Anda di halaman 1dari 9

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gangguan pada sistem pernafasan adalah masalah yang serius dan harus
segera ditangani oleh para petugas kesehatan, hal ini karena fungsi penting dari
pernafasan (kebutuhan oksigen) untuk kelangsungan hidup manusia.
Gangguan pola nafas merupakan salah satu diagnosa keperawatan yang paling
banyak ditemukan pada pasien dengan masalah sistem pernafasan/respirasi.
Frekuensi pernafasan manusia dipengaruhi oleh berbagai faktor. Dikatakan
mengalami gangguan atau perubahan pola pernafasan jika frekuensi
pernafasan dalam 1 menit kurang atau lebih dari yang telah ditetapkan .

Sistem pernapasan tidak terlepas dari pengaturan oleh sistem saraf. Kita
dapat menahan napas selama beberapa menit. Namun, kemudian kita akan
merasakan dorongan yang sangat kuat untuk menarik napas. Bagian otak yang
berperan dalam mengatur pernapasan adalah bagian medula oblongata Ketika
kandungan O2 dalam darah sedikit, medula oblongata akan mengirimkan
impuls kepada otot tulang rusuk atau diafragma untuk berkontraksi.

1.2 Rumusan Masalah

a. Apa yang dimaksud dengan bradipnea ?


b. Bagaimana frekuensi pernapasan manusia?
c. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi pernapasan pada manusia ?
d. Bagaimana fisiologi dan gangguan pada sistem pernapasan manusia ?
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui definisi bradipnea, frekuensi pernapasan pada manusia,
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pernapasan pada manusia dan
fisiologi dan gangguan pada sistem pernapasan manusia.

1
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Bradipnea


Bradipnea merupakan frekuensi pernapasan teratur namun lambat secara
tidak normal (kurang dari 12/menit) jadi kebutuhan oksigen dalam tubuh tidak
tercukupi akibat defisiensi oksigen, sehingga kulit menjadi kebiruan (sianosis).
Pola ini dapat ditemukan dalam keadaan peningkatan tekanan intracranial yang
disertai narkotik dan sedative.

2.2 Frekuensi Pernapasan

Gerakan pernapasan diatur oleh pusat pernapasan di otak, sedangkan


aktivitas saraf pernapasan dirangsang oleh stimulus (rangsangan) dari karbon
dioksida (CO2). Pada umumnya, manusia mampu bernapas antara 15–18 kali
setiap menitnya. Ketika darah banyak mengandung CO2, pH darah akan
mengalami perubahan. Perubahan pH ini dideteksi oleh medula oblongata.
Sebagai respons, medula oblongata mengirimkan impuls pada otot tulang
rusuk untuk berkontraksi lebih cepat atau lebih pendek sehingga volume
rongga dada menjadi lebih besar dan napas menjadi lebih dalam. Dengan
demikian, lebih banyak oksigen yang dapat diikat oleh darah dalam kapiler.
Selain medula oblongata, bagian lain dari sistem saraf yang ikut mengatur
pernapasan adalah bagian pons varolidi otak. Pada umumnya, laju pernapasan
sesuai dengan laju penambahan karbon dioksida dalam darah atau laju
pengurangan oksigen dalam darah dan jaringan. Hal tersebut dipengaruhi oleh
jenis aktivitas. Ketika melakukan aktivitas berat, kita akan terengah-engah. Hal
tersebut terjadi karena peningkatan metabolisme dalam jaringan, terutama otot
sehingga terjadi peningkatan kadar karbon dioksida dalam darah.

2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pernapasan pada Manusia


a. Umur

2
frekuensi pernapasan yang dilakukan pada anak-anak berbeda denagn
frekuensi pernapasan yang dilakukan orang dewasa. Umumnya, frekuensi
pernapasan yang terjadi pada anak-anak lebih banyak. Pada orang dewasa,
frekuensi pernapasan menjadi lebih lambat dikarenakan aktivitas sel-sel di
dalam tubuh mengalami penurunan. Untuk lebih jelasnya, berikut frekuensi
normal berdasarkan umur adalah sebagai berikut:

1. Usia baru lahir, frekuensi pernapasannya berkisar antara 35-50 kali per
menit.
2. Usia 2-12 tahun, frekuensi pernapasannya berkisar antara 18-26 kali per
menit.
3. Usia dewasa, frkuensi pernapasannya berkisar antara 16-20 kali per
menit.
b. Jenis Kelamin

