Anda di halaman 1dari 8

KESKOM.

2022;8(1) : 32-39

JURNAL KESEHATAN KOMUNITAS


J ( J O U R N A L O F C O M M U N I T Y H E A LT H )
http://jurnal.htp.ac.id

Hubungan Pengetahuan, Sikap, dan Sosioekonomi


dengan Perilaku Pencegahan Anemia pada Remaja
Putri di Desa Sirnagalih, Bogor
R e l a t i o n s h i p o f K n ow l e d g e , At t i t u d e s , a n d
Socioeconomics with Girl Adolescents' Anemia
Prevention Behavior in Sirnagalih Village, Bogor
Ayu Magdalena Natalia Situmeang1 , Apriningsih2, Feda Anisah Makkiyah3, Widayani Wahyuningtyas4
1,2,4
Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta
3
Fakultas Kedokteran, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta

ABSTRACT ABSTRAK
The coexistence of anemia is widespread in low-middle income Koeksistensi anemia banyak di negara berpenghasilan rendah
countries, and several contribu ng factors include poverty, dan menengah, dan beberapa faktor penyebabnya yaitu
limited knowledge related to anemia preven on, and inadequate kemiskinan, pengetahuan yang terbatas terkait pencegahan
nutrient intake. This study aims to study and discover the anemia, dan asupan nutrisi yang dak memadai. Peneli an ini
rela onship of knowledge, a tudes, and socioeconomic status bertujuan untuk mempelajari dan mengetahui hubungan
with efforts to prevent iron nutri on anemia in young women in pengetahuan, sikap, dan status sosioekonomi dengan upaya
Sirnagalih Village, Bogor. This research is quan ta ve research pencegahan anemia gizi besi pada remaja putri di desa
with the design of a cross-sec onal study using primary data. The Sirnagalih, kabupaten Bogor. Peneli an ini adalah peneli an
popula on in this research is a young woman in Sirnagalih Village kuan ta f dengan desain studi potong lintang (cross- sec onal)
who is 10-19 years old and has been menstrua ng. The sample dengan menggunakan data primer. Populasi adalah remaja Putri
selec on method used in research is the “quota sampling” di desa Sirnagalih yang berusia 10-19 tahun dan sudah
technique with 72 people as subjects. The data analysis was mengalami menstruasi. Pemilihan sampel dengan teknik quota
conducted with univariate tests to describe sociodemographic sampling dan didapatkan 72 orang. Analisis data dilakukan
characteris cs, knowledge, a tudes, and behaviors related to dengan uji univariat untuk mendeskripsikan karakteris k
anemia preven on in adolescent girls, bivariate tests with Chi- sosiodemografi, pengetahuan, sikap, dan perilaku pencegahan
squares, and mul variate tests using logis c regression. It was anemia pada remaja putri, uji bivariat dengan Chi-square dan uji
found that the level of knowledge and a tudes of adolescent mul variat menggunakan regresi logis k. Didapatkan hasil
girls towards anemia in Sirnagalih village is s ll quite low. The bahwa ngkat pengetahuan dan sikap remaja putri terhadap
results found that variables related to anemia preven on anemia di desa Sirnagalih masih cukup rendah. Hasil uji bivariat
behavior are knowledge (p-value 0.005), a tude (p-value 0.021), menunjukkan bahwa variabel yang berhubungan dengan
and family income (0.021). The results of the mul variate
perilaku pencegahan anemia adalah pengetahuan (p-value
analysis revealed that family income was the most influen al
independent variable, with a POR value of 12,068 (95% CI 0,005), sikap (p-value 0,021), dan pendapatan keluarga (0,021).
2,447–59,523; p = 0.002). Besides the income variable, there Hasil analisis mul variat didapatkan variabel independen paling
were knowledge and a tude variables that correlated with berpengaruh adalah pendapatan keluarga dengan nilai POR
adolescent girls' preven ve behavior. So, there is a need for cross- 12,068 (95% CI 2,447-59,523; p= 0,002). Selain pendapatan,
sectoral efforts to increase family income and the role of terdapat variabel pengetahuan dan sikap yang berkorelasi
community health care in increasing the knowledge and a tudes dengan perilaku pencegahan remaja putri. Sehingga disarankan
of adolescents through promo onal educa on related to anemia perlunya upaya lintas sektoral untuk upaya peningkatan
preven on. pendapatan keluarga serta peningkatan ngkat pengetahuan
dan sikap remaja putri melalui edukasi promosi terkait
pencegahan anemia.

Keywords : Knowledge, anemia preven on behavior, adolescent Kata Kunci :Pengetahuan, perilaku pencegahan anemia, remaja
girls, a tudes, socioeconomics. putri, sikap, sosioekonomi.
Correspondence : Apriningsih
Email : apriningsih@upnvj.ac.id, 081584086393

• Received 08 Februari 2022 • Accepted 22 Maret 2022 • p - ISSN : 2088-7612 • e - ISSN : 2548-8538 •
DOI: h ps://doi.org/10.25311/keskom.Vol8.Iss1.1126
Copyright @2017. This is an open-access ar cle distributed under the terms of the Crea ve
Commons A ribu on-NonCommercial-ShareAlike 4.0 Interna onal License (h p://crea vecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0/)
which permits unrestricted non-commercial used, distribu on and reproduc on in any medium
Keskom, Vol. 8, No. 1
33 April 2022

juga pen ng dalam pencegahan anemia. Namun banyak remaja


PENDAHULUAN
yang memiliki kualitas dan keragaman makanan yang buruk, yang
Anemia adalah suatu keadaan ke ka tubuh kekurangan kadar salah satu faktornya adalah kondisi sosial ekonomi rumah tangga
hemoglobin (Hb) dalam darah (World Health Organiza on, (Agus na et al., 2021). Sosial ekonomi rumah tangga di
2011). Koeksistensi anemia banyak di negara berpenghasilan perkotaan dan pedesaan tentunya berbeda. Dalam prak k
rendah dan menengah. Faktor penyebabnya termasuk pembangunan di Indonesia, kebijakan pembangunan cenderung
kemiskinan, pendidikan terbatas dan akses ke pengetahuan, lebih memihak pada pembangunan perkotaan. Akibatnya, terjadi
asupan makanan dan gizi yang dak memadai dan penyakit kesenjangan pertumbuhan dan perkembangan ekonomi antara
menular, (Agus na et al., 2021). Berdasarkan data Riskesdas perkotaan dan pedesaan. Tentu hal ini berpengaruh terhadap
2018, prevalensi anemia di Indonesia pada remaja sebesar 32 %, akses informasi dan kondisi sosial ekonomi dalam pedesaan
ar nya 3-4 dari 10 remaja menderita anemia, dan terdapat (Farida, 2013). Oleh karena itu, peneli an ini bertujuan untuk
kenaikan prevalensi anemia pada kelompok usia 15-24 tahun dari mempelajari dan mengetahui hubungan pengetahuan, sikap,
tahun 2013 yang sebelumnya sebesar 18,4% (Apriningsih et al., dan status sosioekonomi dengan upaya pencegahan anemia gizi
2020). besi pada remaja putri di desa Sirnagalih, Kabupaten Bogor.
Remaja putri banyak yang dak mengetahui dan menyadari
dirinya terkena anemia bahkan meskipun mereka tahu terkena
METODE
anemia masih menganggap anemia adalah masalah yang sepele Peneli an ini adalah peneli an kuan ta f dengan desain
(Subiya n and Mudrika, 2017). Remaja putri membutuhkan studi potong lintang (cross- sec onal) dengan menggunakan data
nutrisi yang lebih nggi untuk masa pertumbuhan, termasuk zat primer berupa kuesioner. Peneli an dilaksanakan di desa
besi, dikarenakan remaja putri lebih rentan terhadap anemia. Sirnagalih, kabupaten Bogor pada bulan Desember-Februari
Faktor yang menyebabkan remaja perempuan rentan terhadap 2022. Populasi peneli an merupakan remaja putri desa
anemia besi adalah siklus menstruasi bulanan. Selain itu, faktor Sirnagalih yang berusia 10-19 tahun dan sudah mengalami
diet pada remaja mempengaruhi terjadinya anemia (Kusuma and menstruasi. Jumlah sampel dihitung menggunakan rumus
Kar ni, 2021). Remaja wanita yang kurang asupan nutrisi lebih Lemeshow pengujian hipotesis perbedaan dua proporsi.
berisiko terkena anemia. Berdasarkan perhitungan jumlah minimal sampel bersumber
Pada tahun 2019, jumlah kema an ibu di Indonesia adalah dari peneli an terdahulu setelah ditambahkan 10% untuk
4.221 kasus dengan penyebab kema an ibu terbanyak adalah menghindari random error, maka jumlah minimal sampel yang
perdarahan yaitu 30,3% (1.280 kasus) (Kementerian Kesehatan dibutuhkan adalah sebanyak 72 sampel setelah dibulatkan.
RI, 2020). Perdarahan juga merupakan penyebab kema an ibu Teknik sampling yang digunakan adalah quota sampling.
terbanyak di Kabupaten Bogor, yaitu sebanyak 38,2% (21 kasus) Kuesioner yang digunakan dalam peneli an ini telah diuji
(Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor, 2019). Hal ini dapat validitas dan reabilitas dengan 30 sampel. Didapatkan nilai r
disebabkan oleh anemia yang dialami ibu tersebut dak dioba untuk kuesioner adalah > 0,361 serta Cronbach's Alpha ≥ 0,60,
saat remaja. Anemia meningkatkan kemungkinan melahirkan yang ar nya kuesioner valid dan reliabel.Lembar kuesioner berisi
bayi berat badan lahir rendah (BBLR) dan stun ng, komplikasi data demografi, data sosial ekonomi, pertanyaan terkait
saat melahirkan seper perdarahan serta beberapa risiko terkait pengetahuan, sikap dan perilaku pencegahan terkait anemia.
kehamilan lainnya (Priyanto, 2018). Hal-hal ini jelas menekankan Metode pengumpulan data dilakukan secara online melalui
bahwa kesehatan remaja menentukan keberhasilan google form dan dibagikan ke responden. Setelah bersedia untuk
pembangunan kesehatan, terutama dalam upaya untuk diteli maka responden harus mendatangani lembar persetujuan
mencetak generasi berikutnya sebagai penerus bangsa yang untuk menjadi responden. Setelah data terkumpul, dilakukan
berkualitas (Munira and Viwa akulvanid, 2020). Anemia saling pengolahan data. Variabel pengetahuan diukur dengan
terkait dengan target gizi global seper : stun ng, was ng dan pertanyaan terkait definisi anemia, gejala anemia, penyebab
berat badan lahir rendah (Simanungkalit and Simarmata, 2019). utama anemia, cara mencegah anemia, definisi tablet tambah
Namun, banyak remaja putri yang kurang kesadaran bahwa darah (TTD), kandungan dalam tablet tambah darah (TTD), jenis
mereka rentan terkena anemia. Hal ini dapat tentunya dapat makanan yang dapat menurunkan kadar Hb dalam darah, efek
menjadi kondisi darurat lebih-lebih didorong oleh pengetahuan samping dari tablet tambah darah, makanan sumber zat besi.
mereka yang kurang tentang anemia dan bagaimana cara Variabel sikap diukur skala Likert yang mengukur sikap responden
pencegahannya (Mularsih, 2017). Pengetahuan dan sikap terhadap 7 bu r pernyataan yang terdiri dari; 1) minum tablet
tentang anemia merupakan aspek pen ng dalam upaya tambah darah meningkatkan prestasi belajar, 2) jika menderita
terbentuknya ndakan yang posi f untuk mencegah anemia anemia akan merasa gampang lelah/le h, 3) peningkatan risiko
pada remaja putri. Sumplementasi zat besi dan diet yang tepat terkena anemia ke ka menstruasi, 4) minum TTD seminggu sekali

h p://jurnal.htp.ac.id
Ayu Magdalena Natalia Situmeang, et al
Rela onship of Knowledge, A tude, and Socioeconomics with Anemia Preven on Behavior
Hubungan Pengetahuan, Sikap, dan Sosioekonomi dengan Perilaku Pencegahan Anemia
34

TTD untuk memenuhi kebutuhan gizi, 6) peningkatan risiko independen yang sangat berpengaruh terhadap variabel terikat
terkena anemia jika menderita malaria/cacingan, dan 7) yaitu variabel yang menghasilkan nilai POR paling besar.
kebiasaan menghindari minum kopi/teh saat makan. Variabel Peneli an ini telah disetujui oleh Komite E k Peneli an
sosioekonomi diukur dengan pertanyaan terkait pendidikan Kesehatan Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta
terakhir ibu, pendidikan terakhir ayah, dan pendapatan keluarga. dengan Nomor 499/XII/2021/KEPK.
Variabel perilaku pencegahan anemia diukur dengan pertanyaan
HASIL
terkait konsumsi protein naba , konsumsi protein hewani,
konsumsi buah sumber vitamin C, konsumsi sayuran hijau, Responden dalam peneli an ini adalah remaja putri yang
minum tablet tambah darah, dan mengonsumsi teh/kopi saat berdomisili di desa Sirnagalih, Bogor dengan jumlah sampel 72
makan. orang. Adapun karakteris k responden (sosiodemografi,
Variabel terdiri dari variabel independen yaitu pengetahuan pengetahuan, sikap, dan perilaku pencegahan anemia) dapat
dengan kategori kurang (< 60%), cukup (60-75%), dan baik (>75%) dilihat sebagai berikut.
oleh Arikunto (2014), sikap menggunakan cut off nilai mean Karakteris k sosiodemografi, pengetahuan, sikap, dan perilaku
dengan kategori nega f (total skor < 38,78) dan (posi f total skor pencegahan anemia remaja putri Desa Sirnagalih, Jonggol,
≥ 38,78), pendidikan orang tua dengan kategori rendah dan nggi Kabupaten Bogor, Jawa Barat
(Arikunto, 2014), pendapatan keluarga dengan cut off Upah Responden remaja putri terbanyak berada pada kategori usia
Minimum kabupaten/kota (UMK) kabupaten Bogor, serta masa remaja tengah (14-16 tahun) sebanyak 30 orang (41,6%),
variabel dependen yaitu perilaku pencegahan anemia dan paling sedikit berada pada kategori usia masa remaja akhir
menggunakan cut off nilai mean dengan kategori kurang (total (17-19 tahun) yaitu 20 orang (27,8%). Responden terbanyak
skor < 14,94) dan baik ( ≥ 14,94). Variabel independen bersekolah di SMP/MTS yaitu 40 orang (55,6%), dan paling sedikit
(pengetahuan, sikap, pendapatan keluarga, pendidikan orang bersekolah di SD yaitu 3 orang (4,2%).
tua) dan variabel dependen (perilaku pencegahan anemia) Seper yang terlihat di tabel 1, mayoritas remaja putri
diukur dengan skala ordinal. (63,9%) di Desa Sirnagalih, Bogor memiliki pengetahuan yang
Analisis data dalam peneli an ini dilakukan dengan cara kurang tentang anemia. Pertanyaan yang kurang tepat dijawab
analisis univariat, bivariat, dan mul variat. Analisis univariat yaitu terkait kandungan dalam tablet tambah darah (TTD), jenis
digunakan untuk mendeskripsikan masing-masing variabel yaitu makanan yang dapat menurunkan kadar Hb dalam darah, efek
variabel bebas serta variabel terikat dalam bentuk frekuensi dan samping dari tablet tambah darah (TTD), dan makanan sumber
persentase. Analisis univariat dalam peneli an ini terdiri dari zat besi. Sedangkan remaja yang memiliki pengetahuan cukup-
variabel independen yaitu pengetahuan, sikap, dan status baik yaitu sebanyak 36,1%, dengan pertanyaan yang mayoritas
sosioekonomi dengan variabel dependen yaitu perilaku dijawab dengan tepat yaitu definisi tablet tambah darah (TTD),
pencegahan anemia. Analisis bivariat dilakukan untuk melihat definisi anemia, penyebab utama anemia, cara mencegah
hubungan antara variabel independen yaitu pengetahuan, sikap, anemia dan tanda/gejala terkena anemia.
dan status sosioekonomi dengan variabel variabel dependen Mayoritas remaja putri (62,5%) memiliki sikap yang posi f
yaitu perilaku pencegahan anemia. Analisis bivariat pada terkait anemia, yaitu remaja setuju jika terkena anemia akan
peneli an ini menggunakan uji chi square dengan derajat merasa mudah lelah/le h, peningkatan risiko anemia terjadi saat
kepercayaan 95% atau α = 0,05 dikarenakan variabel independen mengalami menstruasi, dengan minum TTD seminggu sekali
dan dependen merupakan variabel kategorik. Hasil dari analisis maka dapat mencegah anemia, dan membutuhkan TTD untuk
pada bivariat digunakan untuk menyeleksi variabel yang dapat memenuhi kebutuhan gizi. Remaja yang memiliki sikap nega f
masuk dan dilanjutkan dengan analis mul variat. Analisis terkait anemia yaitu 37,5%, dengan pernyataan yang dominan
mul variat dilakukan dengan teknik analisis regresi logis k, yang kurang setuju adalah berisiko terkena anemia ke ka menderita
bertujuan untuk untuk melihat hubungan lebih dari satu variabel kecacingan/malaria dan minum kopi/teh menghambat
independen yaitu pengetahuan, sikap, dan status sosioekonomi penyerapan zat besi dalam tubuh,
dengan satu variabel dependen yaitu perilaku pencegahan Sebagian besar remaja putri memiliki perilaku pencegahan
anemia. Uji regresi logis k dipergunakan pada analisis anemia yang baik, yaitu sebanyak 38 orang (52,8%), yaitu
mul variat pada peneli an ini dengan derajat kepercayaan 95% mayoritas remaja makan makanan protein naba seper tempe
atau α = 0,05 sebab variabel bebas serta terikat merupakan dan tahu se ap hari, dan makan makanan sumber vitamin C.
variabel kategorik.Variabel yang bisa dianalisis pada analisis Sebagian remaja memiliki perilaku pencegahan anemia yang
mul variat adalah variabel dengan nilai p < 0,25 yang dihasilkan kurang, yaitu banyak remaja yang mengonsumsi teh/kopi saat
dari analisis bivariat ataupun variabel yang secara substansi makan, dak meminum Tablet Tambah Darah, kurang
memiliki kaitan erat dengan variabel terikat. Variabel mengkonsumsi protein hewani dan jarang mengonsumsi sayuran

