Anda di halaman 1dari 9

Pesan Advokasi

Anemia pd Remaja
NI PUTU PADMA WIDYA SARI,
p07131218043
TABLE OF CONTENT
ISU : ANEMIA REMAJA

TUJUAN

PELAKU

SASARAN

ISI PESAN
ISU ANEMIA
PADA REMAJA
• Berdasarkan data Riskesdas 2018 proporsi anemia di
Indonesia sebesar 27,2%. Proporsi anemia pada
kelompok umur 15 – 24 tahun sebesar 32% tahun
2018. Berdasarkan data Riskesdas tahun 2016 di
Provinsi Bali, prevalensi anemia sebanyak 27,1%.
Prevalensi anemia pada remaja putri di Kota Denpasar
sebesar 45,9% (Berdasarkan e-jurnal Medika, vol.8
no.2, Februari, 2019)
Tujuan Khusus :
• Mendapat dukungan dari ide
atau gagasan yang diajukan
terhadap suatu perubahan Tujuan Umum :
kebijakan, program atau
peraturan mengenai masalah Memperoleh komitmen dan dukungan
anemia pada remaja dalam
rangka menanggulangi dalam upaya kesehatan yang akan
masalah tersebut. dilakukan dalam menanggulangi atau
• Adanya langkah intensif dalam mengatasi masalah anemia pada
menanggulangi anemia pada
remaja yang diperoleh dari remaja.
kegiatan advokasi dengan
pemegang kebijakan
TUJUAN ADVOKASI
• Teratasinya masalah gizi
anemia pada remaja dengan
sumbangsih semua pihak
terkait.
PELAKU advokasi
Pelaku advokasi adalah Mahasiswa Jurusan
Gizi sebagai Calon Ahli Gizi
Dalam advokasi, siapa saja boleh menjadi
pelaku advokasi asalkan menguasai materi
advokasi. Mahasiswa Gizi selaku calon Ahli
Gizi harus menguasai dan memahami
permasalahan mengenai anemia remaja putri di
Bali, agar pelaksanaan advokasi dapat berjalan
dengan baik dan tujuan advokasi dapat tercapai
SASARAN
ADVOKASI
KEPALA DINAS
KESEHATAN

KEPALA PUSKESMAS

PEMEGANG PROGRAM ANEMIA

TOKOH MASYARAKAT YG
BERPENGARUH DENGAN MASALAH
ANEMIA REMAJA
Pesan advokasi
Faktor terbesar timbulnya anemia adalah kekurangan zat besi,
maka remaja sangat disarankan untuk mengonsumsi makanan
yang tinggi zat besi, bisa didapatkan dari daging merah dan
sayuran hijau, selain itu pemberian TTD juga masih perlu di tinjau
kembali dalam pelaksanaaannya, karena banyak kejadian dimana
TTD tidak dikonsumsi oleh remaja putri.

Perlunya remaja putri mendapatkan pengetahuan dan bimbingan


berkaitan anemia, seperti dampak anemia, pentingnya konsumsi
zat besi, dll.
PESAN ADVOKASI
• Berdasarkan data yang diperoleh, kami menyimpulkan anemia
pada remaja putri di Bali prevalensinya masih perlu mendapat
perhatian dengan program maupun kebijakan yang lebih intensif.
• Kami mengusulkan sebuah rencana untuk melaksanakan
sosialisasi dan diklat terhadap remaja putri lalu memilih kader
anti anemia remaja di setiap sekolah. Dimana kader yang terpilih
akan dibekali dengan pengetahuan, keterampilan, dan sikap
dalam pencegahan anemia sehingga dapat menyebarkan ilmu
yang telah diperoleh dan sekaligus menjadi role model bagi
remaja putri lainnya.
• Mengapa memilih kaderemia? Menurut kami pemilihan kaderemia
akan menciptakan komunikasi antar teman sebaya yang dinilai
lebih efektif dalam memberikan motivasi untuk rutin meminum
TTD yang telah diberikan dan konseling gizi intervensi mengenai
anemia (makanan sumber zat besi, dampak anemia, dll)
THANK YOU.

Anda mungkin juga menyukai