Pada umumnya dalam keadaan normal, frekuensi pernapasan pada laki-laki


lebih banyak daripada perempuan. Hal ini terjadi karena laki-laki cenderung
membutuhkan energi yang lebih banyak daripada perempuan sehingga
oksigen yang diperlukan pun menjadi semakin banayk.

c. Suhu Tubuh

Suhu tuuh mempunyai hubungan yang erat dengan pernapasan. Semakin


tinggi suhu tubuh seseorang maka dia akan membutuhkan energi yang lebih
banyak sehingga kebutuhan akan oksigen pun akan meningkat. Oleh karene
itu, frekuensi pernapasan pun akan lebih sering dilakukan.

d. Posisi Tubuh

Posisi tubuh ternyata mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap


frekuensi pernapasan. Seseorang yang sedang berdiri, frekuensi
pernapasannya akan lebih sering terjadi daripada seseorang yang posisi
tubuhnya sedang berbaring. Pada saat kita berdiri aktivitas otot di dalam

3
tubuh akan lebih sering mengalami kontraksi sehingga oksigen yang
dibutuhkan untuk proses oksidasi di dalm tubuh menjadi lebih banyak, hal
ini mengakibatkan frekuensi inspirasi dan ekspirasi menjadi lebih sering
dilakukan. Sementara itu pada saat berbaring, otot-otot dalam tubuh
cenderung erelaksasi sehingga kebutuhan akan oksigen pun tak sebanyak
pada saat kita berdiri.

e. Narkotika
Narkotika seperti morfin dan dapat menurunkan laju dan kedalam
pernapasan ketika depresi pusat pernapasan dimedula. Oleh karena itu bila
memberikan obat-obat narkotik analgetik, perawat harus memantau laju dan
kedalaman pernapasan.

f. Aktivitas Tubuh

Seseorang yang memiliki aktivitas tubuh cukup tinggi seperti seorang


petani atau atlet, frekuensi pernapasannya akan lebih tinggi daripada
seorang sekretaris yang cenderung melakukan aktivitas pekerjaanya dengan
duduk. Hal ini disebabkan energi yang diperlukan oleh seorang petani atau
atlet lebih banyak jika dibandingkan oleh seseorang yang beraktivitas
denagn cara duduk. Dari uraian tersebut dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:

1. Frekuensi pernapasandapat berkurang karena bertambahnya usia


seseorang
2. Energi yang dibutuhkan oleh orang yang telah lanjut usia lebih
sedikit dibandingkan dengan orang yang masih muda sehingga
oksigen yang dibutuhkannya pun menjadi berkurang
3. Frekuensi pernapasan pada laki-laki lebih tinggi daripada frekuensi
pernapasan pada seorang perempuan
4. Frekuensi pernapasan pada anak-anak cenderung lebih banyak jika
dibandingkan dengan frekuensi pernapasan pada orang tua

4
5. Frekuensi pernapasan pada orang yang aktivitas fisiknya lebih
tinggi cenderung lebih sering dibandingkan dengan orang yang
aktivitas fisiknya rendah.
g. Faktor Psikologi
1. Emosi

Emosi seseorang berpengaruh pada tinggi rendahnya pernapasan


seseorang. seseorang yang sedang emosi seperti marah, frekuensi
pernapasannya akan cenderung tinggi dibandingkan seseorang yang
kondisi emosinya stabil atau normal.

2. Perasaan

Perasaan takut pada seseorang akan mempercepat frekuensi


pernapasannya, hal ini disebabkan aktivitas denyut jantung yang
meningkat sehingga tubuh memerlukan asupan energi yang lebih
banyak

3. Kejiwaan

Kejiwaan berkaitan erat dengan sifat atau karakter seseorang. Seseorang


yang mempunyai jiwa periang cenderung mempunyai aktivitas yang
lebih aktif dibandingkan dengan seseorang yang pemalu. Dengan
demikian frekuensi pernapasan pada orang yang periang cenderung
akan lebih tinggi dibanding dengan orang yang pemalu.

4. Kestabilan Rohani

Seseorang yang mempunyaipemahaman yang baik terhadap ilmu agam,


kondisi rohaninya cenderung akan lebih baik, hati mereka akan diliputi
rasa tenang dan tenteram sehingga jauh dari rasa cemas dan khawatir
yang berlebihan.

