Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Aristoteles, seorang filosof Yunani mengatakan bahwa manusia adalah zoon
politicon, yang artinya manusia adalah makhluk yang berkelompok.
Kelompok persekutuan hidup manusia dimulai dari lingkungan terkecil, yakni
keluarga. Selanjutnya mereka membentuk kelompok lebih besar lagi, seperti suku,
masyarakat, dan bangsa. Bangsa adalah bentuk dari persekutuan hidup manusia.
Negara merupakan suatu organisasi yang dibentuk oleh bangsa yang memiliki cita-
cita bersatu, hidup dalam daerah tertentu, dan mempunyai pemerintahan yang sama.
Ciri khas sebuah bangsa merupakan identitas dari bangsa yang bersangkutan.
Identitas – identitas yang disepakati dan diterima oleh bangsa menjadi identitas
nasional. Identitas nasional dibutuhkan agar menjadi pengikat sekaligus pembeda
dengan bangsa lainnya. Selain identitas, bangsa yang telah hidup bernegara
memerlukan integrasi guna menjamin dan mempertahankan kesatuannya.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa yang dimaksud Bangsa dan Identitas?
2. Apa yang dimaksud Identitas Nasional Bangsa?
3. Apa yang dimaksud Negara Kebangsaan Indonesia?
4. Apa yang dimaksud Integrasi Nasional?
5. Bagaimana Pengembangan Integrasi di Indonesia?

1.3 TUJUAN PEMBUATAN MAKALAH


1. Untuk mengetahui pengertian Bangsa dan Identitas
2. Untuk mengetahui hakikat Identitas Nasional Bangsa
3. Untuk mengetahui hakikat Negara Kebangsaan Indonesia
4. Untuk mengetahui pengertian Integrasi Nasional
5. Untuk mengetahui Pengembangan Integrasi di Indonesia

1|Page
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 BANGSA DAN IDENTITAS


1. Pengertian Identitas
Kata identitas berasal dari bahasa inggris identity yang secara harafiah berarti
jati diri, ciri-ciri, atau tanda-tanda yang melekat pada seseorang atau sesuatu sehingga
mampu membedakannya dengan yang lain. Dalam terminologi antropologi, identitas
adalah sifat khas yang menerangkan dan sesuai dengan kesadaran diri pribadi sendiri,
golongan sendiri, kelompok sendiri, atau komunitas sendiri.

2. Pengertian Bangsa
Istilah “bangsa” dalam bahasa Inggris disebut “nation”. Kata nation berasal
dari kata “natio” (Latin) yang berarti “lahir”. Nation dapat berarti suatu kelahiran,
suatu keturunan, suatu suku bangsa yang memiliki kesamaan keturunan, orang-orang
yang sama keturunan. Kata “bangsa” sendiri berasal dari bahasa Sansekerta “wangsa”
yang berarti orang-orang yang satu keturunan atau satu “trah” (Jawa). Secara
etimologis bangsa berasal dari kata “wangsa” artinya orang-orang yang berasal dari
satu keturunan.
Berdasarkan hal ini, disimpulkan bangsa menunjuk pada persekutuan hidup
dari orang-orang atau kelompok manusia yang memiliki kesamaan keturunan. Seturut
dengan pengertian di atas, konsep bangsa memiliki dua (2) pengertian (Badri Yatim,
1999), yaitu bangsa dalam pengertian sosiologis antropologis dan bangsa dalam
pengertian politis.

a. Bangsa Menurut Arti Sosiologis Antropologis


Bangsa dalam pengertian sosiologis antropologis adalah persekutuan hidup
masyarakat yang berdiri sendiri dan masing-masing anggota persekutuan hidup
tersebut merasa satu kesatuan ras, bahasa, agama, dan adat istiadat. Ikatan
demikian disebut ikatan primordial. Misalnya, bangsa Indonesia terdiri dari
berbagai bangsa yang tersebar dari Aceh sampai Irian Jaya, seperti Batak,
Minangkabau, Sunda, Dayak, Banjar, dan sebagainya.