j u r n a l
J KESEHATAN
KOMUNITAS
Keskom, Vol. 8, No. 1
35 April 2022

hijau se ap kali makan. yang mempunyai sikap nega f terdapat 66,7% (18 orang)
Untuk karakteris k sosioekonomi seper pada tabel 1, mempunyai upaya pencegahan anemia kurang, sedangkan
mayoritas pendidikan terakhir ayah Remaja Putri desa Sirnagalih responden yang bersikap posi f terdapat 64,4 (29 orang)
adalah ngkat Sekolah Dasar (SD) (63,9%), pendidikan terakhir mempunyai upaya pencegahan anemia baik seper yang
Ibu mayoritas Sekolah Dasar (SD) (63,9%), dan pendapatan diuraikan pada tabel 2. Berdasarkan hasil uji sta s k didapatkan
keluarga dikelompokkan sesuai dengan besaran Upah Minimum nilai p value = 0,021 < 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa
kabupaten/kota tahun 2021 kabupaten Bogor yaitu Rp ada hubungan antara sikap dengan perilaku pencegahan anemia.
4.217.206,00, dan didapatkan mayoritas pendapatan keluarga Dengan nilai POR 3,62, sehingga remaja putri yang mempunyai
remaja putri dibawah UMK kabupaten Bogor (77,8%). sikap posi f berpeluang 3,62 kali memiliki perilaku pencegahan
Tabel 1. Karakteris k sosiodemografi, pengetahuan, sikap, anemia baik dibandingkan dengan remaja putri yang mempunyai
dan perilaku pencegahan anemia remaja putri Desa sifat nega f.
Sirnagalih, Jonggol, Kabupaten Bogor, Jawaa Barat Hasil analisis menunjukkan bahwa responden yang memiliki
ayah dengan pendidikan terakhir rendah terdapat 50,9% (28
orang), memiliki upaya pencegahan yang kurang. Responden
yang memiliki ayah dengan pendidikan terakhir nggi terdapat
64,7% (11 orang) yang memiliki upaya pencegahan anemia yang
baik. Hasil uji bivariat menunjukkan dak ada hubungan antara
pendidikan terakhir ayah dengan perilaku pencegahan anemia
pada remaja putri. Hal ini dibuk kan dengan p value 0,396 > 0,05
(POR 1,90; 95% CI 0,616-5,865).
Hasil analisis seper yang terlihat di tabel 2 menunjukkan
bahwa responden yang memiliki ibu dengan pendidikan terakhir
rendah terdapat 44,4% (28 orang), memiliki upaya pencegahan
yang kurang. Responden yang memiliki ibu dengan pendidikan
terakhir nggi terdapat 33,3% (3 orang), yang memiliki upaya
pencegahan anemia yang baik. Hasil uji bivariat menunjukkan
bahwa dak ada hubungan antara pendidikan terakhir ibu
dengan perilaku pencegahan anemia pada remaja putri. Hal ini
dibuk kan dengan p value 0,291 > 0,05 (POR 0,40; 95% CI 0,092-
1,744).
Hasil analisis pada tabel 2 menunjukkan remaja dengan
pendapatan keluarga < UMK terdapat 55,4% (31 orang) yang
memiliki perilaku pencegahan anemia yang kurang, sedangkan
remaja dengan pendapatan keluarga ≥ UMK terdapat 81,3% (13
orang) yang memiliki perilaku pencegahan anemia baik. Hasil uji
Hubungan Karakteris k Responden dengan Perilaku
chi square menunjukkan bahwa ada hubungan antara
Pencegahan Anemia pada Remaja Putri
pendapatan keluarga dengan perilaku pencegahan anemia, hal
Berdasarkan hasil analisis dengan uji Chi square menunjukkan
ini dibuk kan dengan p value 0,021 < 0,05. Dengan nilai POR 5,37
bahwa responden yang berpengetahuan kurang terdapat 60,9%
yang ar nya remaja dengan pendapatan keluarga ≥ UMK
(28 orang) mempunyai upaya pencegahan anemia yang kurang,
berpeluang 5,37 kali untuk memiliki perilaku pencegahan anemia
sedangkan responden yang berpengetahuan cukup-baik
yang baik daripada remaja dengan pendapatan keluarga < UMK.
terdapat 76,9% (20 orang) mempunyai upaya pencegahan Tabel 2. Hubungan Karakteris k Responden dengan Perilaku
anemia yang baik. Berdasarkan hasil analisis di tabel 2 didapatkan Pencegahan Anemia pada Remaja Putri
nilai p value = 0,005 < 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa
ada hubungan antara pengetahuan dengn perilaku pencegahan
anemia. Dengan nilai POR 5,18, sehingga remaja putri yang
mempunyai pengetahuan yang cukup-baik berpeluang 5,18 kali
memiliki perilaku pencegahan anemia yang baik dibandingkan
dengan remaja yang berpengetahuan kurang.
Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa responden

