Anda di halaman 1dari 25

Beban diare, etiologi, dan faktor risiko di India dari tahun

1990 hingga 2019: bukti dari studi beban penyakit global


Oleh :
IHSAN FAHROJI
NIM 2207053028

Dosen pengampu :
Bu Dyah Suryani

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN


YOGYAKARTA
2023
01
PENDAHULUAN
Transisi epidemiologis dari penyakit menular ke
penyakit tidak menular telah mengalihkan perhatian
peneliti kesehatan masyarakat dalam beberapa tahun
terakhir. Namun, morbiditas, mortalitas, dan kecacatan
yang terkait dengan penyakit menular, atau yang
disebut penyakit primitif, masih signifikan. Di antara
semuanya, Diare adalah salah satu dari 10 penyakit
teratas yang berkontribusi secara global, bahkan
dalam beberapa tahun terakhir. Ditemukan sebagai
salah satu penyakit paling umum di kalangan anak di
bawah 5 tahun.
• Bahkan setelah menjadi salah satu penyebab utama
mortalitas dan morbiditas di dunia, data terkait penyakit
diare masih terbatas.
• Adapun penyebab etiologinya misalnya virus, bakteri,
parasit, dll, belum ada standar baku untuk itu .
• Faktor risiko yang dapat membuat populasi lebih
rentan terhadap diare dapat berupa lingkungan atau
perilaku, namun berbeda di antara individu, populasi,
negara, dan geografi.
• Studi ini bertujuan untuk mengukur beban diare di India
pada tahun 2019 dan menganalisis tren kematian yang
terkait dengannya selama 30 tahun terakhir. Kami juga
bermaksud untuk menemukan etiologi dan faktor risiko
yang terkait dengan kematian diare di India pada tahun
2019.
02
METODE
Studi penelitian menggunakan putaran terbaru
studi Global Burden of Disease (GBD)-2019.
Data GBD tersedia di seluruh kelompok umur
dan jenis kelamin selama periode 1990 hingga
2019. Studi ini telah mengidentifikasi 13 etiologi
penyebab kematian diare dan 20 faktor risiko
untuk menganalisis beban penyakit.
03
HASIL
Tabel 1. Jumlah kematian dan angka kematian diare (per 100.000 penduduk) pada tahun 2019
di India untuk setiap kelompok umur dan jenis kelamin
Tabel 2. Etiologi penyebab penyakit diare dan jumlah kematian di antara balita dan semua
umur di India, 2019
Tabel 3. Faktor risiko penyebab penyakit diare dan angka kematian (per 100.000) di antara
balita dan semua umur di India, 2019
Gambar 1 menunjukkan tren deret waktu dalam tingkat Gambar 2 menunjukkan tren deret waktu dalam angka
DALY(disability adjust life years) Diare (per 100.000 kematian Diare (per 100.000 populasi) berdasarkan usia di
penduduk) berdasarkan usia di India dari tahun 1990 hingga India dari tahun 1990 hingga 2019
2019.
04
PEMBAHASA
N
Mengubah pola kasus diare di India Seperti yang ditunjukkan
pada hasil penelitian, keseluruhan morbiditas dan mortalitas
yang terkait dengan penyakit diare telah menurun dari tahun
1990 hingga 2019. Troeger et al. telah mempelajari beban diare
di berbagai wilayah di dunia dan menemukan bahwa meskipun
beban penyakit yang terkait dengan diare telah menurun
selama bertahun-tahun, masih menjadi salah satu ancaman
terbesar di antara anak-anak di bawah 5 tahun dan populasi
lansia khususnya, lebih dari 70 tahun.
• Demikian pula, penelitian ini juga menggambarkan
kematian tertinggi pada populasi lansia, membuat
mereka lebih rentan. Di India, seperti sebagian besar
negara berpenghasilan rendah dan menengah,
mortalitas diare proporsional selalu tinggi di antara
anak-anak bahkan setelah penurunan yang stabil pada
kematian diare pada masa kanak-kanak.
• Penyakit bawaan makanan atau foodborne illness bisa terjadi
akibat mengonsumsi makanan atau minuman yang sudah
tercemar bakteri, virus, parasit, maupun bahan kimia
berbahaya. Bahkan menurut WHO, setiap tahunnya 1 dari 10
orang di dunia dilaporkan telah terkena penyakit ini.
Istilah foodborne illness mencakup banyak penyakit, di
antaranya penyakit-penyakit penyebab diare. 
• Patogen yang berlaku dan faktor risiko diare Di antara semua kasus kematian Diare, pada
tahun 2019, patogen penyebab penyakit yang paling banyak ditemukan adalah
Campylobacter. Tapi, Adenovirus adalah kontributor utama kematian diare pada anak.
• Bakteri Campylobacter (terutama jenis Campylobacter jejuni) merupakan salah satu 
bakteri utama penyebab diare. Infeksi bakteri ini biasanya ngga berbahaya, tapi bisa
menjadi fatal bila dialami oleh anak-anak, lansia, atau orang-orang dengan sistem
pertahanan tubuh yang lemah. Bakteri ini bisa masuk ke dalam tubuh melalui konsumsi
pangan yang terkontaminasi.
• Adenovirus, merupakan sekelompok virus yang dapat menyebabkan berbagai infeksi
seperti pilek atau flu. Adenovirus dapat menyerang orang-orang dari segala usia. Tetapi
infeksinya paling sering terjadi pada anak-anak di bawah 5 tahun. Meski begitu, sebagian
besar infeksi adenovirus bersifat ringan dan hanya memerlukan pengurangan gejala
untuk pengobatan. Perlu diketahui bahwa adenovirus dapat menyebar melalui beberapa
cara, yaitu: Kontak dekat, Udara , Permukaan benda,  Kotoran (tinja) dan Air.
1. Host : Jika daya tahan tubuh penjamu atau host baik maka virus/bakteri penyebab diare
tidak dapat masuk ke dalam tubuh, tapi masyarakat india merupakan masyarakat yang
yang kental dengan budaya, bahkan ssngat bergantung pada sungai gangga (sungai
terkotor didunia) untuk kehidupan sehari-hari, jadi sangat mudah bagi agnet untuk
mengjangkit tubuh penjamu.
2. Agent : telah ditemukan 13 etiologi agent penyebab diare di negara india, yang banyak
kasusnya adalah camphylobacter, menginfeksi balita dan lansia.
3. Environment : Selama ini masyarakat india kurang peduli terhadap kebersihan
lingkungan, contohnya masih banyak warga yang belum menggunakan jamban pribadi
untuk melakukan buang air besar. Kebanyakan masyarakat masih melakukan buang air
besar di sungai dan di kebun. Lingkungan dengan sosial ekonomi yang rendah serta
adaptasi kebiasaaan yang kurang baik atau perilaku yang kurang baik dalam memelihara
kebersihan pribadi sangat mungkin terjadi diare
Agent penyebab diare di India lebih berat dibandingkan host dan
dipengaruhi oleh lingkungan dimana lingkungan berubah sehingga
agent menyebar di lingkungan

