PROPOSAL
Pitri Yuliani
NIM: 0179025
PENDAHULUAN
Stunting atau sering disebut kerdil atau pendek adalah kondisi gagal
tumbuh pada anak berusia di bawah lima tahun (balita) akibat kekurangan gizi
kronis dan infeksi berulang terutama pada periode 1.000 Hari Pertama
Kehidupan (HPK), yaitu dari janin hingga anak berusia 23 bulan. Anak
tergolong stunting apabila panjang atau tinggi badannya berada di bawah minus
dua standar deviasi panjang atau tinggi anak seumurnya. 2
1
Desa, Pembangunan Daerah Kementrian Tertinggal dan Transmigrasi, Buku Saku Desa Dalam
Penanganan Stunting,Jakarta,2017, hlm.4.
2
Strategi Nasional Percepatan Pencegahan Anaka Kerdil (Stunting),Jakarta ,2018, hal 11
akan berlanjut hingga dewasa dan dapat meningkatkan resiko keturunan dengan
berat badan lahir yang rendah (BBLR)
Grafik 1.1
Prevalensi Balita Pendek di Asia
prevalensi 2005-2017
60
50
40
30
20
10
0
Timor Indon Bangl Bhuta Myan Korea Maldi Sri Thaila
India Nepal
Leste esia adesh n mar Utara ves Lanka nd
Prevalensi 50.2 38.4 36.4 36.1 35.8 33.6 29.2 27.2 20.3 17.3 10.5
Prevalensi
Menurut data WHO, pada tahun 2017 sebanyak 22,2% (sekitar 150,8
juta) balita di dunia mengalami stunting; 55% diantaranya berasal dari Asia.
Indonesia Merupakan Negara ke-3 dengan prevalensi stunting tertinggi di
regional Asia Tenggara dengan rata-rata prevalensi 2005-2017 adalah 36,4%
3
https://www.sciencedirect.com/science/article/piii/S1877050917320938 di akses pada 15 Desember
2019 pukul 12:36
(sekitar 9 juta balita). Dengan demikian, 1 dari 3 anak Indonesia mengalami
stunting.4
4
https://www.kompasiana.com/drastrid/5cf4c94c0d823015495f01be/bukan-hanya-pendek-anak-
stunting-juga-tidak-cerdas di akses pada 14 Desember 2019 Pukul 22:21 WIB
5
Loya RRP dan Nuryanto N.Pola asuh pemberian makan pada bayi stunting usia 6-12 bulan di kab.
Sumba tengah, NTT, journal of nutrition college, 2017, vol.6 no.1 hal 84
6
Op.cit hlm
pendek di Indonesia juga tertinggi dibandingkan Myanmar (35%), Vietnam
(23%), Malaysia (17%), Thailand (16%), dan singapura (4%).7
Stunting dan kekurangan gizi lainnya yang terjadi pada 1.000 HPK di
samping berisiko pada hambatan pertumbuhan fisik dan kerentanan anak
terhadap penyakit, juga menyebabkan hambatan perkembangan kognitif yang
akan berpengaruh pada tingkat kecerdasan dan produktivitas anak di masa
depan. Stunting dan masalah gizi lain diperkirakan menurunkan produk
domestik bruto (PDB) sekitar 3% per tahun.9
Gambar 1.1.
Distribusi Geografis Prevalensi Stunting menurut Provinsi
7
Kementrian Kesehatan RI, Situasi Balita Pendek, Jakarta, Kementrian Kesehtan ri, 2016
8
http://tnp2k.go.id/filemanager/files/Rakornis%25202018/Stranas%2520Percepatan%2520Pencegahan
%2520Anak%2520Kerdil.pdf&ved=2ahUKEwiu5-
LT5LfmAhV4xjgGHbNSC50QFjAAegQICBA&usg=AOvVaw3yxFtx53V808gacj1mmYyT di akses
pada 15 Desember 2019 pukul 20:57 Wib
9
Ibid hlm 11
Keterangan:
<20%
20-30%
30-40%
>40%
Sumber: Riset Kesehatan Dasar Kementerian Kesehatan, 2018
Tabel.1.1
Prevalensi Balita Sangat Pendek dan Pendek di Pulau Jawa Tahun 2018
10
Ibid, hal 24
Sumber : 11
pendek di Pulau Jawa tertinggi di Provinsi Jawa Timur dengan 12,9% balita
sangat pendek dan 19,9% balita pendek sedangkan di Jawa Barat sebanyak
Tabel.1.2
Jumlah Kasus Stunting di 10 Kabupaten/Kota Prioritas Stunting
di Jawa Barat 2017
11
Profil Kesehatan Indonesia 2018
12
TNP2K, 2017, “Pemilihan 10 Desa Prioritas di 100 Kabupaten/Kota Prioritas Penanganan
Kemiskinan dan Stunting” diakses dari http://www.cegahstunting.id/wp-content/uploads/2018/04/8.-
160-kab-kota-prioritas-desa-2019_FINAL_ rev.4-2.pdf pada 17 November 2018 pukul 08:46
Tabel di atas memperlihatkan prevalensi kasus stunting di 10
Tabel.1.3
Jumlah Kasus Stunting di 10 Kecamatan
di Kabupaten Garut 2018
NO PUSKESMAS L P L+P
KABUPATEN 6.803 5.425 12.228
1 Cikajang 506 380 886
2 Limbangan 471 295 766
3 Karangpawitan 332 293 625
4 Karangmulya 313 259 572
5 Guntur 302 232 534
6 Cisompet 260 253 513
7 Bayongbong 244 242 486
8 Pembangunan 268 201 469
9 Leuwigoong 193 177 370
10 Cilawu 201 168 369
Sumber:13
13
Data Dinas Kesehatan Kabupaten Garut 2018
jumlah keseluruhan 469 anak menderita stunting. Jumlah anak stunting
tertinggi berada di cakupan wilayah Puskesmas Cikajang dengan jumlah
kesuluruhan 886 anak dan urutan 10 terendah berada di wilayah Puskesmas
Cilawu dengan jumlah keseluruhan 369 anak stunting.
6. Bagi Peneliti