Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH PROGRAM UPAYA PERBAIKAN GIZI :

REMAJA PUTRI SEHAT ANTI ANEMIA (RETRISETIA)

Tugas Mata Kuliah Perencanaan Pangan dan Gizi

Dosen Pengampu : Ratu Diah Koerniawati, S.Gz., M.Si.

Disusun oleh:

Afifah Putri Faizah

NIM 8882200025

PROGRAM STUDI GIZI

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesehatan jasmani dan
rohani sehingga kita masih diberi kesehatan dan dapat melakukan aktivitas sehari-hari. Sholawat
serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada bimbingan Rasulullah SAW yang telah
membimbing umatnya dari kehidupan jahiliyah hingga jalan yang terang-benderang ini.

Tugas ini ditujukan untuk memenuhi tugas harian mata kuliah Perencanaan Pangan dan
Gizi, dan juga saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ratu Diah Koerniawati S.Gz., M.Si.,
selaku dosen mata kuliah Perencanaan Pangan dan Gizi. Saya menyadari bahwa makalah ini masih
banyak kekurangannya, baik dalam isi maupun sistematikanya. Hal ini disebabkan oleh
keterbatasan pengetahuan dan wawasan. Oleh karena itu, saya berharap kepada pembaca
memberikan kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk menyempurnakan makalah ini.

Akhir kata, saya mengharapkan semoga makalah ini dapat memberikan manfaat khususnya
bagi saya dan umumnya bagi pembaca.

Serang, 25 November 2021

Penulis
PROGRAM UPAYA PERBAIKAN GIZI

1. Latar belakang masalah

Masalah kesehatan yang masih menjadi masalah utama khususnya di negara


berkembang salah satunya adalah anemia, di Indonesia, anemia merupakan salah satu
masalah gizi, yang dimana pada negara berkembang (Indonesia) memiliki permasalahan
utama masalah gizi yang disebut dengan Triple Burden of Malnutrition, dan anemia
termasuk salah satu dari 3 permasalahan utama tersebut.

Anemia sendiri menurut WHO (dikutip dari Nurbadriyah 2019) adalah suatu
kondisi dimana jumlah sel darah merah yang befungsi untuk membawa oksigen mengalami
penurunan untuk memenuhi kebutuhan fisiologis tubuh. Kebutuhan fisiologis spesifik
bervariari pada manusia dan bergantung pada usia jenis kelamin, kebiasaan merokok, dan
tahap kehamilan.

Data Dinas Kesehatan Provinsi Banten (dikutip dari Damayanti, dkk 2021)
populasi remaja pada umur 10-14 tahun sebanyak 1,068,424 juta jiwa dan umur 15-19
tahun sebanyak 1,011,938 juta jiwa. Berdasarkan data tersebut, kasus anemia masih banyak
terjadi khususnya di Provinsi Banten. Anemia sendiri merupakan masalah gizi yang banyak
terjadi pada wanita, dan salah satu golongan paling rawan yang mengalami anemia adalah
remaja perempuan, dimana menurut WHO, usia remaja berada di rentang usia 10-19 tahun,
sedangkan menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 25 tahun 2014, remaja adalah
penduduk dalam rentang usia 10-18 tahun.

Anemia pada remaja putri di Indonesia mengalami peningkatan yaitu dari 37.1%
pada Riskesdas 2013 menjadi 48.9% pada Riskesdas 2018. Berdasarkan data tersebut,
kasus anemia masih terus meningkat bahkan naik lebih dari 10%, hal tersebut menunjukkan
urgensi pentingnya untuk segera mengatasi masalah anemia ini.

Penanggulangan anemia remaja putri dilakukan melalui pemberian tablet tambah


darah (TTD). Pemberian tablet tambah darah telah dilakukan oleh Dinas Kesehatan dan
Puskesmas berupa 4 tablet yang dikonsumsi selama 1 bulan, setiap 1 tablet dikonsumsi
selama 1 minggu (Kemenkes RI, 2018).
Cakupan Tablet Tambah Darah (TTD) yang diperoleh remaja
putri di sekolah saat ini cukup besar yaitu 80.9 persen dan yang
tidak mendapat Tablet Tambah Darah (TTD) di sekolah hanya
sebesar 19.1 persen. Namun konsumsi Tablet Tambah Darah (TTD)
sebanyak ≥52 butir pada remaja putri hanya sebesar 1.4 persen
sedangkan 98.9 persen remaja putri hanya mengkonsumsi <52 butir
Tablet Tambah Darah (TTD) yang telah diberikan oleh puskesmas
di lingkungan sekolah (Riskesdas 2018). Hal ini menunjukkan
bahwa program suplementasi zat besi melalui pemberian tablet
besi kepada remaja putri sudah berjalan dengan baik, namun
kepatuhan konsumsi tablet besi pada remaja putri masih sangat
rendah (Riskesdas, 2018).

Berdasarkan Riset Kominfo dan UNICEF Mengenai Perilaku Anak dan Remaja
dalam Menggunakan Internet, didapatkan kesimpulan bahwa penggunaan media sosial dan
digital menjadi bagian yang menyatu dalam kehidupan sehari-hari anak muda Indonesia.
Studi ini menemukan bahwa 98% dari anak-anak dan remaja yang disurvei tahu tentang
internet dan bahwa 79,5% diantaranya adalah pengguna internet.

Kemudian, mengingat bahwa WHO (World Health Organization atau Badan


Kesehatan Dunia) secara resmi mendeklarasikan virus corona (COVID-19) sebagai
pandemi pada tanggal 9 Maret 2020. Artinya, virus corona telah menyebar secara luas di
dunia. Maka dari itu aktivitas yang dilaksanakan secara tatap muka pun dibatasi mengingat
penyebaran virus yang semakin meluas. Maka dari itu, sebagian besar kegiatan atau
program dilaksanakan secara daring dengan menggunakan berbagai aplikasi sesuai
kebutuhan masyarakat. Hal tersebut akan memudahkan aktivitas masyarakat tanpa perlu
bertatap muka.

Maka dari itu, dibuatlah program Remaja Putri Sehat Anti Anemia (RETRISETIA)
dalam bentuk aplikasi yang dimana isinya mengenai informasi-informasi penting bagi
remaja perempuan mengenai bahayanya penyakit anemia ini, dan tidak lupa juga aplikasi
ini memberikan pengingat waktu kapan remaja perempuan harus minum TTD yang dimana
Pemerintah akan memfasilitasi pengiriman TTD dengan aplikasi ini ke setiap pengguna
aplikasi yaitu remaja perempuan.

2. Tujuan

● Tujuan Umum : Untuk menurunkan persentase anemia pada remaja perempuan


dan mencegah terjadinya anemia dengan memanfaatkan internet
● Tujuan Khusus :
1. Meningkatkan kesadaran pengetahuan mengenai anemia pada remaja
putri
2. Meningkatkan cakupan pemberian TTD pada remaja putri atau
pengguna aplikasi
3. Meningkatkan kepatuhan mengonsumsi TTD pada remaja putri atau
pengguna aplikasi yang akan dilaporkan dalam bentuk buku rapor
kesehatan yang telah disediakan di aplikasi
4. Meningkatkan manajemen suplementasi TTD pada remaja putri atau
pengguna aplikasi
5. Memfasilitasi bagi remaja perempuan atau pengguna aplikasi dalam
mendapatkan akses kemudahan menerima TTD dari Pemerintah

3. Program

Remaja Putri Sehat Anti Anemia (RETRISETIA) merupakan suatu program yang
berbasis internet atau aplikasi yang bisa diakses dimana saja dan kapan saja, yang ditujukan
bagi remaja putri yang berisikan mengenai informasi penting mengenai anemia yang
disajikan dalam bentuk komik atau media infografis lainnya yang menarik peminat
pembaca, penjadwalan kapan minum TTD yang tepat, dan juga fasilitas dalam kemudahan
akses untuk menerima TTD dari Pemerintah yang dikirimkan secara langsung ke rumah
masing-masing remaja putri atau pengguna aplikasi, serta terdapat hasil laporan remaja
putri melalui catatan kepatuhan minum TTD dalam bentuk buku online kepatuhan minum
TTD dalam aplikasi. Dimana nanti aplikasi RETRISETIA ini akan tersedia di berbagai
platform perangkat seperti Playstore dan App Store, sehingga memudahkan pengguna
khususnya remaja putri dalam mengakses aplikasi ini. Kemudian, sasaran utama yang
ditargetkan dalam keberhasilan program aplikasi RETRISETIA ini yaitu di SMP, SMA,
MTS, Pesantren, dan tempat pendidikan lainnya yang dimana terdapat remaja putri.
Dengan sasaran yang lebih khusus ini akan memudahkan promosi program aplikasi
RETRISETIA dan juga pemantauan, serta evaluasi. Pada aplikasi RETRISETIA ini juga
karena sasarannya pada remaja putri yang ada di sekolah-sekolah, maka pihak
penyelenggara aplikasi ini akan bekerja sama dengan pihak kesehatan sekolah dan juga
orang tua dari masing-masing remaja putri itu sendiri. Tak lupa juga, perencanaan program
aplikasi RETRISETIA ini akan berada langsung di bawah kewenangan dari Kementerian
Kesehatan RI, sehingga dengan melibatkan pihak Pemerintah, pihak sasaran pun akan
semakin percaya dan mendukung berjalannya program aplikasi RETRISETIA ini.

4. Strategi

Berdasarkan pemaparan mengenai program RETRISETIA sebelumnya, strategi


yang digunakan yaitu :

a. Pembuatan Apikasi RETRISETIA : Hal pertama yang akan dilaksanakan setelah


matangnya perencanaan program aplikasi ini adalah pembuatan aplikasi
RETRISETIA itu sendiri, dimana aplikasi ini akan dibuat dengan berbagai menu
pilihan yang berkaitan erat dengan anemia. Pada bagian awal aplikasi ini akan ada
pendaftaran pengguna yang dimana pengguna aplikasi akan mengisi data diri mulai
dari nama, alamat, sekolah, umur, dan informasi penting lainnya. Pada alamat
pengguna aplikasi sendiri akan digunakan sebagai tempat tujuan penerimaan TTD
bagi pengguna aplikasi yaitu remaja putri sendiri. Kemudian, aplikasi ini akan
berisi mengenai informasi-informasi penting mengenai anemia, baik itu definisi,
gejala, dampak, cara pencegahan, cara mengatasi anemia itu sendiri yang
disampaikan dalam bentuk yang menarik seperti komik yang memuat kisah-kisah
yang menceritakan mengenai anemia itu sendiri agar para pengguna aplikasi pun
akan tertarik. Setelah itu, akan ada bagian menu mengenai penjadwalan bagi
pengguna aplikasi (remaja putri) untuk minum TTD itu sendiri yang dimana TTD
dijadwalkan diminum setiap 1 minggu sekali, penjadwalan ini akan menggunakan
sistem seperti kalender dan akan ada pengingat waktu seperti alarm apabila
pengguna aplikasi RETRISETIA menggunakan handphone. Lalu, ada menu pilihan
mengenai laporan kesehatan kepatuhan minum TTD yang dibuat seperti buku
laporan online di dalam aplikasi. Kemudian, karena pihak penyelenggara aplikasi
RETRISETIA ini akan berkerja sama dan berkoordinasi dengan pihak kesehatan
sekolah dan orang tua masing-masing remaja putri sendiri, maka dari itu akan
dibuatkan akses khusus bagi mereka untuk memantau perkembangan minum tabel
TTD bagi remaja putri, dan seberapa jauh penyerapan pengetahuan mengenai
anemia mereka. Dengan begitu, akan memudahkan proses monitoring.
b. Promosi Aplikasi RETRISETIA Pada Sasaran : Setelah pembuatan aplikasi
RETRISETIA ini selesai, maka akan dilaksanakan promosi yang langsung
dilakukan di sasaran yaitu sekolah-sekolah (SMP, SMA, MTS, Pesantren, dan
tempat pendidikan lainnya) yang terdapat remaja putri dengan usia tentang 10-18
tahun. Promosi ini dilakukan seperti sosialisasi biasa apabila sudah bisa
dilaksanakan secara offline akan dilakukan namun apabila masih dibatasi maka
akan dilakukan secara online melalui aplikasi zoom meeting, dimana pihak yang
mendukung seperti pihak kesehatan sekolah dan orang tua pun akan ikut diundang
dan wajib hadir, karena berjalannya program ini akan sangat bergantung juga pada
pihak kesehatan sekolah dan orang tua remaja putri itu sendiri. Kemudian, pihak
penyelenggara juga akan mengajari remaja putri dalam penggunaaan aplikasi dan
juga diwajibkan bagi semua remaja putri di sekolah yang menjadi sasaran untuk
menggunakan aplikasi RETRISETIA ini, dan juga tutorial akses bagi pihak
kesehatan sekolah dan orang tua remaja putri dalam memantau seberapa jauh
remaja putri dalam menggunakan aplikasi dan kepatuhannya dalam meminum TTD
tepat waktu.
c. Pelaksanaan Program Aplikasi RETRISETIA Selama 6 bulan : Setelah
dilakukan promosi di tempat sasaran yang telah ditentukan, maka tinggal
pelaksanaan berjalannya program aplikasi RETRISETIA ini. Dimana aplikasi
RETRISETIA ini akan berjalan selama 6 bulan terlebih dahulu untuk mengetahui
keefektifan dan dampak yang diberikan dalam menjalankan tujuan pembuatan
aplikasi ini. Dimana pada 6 bulan pelaksanaan maka pada bagian penjadwalan
minum TTD yang dimana seminggu sekali, akan dilakukan peminuman TTD
dengan total yaitu 6 bulan x 1 bulan (4 kali) = 24 kali peminuman. Kemudian,
pembahasan mengenai pengiriman TTD ke rumah masing-masing akan dilakukan
secara langsung pada tahap awal mulai peminuman TTD nya, sehingga remaja putri
atau pengguna aplikasi akan menerima langsung 24 tablet TTD untuk 6 bulan ke
depan. Pada setiap 2 bulan akan dilakukan pengecekan kadar hb dan kondisi remaja
putri, untuk memantau perkembangan mengenai dampak yang diberikan dengan
minum TTD, dan juga pada setiap 2 bulan sekali juga akan diadakan test mengenai
pengetahuan anemia itu sendiri, sehingga akan semakin mematangkan wawasan
remaja putri mengenai anemia.

5. Cara Monitoring : Setelah ketiga strategi tersebut berjalan kemudian, selama proses
berjalannya aplikasi RETRISETIA selama 6 bulan, maka dilakukan juga monitoring
atau pemantauan selama 2 bulan sekali, baik pemantauan mengenai kadar hb dan
kondisi remaja putri dan juga akan dilakukan test mengenai pengetahuan tentang
anemia. Pemeriksaan kondisi kadar hb, dan test pengetahuan akan dilakukan secara
offline di sekolah masing-masing dengan prokes yang ketat, karena mengingat untuk
menghindari proses penyebaran covid-19. Pemeriksaan kadar hb dan test pengetahuan
akan dimonitoring oleh pihak kesehatan dan guru di sekolah, sedangkan peran orang
tua terhadap berjalannya aplikasi RETRISETIA ini yaitu pemantauan peminuman TTD
oleh remaja putrinya di rumah masing-masing, dengan menggunakan akses khusus
orang tua di aplikasi RETRISETIA apabila anak mendapat jadwal minum dan
kemudian anak minum lalu dipantau juga dilihat oleh orang tua maka orang tua pun
akan mencentang bagian penjadwalan minum anak, sehingga dapat diketahui remaja
perempuannya benar-benar sudah minum TTD yang telah diterima.

6. Evaluasi : Setelah dilakukan strategi sekaligus monitoring pelaksanaan aplikasi


RETRISETIA ini, maka dilakukanlah evaluasi setelah pelaksanaannya 6 bulan
tersebut. Evaluasi atau penilaian ini dilakukan dengan melihat dan juga menjawab dari
beberapa pertanyaan ini :

1. Apa yang berubah setelah dilaksanakan program aplikasi RETRISETIA ini?


2. Aspek mana dari komponen pelaksanaan program aplikasi RETRISETIA yang
paling menyebabkan perubahan tersebut?
3. Di kelompok sasaran mana perubahan terjadi? Di kelompok sasaran mana yang
tidak terjadi perubahan?
4. Apa yang menyebabkan perbedaan ini?
5. Bagaimana efisiensi perubahan tersebut?

Pertanyaan-pertanyaan tersebut harus dijawab untuk mengetahui seberapa efektif


dan efisien program tersebut berjalan dalam mencapai tujuan baik umum maupun
khusus. Dan dengan penilaian atau evaluasi ini juga akan membahas mengenai
keberlanjutan berjalannya program aplikasi RETRISETIA ini, apakah akan
diteruskan atau tidak, itu semua bergantung pada hasil evaluasi apakah bisa
mencapai tujuan atau tidak. Kemudian, selain pertanyaan tersebut juga ada
beberapa hal yang mungkin menjadi bahan evaluasi pada aplikasi RETRISETIA
ini yaitu

● Bisa saja apabila remaja putri atau pengguna aplikasi berbohong bahwa ia
sudah mengonsumsi TTDnya, walaupun memang akan terpantau oleh orang
tua, ada juga anaknya bisa memanipulasi akses khusus orang tua
● Ada juga orang tua nya yang kekeuh seperti tidak percaya mengenai
konsumsi TTD ini karena pengetahuannya masih kurang
● Kemudian, kendala pada pengiriman TTD ke rumah pengguna aplikasi,
sehingga remaja putri atau pengguna aplikasi RETRISETIA tidak
menerima TTD atau terlambat sehingga dapat memengaruhi jadwal
peminuman obat TTD
● Kemudian monitoring secara offline oleh pihak sekolah yang sulit karena
masih pandemi, sehingga bisa saja kegiatan monitoring secara offline ini
akan terhambat, walaupun pada test pengetahuan mengenai anemia bisa
dilaksanakan secara online, namun tetap saja tidak bisa memantau apakah
anaknya mengerjakan dengan jujur atau tidak.

DAFTAR PUSTAKA
Nurbadriyah, W. D. (2019). Anemia Defisiensi Besi. Jakarta : Deepublish

Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. Situasi Kesehatan Reproduksi Indonesia.
Jakarta Selatan : Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI.

Kasumawati, F., Holidah, H., & Novia, A. J. (2020). Hubungan Pengetahuan dan Sikap Remaja
Putri Serta Paparan Media informasi Terhadap Perilaku Pencegahan Anemia di SMA
Muhammadiyah 04 Kota Depok. Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, 04 (01). DOI:
http://dx.doi.org/10.52031/edj.v4i1.36

Damayanti, Y., Eneng E. S., & Febi, R. (2021). Gambaran Tingkat Pengetahuan Remaja Putri
Tentang Anemia di SMA Babus Salam Kota Tangerang. Nusantara Hasana Journal, 1(03), 48-
53.

UPN Veteran Jakarta..https://repository.upnvj.ac.id/3617/3/BAB%20I.pdf Diakses pada tanggal


27 November 2021.

Kominfo. (2014). Riset Kominfo dan UNICEF Mengenai Perilaku Anak dan Remaja Dalam
Menggunakan Internet. https://kominfo.go.id/content/detail/3834/siaran-pers-no-
17pihkominfo22014-tentang-riset-kominfo-dan-unicef-mengenai-perilaku-anak-dan-remaja-
dalam-menggunakan-internet/0/siaran_pers Diakses pada tanggal 27 November 2021.

Covid-19. Apa yang Dimaksud dengan Pandemi?. https://covid19.go.id/tanya-


jawab?search=Apa%20yang%20dimaksud%20dengan%20pandemi Diakses pada tanggal 28
November 2021.

Anda mungkin juga menyukai