OLEH :
FERA METEKOHY
7120491811
CI LAHAN CI INSTITUSI
(.................................) (.................................)
MAKASSAR
2022
A. Konsep Dasar Polip Endometrium
Polip endometrium juga disebut polip rahim. Ini adalah pertumbuhan kecil
yang tumbuh sangat lambat dalam dinding rahim. Mereka memiliki basis datar
besar dan mereka melekat pada rahim melalui gagang bunga memanjang. Mereka
dapat bulat atau oval dalam bentuk dan mereka biasanya berwarna merah. Besar
yang muncul menjadi warna lebih gelap dari merah. Seorang wanita dapat
memiliki satu atau polip endometrium banyak, dan mereka kadang-kadang
menonjol melalui vagina menyebabkan kram dan ketidaknyamanan. Mereka
dapat menyebabkan kram karena mereka melanggar pembukaan leher rahim.
Polip ini dapat terjangkit jika mereka bengkok dan kehilangan semua pasokan
darah mereka. Ada kejadian langka saat ini polip menjadi kanker. Wanita yang
telah mereka sulit di kali untuk hamil (Kemenkes RI, 2018).
2. Etiologi
Polip rahim lebih sering terjadi pada wanita yang berusia 40 an dan 50 an.
Polip ini dapat terbentuk pada wanita yang telah pascamenopause akan tetapi
jarang muncul kepada wanita yang berusia di bawah 20 tahun. Polip juga lebih
sering terjadi kepada wanita yang kelebihan berat badan atau obesitas dengan
tekanan darah yang tinggi. Wanita yang mengkonsumsi tamoxifen ( obat yang
memiliki fungsi untuk mengobati kanker payudara ) dan Terapi Penggantian
Hormon juga memiliki resiko yang lebih tinggi terkena polip Rahim (Nugroho, T.
2011).
Tidak ada penyebab pasti dari polip endometrium, tetapi pertumbuhan mereka
dapat dipengaruhi oleh kadar hormon, terutama estrogen. Seringkali tidak ada
gejala, tetapi beberapa gejala dapat diidentifikasi terkait dengan pembentukannya.
Polip rahim bisa juga tanpa adanya gejala dan hanya terdeteksi saat
pemeriksaan USG rutin. Gejala lainnya adalah:
c. Haid berat
d. Nyeri haid (dismenore) Ini dapat terjadi ketika polip menonjol melalui
serviks dan ke dalam vagina
e. Ketidakmampuan untuk hamil . Adanya polip mungkin dapat menjadi
penyebab ketidakmampuan untuk hamil. Polip dapat mencegah implantasi
embrio dan kadang juga polip dapat meningkatkan resiko keguguran
4. Patofisiologi
Polip endometrium juga dikenal sebagai polip uterus, adalah pertumbuhan dari
lapisan dalam rahim ( endometrium ) yang menonjol kedalam rongga
endometrium. Polip melekat pada rongga rahim dengan batang tipis ( polip
bertangkai ) atau dasar yang luas ( polip sessile ). Polip bertangkai biasanya lebih
sering terjadi dibandingkan dengan polip sessile. Ukurannya berkisar antara
beberapa milimeter hingga beberapa sentimeter. Mungkin hanya ada satu atau
beberapa polip. Kadang polip bertangkai dapat menonjol melalui serviks dan ke
dalam vagina. Pembuluh darah kecil mungkin dapat ditemukan terutama pada
polip besar. Polip endometrium biasanya jinak ( non kanker ) akan tetapi suatu
hari bisa berubah menjadi ganas ( kanker ).
Endometriosis berasal dari kata endometrium, yaitu jaringan yang melapisi
dinding rahim. Endometriosis terjadi bila endometrium tumbuh di luar rahim.
Lokasi tumbuhnya beragam di rongga perut, seperti di ovarium, tuba falopii,
jaringan yang menunjang uterus, daerah di antara vagina dan rectum, juga di
kandung kemih. Dalam setiap siklus menstruasi lapisan dinding rahim menebal
dengan tumbuhnya pembuluh darah dan jaringan, untuk mempersiapkan diri
menerima sel telur yang akan dilepaskan oleh indung telur yang terhubungkan
dengan rahim oleh saluran yang disebut tuba falopii atau saluran telur. Apabila
telur yang sudah matang tersebut tidak dibuahi oleh sel sperma, maka lapisan
dinding rahim tadi luruh pada akhir siklus. Lepasnya lapisan dinding rahim inilah
yang disebut dengan peristiwa menstruasi. Keseluruhan proses ini diatur oleh
hormon, dan biasanya memerlukan waktu 28 sampai 30 hari sampai kembali lagi
ke awal proses. Salah satu teori mengatakan bahwa darah menstruasi masuk
kembali ke tuba falopii dengan membawa jaringan dari lapisan dinding rahim,
sehingga jaringan tersebut menetap dan tumbuh di luar rahim.
Teori lain mengatakan bahwa sel-sel jaringan endometrium keluar dari rahim
melalui pembuluh darah atau kelenjar getah bening, kemudian mulai tumbuh di
lokasi baru. Namun, ada pula teori yang mengatakan bahwa beberapa perempuan
memang terlahir dengan sel-sel yang “salah letak”, dan dapat tumbuh menjadi
endometrial implant kelak. Dalam kasus endometriosis, walaupun jaringan
endometrium tumbuh di luar rahim dan menjadi “imigran gelap” di rongga perut
seperti sudah disebutkan tadi, struktur jaringan dan pembuluh darahnya juga sama
dengan endometrium yang berada di dalam rahim. Si imigran gelap (yang
selanjutnya akan kita sebut endometrial implant) ini juga akan merespons
perubahan hormon dalam siklus menstruasi.
