“JAJA LAKLAK”
KELOMPOK 4:
1. NI PUTU PADMA WIDYA SARI (043)
2. MADE SRI MELLYZIA PUTRI (047)
3. KADEK DEVIA PRAMITASARI (065)
4. KADEK YULIA VIRANTI DEVI (056)
2018/2019
Judul : Jaja Laklak
Hari/tanggal : Selasa, 27 Agustus 2019
I. PENDAHULUAN
A. Tinjauan Teori
Pangan Tradisional adalah pangan yang sudah turun – temurun
dihasilkan atau dikonsumsi, menggunakan bahan – bahan local, diolah secara
khas oleh suatu daerah tertentu. Selain pangan tradisional, dikenal juga istilah
pangan local yaitu pangan yang secara khas berkembang di suatu daerah dan
diproduksi berbasis bahan local. Dengan demikian diharapkan pangan
tradisional yang memiliki beranekaragam unsur pangan local dapat dijadikan
sarana untuk mewujudkan keanekaragaman pangan dalam memantapkan
ketahanan pangan nasional.
Salah satu jajanan tradisional di Bali adalah Jaje Laklak. Jaje Laklak
adalah kue mungil yang berbentuk lingkaran berdiameter sekitar 3 cm, dan
memiliki rasa yang khas. Jaje Laklak berbahan dasar tepung beras, dicetak
menggunakan cetakan serabi tanah liat dan dimasak dengan menggunakan
teknik alami yaitu dengan kayu bakar. Setelah matang, jaje laklak akan
berlubang-lubang dibagian permukaannya.
B. Tujuan Praktek
A. ALAT
1. Baskom (wadah mengaduk adonan)
2. Pisau
3. Piring
4. Tempat cetakan berbentuk bundar terbuat dari tanah liat
5. Sendok
6. Kompor
B. BAHAN
1. 350 gr tepung beras
2. 200 gr santan
3. 100 gram kelapa parut
4. 150 gram gula merah
5. Air
6. Garam
7. Air daun pandan (sbgai pewarna dan penambah aroma)
III. METODE
1. Masukkan tepung beras pada wadah, tuangkan air panas sedikit demi
sedikit sambil diaduk hingga tercampur rata.
2. Tuang santan secara perlahan (sedikit demi sedikit), sambil terus diaduk
3. Tambahkan air daun suji secukupnya sesuai selera warna yang diinginkan,
tambahkan baking powder, tambahkan garam, lalu diaduk hingga semua
bahan tercampur dengan rata.
4. Siapkan cetakan Kue Laklak, panaskan terlebih dahulu. Tuangkan adonan
Kue Laklak sejumlah 1/2 sendok, tutup cetakan, tunggu hingga masak.
Cara Membuat Saus Gula Merah :
o Rebus gula merah dengan air mineral, lalu diaduk hingga mendidih.
Kemudian diangkat, serta disaring. kembali direbus hingga mengental
Pada saat membuat jaje laklak, kami mendapat kesulitan, dimana alat yang
kami pergunakan tidak sesuai, kami tidak menggunakan cetakan tanah liat. Di
samping itu, pada saat pemasakan, adonan menempel pada cetakan yang
digunakan, karena cetakan tidak diolesi minyak terlebih dahulu. Untuk adonan
sudah baik, hanya saja aroma daun pandan atau buah naga masih kalah dominan
dengan rasa santan yang dicampuri di dalam adonan. Hasilnya setelah matang,
jaje laklak sudah empuk dan pulen.
Dalam penyajian, kami sajikan 5 buah laklak dalam setiap porsinya. Lalu
di alasi dengan daun pisang, dan di tambahkan toping parutan kelapa dan saus
gula merah yang mempercantik tampilan. Selain itu, dosen kami juga
menambahkan garnish berupa olahan tepung dan minyak yang dibuat mongering,
membuat tampilan jaje laklak kami menjadi semakin menarik untuk dimakan.
Respon teman-teman dan dosen baik terhadap rasa dan tekstur dari jaja laklak
kami.
VI. KESIMPULAN
Salah satu jajanan tradisional di Bali adalah Jaje Laklak. Jaje Laklak
adalah kue mungil yang berbentuk lingkaran berdiameter sekitar 3 cm, dan
memiliki rasa yang khas. Jaje Laklak berbahan dasar tepung beras, dicetak
menggunakan cetakan serabi tanah liat dan dimasak dengan menggunakan teknik
alami yaitu dengan kayu bakar. Setelah matang, jaje laklak akan berlubang-lubang
dibagian permukaannya.
Proses pembuatan jaje laklak mungkin terlihat mudah dan simple, namun
diperlukan ketelitian pada saat memasak adonannya dan juga diperlukan ketelitian
dalam memperhtikan cita rasa laklak tersebut.
VII. SARAN
Suter, I Ketut, dkk. 2013. Pangan Tradisional Bali : Jaja. Denpasar: Pusat Penelitian
Makanan Tradisional Universitas Udayana dan Buku Arti
http://kooliner.com/blog/jaje-laklak-bali-cemilan-tradisional-khas-bali/
LAMPIRAN