2|Page
b. Bangsa Menurut Arti Politis
Bangsa dalam pengertian politik adalah suatu masyarakat dalam suatu daerah
yang sama dan mereka tunduk kepada kedaulatan negaranya sebagai suatu
kekuasaan tertinggi ke luar dan ke dalam. Mereka diikat oleh suatu kekuasaan
politik, yakni negara.
Jadi, bangsa dalam arti politis adalah bangsa yang sudah bernegara.
Misalnya, kemunculan bangsa Indonesia (arti politis) setelah terciptanya negara
Indonesia.

2.2 IDENTITAS NASIONAL BANGSA


Faktor-faktor yang diperkirakan menjadi identitas suatu bangsa meliputi:
primordial, sakral, tokoh, bhinneka tunggal ika, sejarah, perkembangan ekonomi, dan
kelembagaan (Ramlan Surbakti, 1999).
a. Primordial
Faktor-faktor primordial ini meliputi: ikatan kekerabatan (darah dan keluarga),
kesamaan suku bangsa, daerah asal (homeland), bahasa, dan adat istiadat. Faktor
primordial merupakan identitas yang menyatukan masyarakat sehingga mereka
dapat membentuk bangsa-negara.
b. Sakral
Faktor sakral dapat berupa kesamaan agama yang dipeluk masyarakat atau
ideologi doktriner yang diakui oleh masyarakat yang bersangkutan. Agama dan
ideologi merupakan faktor sakral yang dapat membentuk bangsa-negara.
c. Tokoh
Kepemimpinan dari para tokoh yang disegani dan dihormati oleh masyarakat
dapat pula menjadi faktor yang menyatukan bangsa-negara.
d. Bhinneka Tunggal Ika
Prinsip bhinneka tunggal ika pada dasarnya adalah kesediaan warga bangsa
untuk bersatu dalam perbedaan. Yang disebut bersatu dalam perbedaan adalah
kesediaan warga bangsa untuk setia pada lembaga yang disebut negara dan
pemerintahnya, tanpa menghilangkan keterikatannya pada suku bangsa, adat, ras,
dan agamanya.
e. Sejarah
Persepsi yang sama di antara warga masyarakat tentang sejarah mereka dapat
menyatukan diri kedalam satu bangsa.
3|Page
f. Perkembangan Ekonomi
Perkembangan ekonomi (industrialisasi) akan melahirkan spesialisasi pekerjaan
dan profesi sesuai dengan aneka kebutuhan masyarakat.
g. Kelembagaan
Faktor lain yang berperan dalam mempersatukan bangsa adalah lembaga-lembaga
pemerintahan dan politik, seperti birokrasi, angkatan bersenjata, pengadilan, dan
partai politik.

1. Identitas Nasional Indonesia


Identitas nasional bersifat buatan dan sekunder. Bersifat buatan karena
identitas nasional itu dibuat, dibentuk, dan disepakati oleh warga bangsa sebagai
identitasnya setelah mereka bernegara.
Bersifat sekunder karena lahirnya identitas nasional setelah identitas
kesukubangsaan yang memang telah dimiliki warga bangsa itu secara askriptif.

Beberapa bentuk identitas nasional Indonesia adalah sebagai berikut:


a. Bahasa nasional atau bahasa persatuan, yaitu Bahasa Indonesia
b. Bendera negara, yaitu Sang Merah Putih
c. Lagu kebangsaan, yaitu Indonesia Raya
d. Lambang negara, yaitu Garuda Pancasila
e. Semboyan negara, yaitu Bhinneka Tunggal Ika
f. Dasar falsafah negara, yaitu Pancasila
g. Konstitusi (Hukum Dasar) negara, yaitu UUD 1945
h. Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat
i. Konsepsi Wawasan Nusantara
j. Kebudayaan daerah yang telah diterima sebagai kebudayaan nasional

Menurut Sastrapratedja (2007) jati diri atau identitas bangsa adalah sebuah
“konstruksi” yang selalu bisa didekonstruksikan dan dikonstruksikan kembali. Oleh
karena itu, identitas nasional Indonesia merupakan sesuatu yang terus perlu
direkonstruksi kembali, dibangun, diwujudkan, dan dikembangkan.

4|Page
2. Pancasila Sebagai Identitas Bangsa Indonesia
Pancasila dapat menjadi dasar dalam membangun identitas nasional
(Sastrapratedja, 2007: HAR Tilaar, 2000). Pancasila dapat menjalankan tugasnya
sebagai identitas bangsa Indonesia (Eka Darmaputra, 1997). Pancasila merupakan
pernyataan jati diri bangsa Indonesia (Hardono Hadi, 1996) dan Pancasila sebagai
identitas kultural (As’ad Said Ali, 2009).
Kaelan (2002) menyatakan jati diri bangsa Indonesia adalah nilai-nilai yang
merupakan hasil buah pikiran dan gagasan dasar bangsa Indonesia tentang kehidupan
yang dianggap baik yang memberikan watak, corak, dan ciri masyarakat Indonesia.
Nilai-nilai dasar itu dirumuskan sebagai nilai-nilai Pancasila sehingga Pancasila
dikatakan sebagai jati diri bangsa.
Menurut Hardono Hadi (1994), Pancasila sebagai pernyataan jati diri bangsa
mencakup tiga aspek, yakni Pancasila sebagai kepribadian bangsa, identitas bangsa,
dan keunikan bangsa Indonesia. Pancasila sebagai kepribadian bangsa bahwa
Pancasila itu mencerminkan kenyataan akan nilai-nilai yang telah ada sebagai hasil
interaksi antar kebudayaan dan masyarakat ideologi sebagai pembentuknya. Maksud
Pancasila sebagai identitas bangsa Indonesia adalah unsur-unsur dasar kebudayaan
bangsa Indonesia menjadi ciri khas dari waktu ke waktu sepanjang hidup berbangsa
Indonesia. Pancasila menjadi keunikan bangsa Indonesia ketika pendukung unsur
kepribadian dan identitas itu bergaul dengan masyarakat dunia atau bangsa-bangsa
lain di dunia. Secara singkat dikatakan Pancasila sebagai pernyataan jati diri, di satu
pihak mempunyai dasarnya pada fakta empiris, di lain pihak dapat memberi orientasi
kea rah cita-cita bangsa yang memang masih harus digulati terus-menerus.

2.3 NEGARA KEBANGSAAN INDONESIA


1. Hakikat Negara Kebangsaan Indonesia
Hakikat dari negara Indonesia adalah negara kebangsaan (nation state).
Negara-bangsa (nation state) dibangun, dilandasi, dan diikat oleh semangat
kebangsaan atau disebut nasionalisme. Nasionalisme diartikan sebagai tekad dari
orang-orang yang ada di wilayah itu (masyarakat bangsa) untuk membangun masa
depan bersama di bawah satu negara yang sama walaupun warga masyarakat itu
berbeda dalam rasa, etnik, agama, ataupun budaya bahkan dalam sejarah sekalipun.

5|Page
Menurut Ir. Soekarno yang dimaksud bangsa Indonesia adalah seluruh
manusia-manusia yang menurut wilayahnya telah ditentukan untuk tinggal secara
bersama di wilayah Nusantara dari ujung Barat (Sabang) sampai ujung Timur
(Merauke) yang memiliki “Le desir d’etre ensemble (kehendak akan bersatu)”
(pendapat Ernest Renan) dan “Charaktergemeinschaft” (pendapat Otto Van Bauer).
Tujuan dari paham kebangsaan (nasionalisme) sendiri adalah menciptakan negara
bangsa yang wilayah dan batas-batasnya menyerupai atau mendekati makna bangsa.
Faktor-faktor penting bagi pembentukan bangsa Indonesia adalah:
a. Adanya persamaan nasib, yaitu penderitaan bersama di bawah penjajahan bangsa
asing yang kurang lebih selama 350 tahun,
b. Adanya keinginan bersama untuk merdeka, melepaskan diri dari belenggu
penjajahan,
c. Adanya kesatuan tempat tinggal, yaitu wilayah nusantara yang membentang dari
Sabang sampai Merauke, dan
d. Adanya cita-cita bersama untuk mencapai kemakmuran dan keadilan sebagai
suatu bangsa.
Frans Magnis Suseno (1995) menyatakan bahwa kesatuan bangsa Indonesia
tidak bersifat alamiah tetapi historis, persatuan bangsa Indonesia tidak bersifat etnik
melainkan etis. Bersifat historis karena bangsa Indonesia bersatu bukan karena
kesatuan bahasa ibu, kesatuan suku, budaya, ataupun agama. Yang mempersatukan
bangsa Indonesia adalah sejarah yang dialami bersama, yaitu sejarah penderitaan,
penindasan, perjuangan, kemerdekaan, dan tekad untuk kehidupan bersama.
Jadi, hakikat Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah negara kebangsaan
modern. Negara kebangsaan modern adalah negara yang pembentukannya didasarkan
pada semangat kebangsaan atau nasionalisme, yaitu pada tekad suatu masyarakat
untuk membangun masa depan bersama di bawah satu negara yang sama walaupun
warga masyarakat tersebut berbeda-beda agama, ras, etnik, atau golongannya

2. Proses Terbentuknya Negara Indonesia


Secara teoritis, perkembangan terbentuknya negara Indonesia sebagai berikut.
a. Terbentuknya negara tidak sekedar dimulai dari proklamasi, tetapi adanya
pengakuan akan hak setiap bangsa untuk memerdekakan dirinya. Bangsa
Indonesia memiliki tekad kuat untuk menghapus segala penindasan dan

6|Page
penjajahan suatu bangsa atas bangsa lain. Ini menjadi sumber motivasi
perjuangan. (Alenia I Pembukaan UUD 1945).
b. Adanya perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajahan. Perjuangan panjang
bangsa Indonesia menghasilkan proklamasi. Proklamasi mengantarkan ke pintu
gerbang kemerdekaan dan dengan proklamasi tidaklah selesai kita bernegara.
Negara yang kita cita-citakan adalah menuju pada keadaan merdeka, bersatu,
berdaulat, adil, dan makmur. (Alenia II Pembukaan UUD 1945).
c. Terbentuknya negara Indonesia adalah kehendak bersama seluruh bangsa
Indonesia, sebagai suatu keinginan luhur bersama. Di samping itu, adalah
kehendak dan atas rahmat Allah Yang Maha Kuasa. Ini membuktikan bangsa
Indonesia adalah bangsa yang religius dan mengakui adanya motivasi spiritual.
(Alenia III Pembukaan UUD 1945).
d. Negara Indonesia perlu menyusun alat-alat kelengkapan negara yang meliputi
tujuan, bentuk, sistem pemerintahan, UUD, dan dasar negara. Dengan demikian,
semakin sempurna proses terbentuknya negara Indonesia. (Alenia IV Pembukaan
UUD 1945).

2.4 INTEGRASI NASIONAL


1. Pengertian Integrasi
Safroedin Bahar (1997) menyatakan bahwa integrasi nasional adalah upaya
menyatukan seluruh unsur suatu bangsa dengan pemerintah dan wilayahnya. Menurut
Howard Wriggins, integrasi bangsa berarti penyatuan bangsa-bangsa yang berbeda
dari suatu masyarakat menjadi suatu keseluruhan yang lebih utuh atau memadukan
masyarakat-masyarakat kecil yang banyak menjadi satu bangsa. Jadi, integrasi bangsa
dilihatnya sebagai peralihan dari banyak masyarakat kecil menjadi satu masyarakat
besar (Yahya Muhaimin & Colin Mc Andrews, 1982).
Istilah integrasi nasional mempunyai dua macam pengertian, yaitu:
a. Secara politis, integrasi nasional adalah proses penyatuan berbagai kelompok
budaya dan sosial ke dalam kesatuan wilayah nasional yang membentuk suatu
identitas nasional, dan
b. Secara antropologis, integrasi nasional adalah proses penyesuaian di antara unsur-
unsur kebudayaan yang berbeda sehingga mencapai suatu keserasian fungsi dalam
kehidupan bermasyarakat dan bangsa.

7|Page
2.5 PENGEMBANGAN INTEGRASI DI INDONESIA
1. Integrasi di Indonesia
Dalam kajiannya tentang heterogenitas masyarakat di Indonesia, William
Liddle dalam Nazaruddin Syamsudin (1989) mengidentifikasikan dua jenis halangan
integrasi yang dihadapi negeri ini. Yang pertama adalah adanya apa yang disebut
pembelahan horizontal yang berakar pada perbedaan suku, ras, agama, dan geografi.
Hambatan kedua bersifat vertikal, yakni celah perbedaan antara elit dan masa. Latar
belakang pendidikan kekotaan menyebabkan kaum elit berbeda dari masa yang
berpandangan tradisional.
2. Pengembangan Integrasi
Howard Wriggins dalam Yahya Muhaimin & Collin McAndrew (1982)
menyebut ada 5 pendekatan atau cara bagaimana bangsa dapat mengembangkan
integrasinya. Kelima cara tersebut adalah:
a. Adanya Ancaman dari Luar
Adanya ancaman dari luar dapat menciptakan integrasi masyarakat.
Masyarakat akan bersatu, meskipun berbeda suku, agama, dan ras ketika
menghadapi musuh bersama. Contoh, ketika penjajah Belanda ingin kembali ke
Indonesia, masyarakat Indonesia bersatu padu melawannya.
b. Gaya Politik Kepemimpinan
Pemimpin yang karismatik, dicintai rakyatnya, dan memiliki jasa-jasa besar
umumnya menyatukan bangsanya yang sebelumnya tercerai berai. Misalnya,
Nelson Mandela dari Afrika Selatan.
c. Kekuatan Lembaga-Lembaga Politik
Birokrasi yang satu dan padu dapat menciptakan sistem pelayanan yang sama,
baik, dan diterima oleh masyarakat yang beragam.
d. Ideologi Nasional
Jika suatu masyarakat meskipun berbeda-beda tetapi dapat menerima satu
ideologi yang sama maka memungkinkan masyarakat tersebut untuk bersatu.
Pancasila sebagai ideologi diterima oleh masyarakat Indonesia sehingga mampu
mengintegrasikan. Pancasila dapat menjadi sarana integrasi bangsa. Pancasila
adalah ligatur atau pemersatu bangsa (LPPKB, 2005).
e. Kesempatan Pembangunan Ekonomi
8|Page
Jika pembangunan ekonomi berhasil dan menciptakan keadilan maka
masyarakat bangsa tersebut dapat menerima sebagai satu kesatuan.
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan makalah di atas dapat disimpulkan bahwa:

 Dalam terminologi antropologi, identitas adalah sifat khas yang menerangkan dan
sesuai dengan kesadaran diri pribadi sendiri, golongan sendiri, kelompok sendiri, atau
komunitas sendiri.
 Bangsa dalam pengertian sosiologis antropologis adalah persekutuan hidup
masyarakat yang berdiri sendiri dan masing-masing anggota persekutuan hidup
tersebut merasa satu kesatuan ras, bahasa, agama, dan adat istiadat
 Pancasila sebagai pernyataan jati diri bangsa mencakup tiga aspek, yakni Pancasila
sebagai kepribadian bangsa, identitas bangsa, dan keunikan bangsa Indonesia.
Pancasila sebagai kepribadian bangsa bahwa Pancasila itu mencerminkan kenyataan
akan nilai-nilai yang telah ada sebagai hasil interaksi antar kebudayaan dan
masyarakat ideologi sebagai pembentuknya.
 Hakikat dari negara Indonesia adalah negara kebangsaan (nation state). Negara-
bangsa (nation state) dibangun, dilandasi, dan diikat oleh semangat kebangsaan atau
disebut nasionalisme
 Safroedin Bahar (1997) menyatakan bahwa integrasi nasional adalah upaya
menyatukan seluruh unsur suatu bangsa dengan pemerintah dan wilayahnya

9|Page
DAFTAR PUSTAKA

http://www.academia.edu/9978942/konsep_bangsa_dan_negara
https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwjE6fX0k7vg
AhWBLY8KHV4iArUQFjAAegQIChAB&url=https%3A%2F%2Fblog.ruangguru.com
%2Fpengertian-integrasi-nasional-dalam-konteks-
indonesia&usg=AOvVaw373zS8NLDbfmlI8_l-SefD
https://id.wikipedia.org/wiki/Halaman_Utama
https://irvanhermawanto.blogspot.com/2018/03/perkembangan-sejarah-integrasi-
indonesia.html
https://www.coursehero.com/file/23051292/PKN/
https://www.academia.edu/16060391/
RANGKUMAN_BAB_I_IDENTITAS_DAN_INTEGRASI?auto=download