Selama ini masyarakat india kurang peduli terhadap kebersihan lingkungan, masih banyak yang
tidak peka terhadap status kebersihan pada air sungai gangga yang dianggap suci, semua
masyarakat sangat bergantung pada aliran sungai gangga, mulai dari adat istiadat, keagamaan,
social ekonomi, tidak hanya itu masyarakat dis india mayoritas hindu yang sangat memuja sapi,
sapi dianggap suci bahkan air kencingnya dijadikan ritual untuk mendapat keberkahan,
pemukiman kumuh juga di india sangat mudah untuk di jumpai dan kurang menerapkan PHBS,
jadi tidak mungkin mereka mudah terkena diare.
• Di pedesaan India, fasilitas cuci tangan dengan sistem pembuangan kotoran anak
memiliki dampak nyata pada penurunan risiko diare sedang hingga parah di antara
anak-anak, dan tidak menyediakan air minum segar berkontribusi pada risiko diare
anak yang lebih tinggi.
• Dalam sebuah penelitian tentang diare di daerah kumuh perkotaan di India, juga
terlihat bahwa kejadian diare relatif lebih tinggi pada anak-anak dari strata miskin
(SES rendah). Sementara sebagian besar hasil diskusi tentang faktor risiko diare
terkonsentrasi pada konsumsi air yang tidak aman dan sanitasi yang buruk,
merupakan faktor predisposisi faktor-faktor seperti media pengangkutan air minum
yang tidak aman, kondisi tangki air yang buruk di rumah, praktik penanganan air di
rumah tangga, pembuangan air limbah dan tinja yang tidak tepat, dll.
• Selain faktor-faktor tersebut di atas, pengetahuan, sikap, dan
perilaku ibu juga berpengaruh signifikan terhadap kejadian diare
pada penduduk usia muda.
• Selanjutnya, status melek huruf ibu juga dapat dikaitkan dengan
perilaku berisiko yang mereka lakukan di rumah tangganya seperti
tidak mencuci tangan sebelum memberi makan anak, mencuci
tangan tanpa sabun, membuang tinja yang tidak benar, dll.
• Malnutrisi anak dan ibu adalah faktor risiko diare yang diketahui
dengan baik untuk usia dan hasil serupa juga diamati dalam
penelitian kami.
Karakteristik Host yang mudah terkena diare :
• Beberapa point dari peraturan diatas antara lain ditargetkan Case Fatality
Rate (CFR) diare pada saat Kejadian Luar Biasa (KLB) kurang dari 1 dan
jumlah kasus diare sebanyak 285 per 1000 penduduk.
• Beberapa perilaku menyebabkan penyebaran kuman enterik dan dapat
meningkatkan resiko terjadinya diare, antara lain tidak memberikan ASI
secara penuh 4-6 bulan pada pertama kehidupan, menggunakan botol susu
yang kotor, menyimpan makanan masak pada suhu kamar, menggunakan air
minum yang tercemar, tidak mencuci tangan dengan sabun sesudah buang air
besar atau sesudah membuang tinja anak atau sebelum makan atau
menyuapi anak, dan tidak membuang tinja dengan benar.
• Sementara faktor penjamu, dapat meningkatkan insiden, beberapa penyakit
dan lamanya diare. Faktor-faktor tersebut adalah tidak memberikan ASI
sampai umur 2 tahun, kurang gizi, campak, dan secara proposional diare
lebih banyak terjadi pada golongan balita.
05
KESIMPULA
N
Dengan menggunakan data beban penyakit global, penelitian ini
memeriksa beban diare, etiologi, dan faktor risiko di India selama
30 tahun terakhir dari tahun 1990 hingga 2019. Kami menemukan
bahwa sebagian besar kematian terjadi pada kelompok usia yang
lebih tua – 70+ tahun setelahnya. Hasil studi juga menunjukkan
bahwa diare pada anak telah menurun secara signifikan selama
bertahun-tahun. Di antara semua kasus kematian Diare, pada
tahun 2019, patogen penyebab penyakit yang paling banyak
ditemukan adalah Campylobacter. Tapi Adenovirus adalah
kontributor utama kematian diare pada anak.
TERIMA
KASIH
Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai