5. Irama pernapasan, yaitu jumlah napas per menit, sangat diatur untuk memungkinkan
sel menghasilkan jumlah energi yang optimal pada setiap kesempatan. Sistem saraf
yang kompleks dari jaringan saraf mengatur laju aliran oksigen dan aliran keluar
karbon dioksida. Ini menyesuaikannya sesuai dalam kondisi yang cenderung
menurunkan tekanan gas parsial dalam darah. Respirasi adalah proses yang
melibatkan otak, batang otak, otot pernapasan, paru-paru, saluran udara, dan
pembuluh darah. Semua struktur ini memiliki keterlibatan secara struktural,
fungsional, dan pengaturan respirasi. Laju pernapasan dapat mengalami peningkatan
karena melakukan olahraga, demam atau karena penyakit paru, atau kondisi medis
lainnya (Chourpiliadis & Bhardwaj, 2019). Pusat pernapasan yang terletak di dalam
medula dan pons bertanggung jawab untuk menghasilkan irama pernapasan. Input
sensorik gabungan dari sistem sensorik perifer yang memantau kadar oksigen dan
sistem sensorik pusat yang memantau pH mengubah irama dan kedalaman
pernapasan. Sinyal-sinyal ini, bersama dengan beberapa input sensorik lainnya yang
berasal dari mekanoreseptor perifer, memodulasi irama pernapasan untuk
menciptakan sinyal saraf terpadu, yang dikirim ke otot-otot utama pernapasan. Input
total mencapai puncaknya pada irama pernapasan sekitar 12 napas per menit untuk
rata-rata orang dewasa saat istirahat atau tidak melakukan kegiatan yang tidak berat.
Mekanoreseptor yang berada di saluran udara, trakea, paru-paru, dan pembuluh paru
memberikan informasi sensorik ke pusat pernapasan di otak berkaitan dengan volume
paru-paru, dan peregangan saluran napas. Ada dua tipe utama sensor toraks: spindle
regangan yang beradaptasi lambat dan reseptor iritan yang cepat beradaptasi. Spindel
regangan hanya menyampaikan informasi volume sedangkan reseptor iritan
menanggapi pemicu bahan kimia yang mengiritasi seperti zat asing. Kedua jenis
mekanoreseptor tersebut mengirimkan informasi ke pusat pernapasan melalui saraf
kranial X (Saraf Vagus) untuk meningkatkan laju pernapasan, volume pernapasan,
atau untuk merangsang batuk (Brinkman, et al., 2020)
Pengendalian homeostasis lain adalah regulasi suhu melalui pernapasan, yakni ketika
udara masuk ke paru-paru dihangatkan oleh panas tubuh dan kemudian dihembuskan,
dimana ini diikuti dengan penguapan keringat dari kelenjar keringat guna
mendinginkan tubuh. Lebih lanjut, suhu rata-rata tubuh adalah 370 C sedangkan saat
menghembuskan napas, suhu tubuh bervariasi di sekitar 340 C (Anghel & Iacobescu,
2013).
Selain itu, homeostasis oleh pernapasan yang berkaitan dengan imunitas. Paru
menyekresikan antibodi, yakni IgA, Interleukin 25 (IL-25), dan Interleukin 33 (IL-
33), dimana interleukin ini merupakan salah satu tipe sitokin yang bekerja pada
berbagai sel imun bawaan termasuk sel dendritik, serta limfosit T dan B (Justiz
Vaillant & Qurie, 2021), untuk menghancurkan virus dan mikroba lain yang
merugikan tubuh. Di sisi lain, sistem pernapasan sebagai dinding pertahanan pertama,
dimana jaringan limfoid melapisi jaringan pernapasan dan menghasilkan limfosit
guna mengenali dan menonaktifkan mikroba (Sato & Kiyono, 2012). Selain itu
terdapat makrofag alveolar guna membentuk populasi sel kekebalan terbesar di paru-
paru (Allard et al., 2018).
Sonata, W. E. (2015). Rancang Bangun Alat Ukur Laju Pernapasan Manusia Berbasis
Mikrokontroler Atmega8535. Jurnal Fisika Unand, 4(4).
Stickland, M., Lindinger, M., Olfert, I. M., Heigenhauser, G., & Hopkins, S. 2013.
Pulmonary Gas Exchange and Acid-Base Balance During Exercise. Comprehensive
Physiology, 3, 693–739. https://doi.org/10.1002/cphy.c110048
Wagner, P. D. 2015. The physiological basis of pulmonary gas exchange: Implications for
clinical interpretation of arterial blood gases. European Respiratory Journal, 45(1),
227–243. https://doi.org/10.1183/09031936.00039214
Wibowo, W.A. 2013. Perbedaan Kapasitas VO2 Maks dan Kapasitas Vital Paru pada Siswa
Sekolah Dasar yang Tinggal di Daerah Pegunungan dan Di Daerah Dataran
Rendah Kabupaten Purbalingga [Skripsi]. Semarang: Jurusan Ilmu Keolahragaan
Universitas Negeri Semarang.
Wheatley, I. 2018. Respiratory rate 4: breathing rhythm and chest movement. Nursing Times;
114: 9, 49-50.
Weibel, Ewald R., Burri, Peter H., Beers, Michael F., Cherniack, Neil S., Siebens, Arthur A.,