Anda di halaman 1dari 27

ANEMINA PADA

REMAJA PUTRI
KELOMPOK 2
MARTHA FAJARIYANTI (25000118120001)
ARZANA FARIDA (25000118120019)
IHSAN FAHROJI (25000118120098)
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
◦ Merupakan riset kesehatan berbasis komunitas yang
dirancang dapat berskala nasional, propinsi, dan
kabupaten/kota dan dilaksanakan secara berkala.

◦ Tujuan pelaksanaan secara berkala :


a) melakukan evaluasi pencapaian program kesehatan
b) Perencanaan kesehatan
Hasil Riskesdas 2013
◦ Prevalensi Gizi Kurang pada Balita ( 18,4 --- 19,6 )
◦ Prevalensi BBLR ( 11,1 --- 10,2 )
◦ Angka Cakupan Imunisasi Lengkap ( 41,6 --- 59,2 )
◦ Angka Cakupan Pemberian Kapsul Vitamin A ( 71,5 --- 75,5 )
◦ ASI Eksklusif ( 15,3 --- 30,2 )
◦ Penggunaan KB ( 55,8 --- 59,7 )
◦ Prevalensi TBC ( Tetap 0,4 )
◦ Prevalensi Hepatitis ( 0,6 --- 1,2 )
◦ Hipertensi, DM, Stroke ( Menurun )
◦ Perilaku Merokok ( 34,2 --- 36,3 )
◦ Asma dan Kanker > pada Wanita
◦ PPOK > Laki - laki
Hasil Riskesdas 2018
Beberapa penyakit yang berhubungan dengan gizi yang
diperhatikan dalam hasil utama riskesdas 2018, yaitu :
- Gizi kurang dan gizi buruk pada balita dan cakupan PMT nya
- Status gizi gemuk pada balita
- KEK (Kurang Energi Kronik) pada WUS (Wanita Usia Subur)
- Anemia pada ibu hamil beserta cakupan TTD
PEMAPARAN
DATA ANEMIA
Riskesdas 2018 Anemia dan Cakupan TTD

Cakupan TTD pada remaja


putri sebesar 76,2%.
Sedangkan, pada ibu hamil
sebesar 73,2%.

