Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH MAKANAN KHAS BANYUMAS

CENIL

Disusun Oleh:

1. IRFAN MAULANA H1A014053


2. LAILATUL MAGHFIROH H1A014011

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

PURWOKERTO

2016
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................. 3
BAB II ISI................................................................................................................ 4
A. Pengertian Cenil........................................................................................... 4
B. Sejarah Cenil................................................................................................ 4
C. Alat pembuatan cenil................................................................................... 5
D. Bahan Baku Pembuatan Cenil......................................................................5
E. Cara pembuatan cenil.................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................. 11
BAB I
PENDAHULUAN
Jajan merupakan suatu kebiasaan yang telah lama tertanam dalam dirisetiap orang.
Menurut Food and Agriculture Organization (FAO) dalam Taryadi (2007), jajanan merupakan
makanan dan minuman yang dipersiapkan dan dijual oleh pedagang kaki lima di jalanan dan
tempat-tempat keramaian umum lainnya yang langsung dimakan dan dikonsumsi tanpa
pengolahan dan persiapan semestinya. Bila kebiasaan ini telah tertanam sejak kecil dapat
terbawa hingga dewasa. Kegemaran masyarakat akan jajan atau mengkonsumsi makanan
ringan membuka peluang usaha bagi produsen dan semakin tingginya tingkat kegemaran
akan jajan ditunjukkan dengan maraknya makanan jajanan yang dijual dan semakin beragam
jenis makanan yang dijual (Taryadi,2007).

Cenil merupakan salah satu makanan yang telah lama beredar di masyarakat dan juga
banyak disukai masyarakat. Cenil termasuk makanan atau jajanan tradisional yang telah ada
sejak dulu. Makanan ini berbentuk lonjong dan dalam penyajiannya biasanya di tambahkan
taburan kelapa parut. Cenil memiliki bermacam-macam warna yaitu merah, hijau, putih,
terasamanis dan agak kenyal.
BAB II
ISI
A. Pengertian Cenil

Cenil merupakan salah satu makanan yang telah lama beredar di masyarakat
dan juga banyak disukai masyarakat. Cenil termasuk makanan atau jajanan
tradisisional yang telah ada sejak dulu. Makanan ini berbentuk bulat namun juga ada
yang lonjong dan dalam penyajiannya biasanya ditambahkan taburan kelapa parut.
Cenil memiliki bermacam-macam warna yaitu merah muda, hijau, kuning, putih,
terasa manis dan agak kenyal. . Cetil ini umumnya di bungkus dengan daun pisang ,
bisa juga dengan kertas minyak

Cenil terbuat dari tepung kanji atau tepung tapioka, gula dan zat warna. Cenil
termasuk dalam golongan jajanan pasar yang relatif murah, sederhana cara
pembuatannya dan memiliki rasa yang khas serta cocok disajikan untuk makanan
ringan pada acara-acara. Makanan ini mudah di jumpai di pasar dan makanan ini juga
ada didalam menu hidangan untuk acara adat seperti sedekah bumi di desa
Kuwaru . Makanan ini bukan untuk sesajen melainkan untuk hidangkan para
tamu dan juga masyarakat di daerah itu . Makanan ini juga banyak disukai oleh
banyak orang karna rasanya enak dan relatif murah .

B. Sejarah Cenil

Menurut filosofinya, makna dari makanan Cenil atau Cetil itu sendiri untuk
hidangan atau makanan untuk rakyat diharapkan agar semua masyarakat tetap lengket
seperti tekstur Cetil/Cetil . Agar masyartakat makmur ,akur , saling membantu seperti
kenyalnya makanan Cenil , dan memiliki hubungan silahturahmi yang kuat seperti
rasa manis pada cenil. Memakan cenil sendiri harus menggunakan pincuk atau
merupakan singkatan dari Pinen Pinen Cukup (bersyukur).

Jaman dahulu cenil merupakan makanan alternatif bagi masyarakat pacitan,


karena saat itu terjadi kelangkaan bahan baku beras sehingga masyarakat pacitan
berfikir untuk mengolah sagu menjadi sebuah makanan, saat itu masyarakat berhasil
membuat sebuah makanan yang di sebut dengan cenil yang artinya menurut masyakat
adalah centil karena makanan itu berwarna-warni sehingga menggoda para peminat
makanan ini.