10 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai

  • FIX LAPORAN PPG Desa Bona 2019 Ter OK Punya
    FIX LAPORAN PPG Desa Bona 2019 Ter OK Punya
    Dokumen315 halaman
    FIX LAPORAN PPG Desa Bona 2019 Ter OK Punya
    043Ni Putu Padma Widya Sari
    Belum ada peringkat
  • MENU
    MENU
    Dokumen8 halaman
    MENU
    043Ni Putu Padma Widya Sari
    Belum ada peringkat
  • Tabel Hubungan Kepatuhan Minum Tablet Fe Dengan Status Anemia Ibu Hamil
    Tabel Hubungan Kepatuhan Minum Tablet Fe Dengan Status Anemia Ibu Hamil
    Dokumen5 halaman
    Tabel Hubungan Kepatuhan Minum Tablet Fe Dengan Status Anemia Ibu Hamil
    043Ni Putu Padma Widya Sari
    Belum ada peringkat
  • Haccp Sate Tempe-1
    Haccp Sate Tempe-1
    Dokumen2 halaman
    Haccp Sate Tempe-1
    043Ni Putu Padma Widya Sari
    Belum ada peringkat
  • Hasil Olah Data Ibu Hamil
    Hasil Olah Data Ibu Hamil
    Dokumen7 halaman
    Hasil Olah Data Ibu Hamil
    043Ni Putu Padma Widya Sari
    Belum ada peringkat
  • PROTOKOL KESEHATAN Di Lab Jurusan Gizi 2021
    PROTOKOL KESEHATAN Di Lab Jurusan Gizi 2021
    Dokumen4 halaman
    PROTOKOL KESEHATAN Di Lab Jurusan Gizi 2021
    043Ni Putu Padma Widya Sari
    Belum ada peringkat
  • Proposal PPG
    Proposal PPG
    Dokumen174 halaman
    Proposal PPG
    043Ni Putu Padma Widya Sari
    Belum ada peringkat
  • Main Course
    Main Course
    Dokumen47 halaman
    Main Course
    043Ni Putu Padma Widya Sari
    Belum ada peringkat
  • Maincourse Haccp Fix
    Maincourse Haccp Fix
    Dokumen10 halaman
    Maincourse Haccp Fix
    043Ni Putu Padma Widya Sari
    Belum ada peringkat
  • Proposal PPG Baru
    Proposal PPG Baru
    Dokumen184 halaman
    Proposal PPG Baru
    043Ni Putu Padma Widya Sari
    Belum ada peringkat
  • Bab 3
    Bab 3
    Dokumen15 halaman
    Bab 3
    043Ni Putu Padma Widya Sari
    Belum ada peringkat
  • Materi
    Materi
    Dokumen16 halaman
    Materi
    043Ni Putu Padma Widya Sari
    Belum ada peringkat
  • Dessert Tugas KLP Revisi
    Dessert Tugas KLP Revisi
    Dokumen6 halaman
    Dessert Tugas KLP Revisi
    043Ni Putu Padma Widya Sari
    Belum ada peringkat
  • KWN 2
    KWN 2
    Dokumen2 halaman
    KWN 2
    043Ni Putu Padma Widya Sari
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen3 halaman
    Kata Pengantar
    043Ni Putu Padma Widya Sari
    Belum ada peringkat
  • Soup
    Soup
    Dokumen36 halaman
    Soup
    043Ni Putu Padma Widya Sari
    Belum ada peringkat
  • Masakan Timur Tengah
    Masakan Timur Tengah
    Dokumen29 halaman
    Masakan Timur Tengah
    043Ni Putu Padma Widya Sari
    Belum ada peringkat
  • KLP 1, (Entil Pupuan) Tabanan
    KLP 1, (Entil Pupuan) Tabanan
    Dokumen2 halaman
    KLP 1, (Entil Pupuan) Tabanan
    043Ni Putu Padma Widya Sari
    Belum ada peringkat
  • Kelompok 6
    Kelompok 6
    Dokumen8 halaman
    Kelompok 6
    043Ni Putu Padma Widya Sari
    Belum ada peringkat
  • Gizkuluaslap
    Gizkuluaslap
    Dokumen8 halaman
    Gizkuluaslap
    043Ni Putu Padma Widya Sari
    Belum ada peringkat
  • Kelompok 1
    Kelompok 1
    Dokumen8 halaman
    Kelompok 1
    043Ni Putu Padma Widya Sari
    Belum ada peringkat
  • God Is Good
    God Is Good
    Dokumen2 halaman
    God Is Good
    043Ni Putu Padma Widya Sari
    Belum ada peringkat
  • Kelompok 4
    Kelompok 4
    Dokumen9 halaman
    Kelompok 4
    043Ni Putu Padma Widya Sari
    Belum ada peringkat
  • Kelompok 8
    Kelompok 8
    Dokumen9 halaman
    Kelompok 8
    043Ni Putu Padma Widya Sari
    Belum ada peringkat
  • Kelompok 7
    Kelompok 7
    Dokumen6 halaman
    Kelompok 7
    043Ni Putu Padma Widya Sari
    Belum ada peringkat
  • Laporan PPG Denut I Paling Baru
    Laporan PPG Denut I Paling Baru
    Dokumen179 halaman
    Laporan PPG Denut I Paling Baru
    043Ni Putu Padma Widya Sari
    Belum ada peringkat
  • Laporan Puskesmas II Denpasar Barat
    Laporan Puskesmas II Denpasar Barat
    Dokumen230 halaman
    Laporan Puskesmas II Denpasar Barat
    043Ni Putu Padma Widya Sari
    Belum ada peringkat
  • Kelompok 2
    Kelompok 2
    Dokumen8 halaman
    Kelompok 2
    043Ni Putu Padma Widya Sari
    Belum ada peringkat
  • Kelompok 3
    Kelompok 3
    Dokumen6 halaman
    Kelompok 3
    043Ni Putu Padma Widya Sari
    Belum ada peringkat
  • 059 - Rani Dilayanthi - Metodologi Penelitian - Kuisioner
    059 - Rani Dilayanthi - Metodologi Penelitian - Kuisioner
    Dokumen4 halaman
    059 - Rani Dilayanthi - Metodologi Penelitian - Kuisioner
    043Ni Putu Padma Widya Sari
    Belum ada peringkat