5
h. Volume udara pernapasan pada manusia

Sebelumnya telah diuraikan bahwa frekuensi pernapasan pada setiap orang


bisa saja berbeda. Begitu pula dengan volume udara pernapasan. Volume
udara pernapasan pada manusia dipengaruhi oleh:

1) Ukuran paru-paru

Seseorang yang mempunyai ukuran paru-paru besar akan mempunyai


volume udara pernapasan yang besar pula, begitu juga sebaliknya. Hal
ini disebabkan pada orang yang paru-parunya besarakan mempengaruhi
jumlah dan luasnya alveolus dalam melakukan pertukaran oksigen dan
karbondioksida.

2) Kekuatan bernapas

Seorang penyelam cenderung mempunyai kekuatan bernapas yang


lebih, hal ini ditunjang dengan kapasitas volume udara yang bisa
ditampungnya di dalam paru-paru.

3) Cara bernapas

Cara bernapas yang baik adalah bernapas dengan menggunakan hidung.


Sebab selain dapat menyaring debu agar tak masuk juga dapat
memperbaiki ritme pernapasan. Orang yang bernapas menggunakan
hidung cenderung membutuhkan volume udara yang relatif sedikit
daripada orang yang bernapas menggunakan mulut.

2.4 Fisiologi dan Gangguan pada Sistem Pernapasan Manusia


a) Fisiologi Pernapasan

Secara fisiologi pernafasn terdiri dari dua macam, yaitu pernapasan


eksternal yaitu pernapsan yang terjadi di dalam sistem pernapasan. Udara
pernapasan masuk melalui lubang hidung sampai ke alveoli,kemudian
terjadi pertukaran antara O2dan CO2.

6
Pernapasan Internal yaitu pernapasan yang terjadi di dalam sel yang
aktif melakukan pernapasan. Darah yang Oksigennya mencapai sel yang
aktif melakukukan pernapasan,kemudian terjadi pertukaran CO2 yang
meninggalkan sel dan O2 masuk kedalam sel. Terjadinya pertukaran gas
antara CO2 dan O2 pada alveoli maupun pada sel yang aktif disebabkan
karena adanya perbedaan tekanan parsial dari kedua gas tersebut. Proses
pernapasan yang terjadi dikendalikan oleh dua sistem namun yang ada
pada pusat pernapasan dalam otak bagian medula,oblongata,yaitu
neuroninspiratori yang mengendalikan proses inspirasi dan neuron
ekspiratori yang mengendalikan proses ekspirasi. Selain itu,pusat
pernapasan dipengaruhi pula oleh senyawa kimia antara lain CO2 dan O2.

b) Gangguan pada sistem pernapasan manusia

Gangguan pada sistem pernapasan dapat disebabkan oleh beberapa hal:

1. karena terganggunya pengangkutan O2 ke sel-sel atau jaringan


tubuh (asfiksi). Atau keracunan gas-gas berbahaya.

2. Pneumonia. terisinya alveolus dengan cairan limfa karena


infeksi Diplokokus pneumonia atau Pneumokokus

3. Polip, Amandel, dan Adenoid. disebabkan karena penyumbatan


saluran pernapasan oleh kelenjar limfa

4. Radang; peradangan pada rongga hidung bagian atas (Sinusitis),


peradangan pada bronkus (Bronkitis), serta radang pada pleura
(Pleuritis)

5. TBC kerusakan pada paru-paru akibat terinfeksi Mycobacterium


tuber culosis.

7
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Bradipnea merupakan frekuensi pernapasan teratur namun


lambat secara tidak normal (kurang dari 12/menit) jadi kebutuhan
oksigen dalam tubuh tidak tercukupi. Banyak faktor yang menyebabkan
terjadinya Bradipnea diantaranya umur, jenis kelamin, suhu tubuh,
posisi tubuh, narkotika, aktifitas tubuh dan lain-lain.

3.2 Saran

Agar tidak terjadi gangguan pada sistem pernapasan kita, maka


jagalah kesehatan organ pernafasan terutama pada paru-paru dan organ
sistem pernafasan lainnya agar terhindar dari gangguan-gangguan
pernapasan.

8
DAFTAR PUSTAKA

Tambayong, Jan. 2014. Anatomi dan Fisiologi untuk Keperawatan. Jakarta: EGC

https://www.scribd.com/doc/240430997/SISTEM-PERNAPASAN-pdf

https://www.scribd.com/document/363579285/Bradipnea

Anda mungkin juga menyukai