Menjelang masa menstruasi, jaringannya juga menebal. Namun, bila
endometrium dapat luruh dan melepaskan diri dari rahim dan ke luar menjadi
darah menstruasi, endometrial implant ini tidak punya jalan ke luar. Sehingga,
mereka membesar pada setiap siklus, dan gejala endometriosis (yaitu rasa sakit
hebat di daerah perut) cenderung makin lama makin parah. Intensitas rasa sakit
yang disebabkan oleh endometriosis ini sangat tergantung pada letak dan
banyaknya endometrial implant yang ada pada kita. Walaupun demikian,
endometrial implant yang sangat kecil pun dapat menyebabkan kita kesakitan luar
biasa apabila terletak di dekat saraf (Utamadi, Gunadi, 2014).
5. Diagnostik/pemeriksaan penunjang
Polip endometrium dapat dideteksi melalui pelebaran dan kuretase (D & C),
a. USG Transvagina
b. Sonohisterografi
Sebuah tabung tipis dimasukkan ke dalam rongga rahim dan cairan steril
( saline-cairan kontras ) disuntikkan untuk membesarkan rongga. USG
transvaginal atau transabdominal dilakukan pada waktu yang bersamaan.
Dengan adanya cairan di dalam rongga endometrium akan dapat
memberikan gambaran pertumbuhan di dalam rongga endometrium yang
jelas
c. Histeroskopi
Polip endometrium biasanya sel jinak. Mereka dapat menjadi prakanker atau
kanker. Sekitar 0,5 persen dari polip endometrium mengandung sel-sel
adenokarsinoma. Sel-sel ini akhirnya akan berkembang menjadi kanker. Polip
dapat meningkatkan risiko keguguran pada wanita yang menjalani fertilisasi in
vitro dalam perawatan. Jika mereka mengembangkan dekat saluran telur, mereka
dapat menjadi penyebab kesulitan dalam menjadi hamil.
Polip rahim biasanya terjadi pada wanita di usia 40-an dan 50-an. Wanita
yang memiliki faktor risiko tinggi adalah mereka yang mengalami obesitas,
memiliki tekanan darah tinggi. dan memiliki sejarah polip serviks dalam keluarga
mereka.
7. Penatalaksanaan
Apabila laporan histeropatologi (g) telah menyatakan bahwa polip jinak, maka
diperlukan pengamatan secara teratur untuk memastikan agar tidak terulang
kembali. Jarang-jarang polip endometrium kembali terulang. Namun, apabila
polip nya bersifat pra-kanker atau ganas ( kanker ) maka pengobatan lebih lanjut
akan diperlukan :
a. Menunggu dan berjaga-jaga
b. Obat
d. Kuret / kuretase
c. Riwayat Keluarga
Penyakit yang pernah atau sedang diderita oleh keluarga (baik
berhubungan/tidak berhubungan dengan penyakit yang diderita
klien), gambar genogram dengan ketentuan yang berlaku (symbol
dan 3 generasi).
4. Riwayat bio-psiko-sosial, spiritual
a. Biologis
5. PemeriksaanFisik
a. Kedaan umum
b. Tanda-tanda vital
d. Mata :
6. Pemeriksaan Penunjang :
a. USG ibu (menunjukkan adaanya polip pada daerah endometrium).
b. Histereskopi
c. CT Scan.
7. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis (SDKI.D.0077)
b. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan proses penyakit
(SDKI.D.0074)
c. Ansietas berhubungan dengan kurangnya terpapar informasi (SDKI.D.
0080)
d. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan fungsi tubuh
(SDKI.D.0083)
8. Intervensi Keperawatan
2. Terapeutik
Berikan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
(terapi pijat, aroma terapi,
kompres hangat/dingin,
relaksasi napas dalam)
3. Edukasi
Jelaskan strategi
meredakan nyeri
4. Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
2. Terapeutik
Ciptakan lingkungan
tenang dan tanpa gangguan
dengan pencahayaan dan
suhu ruangan nyaman
3. Edukasi
Anjurkan sering
mengulangi atau melatih
teknik yang dipilih
Wiknjosastro, Hanifa. 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta: yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
http://womenshealth.about.com/od/abnormalbleeding/a/causemenorrhagi.htm
Wiknjosastro, Hanifa. 2005. ilmu kandungan. Jakarta: yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
Kementrian Kesehatan RI. 2018. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar. Jakarta.
Manuaba, 1998. Ilmu kebidanan, penyakit kandungan dan keluarga berencana untuk
pendidikan bidan. Jakarta : Buku Kedokteran EGC
Tim Pokja. SDKI DPP PPNI, (2016), Standar diagnosis keperawatan indoensia
(SDKI), Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
Tim Pokja. SIKI DPP PPNI, (2016), Standar diagnosis keperawatan indoensia
(SIKI), Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
Tim Pokja. SLKI DPP PPNI, (2016), Standar diagnosis keperawatan indoensia
(SLKI), Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia