"Ditujukan sebagai tugas dalam mata kuliah Keperawatan Komunitas Lanjut II”
Disusun Oleh:
Upaya untuk mengantisipasi tingginya laju anemia pada remaja putri di Indonesia
yaitu dengan program screening sedari dini dengan tepat. Namun screening yang
sering dilakukan oleh tenaga kesehatan biasanya langsung pada pemeriksaan
Hemoglobin (Hb) di sekolah yang bermitra dengan UKS (Saimin, Hafizah, Wicaksono,
Ashaeryanto, & Jamaluddin, 2018). Screening langsung seperti ini dinilai kurang
menerapkan prinsip promotif dan preventif, karena sifatnya yang langsung penegakkan
diagnosis dan langsung ada upaya pemberian tablet Fe paska screening. Terlebih,
screening pemeriksaan kadar Hb tersebut tidak menjangkau seluruh remaja putri yang
ada dalam sistem komunitas. Sejatinya, Pemerintah RI sudah mengultimatum bahwa
di zaman milenial seperti sekarang, upaya kesehatan yang harus diperbanyak adalah
upaya-upaya yang bersifat promotif dan preventif, menyeluruh, dan menerapkan
inovasi teknologi tepat guna (Kementerian Sekretariat Negara RI, 2019).
Dari pembahasan-pembahasan di atas, jika disubstitusikan ke dalam konsep
“Aplikasi Screening Risiko Anemia pada Remaja Putri” yang kelompok usung maka
sebetulnya aplikasi ini yang diberi nama “mba-mia” sangat berpotensi membantu
upaya promotif dan preventif dalam promosi kesehatan. Aplikasi ini tidak hanya untuk
remaja putri yang sudah memiliki status riwayat anemia sebelumnya, namun juga dapat
membantu mengidentifikasi remaja putri lainnya di tatanan komunitas yang belum
terdeteksi. Perlu ditegaskan bahwa Aplikasi Screening Risiko Anemia bukan untuk
menegakkan diagnosa anemia (karena penegakkan diagnosa hanya melalui
pengambilan sampel darah) namun untuk memberikan gambaran dari perilaku remaja
putri sehari-hari apakah berisiko atau tidak mengalami anemia.
Berkaca pada perilaku tersebut, selesai screening jika seorang remaja putri tidak
berisiko setidaknya hasil yang akan muncul dapat bermanfaat sebagai obat kecemasan
serta saran untuk mempertahankan kehidupan sehatnya (tips akan muncul di akhir
screening bersamaan dengan munculnya hasil) sehingga inilah yang disebut sebagai
upaya promotifnya. Namun jika remaja putri itu terindikasi berisiko anemia (karena
hasil screening menunjukkan perilaku kesehatan cenderung buruk) maka akan muncul
tampilan rekomendasi tips hidup lebih sehat (edukasi) dan saran untuk segera ke
pelayanan kesehatan terdekat guna validasi dan pemeriksaan lebih lanjut agar
mencegah perburukan jika tidak segera ditangani (inilah yang disebut upaya preventif).
Diharapkan apapun hasilnya, remaja putri termotivasi untuk hidup lebih sehat agar
terhindar dari anemia. Di dalam upaya promotif dan preventif tersebut secara tidak
langsung juga menjadikan aplikasi ini sebagai Decision Support System bagi remaja
putri.
Demand, Supply, dan Market
Dalam hal ini demand dari inovasi kami adalah tingginya prevalensi kejadian
anemia pada remaja, kami berusaha untuk membantu pemerintah dalam menekan
angka kejadian ini dengan menciptakan alat untuk mendeteksi dini anemia. Supply
dalam inovasi ini adalah kami perawat komunitas akan membuat alat tersebut berbasis
aplikasi dan melatih para kader-kader UKS dan juga guru-guru yang berwenang agar
dapat menggunakan alat dan melakukan deteksi dini pada siswa-siswa di
sekolahnya.Selain guru dan kader kami sebagai perawat komunitas juga akan ikut
dalam deteksi anemia di sekolah-sekolah tersebut. Sasaran atau market dari inovasi
kami adalah sekolah-sekolah menengah atas dan siswa-siswi yang ada di dalamnya.
Skema Anggaran Berdasarkan Operasional, Investasi, dan Pengembangan
Pemasok anggaran
Anggaran dipakai
Pihak pemerintahan yang
terlibat: Pengalokasian dana: Optimalisasi pendayagunaan
1. Dinas Kesehatan Bersumber pembiayaan perawat komunitas dan perawat
2. Dinas Pendidikan dan kesehatan remaja (Kemenkes UKS untuk pelaksanaan Program
Kebudayaan dan BKKBN-PIK Remaja) Pembasmi Anemia (Mba-Mia)
3. BKKBN – PIK Remaja
Anggaran dipakai
Pihak swasta yang terlibat:
1. Perusahaan penyedia alat
pemeriksaan hemoglobin Penyediaan kebutuhan
2. Perusahaan perlengkapan pemeriksaan Hb dan alat
medis lainnya medis lainnya Pelaksanaan Program Mba Mia
3. Penyedia jasa information Pembuatan program aplikasi
technology Output yang diharapkan
4. Penyuplai tablet Fe
Status anemia teratasi
Potensi pengembangan ke arah yang lebih luas:
1. Pengembangan aplikasi tidak hanya berfokus pada remaja di
sekolah kerjasama dengan Posyandu Remaja
2. Menarik minat investor lain: pasar swalayan yang 1. Produktivitas remaja tidak
menyediakan bahan makanan mengandung Fe (zat besi).
terganggu
Investor tersebut dipromosikan melalui edukasi kesehatan
dalam media website atau konsultasi langsung.
2. Mencegah risiko buruk pada
kehamilan di kemudian hari
Pertimbangan biaya akomodasi
dan biaya terduga lainnya
Generasi berkualitas
Akib, A., & Sumarmi, S. (2017). Kebiasaan Makan Remaja Putri yang Berhubungan
dengan Anemia : Kajian Positive Deviance. Amerta Nutrition, 1(2), 105–116.
https://doi.org/10.20473/amnt.v1.i2.2017.105-116
Badan Pusat Statistik. (2018). Proyeksi Penduduk Indonesia 2015-2045. In
Subdirektorat Statistik Demografi BPS & Kementerian PPN/Bappenas (Eds.),
Badan Pusat Statistik. Jakarta: Badan Pusat Statistik.
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI. (2018). Profil
Anak Indonesia 2018. Jakarta: Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak (KPPPA).
Kementerian Sekretariat Negara RI. (2019). Presiden Jokowi Tekankan Aspek
Promotif dan Preventif pada Penanganan Kesehatan. Retrieved December 6,
2019, from Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia website:
https://setneg.go.id/baca/index/presiden_jokowi_tekankan_aspek_promotif_dan
_preventif_pada_penanganan_kesehatan
Majumder, S., Aghayi, E., Noferesti, M., Memarzadeh-Tehran, H., Mondal, T., Pang,
Z., & Deen, M. J. (2017). Smart homes for elderly healthcare—Recent advances and
research challenges. Sensors (Switzerland), 17(11).
https://doi.org/10.3390/s17112496
Smeltzer, S.C., Bare, B.G., Hinkle, J.L., Cheever, K.H. (2009). Brunner & Suddarth’s
: Textbook of Medical-Surgical Nursing. Lippincott Williams & Wilkins.
World Health Organization. (2015). The Global Prevalence of Anemia in 2011. Geneva
: WHO