Anda di halaman 1dari 2

Penanya : Aulia Maghfira

Penjawab: Narya Angriani (J1A121166)

Frekuensi pernapasan adalah ukuran berapa banyaknya napas yang diambil dalam satu
menit. Frekuensi pernapasan juga kerap disebut sebagai kecepatan pernapasan. Faktor yang
memengaruhi frekuensi pernapasan adalah:

 Usia
Faktor yang memengaruhi frekuensi pernapasan adalah usia. Menurut Charilaos
Chorpiliadis dan Abhishek Bhardwaj dalam jurnal Physiologi: Respiratory Rate
(2021), anak-anak memiliki frekuensi pernapasan yang lebih tinggi daripada orang
dewasa. Makin muda usia seseorang, maka makin tinggi frekuensi pernapasannya.
Misalnya, seorang anak berusia satu tahun memiliki frekuensi pernapasan sekitar 24
hingga 40 napas per menit (dua kali lipa frekuensi pernapasan dewasa yang normal).
 Jenis kelamin
Faktor yang memengaruhi frekuensi pernapasan selanjutnya adalah jenis kelamin.
Perbedaan frekuensi pernapasan laki-laki dan perempuan disebabkan laki-laki
memiliki kapasitas paru-paru yang lebih besar dari perempuan. Hal tersebut
menyebabkan laki-laki menghirup lebih banyak volume udara daripada perempuan.
Namun, perempuan memiliki frekuensi pernapasan yang lebih tinggi daripada laki-
laki.
 Suhu tubuh
Suhu tubuh yang meningkat dapat menyebabkan peningkatan pernapasan. Hal
tersebut dikarenakan tubuh mencoba untuk mendinginkan diri.
 Posisi tubuh
Dilansir dari Biology Libretexts, paru-paru sangat rentan terhadap perubahan besar
dan arah gaya gravitasi. Akibatnya, posisi tubuh seseorang akan memengaruhi
frekuensi penapasan yang dilakukan paru-paru. Misalnya, posisi berdiri akan
menaikkan frekuensi pernapasan. Sedangkan, posisi berbaring akan menurunkan
frekuensi pernapasan.
 Penyakit
Penyakit juga menjadi salah satu faktor yang memengaruhi frekuensi pernapasan.
Beberapa pernyakit menurunkan frekuensi pernapasan, namun beberapa lainnya
menaikkan frekuensi pernapasan. Penyakit seperti cedera kepala, penyumbatan
saluran pernapasan, apnea tidur, masalah metabolisme, stroke dapat menurunkan
frekuensi pernapasan. Adapun penyakit seperti demam, dehidrasi, serangan panik,
efusi pleura, radang paru-paru, kelainan jantung, infeksi saluran pernapasan, dan
keracunan karbon monoksida dapat meningkatkan frekuensi pernapasan.
 Keadaan emosi
Keadaan emosi seseorang juga dapat memengaruhi frekuensi pernapasannya.
Keadaan emosi seperti takut, cemas, dan marah dapat meningkatkan frekuensi
pernapasan. Perasaan senang yang besar juga dapat menaikkan hormon adrenalin dan
memicu peningkatan frekuensi pernapasan.
 Kadar karbon dioksida dalam darah
Faktor selanjutnya yang memengaruhi frekuensi pernapasan adalah kadar karbon
dioksida dalam darah. Peningkatan kadar karbon dioksida dalam darah dapat
meningkatkan kadar ion hidrogen. Dilansir dari Lumen Learning, peningkatan ion
hidrogen kemudian memicu kemoreseptor pusat untuk merangsang pernapasan.
Akibatnya, frekuensi pernapasan meningkat untuk mengeluarkan kelebihan karbon
dioksida dan menurunkan kadar ion hidrogen dalam darah. Sebaliknya, jika kadar
karbon dioksida menurun. Maka, kadar ion hidrogen juga ikut menurun. Akibatnya,
frekuensi pernapasan akan menurun dan terjadi ke ventilasi yang lebih dangkal.

Anda mungkin juga menyukai