h p://jurnal.htp.ac.id
Ayu Magdalena Natalia Situmeang, et al
Rela onship of Knowledge, A tude, and Socioeconomics with Anemia Preven on Behavior
Hubungan Pengetahuan, Sikap, dan Sosioekonomi dengan Perilaku Pencegahan Anemia
36

Gosdin et al. (2020) pada anak remaja di Ghana, ditemukan


bahwa pengetahuan tentang anemia memang dak dapat
memprediksi kadar Hb atau status anemia pada populasi
peneli an. Namun, pengetahuan terkait anemia dapat
mengindikasikan pendidikan kesehatan dan gizi yang
berlangsung, tentunya terdapat potensi untuk remaja dalam
meningkatkan perilaku pencegahan dan pengendalian anemia.
Sejalan dengan peneli an yang dilakukan di daerah pedesaan
India, menyatakan bahwa pengetahuan tentang anemia memiliki
Faktor Dominan yang Berhubungan dengan Perilaku hubungan yang signifikan dengan prak k pencegahan anemia
Pencegahan Anemia pada Remaja Putri (Tashara et al., 2015). Temuan peneli an menyimpulkan bahwa
Hasil analisis mul variat didapatkan bahwa faktor perlu adanya ndakan untuk meningkatkan pengetahuan
pendapatan keluarga, pengetahuan, dan sikap remaja putri desa perempuan pedesaan yang pada gilirannya dapat meningkatkan
Sirnagalih memiliki peran dominan dalam perilaku pencegahan prak k mereka dalam pencegahan anemia.
anemia. Terdapat 1 variabel perancu yaitu sikap yang tetap Menurut Notoatmodjo (2014) pengetahuan adalah hasil dari
dipertahankan dalam model akhir. Sementara variabel yang mengetahui dan terjadi ke ka seseorang mempersepsikan suatu
berpengaruh (nilai p < 0,05) terhadap perilaku pencegahan objek. Pengetahuan merupakan faktor pen ng bagi seseorang
anemia adalah pengetahuan dan pendapatan keluarga. Variabel untuk mengambil suatu ndakan atau keputusan. Tanpa
pendapatan keluarga memiliki pengaruh paling besar jika dilihat pengetahuan, seseorang dak memiliki dasar untuk mengambil
dari nilai POR yaitu 12,068 (95% CI 2,447-59,523; p= 0,002). keputusan dan menentukan ndakan untuk memecahkan
Ar nya remaja yang memiliki pendapatan keluarga ≥ UMK masalah yang mendesak. Lawrence Green menyatakan bahwa
berpeluang 12,068 kali untuk memiliki perilaku pencegahan perilaku kesehatan, termasuk perilaku, dipengaruhi oleh ga
anemia baik dibandingkan remaja yang memiliki pendapatan faktor, yaitu faktor predisposisi, faktor pendukung dan faktor
keluarga < UMK, setelah dikontrol dengan variabel sikap. Dari uji pendorong (Notoatmodjo, 2014). Pengetahuan merupakan
mul variat selain variabel pendapatan keluarga, didapatkan faktor predisposisi, yaitu faktor internal individu yang
variabel pengetahuan (POR 4,88) dan sikap (POR 3,083) yang membantunya untuk berperilaku lebih baik. Pengetahuan yang
berkorelasi dengan perilaku pencegahan anemia pada remaja baik akan membantu remaja putri mencegah anemia. Semakin
putri. Sehingga disarankan perlunya peningkatan ngkat mereka memahami pengetahuan pencegahan anemia, semakin
pengetahuan dan sikap rematri melalui edukasi promosi terkait banyak remaja putri akan tahu bagaimana berperilaku dalam
anemia, dan tablet tambah darah (TTD) oleh puskesmas kaitannya dengan perilaku pencegahan anemia.
setempat sebagai salah satu pencegahan anemia pada remaja Hasil uji bivariat dengan Chi-square menunjukkan bahwa
putri, dan adanya upaya lintas sektoral untuk peningkatan terdapat hubungan sikap dengan perilaku pencegahan remaja
pendapatan keluarga. putri di desa Sirnagalih, kabupaten Bogor. Hasil peneli an ini
Tabel 3. Model Akhir Uji Mul variat dak sejalan dengan hasil peneli an yang dilakukan oleh Sufen ,
Khairani dan Sanisahhuri (2021), di SMAN 11 kota Bengkulu. Hasil
uji Chi-Square menunjukan bahwa dak ada hubungan antara
sikap dengan upaya pencegahan anemia pada siswi di SMAN 11
PEMBAHASAN Kota Bengkulu. Hal ini dikarenakan perbedaan usia responden
dan kuesioner yang diberikan menggunakan instrumen google
Berdasarkan hasil analisis bivariat dengan uji Chi-square,
form yang dibagikan secara online (daring) dengan durasi
menyatakan bahwa ada hubungan antara variabel pengetahuan
pengembalian 2-3 hari. Sedangkan pada peneli an yang
dengan perilaku pencegahan anemia pada remaja putri di desa
dilakukan di desa Sirnagalih, kuesioner dikumpulkan secara
Sirnagalih, kabupaten Bogor. Hal ini sejalan dengan peneli an
serentak.
yang dilakukan oleh Sari and Anggraini (2020), yang menyatakan
Hal ini sejalan dengan peneli an yang dilakukan oleh Lestari
ada hubungan antara pengetahuan dengan upaya pencegahan
(2018), bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara sikap
anemia pada mahasiswa program studi Kebidanan Poltekkes
dengan upaya pencegahan anemia saat menstruasi pada remaja
Kemenkes Semarang (p-value 0,001). Peneli an yang dilakukan
putri di Pondok Pesantren wilayah Jenu kabupaten Tuban (p-
Nurbai (2019) pada remaja putri di SMAN 4 Jambi, ditemukan
value 0,001). Menurut Notoatmodjo (2014), perilaku belum
bahwa terdapat hubungan pengetahuan dan upaya pencegahan
merupakan proses atau ak vitas yang merupakan indikator dari
anemia (p-value 0,002). Pada peneli an yang dilakukan oleh
proses perilaku. Perilaku seseorang erat kaitannya dengan

j u r n a l
J KESEHATAN
KOMUNITAS
Keskom, Vol. 8, No. 1
37 April 2022

ngkat pengetahuannya. Sikap posi f menciptakan sikap posi f pendapatan keluarga mengakibatkan sebagian besar
dan sebaliknya. Remaja putri yang memiliki sikap posi f terhadap keluarga memiliki sumber makanan sumber zat besi yang
memiliki kepedulian terhadap perilaku pencegahan anemia. terbatas.
Pada hasil uji bivariat, ditemukan dak ada hubungan antara Anemia berhubungan secara sosial dengan kekayaan dan
pendidikan terakhir ayah maupun pendidikan terakhir ibu pekerjaan (misalnya, pekerja pertanian) (Balarajan et al., 2011).
dengan perilaku pencegahan anemia, dengan masing-masing p- Dalam peneli an ini mayoritas pendapatan keluarga di desa
value 0,396 dan 0,291. Hal ini sejalan dengan peneli an yang Sirnagalih bersumber dari hasil pertanian (Badan Pusat Sta s k
dilakukan oleh Pra wi (2021) di kabupaten Sukoharjo. Hasil Kabupaten Bogor, 2021), dan mayoritas pendapatan keluarga
analisis uji Chi-Square hubungan pendidikan ibu dengan kejadian responden kurang dari UMK (Upah Minimum Kota/Kabupaten)
suspek anemia pada remaja putri di kabupaten Sukoharjo kabupaten Bogor sebanyak 56 responden (77,8%). Hal ini
menunjukkan dak adanya hubungan antara pendidikan ibu menyangkut pemenuhan kebutuhan, terutama untuk makanan
dengan kejadian suspek anemia pada remaja putri dengan nilai p- yang varia f dan bergizi, misalnya penyajian menu yang sangat
value 0,922. terbatas pada lauk pauk naba seper tempe dan tahu, sayur-
Tidak adanya hubungan antara pendidikan terakhir orang tua sayuran yang terbatas pada hasil kebun itu sendiri. Konsumsi lauk
dan pencegahan anemia pada remaja putri, karena pendidikan hewani juga sangat terbatas pada ikan asin dan teri, dan harga
bukan satu-satunya faktor kunci. Orang tua yang berpendidikan pangan yang nggi berdampak kuat pada produk vitas dan daya
rendah dapat mendapatkan informasi terkait makanan yang baik beli orang tua berpenghasilan rendah (Astu and Trisna, 2016).
untuk pencegahan anemia melalui penyuluhan dan berita di Oleh karena itu, diharapkan lembaga lintas sektor seper Dinas
media massa. Hal ini tentunya akan berpengaruh terhadap Pertanian dapat memberikan sosialisasi kepada orang tua
pemilihan dan penyediaan makanan yang baik sebagai upaya responden tentang pemanfaatan lahan pangan untuk produksi
pencegahan anemia kepada remaja putri. Orang tua yang sayur mayur dan lauk pauk untuk memenuhi kebutuhan gizi
memiliki pendidikan nggi namun dak mengaplikasikan keluarganya sendiri, terutama penyajian makanan sehat sebagai
pengetahuan, tentu akan berpengaruh kepada penyediaan wujud dari perilaku pencegahan anemia.
makanan sehat sebagai upaya pencegahan anemia pada remaja
putri (Shaban et al., 2020). Pengetahuan orang tua yang
KESIMPULAN
diaplikasikan dengan baik tentang nutrisi zat besi akan Sebagian besar remaja putri di desa Sirnagalih, kabupaten
mendorong anaknya untuk mengonsumsi tablet zat besi Bogor memiliki perilaku pencegahan anemia yang baik (52,8%).
(Mulugeta et al., 2015). Hasil peneli an menyimpulkan bahwa terdapat hubungan
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dengan uji Chi-square pengetahuan (p-value 0,005), sikap (p-value 0,021), dan
diperoleh nilai p-value sebesar 0,021 yang berar ada hubungan pendapatan keluarga (p-value 0,021) dengan variable dependen
antara pendapatan keluarga dengan perilaku pencegahan yaitu perilaku pencegahan anemia pada remaja putri di desa
anemia pada remaja putri di desa Sirnagalih, kabupaten Bogor. Sirnagalih, kabupaten Bogor. Pendapatan keluarga merupakan
Peneli an ini sejalan dengan peneli an (Setyowa , Riyan and variabel independen yang paling berpengaruh dengan perilaku
Indraswari, 2017) menyatakan bahwa terdapat hubungan yang pencegahan anemia (POR 12,068). Maka dari itu diharapkan
posi f (p=0,049) antara pendapatan keluarga dengan perilaku adanya upaya lintas sektoral untuk upaya peningkatan
makan remaja putri dalam pencegahan anemia dimana pendapatan keluarga. Disarankan untuk puskesmas setempat
pendapatan berhubungan langsung dengan daya beli suatu mengadakan penyuluhan kepada remaja putri terkait anemia,
masyarakat. Dalam hal ini, daya beli masyarakat berhubungan dan tablet tambah darah (TTD) sebagai salah satu pencegahan
dengan penyediaan makanan sehat dalam rangka pencegahan anemia. Untuk lembaga lintas sektor seper Dinas Pertanian
anemia. Pada remaja yang tergolong sosial ekonomi rendah dan dapat memberikan sosialisasi kepada orang tua responden
menengah, lebih nggi ditemukan kasus anemia (Wangaskar et tentang pemanfaatan lahan pangan untuk produksi sayur mayur
al., 2021). Hal ini terjadi karena perbedaan dalam ketersediaan dan lauk pauk untuk memenuhi kebutuhan gizi keluarganya
makanan sehat, pendidikan dan kesadaran di antara orang tua sendiri, terutama penyajian makanan sehat sebagai wujud dari
remaja yang berasal dari berbagai status sosial ekonomi. Seper perilaku pencegahan anemia.
hasil peneli an yang dilakukan Roslie, Yusuff dan Tanveer Konflik Kepen ngan
Hossain Parash (2019) di Sabah mengemukakan bahwa anak- Tidak terdapat konflik kepen ngan dalam peneli an ini.
anak dari keluarga berpenghasilan rendah memiliki Ucapan Terima Kasih
Terima kasih dihaturkan kepada Kemdikbud-Dik dan
kecenderungan lebih nggi untuk mengalami kekurangan zat
besi dibandingkan dengan anak-anak dari keluarga
Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP)-RI atas
berpenghasilan nggi. Hal ini dikarenakan rendahnya
dukungan dana yang diberikan, dan juga kepada aparat

j u r n a l
J KESEHATAN
KOMUNITAS
Ayu Magdalena Natalia Situmeang, et al
Rela onship of Knowledge, A tude, and Socioeconomics with Anemia Preven on Behavior
Hubungan Pengetahuan, Sikap, dan Sosioekonomi dengan Perilaku Pencegahan Anemia
38

Desa Sirnagalih, Jonggol, Jawa Barat terutama kepala Desa Mularsih, S. (2017) ‘Hubungan Pengetahuan Remaja Putri
Sirnagalih atas pemberian izin dan kesediaan menjadi mitra Tentang Anemia Dengan Perilaku Pencegahan
riset keilmuan hibah – Bangun Desa. Anemia Pada Saat Menstruasi Di Smk Nusa Bhak
Kota Semarang’, Jurnal Kebidanan, 6(2), p. 80. doi:
DAFTAR PUSTAKA 10.26714/jk.6.2.2017.80-85.
Agus na, R. et al. (2021) ‘Associa ons of Knowledge, Mulugeta, A. et al. (2015) ‘Examining means of reaching
A tude, and Prac ces toward Anemia with Anemia adolescent girls for iron supplementa on in Tigray,
Prevalence and Height-for-Age Z-Score among Northern Ethiopia’, Nutrients, 7(11), pp. 9033–9045.
Indonesian Adolescent Girls’, Food and Nutri on doi: 10.3390/nu7115449.
Bulle n, 42(1_suppl), pp. S92–S108. doi: Munira, L. and Viwa akulvanid, P. (2020) ‘Knowledge,
10.1177/03795721211011136. A tude and Iron Deficiency Anemia Preven on
Apriningsih et al. (2020) ‘Determinant of highschool girl Prac ce Among Female High School Students In
adolescent’adherence to consume iron folic acid Banjarmasin, Indonesia: A Cross-Sec onal Study’, in
supplementa on in Kota Depok’, Journal of The 11th Interna onal Graduate Students
Nutri onal Science and Vitaminology, 66, pp. Conference on Popula on and Public Health
S369–S375. doi: 10.3177/jnsv.66.S369. Sciences (IGSCPP). The College of Public Health
Arikunto, S. (2014) Prosedur Peneli an Suatu Pendekatan Sciences, Chulalongkorn University, pp. 206–213.
Prak k. Jakarta: Rineka Cipta. Notoatmodjo, S. (2014) Promosi Kesehatan & Perilaku.
Astu , S. D. and Trisna, E. (2016) ‘Faktor-Faktor yang Jakarta: Rineka Cipta.
Berhubungan dengan Kejadian Anemia pada Remaja Nurbai , N. (2019) ‘Faktor-Faktor yang Berhubungan
Putri Wilayah Lampung Timur’, Jurnal Keperawatan, dengan Pencegahan Anemia pada Remaja Putri di
12(2). SMA Negeri 4 Kota Jambi Tahun 2018’, Jurnal Ilmiah
Badan Pusat Sta s k Kabupaten Bogor (2021) Kecamatan Universitas Batanghari Jambi, 19(1), p. 84. doi:
Jonggol dalam Angka 2021. 10.33087/jiubj.v19i1.552.
Balarajan, Y. et al. (2011) ‘Anaemia in low-income and Pra wi, F. N. (2021) Hubungan Sosial Ekonomi Keluarga dan
middle-income countries’, The Lancet, 378(9809), Asupan Energi dengan Kejadian Suspek Anemia pada
pp. 2123–2135. doi: 10.1016/S0140- Remaja Putri di Kabupaten Sukoharjo. Universitas
6736(10)62304-5. Muhammadiyah Surakarta.
Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor (2019) BUKU SAKU 2019 Priyanto, L. D. (2018) ‘The Rela onship of Age, Educa onal
INFORMASI KESEHATAN. Background, and Physical Ac vity on Female
Farida, U. (2013) ‘Pengaruh Aksesibilitas Terhadap Students with Anemia’, Jurnal Berkala Epidemiologi,
Karakteris k Sosial Ekonomi Masyarakat Pedesaan 6(2), pp. 139–146. doi: 10.20473/jbe.v6i22018.139-
Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal’, Jurnal 146.
Wilayah dan Lingkungan, 1(1), pp. 49–66. Roslie, R., Yusuff, A. S. M. and Tanveer Hossain Parash, M.
Gosdin, L. et al. (2020) ‘Predictors of anaemia among (2019) ‘The Prevalence and Risk Factors of Iron
adolescent schoolchildren of Ghana’, Journal of Deficiency Anemia among Rural School children in
Nutri onal Science, 9(43), pp. 1–11. doi: Kudat, Sabah’, Malaysian Journal of Medicine and
10.1017/jns.2020.35. Health Sciences, 15(3), pp. 54–60.
Kementerian Kesehatan RI (2020) Profil Kesehatan Sari, M. H. N. and Anggraini, D. D. (2020) ‘Analisis Sikap dan
Indonesia Tahun 2019. Pengetahuan terhadap Upaya Pencegahan Anemia
Kusuma, N. I. and Kar ni, F. (2021) ‘Changes in Knowledge pada Mahasiswa Bidan’, Jurnal Kebidanan dan
and A tudes in Preven ng Anemia in Female Kesehatan Tradisional, 5(2), pp. 135–143. doi:
Adolescents: A Compara ve Study’, Women, 10.37341/jkkt.v5i2.157.
Midwives and Midwifery, 1(2), pp. 46–54. doi: Setyowa , N. D., Riyan , E. and Indraswari, R. (2017)
10.36749/wmm.1.2.46-54.2021. ‘Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku
Lestari, D. I. N. (2018) Analisis Faktor yang Berhubungan Makan Remaja Putri Dalam Pencegahan Anemia Di
dengan Upaya Pencegahan Anemia saat Menstruasi Wilayah Kerja Puskesmas Ngemplak Simongan’,
Pada Remaja Putri di Pondok Pesantren Wilayah Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal), 5(5), pp.
Jenu Kabupaten Tuban, Universitas Airlangga. 1042–1053.
Shaban, L. et al. (2020) ‘Anemia and its associated factors
among Adolescents in Kuwait’, Scien fic Reports,
10(1), pp. 1–9. doi: 10.1038/s41598-020-60816-7.

j u r n a l
J KESEHATAN
KOMUNITAS
Keskom, Vol. 8, No. 1
39 April 2022

Simanungkalit, S. F. and Simarmata, O. S. (2019)


‘Pengetahuan dan Perilaku Konsumsi Remaja Putri
yang Berhubungan dengan Status Anemia’, Bule n
Peneli an Kesehatan, 47(3), pp. 175–182. doi:
10.22435/bpk.v47i3.1269.
Subiya n, A. and Mudrika, L. (2017) ‘Pengetahuan
Berhubungan dengan Anemia Remaja di Pesantren
Modern Ummul Qura Al- Islam Bogor Tahun 2016’,
Jurnal Kedokteran dan Kesehatan, 13(1), p. 28. doi:
10.24853/jkk.13.1.28-34.
Sufen , N., Khairani, N. and Sanisahhuri, S. (2021)
‘Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Dengan Upaya
Pencegahan Anemia Gizi Besi Pada Siswi Di Sman 11
Kota Bengkulu’, PREPOTIF : Jurnal Kesehatan
Masyarakat, 5(1), pp. 440–447. doi:
10.31004/prepo f.v5i1.1598.
Tashara, I. F. et al. (2015) ‘Knowledge and self-reported
prac ces on preven on of iron deficiency anemia
among women of reproduc ve age in rural area’,
Interna onal Journal of Advances in Scien fic
Research, 1(7), pp. 289–292. doi: 10.7439/ijasr.
Wangaskar, S. A. et al. (2021) ‘Prevalence of Anaemia and
C o m p l i a n c e to We e k l y I ro n - Fo l i c A c i d
Supplementa on Programme amongst Adolescents
in Selected Schools of Urban Puducherry, India’,
Nigerian Postgraduate Medical Journal, 28(1), pp.
44–50. doi: 10.4103/npmj.npmj.
World Health Organiza on (2011) ‘Haemoglobin
concentra ons for the diagnosis of anaemia and
assessment of severity’, Geneva, Switzerland: World
Health Organiza on, pp. 1–6. doi: 2011.

j u r n a l
J KESEHATAN
KOMUNITAS

Anda mungkin juga menyukai