Anda di halaman 1dari 11

PENYULUHAN MENGENAI CEMARA (CEGAH ANEMIA PADA

REMAJA) SERTA PEMBERIAN TABLET TAMBAH DARAH (TTD)


KEPADA SISWI SMAN 4 KENDARI

DOSEN PENGAMPU:
Zainab Hikmawati, S.KM., M.PH.

OLEH:
Kelas Reguler C 2021
Kelompok 5
FATMAWATI J1A121138
FAZRI WAHYUDI J1A121140
MARIESKA YASMIN BAFADAL J1A121156
MAWADDATUL WARAHMA J1A121158
MELISA BANNE TASIK J1A121159
MEUTIA TIARA KHAULANI J1A121160
NARYA ANGRIANI J1A121166
NASYWA RASYIFA J1A121167
NUR ALISYA J1A121170
NUR AZMI J1A121171

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS HALU OLEO
TAHUN 2022
A. Latar Belakang

Anemia adalah kekurangan zat besi yang disebabkan oleh kurangnya


kadar hemoglobin dan hematokrit dalam sel darah. Menurut data
Kementerian Kesehatan tahun 2013 menunjukkan prevalensi anemia gizi
pada kelompok usia remaja (≥15 tahun) adalah 22.2%. Hasil beberapa
penelitian di Indonesia diperoleh prevalensi anemia remaja putri yaitu 32,4%
- 61%. Prevalensi anemia berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar Tahun
2018 diperoleh bahwa terdapat peningkatan kejadian anemia di Indonesia dari
37,1% tahun 2013 meningkat menjadi 48,9%. Menurut hasil penelitian
Jaelani (2017) menunjukkan kejadian anemia pada remaja putri sebesar 33%,
Suryani (2015) 43%, Lestari (2017) 94,1%, Rachmadianto (2014) 64,6%.

Remaja memiliki risiko tinggi terhadap kejadian anemia terutama


anemia gizi besi. Hal itu terjadi karena masa remaja memerlukan zat gizi
yang lebih tinggi termasuk zat besi untuk pertumbuhan dan
perkembangannya. Suplemen gizi penambah darah atau yang dikenal dengan
Tablet Tambah Darah (TTD) atau Fe adalah tablet/ kaplet/ kapsul yang dapat
diperoleh dari Program atau mandiri. TTD Program disediakan oleh
Pemerintah dan didistribusikan ke kelompok sasaran melalui fasilitas
pelayanan kesehatan pemerintah. TTD mandiri diperoleh berdasarkan resep/
instruksi tenaga kesehatan, inisiatif membeli sendiri di fasilitas kesehatan
swasta/ apotik/ toko obat, atau diperoleh dari pemberian keluarga/ orang lain
(Riskesdas, 2018).

Pengetahuan remaja terkait dengan anemia masih kurang dan banyak


yang mengabaikannya. Hal ini akan berpengaruh terhadap sikap dan perilaku
remaja dalam pencegahan terjadinya anemia. Salah satu masalah yang
dihadapi remaja Indonesia adalah masalah gizi mikronutrien, yakni sekitar
12% remaja laki-laki dan 23% remaja perempuan mengalami anemia, yang
sebagian besar diakibatkan kekurangan zat besi (anemia defisiensi besi).
Anemia pada remaja berdampak buruk terhadap penurunan imunitas,
konsentrasi, prestasi belajar, kebugaran remaja dan produktifitas. Selain itu,
secara khusus anemia yang dialami remaja putri akan berdampak lebih serius,

1
mengingat mereka adalah para calon ibu yang akan hamil dan melahirkan
seorang bayi, sehingga memperbesar risiko kematian ibu melahirkan, bayi
lahir prematur dan berat bayi lahir rendah (BBLR) (Kementerian Kesehatan
RI, 2018).

Menurut data hasil Riskesdas 2018 terdapat sebanyak 80,9% remaja


putri yang mendapat Tablet Tambah Darah (TTD) di sekolah, tetapi hanya
1,4% remaja putri yang mengonsumsi Tablet Tambah Darah (TTD).
Berdasarkan penelitian Hikmatul dkk (2022), menyebutkan bahwa terjadinya
peningkatan pengetahuan siswi antara sebelum diberikannya penyuluhan
terkait anemia dan pemberian TTD dan sesudah dilakukannya penyuluhan
tersebut. (Hikmatul dkk, 2022). Maka dari itu, risiko meningkatnya masalah
anemia pada remaja putri perlu dicegah dengan adanya pemberian Tablet
Tambah Darah (TTD) kepada remaja putri yang diiringi dengan penyuluhan
mengenai anemia. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan dan
pemahaman remaja putri akan bahaya dari anemia yang akan berpengaruh
pada kualitas generasi bangsa di masa yang akan datang.

Upaya penanggulangan anemia berdasarkan rekomendasi WHO


adalah dengan pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) melalui Program
Penanggulangan Anemia Gizi Besi (PPAGB) (Kemenkes RI, 2016).
Pemerintah menetapkan dosis pemberian TTD pada remaja putri adalah 1 kali
seminggu. Pemberian TTD dengan dosis yang tepat dapat mencegah anemia
dan meningkatkan cadangan zat besi di dalam tubuh. Sasarannya adalah anak
Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA)
(Permatasari, Briawan dan Madanijah, 2018). Berdasarkan uraian diatas maka
kelompok kami tertarik untuk menyusun perencanaan kegiatan program
penyuluhan yang berjudul “Penyuluhan Mengenai CEMARA (Cegah Anemia
pada Remaja) serta Pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) Kepada Siswi
SMAN 4 Kendari”.

B. Tujuan
1. Untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman yang diprioritaskan
kepada remaja putri SMAN 4 Kendari.

2
2. Untuk mencegah meningkatnya kejadian risiko anemia sehingga remaja
putri SMAN 4 Kendari memiliki kesehatan yang optimal.
C. Gagasan
1. Keterkaitan Pemasaran Sosial Dengan Ide Produk Pemasaran Sosial

Menurut Kolter dan Zaltman Pemasaran sosial merupakan desain,


implementasi dan kontrol atas program yang direncanakan untuk
mempengaruhi penerimaan pada ide-ide sosial dan melibatkan
pertimbangan pada perencanaan produk, harga yang dikenakan,
komunikasi, distribusi, dan penelitian pemasaran. (Kotler dan
Zaltman,tth)

Pemasaran sosial adalah penerapan prinsip dan teknik pemasaran


pada upaya-upaya melakukan perubahan sosial yang positif. Pemasaran
sosial juga merupakan strategi atau upaya upaya yang dilakukan untuk
mempromosikan produk sosial dengan tujuan mengubah perilaku.

Keterkaitan pemasaran sosial dengan ide suatu produk adalah


berkaitan dengan tujuan pemasaran sosial itu sendiri dimana tujuan
pemasaran sosial adalah untuk mengubah perilaku seseorang dan
meningkatkan derajat kesehatan. Pemasaran sosial suatu produk dalam
bentuk ide berkaitan dengan suatu kepercayaan, sikap, dan nilai. Produk
sosial dalam bentuk ide yang akan kami pasarkan adalah Tablet
Penambah Darah Dalam Terjadinya Siklus Menstruasi Bagi Remaja
Putri. Disini kami mempromosikan atau memasarkan suatu produk
tersebut agar para remaja putri yang tadinya tidak mengetahui apa itu
tablet penambah darah, dan apa itu manfaat tablet penambah darah
setelah kami promosikan mereka menjadi tahu apa itu tablet penambah
darah dan manfaat tablet penambah darah. kita juga dapat mengubah
perilaku remaja putri ini untuk selalu mengonsumsi tablet penambah
darah 1 minggu sekali sesuai anjuran dari tenaga kesehatan yang mana
tablet penambah darah ini bermanfaat untuk membantu mencegah
anemia akibat siklus menstruasi yang di alami setiap bulannya. Setelah
kita memromosikan dan memasarkan suatu produk dalam bentuk ide ini

3
kita dapat mencapai tujuan pemasaran sosial tersebut, yang dimana kita
dapat mengubah perilaku para remaja yang tadinya tidak meminum obat
penambah darah 1 kali seminggu menjadi meminum obat penambah
darah 1 kali seminggu sehingga mereka dapat meningkatkan derajat
kesehatan mereka.

Pemasaran sosial adalah penerapan prinsip dan teknik pemasaran


pada upaya-upaya melakukan perubahan sosial yang positif. Pemasaran
sosial juga merupakan strategi atau upaya upaya yang dilakukan untuk
mempromosikan produk sosial dengan tujuan mengubah perilaku.

Tujuan diadakannya pemasaran sosial adalah untuk merubah


perilaku khalayak sasaran agar berperilaku sehat. Terdapat 3 tipe produk
sosial dalam pemasaran sosial yaitu, produk sosial berupa ide, praktik
sosial, dan produk kasat mata (tangible product). Didalam pemasaran
sosial terdapat segmentasi pasar yaitu membagi sebuah pasar kedalam
kelompok-kelompok pembeli yang khas berdasarkan kebutuhan,
karakteristik atau perilaku yang mungkin membutuhkan produk. Target
segmentasi pasar ada empat, salah satunya yaitu segmentasi berdasarkan
demografi berkaitan dengan masalah demografi kependudukan, seperti
umur, dan jenis kelamin. Olehnya itu, produk sosial dalam perencanaan
ini yaitu berupa tablet tambah darah pada anak perempuan yang berumur
15-19 tahun. Dimana anak pada umur tersebut tentunya mengalami siklus
menstruasi setiap bulannya, yang dimana jika anak perempuan tidak siap
akan hal tersebut maka mungkin bisa jadi akan mengakibatkan anemia
pada anak perempuan. Olehnya itu dengan pemberian edukasi akan
pentingnya mengkonsumsi tablet tambah darah pada anak perempuan
tentunya akan ada pemahaman dari anak perempuan terkait manfaat
tablet tambah darah tersebut. Setelah ada pemahaman dari anak
perempuan, kemudian kita lakukan pemberian tablet tambah darah.
Karena sudah dilakukan edukasi tentang manfaat mengkonsumsi tablet
tambah darah tadi, maka akan keinginan anak anak perempuan tersebut
untuk ingin mendapatkan produk tersebut, karena mereka sudah tahu

4
akan bahaya dari anemia dan ingin mengonsumsi tablet tersebut sehingga
tidak terkena anemia. Dengan begitu, tentunya produk yang kita berikan
akan sangat bermanfaat bagi mereka dan tentunya itu akan meningkatkan
derajat kesehatan mereka.

2. Nilai- Nilai Dari Program Pemasaran Sosial Dalam Ide Pemasaran


Sosial

Nilai-nilai dari program pemasaran sosial dalam ide produk pemasaran


sosial

1. Ekonomis : Kegiatan yang dilakukan di SMAN 4 Kendari yaitu


penyuluhan mengenai CEMARA "Cegah Remaja Anemia" tidak
dipungut biaya sepeserpun dan dilakukan pemberian tablet tambah
darah bagi remaja putri.
2. Efektif : Dari program yang dilakukan yaitu penyuluhan mengenai
pencegahan anemia pada remaja putri dan kegiatan pembagian tabel
tambah darah bagi remaja putri di SMAN 4 Kendari dapat mengatasi
masalah remaja yang mengalami anemia pada siswi SMAN 4
Kendari. Juga manfaat yang di dapat oleh remaja putri dari kegiatan
ini yaitu mereka mengetahui tentang pentingnya mengonsumsi tablet
tambah darah yang berguna bagi dirinya kedepan, dapat mencegah
mereka dari anemia, dapat memutus mata rantai stunting dan
meningkatkan cadangan zat besi dalam tubuhnya.
Adapun dari kegiatan penyuluhan ini dapat meningkatkan daya
konsumsi tablet tambah darah bagi remaja putri karena mereka sudah
mengetahui manfaat dari tablet tambah darah tersebut.
3. Efisien : Dari kegiatan yang dilakukan bertempat di aula SMAN 4
Kendari pada waktu jam istirahat sehingga siswi dapat hadir dalam
kegiatan penyuluhan tersebut. Sebelum kegiatan dilakukan, sudah
dilakukan koordinasi dengan guru dengan melakukan promosi
menggunakan personal selling agar guru dapat menyampaikan
kepada para siswi bahwa akan diadakan penyuluhan dan pemberian
tablet Fe. Materi yang akan dibawakan juga disesuaikan dengan

5
kalimat-kalimat yang mudah dimengerti oleh para siswi agar mereka
dapat menerapkan pola hidup sehat dan dapat mengonsumsi tablet Fe
secara rutin untuk mencegah terjadinya anemia pada siswi.

3. Kerangka Program
1. Segmentation
Contoh produk sosial berbentuk ide dan segmentasinya yaitu:
a. Dari segi segmentasi demografis produk ini dipasarkan ke semua
remaja putri yakni usia 15-19 tahun dari semua kalangan tanpa
memandang tingkat ekonomi.
b. Kemudian segmentasi geografisnya menyasar remaja-remaja putri
di wilayah kota Kendari karena kebanyakan remaja putri di kota
ini masih banyak yang belum mengonsumsi tablet tambah darah
setiap seminggu sekali.
c. Segmentasi psikografis menargetkan ke remaja putri yang
memasuki masa pubertas karena pada saat menstruasi remaja
putri rentan menderita anemia akibat kehilangan darah pada saat
menstruasi.
d. Segmentasi perilaku, jika kami melakukan penyuluhan mengenai
ide ini yaitu peran tablet tambah darah pada siklus menstruasi
remaja putri mencuci tangan dengan sabun sebelum makan
cenderung siswa laki-laki untuk menerapkan perilaku tersebut
lebih sulit atau bandel dibandingkan siswa perempuan. Jadi, perlu
dilakukan segmentasi perilaku untuk membedakan penanganan
agar lebih efisien.
2. Positioning
3. Bauran Pemasaran 4 P
a. Produk: Penyuluhan dan Pemberian Tablet Tambah Darah (TTD)
Bagi Remaja Putri Kota Kendari.
b. Price/harga: Rp. 20.000
c. Place/tempat: Auditorium Mokodompit Universitas Halu Oleo

6
d. Promotion: Promosi yang digunakan dalam produk ini yaitu
dengan pembagian brosur melalui media sosial (whatsapp,
instagram, facebook, dan twitter). Selain itu juga dilakukan
penempelan poster di bagian papan informasi di setiap sekolah
dan pemberian surat undangan kepada tiap-tiap sekolah dengan
tujuan agar siswi sekolah tersebut turut hadir dalam acara
penyuluhan dan pemberian tablet tambah darah bagi remaja putri
Kota Kendari.

7
4. Rencana Kegiatan Program

Program Kegiatan Objektif Sasaran Metod Pelaksanaan Tempat Input Prose Output (outcome
e s & impact)
Penyuluha 1. Penyuluha Komunikasika Remaja 1. Fasilitas Universita Terbentukny 1. Meningkatny
n dan n tentang n kegiatan putri (auditorium s Halu a a
pemberian pentingnya penyuluhan Kota mokodimpi Oleo Kota pengetahuan
tablet dan pemberian Kendar t Kendari remaja putri
tambahh tablet tambah i universitas di kota
darah bagi darah bagi halu oleo kendari
remaja remaja putri di kendari) mengenai
putri. Kota Kendari 2. Perangkat manfaat
2. Pemberian kampus. tablet tambah
tablet darah untuk
tambah kesehatan.
darah
kepada
remaja

8
putri.

9
D. Peluang dan Hambatan
1. Peluang
a. Remaja putri menerima pemberian tablet tambah darah dikarenakan
mereka mengetahui bahwa tablet tambah darah tersebut sangat penting
untuk kesehatan apalagi saat terjadinya menstruasi di mana menstruasi
tersebut rata-rata mengeluarkan darah sebesar 60 mili perbulan yang
sama dengan 30 mg besi sehingga perempuan memerlukan tablet
tambah darah satu miligram per hari agar keseimbangan tetap terjaga.
b. Remaja putri rutin meminum tablet tambah darah karena dipengaruhi
oleh orang lain seperti orang tua di mana pengetahuan orang tua yang
baik tentang nutrisi sehingga akan mendorong remaja putri tersebut
untuk mengonsumsi tablet tambah darah dengan rutin.
2. Hambatan
a. Remaja putri tidak bisa menerima sepenuhnya tentang pemberian
tablet tambah darah tersebut karena mereka takut akan efek samping
ketika meminum tablet tambah darah.
b. Sebagian orang tua remaja putri tidak memperbolehkan anaknya untuk
meminum tablet tambah darah Karena kurangnya pengetahuan
mengenai manfaat dari tablet tambah darah tersebut.

E. Kesimpulan
F. Daftar Pustaka

10

Anda mungkin juga menyukai