Menurut Sihombang (1996), kandungan gizi pada kue cenil dapat dilihat pada
tabel berikut :

Zat Gizi Kadar/100 gram


Energi 125 kkal
Protein 1,1 gram
Lemak 2,9 gram
Air 70,1 gram
Mineral 1,2 gram
Tabel 1. Komponen gizi kue cenil (Sihombing, 1996)

C. Alat pembuatan cenil


Adapun alat alat yang digunakan dalam pembuatan cenil adalah

1. Kompor

Kompor dalam pembuatan cenil berfungsi untuk memanaskan serta


memasak cenil

2. Baskom

Baskom dalam pembuatan cenil berfungsi untuk menampung bahan bahan


cenil

3. Centong / adukan

Centong atau adukan dalam pembuatan cenil berguna untuk mengaduk


atau mencampurkan bahan bahan secara merata dan agar halus

4. Panci

Panci dalam pembuatan cenil berfungsi untuk mendidihkan air

5. Pisau

Pisau dalam pembuatan cenil berfungsi untuk memotong motong cenil


agar menjadi kecil dan dapat dikukus dengan sempurna

6. Serok

Serok dalam pembuatan cenil berfungsi untuk menyerok atau mengambil


cenil yang masih dalam keadaan panas untuk didinginkan

D. Bahan Baku Pembuatan Cenil


Bahan bahan yang digunakan dalam pembuatan cenil adalah tepung kanji,
kelapa parut, air, gula pasir dan pewarna makanan.
Gambar 1. Tepung kanji Gambar 2. Kelapa parut

Gambar 3. Pewarna makanan Gambar 4. Gula pasir

Gambar 5. air

1. Tepung kanji/tepung tapioka


Tepung tapioka adalah pati yang diperoleh dari umbi tanaman ubi kayu
(Manihot esculenta Crantz) yang dibentuk dari tanamanmelalui proses polimerisasi
sejumlah besar glukosa dan tersedia sebagai persediaan makanan cadangan selama
masa pertumbuhan untuk memenuhi kebutuhan metabolisme. Pada prinsipnya cara
pengolahan pati adalah bagaimana cara memisahkan granula pati dengan fraksi lain
yang bukan pati (Suprapti, 2005).
Kandungan gizi tepung tapioka dapat dilihat pada tabel berikut

Kandungan unsur gizi %


Air 12,5
Pati 85
Protein 0,5 - 0,7
Lemak 0,2
Abu 0,5
Serat 0,3
(Holeman, 1956)

2. Pewarna makanan
Zat pewarna sintesis adalah bahan tambahan yang sering digunakan oleh
industri pengolahan pangan untuk mewarnai produk makanan yang dihasilkannya.
Kelas zat pewarna makanan menurut JECFA dapat dilihat pada tebel berikut :

3. Kelapa parut
Kelapa yang biasa digunakan untuk bahan tambahan dalam pembuatan makanan
adalah kelapa tua. Kelapa tua teksturnya lebih keras sehingga memudahkan untuk
diparut. Daging Kelapa Tua adalah bahan makanan yang biasa dikonsumsi oleh
masyarakat Indonesia. Daging Kelapa Tua mengandung energi sebesar 359
kilokalori, protein 3,4 gram, karbohidrat 14 gram, lemak 34,7 gram, kalsium 21
miligram, fosfor 98 miligram, dan zat besi 2 miligram. Selain itu di dalam Daging
Kelapa Tua juga terkandung vitamin A sebanyak 0 IU, vitamin B1 0,1 miligram dan
vitamin C 2 miligram. Hasil tersebut didapat dari melakukan penelitian terhadap 100
gram Daging Kelapa Tua, dengan jumlah yang dapat dimakan sebanyak 53 %.

