NIM : 120411807
TAHUN 2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
sebuah keadaan balita yang mempunyai tinggi badan atau panjang badan
yang kurang dari standar usianya. Keadaan ini didasarkan pada hasil ukur
panjang badan atau tinggi badan menurut WHO yaitu <-2SD median standar
Berdasarkan data WHO (2019) secara global tahun 2018 terdapat 149
juta (21,9%) anak di bawah lima tahun dalam kondisi stunting dan lebih dari
Indonesia berada pada posisi kelima di Asia Tenggara. (da Silva et al., 2018).
Tahun 2017, lebih dari setengah balita stunting di dunia berasal dari Asia
(55%) dan proporsi terbanyak berasal dari Asia Selatan (58,7%) dan proporsi
2
tiga masalah gizi yaitu stunting, wasting dan overweight pada balita (PSG,
2015)
anak dapat terjadi dalam waktu dekat maupun pada masa yang akan datang.
Dampak paling dekat yang dialami oleh anak dengan stunting antara lain
Anak yang berusia 0-5 bulan yang mengalami stunting diperkirakan 37,2%
atau sekitar 9 juta anak akan terus berlanjut hingga usia sekolah, yaitu 6-18
stunting pada tahun 2007 sebesar 36,8% yang terdiri dari penigkatan seesar
37,2% yang terdiri dari 18,0% sangat pendek dan 19,2% pendek pada tahun
dari 11,5% sangat pendek dan 19,3% pendek ( Riskedas, 2018 ). Ambang
sangat rendah jika angka prevalensi tersebut < 2,55% rendah 2,5 c 10%,
sedang 10 ≤ 20%, tinggi 20 ≤ 30%, dan sangat tinggi ≤ 30% ( De Onis & dkk,
3
2019 ). Walaupun prevalensi stunting pada tahun 2018 mengalami
Sulawesi Selatan sekitar 35% pada tahun 2018 yang mengalami penurunan
al.,2020).
stunting pada tahun 2019 dengan kasus tertinggi berada pada kecamatan
sebanyak 784 balita dengan persentasi 10,8 % (Halimah & Suntin, 2020).
pada tahun 2017 mencapai 34,8%. Angka ini menunjukkan bahwa posisi
Berdasarkan data awal dari Dinas Kesehatan Kota Makassar Tahun 2018
190 balita.
4
Berdasarkan data dari dinas kesehatan Gowa yang diperoleh melalui
sebanyak 150 balita usia 0-5 tahun terdapat 40 balita yang mengalami
stunting
waktu bagi anak agar dapat tumbuh dan berkembang baik fisik, mental, dan
stunting. Hal ini karena kondisi kesehatan, gizi danperkembangan anak masih
tentunya sangat menentukan asupan nutrisi yang diberikan pada anak. Jika
5
imunitas melawan infeksi rentan terjadi pada anak stunting (Rahmayana,
2015).
orangtua terkait gizi anak diantaranya adalah jumlah asupan gizi dan kualitas
dari makanan yang akan diberikan. Seorang ibu maupun orangtua perlu
memahami nutrisi dan zat gizi apasaja yang seharusnya diberikan kepada
Somba Opu”.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
kejadian stunting anak 4-6 tahun di wilayah kerja Puskesmas Somba Opu
6
2. Tujuan Khusus
Somba Opu
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Somba Opu”
2. Manfaat Praktis/klinis
b. Bagi Institusi