dan Kesehatan. Vol.6 No.1 P-ISSN:
pengetahuan mengenai stunting dan 2615-2851 E-ISSN: 2622-7622.
memberikan edukasi, liflet pada pranikah, Ghidza : Jurnal Gizi dan Kesehatan
ibu hamil dan ibu melahirkan, ibu yang Research Article Doi:
memiliki balita mengenai stunting secara https://doi.org/10.22487/ghidza.v6i1.5
menyeluruh untuk meningkatkan 18.
pengetahuan ibu, dan ASI eksklusif. Ikhtiarti, W., M. Zen. R., S.A. & Nugraheni,
Untuk menurunkan angka Stunting di (2020), Faktor Determinan yang
Wilayah Kerja Puskesmas Puuwatu. Berhubungan dengan Kejadian
Diharapkan masyarakat yang Stunting pada Balita usia 1-3 Tahun di
memiliki kemauan untuk menambah Wilayah Pesisir Kabupaten Brebes.
pengetahuan mengenai stunting, ibu yang Jurnal Ilmiah Mahasiswa. Volume 10
memiliki bayi memberikan ASI eksklusif No.2. ISSN: 2088-
pada bayinya, dan meningkatkan 8961.https://ejournal.undip.ac.id//inde
pendapatan keluarga agar memenuhi gizi x.php/jim/indeks.
anak dan keluarga. .
Kementrian Kesehatan RI. (2021). Buku
DAFTAR PUSTAKA Saku Hasil Studi Status Gizi Indonesia
Adu, I. K., Pius W., & Deviarbi S. T,. Survei Status Gizi Indonesia (SSGI)
(2022). Faktor yang Berhubungan Tingkat Nasional, Provinsi dan
dengan Kejadian Stunting pada Balita Kabupaten/Kota Tahun 2021.
Usia 24-59 Bulan Di Wilayah Kerja Http//:sildesshare.net. Diakses pada
Puskesmas Baa Kabupaten Rote Ndao. tanggal 12 Agustus 2022.
Media Kesehatan Masyarakat Vol 3. Lemeshow, S., David W.Hosmer Jr, Janelle
No 3. ISSN 2722-0265. K., Sthepehamien K. Lwangga.
Ariani, M. (2020). Determinan Penyebab (1997). Besar Sampel dalam Penelitian

34
Dedeng Rasmin Narti Ahli,dkk
Jurnal Penelitian Sains dan Kesehatan Avicenna
Jurnal Penelitian Sains dan Kesehatan Avicenna ISSN : ISSN 2829-5536

Vol. 2, No.1 . Januari 2023


Kesehatan, Penerjemah drg. Dibyo Penapatan Keluarga. dr-Suparyanto.
Pramono, SU, MDSc. Fakultas Jakarta DCG.
Kedokteran Gigi UGM. Penerbit: Sutarto S., Tiara C.A., Rani H., Wardoyo.
Gajah Mada University Press: (2020). Hubungan Tingkat Pendidikan
Yogyakarta. ibu dan pendapatan keluarga denan
Manggabarati S, Anto J.H, Irfan S, Selfi B. kejadian stunting pada balita di
(2018). Hubungan Pengetahuan, Status wilayah kerja puskesmas Way Urang
Gizi, Pola Makan, Pantangan Makanan kabupaten lampung selatan. Jurnal
dengan kelancaran produksi ASI Pada Dunia Kesmas. Vol. 9 No. 2. Hal: 256-
ibu menyusui. Studi kasus di 263.
puskesmas maradekays kota makassar. Whold Health Organization. (2020)
Jurnal Dunia Gizi. Vol 1 No 1. Hal: 1- Nutrition Landcape Information
9 System (NLIS) Country Profile
Murti, L. M., Ni Nyoman Budiani, Made W. Indicators: Interpretation Guite.
G. D. (2020). Hubungan Pengetahuan http://www.WHO.ini//nutrition.
Ibu Tentang Gizi Balita dengan Diakes pada tanggal 20 Agustus 2022.
Kejadian Stunting Anak Umur 36-59 Yoga & Rokhaidah, (2020), Pengetahuan
Bulan di Desa Singakerta Kabupaten Ibu Tentang Stunting pada Balita di
Gianyar. Jurnal Ilmiah Kebidanan: The Posyandu Desa Segarajaya. Indonesian
Journal Of Midwifery; Vol. 8 No. 2 Journal of Health Development, Vol 2
Notoatmodjo, S. (2017). Metode penelitian No 3, 183-192
Kesehatan. Jakarta:Rineka Cipta
Olsa, E.D., Sulastri, D., dan Anas, E. (2018).
Hubungan Sikap dan Pengetahuan Ibu
Terhadap Kejadian Stunting pada
Anak Baru Masuk Sekolah Dasar di
Kecamatan Nanggalo. Jurnal
Kesehatan Sndalas, Vol.6 No.3. Hal:
523-529.
Peraturan Mentri Kesehatan RI 2020,
Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 2 Tahun 2020
Standar Antropometri Anak. Jakarta:
Permenkes.
Peraturan Presiden Republik Indonesia
Nomor 72. (2020). Percepatan
Penurunan Stunting. Jakarta.
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas)
Puuwatu. (2021). Profil Puskemas
Puuwatu tahun 2021. Puuwatu Kota
Kendari.
Sari F dan Veby F.R. (2022). Analisis Faktor
Risiko Yang Berhubungan Dengan
Kejadian Stunting Pada Balita Di Kota
Bengkulu. Injection : Nursing Journal
Vol.2 No.1
Suparyanto. (2014). Konsep Dasar

35
Dedeng Rasmin Narti Ahli,dkk
Jurnal Penelitian Sains dan Kesehatan Avicenna

Anda mungkin juga menyukai