4. Gula pasir
Gula merupakan karbohidrat, apa yang lazim disebut gula (gula tebu atau gula
bit) adalah sukrosa. Dapat terjadi berbagai variasi komponen secara kimia, dan
semuanya adalah gula. Sukrosa adalah gabungan dua macam gula yaitu glukosa dan
fruktosa, dan mudah di pecah menjadi kedua unsur tersebut di dalam usus sebelum
diserap oleh tubuh. Terdapat berbagai bentuk , putih atau coklat.
Gula putih dijual sebagai gula pasir, gula kastor, gula halus, gula pengawet, dan
sebagai gula batu serta Kristal kopi.
Informasi Gizi
Ukuran Porsi: 100 gram (g)

per porsi
Kilojoule 1619 kj
Kalori 387 kkal
Lemak 0g
Lemak Jenuh 0g
Lemak tak Jenuh Ganda 0g
Lemak tak Jenuh Tunggal 0g
Kolesterol 0 mg
Protein 0g
Karbohidrat 99,98 g
Serat 0g
Gula 99,91 g
Sodium 0 mg
Kalium 2 mg
E. Cara pembuatan cenil
a. air direbus terlebih dahulu hingga mendidih.
b. Siapkan tepung kanji dalam wadah.
c. Larutkan sedikit pewarna makanan kedalam air yang sedang direbus
d. Setelah mendidih tuangkan air tersebut ke tepung kanji. Untuk 1 kg tepung
kanji air yang dibutuhkan sebanyak setengah gayung atau 500mL.
e. Tepung kanji diuleni hingga merata ketika dalam keadaan panas agar tepung
kanjinya tidak mengeras.

f. ambil sedikit demi sedikit adonan kemudian digulung-gulung. Ketika


menggulung-gulungkan adonan taburkan sisa tepung kanji yang tidak terpakai
tujuannya agar tidak lengkat ketika digulung-gulung.
g. Adonan yang sudah berbentuk silinder kemudian dipotong-potong.

h. Setelah semua adonan dipotong-potong kemudian direbus kembali pada air


mendidih.
i. Cenil diangkat ketika sudah matang yang ditandai dengan mengapungnya
cenil-cenil tersebut lalu ditiriskan.

j. Cenil yang sudah ditiriskan kemudian dicuci dengan air sebanyak dua kali
tujuannya agar tidak menempel antara cenil satu dengan cenil lainnya.
k. Terakhir, taburi cenil tersebut dengan parutan kelapa dan gula pasir
l. Siap dinikmati.

DAFTAR PUSTAKA

Buckle, K.A., Edwards, R.A., Fleet, G.H., dan Wootton, M., 1987, Ilmu Pangan,
Diterjemahkan oleh Ardiono, H. P., UI-Press, Jakarta.
Cahyadi, W., 2006, Analisis dan Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan, Bumi Aksara,
Jakarta.
Departemen Perindustrian RI, 1987, Syarat Mutu Bahan Tambahan Pangan, SIN 01-0222-
1987. Jakarta.
Fardiaz, S., 1989, Analisis Mikrobiologi Pangan, PT. Raja Gravindo Persada, Jakarta.
Fardiaz, S., 1992, Mikrobiologi Pangan, Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi Institut
Pertanian Bogor, Bogor.
Fardiaz, S., dan Margino, 1993, Analisis Mikrobiologi Pangan, PT. Raja Taryadi, 2007,
Konsumerisme dan Bahaya Jajan di Sekolah, www.nasimaedu.com, 14 April 2008.
Wardhani, A. M., 1994, Tingkat Cemaran Staphylococcus aureus pada Makanan Jajanan di
Beberapa Terminal Angkutan Kota dan Sekolah Dasar di Daerah Istimewa Yogyakarta,
Skripsi S-1 Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Wed, 2004, Ayo Awasi Jajanan Pasar, www.Republikaonline.com, 4 Febuari 2008.
Winarno, F.G., 1994, Kimia Pangan Dan Gizi, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Winarno, F.G., 1997, Kimia Pangan Dan Gizi, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Wirasto, 2008, Rhodamin B dan Methanil Yellow dalam Minuman Jajanan Anak SD di
Kecamatan Laweyan Kotamadya Surakarta Dengan Metode KLT, Skripsi S-1, Fakultas
Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta, http://etd.eprints.ums.ac.id, 30
September 2009.

Anda mungkin juga menyukai