Kelompok tertinggi anemia


ibu hamil pada kelompok
usia 15-24 tahun
 Berdasarkan data Riskesdas 2018 proporsi anemia pada
perempuan (27,2%) lebih tinggi dibandingkan pada laki-
laki (20,3%). Proporsi anemia pada kelompok umur 15-24
tahun sebesar 32% tahun 2018.
 Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018
menemukan adanya kenaikan pada kasus anemia di
remaja putri. Pada tahun 2013, sekitar 37,1 persen remaja
putri mengalami anemia. Angka ini naik menjadi 48,9
persen pada tahun 2018. Proporsi anemia terjadi paling
besar di kelompok umur 15-24 tahun dan 25-34 tahun.
 World Health Organization (WHO) tahun 2015
melaporkan bahwa lebih dari 30 % atau 2 miliar orang
di dunia berstatus anemia, sedangkan prevalensi di
Asia Tenggara adalah 25-40% remaja putri mengalami
kejadian anemia tingkat ringan sampai beratAnemia
pada remaja putri sampai saat ini masih cukup tinggi,
menurut World Health Organization
 (WHO), prevalensi anemia dunia berkisar 40-88% pada
tahun 2017. Menurut WHO, angka kejadian anemia
pada remaja putri di Negara-negara berkembang
sekitar 53,7% dari semua remaja putri, anemia sering
menyerang remaja putri disebabkan karena keadaan
stress, haid, atau terlambat makan.
PENGERTIAN ANEMIA
• Anemia adalah keadaan dimana kadar
hemoglobin darah tidak mencapai batas
normal. Masalah anemia yang utama di
Indonesia adalah anemia defisiensi zat besi
(Fe).
• Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
tahun 2013, menunjukkan anemia gizi besi
masih merupakan masalah kesehatan
masyarakat dengan prevalensi pada remaja
putri (13-18 tahun) sebesar 22,7%, dan
wanita usia subur (15-49 tahun) sebesar
22,7%.
Penyebab Anemia
◦ Penyebab langsung anemia defisiensi besi adalah
perdarahan kronik (terjadi pada Infestasi cacing)
◦ Diet tidak cukup mengandung zat besi (Fe)
◦ Mengkonsumsi makanan yang menghambat penyerapan
zat besi; seperti kafein, tanin, oksalat, fitat
◦ Kebutuhan meningkat misalnya: hamil, menstruasi, donor
darah, hemoglobinuria, dan penyimpanan besi berkurang
(misalnya pada hemosiderosis paru)
Akibat Anemia
◦ Lekas lelah, konsentrasi belajar menurun sehingga
prestasi belajar rendah dan dapat menurunkan
produktivitas kerja
◦ Anemia gizi besi pada remaja putri jika tidak
tertangani dengan baik akan berlanjut hingga dewasa
dan berkontribusi besar terhadap angka kematian ibu,
bayi lahir prematur, dan bayi dengan berat lahir
rendah.
Intervensi Anemia Remaja (5W
+1H)
◦ What : Apa saja alat yang digunakan untuk pelaksanaan program edukasi
online pada remaja anti anemia?
◦ Menggunakan aplikasi sosial media seperti contoh : Instagram, facebook dll,
◦ Menggunakan apliaksi virtual meeting seperti contoh : zoom, Microsoft
teams, dan aplikasi virtual lainnya,
◦ Menggunakan grup whatsapp atau line untuk memberikan edukasi pada
remaja anti anemia,
◦ Menggunakan poster, spanduk, pamphlet yang akan dipasang di setiap
daerah tempat tinggal atau di jalan raya.
◦ Who : Siapa saja yang menjadi sasaran program edukasi online pada
remaja anti anemia
◦ Remaja putri
Intervensi Anemia Remaja (5W
+1H)
◦ Why : Mengapa memilih program edukasi online remaja anti anemia?
◦ Pemilihan edukasi melalui online berdasarkan digitalisasi di era sekarang,
dimana gadget sudah menjadi alat utama dalam berkomunikasi dan sumber
peroleh informasi dengan mudah, terlebih lagi untuk para remaja.
◦ Terjadinya pandemic covid-19 saat ini, juga menjadikan alas an untuk
meminimalisir pertemuan dengan banyak orang.
◦ Dapat memilih waktu yang lebih fleksibel dan cakupannya lebih luas, karena
dapat langsung terkoneksi dengan semua orang yang ingin bergabung.
◦ When : Kapan pelaksanaanya?
◦ Pelaksanaanya menyesuaikan jadwal kegiatan remaja, karena remaja
biasanya bersekolah maka di hari libur, kami memberikan edukasi lewat
aplikasi meeting.
◦ Untuk hari aktifitas atau hari biasa, edukasi diberikan melalui pesan di social
media ataupun tontonan/video yang ditampilkan di social media yang biasa
digunakan para remaja baik berupa story, status facebook dll.
◦ Pemasangan poster, spanduk, dan pamphlet dilakukan setelah meminta izin
pada RT/RW setempat.
Intervensi Anemia Remaja (5W
+1H)
◦ Where : Dimana program edukasi online remaja anti anemia?
◦ Edukasi lewat social media (Instagram, facebook, twitter, tiktok, dll) baik secara video
animasi/aksi ataupun pesan tulisan,
◦ Melalui video edukasi yang di upload di youtube,
◦ Melalui chatting dan memberikan informasi melalui status whatsapp, story Instagram, dll
◦ Memberikan edukasi lewat meeting via zoom, Microsoft teams, dll
◦ Untuk edukasi offline dapat menggunakan poster, spanduk, dan pamphlet yang dipasang di
setiap daerah tempat tinggal atau di jalan raya untuk memberikan edukasi dan menghindari
kontak langsung dengan masyarakat.
◦ How : Bagaimana pelaksanaan edukasi online remaja anti anemia?
◦ Pelaksanaannya dengan menggunakan aplikasi zoom, maupun aplikasi lain untuk virtual
meeting, atau dapat mengadakan Live IG untuk berbincang mengenai anemia
◦ Pembuatan grup juga dapat dilakukan untuk dapat dilaksanakan diskusi tanya jawab,
maupun sharie video atau poster terkait anemia dan pencegahannya dengan waktu yang
fleksibel
◦ Untuk memperkenalkan program intervensi ini, dapat bekerjasama dengan sekolah-sekolah
(karena sasaran pada remaja putri) dan dinas kesehatan untuk dapat berkoordinasi terkait
program itu
◦ Untuk memfasilitasi dan meningkatkan program tersebut, dapat mencetak spanduk maupun
poster agar dapat mengedukasi pula remaja yang tidak memiliki gadget
Pencarian Informasi tentang Pengetahuan
Anemia kepada Remaja Putri
 Pencarian informasi dilakukan melalui gform yang mencakup pertanyaan
terkait :
- Data diri (nama, tempat tinggal, usia)
- BB dan TB
- Jenis pertanyaan terbuka dengan soal benar salah, terkait pengertian
anemia, penyebab anemia, faktor risiko anemia, gejala anemia, penyakit
yang berhubungan dengan anemia, pencegahan anemia dengan TTD atau
tablet Fe dan makanan yang mengandung Fe.
 Pertanyaan pada gform terdiri dari 20 soal
 Gform ditujukan pada remaja putri di sekitar lingkungan kami
Gform terkait Pengetahuan
tentang anemia pada remaja putri
Data responden
Responden yang menjawab berusia 17-21 tahun sebanyak 15 orang dan
rata-rata bertempat tinggal di Jawa Tengah.
Hasil Pengetahuan Responden
 Dari 20 pertanyaan yang diajukan, rata-rata responden
menjawab soal benar sebanyak 13 soal.
 Rata-rata responden sudah mengetahui pengertian dari anemia
dan kebutuhan terhadap TTD/tablet Fe, dampak anemia, dan
tanda 5L anemia.
 Namun, beberapa hal tentang annemia masih belum diketahui,
seperti pengetahuan dari gejala anemia (selain 5L), penyakit
yang berhubungan dengan anemia, dampak jangka panjang
anemia, dan pencegahan anemia melalui konsumsi makanan
tinggi Fe, tercermin dari beberapa soal yang dijawab salah
terkait pertanyaan tentang pengetahuan pada hal tersebut.
Mayoritas pertanyaan yang dijawab salah
pada Gform
Daftar Pustaka
◦ Dardjito, Endo, and Dian Anandari. "Anemia gizi besi pada remaja putri di
wilayah kabupaten banyumas." Kesmas Indonesia 8.1 (2016): 16-31.
◦ Mardalena, Ida, and Eko Suryani. "Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan Ilmu
Gizi." (2016). Kemenkes RI
◦ Thamaria, Netty. "Bahan ajar: Penilaian status gizi." (2017). Kemenkes RI
◦ https://www.litbang.kemkes.go.id/laporan-riset-kesehatan-dasar-riskesdas/
Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
◦ https://ejournal2.litbang.kemkes.go.id/index.php/bpk/article/download/1269/131
8/

◦ https://media.neliti.com/media/publications/185793-ID-skrining-dan-determinan
-kejadian-anemia.pdf
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai