Periode : 2022-2023
Latar Belakang
Dalam rangka tercapainya pembangunan kesehatan yang optimal adil, bermutu dan
merata perlu adanya kerjasama secara berkesinambungan dalam rangkaian program
pembangunan yang menyeluruh, terarah dan terpadu. Sebagai hasil pembangunan
kesehatan selama ini, derajat kesehatan masyarakat telah meningkat dengan baik, meskipun
belum dinikmati secara merata oleh seluruh penduduk dan hasil yang dicapaipun masih
belum seluruhnya memuaskan. Dalam Konstitusi Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO)
Tahun 1948 disepakati antara lain diperolehnya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya
adalah suatu hak yang fundamental bagi setiap orang tanpa membedakan ras, agama, politik
yang dianut dan tingkat sosial ekonominya. Sedangkan dalam Undang-Undang No. 36
Tahun 2009 tentang Kesehatan ditetapkan bahwa “Setiap orang berkewajiban ikut
mewujudkan, mempertahankan dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi tingginya. Pelaksanaannya meliputi upaya kesehatan perseorangan, upaya
kesehatan masyarakat, dan pembangunan berwawasan kesehatan”. Pembangunan
Kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu hak dasar rakyat, yaitu hak rakyat
untuk memperoleh akses atas kebutuhan pelayanan kesehatan.
Puskesmas adalah ujung tombak dari pembangunan kesehatan Indonesia dengan
Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP) yang di
selenggarakannya. Puskesmas merupakan organisasi fungsional yang menyelenggarakan
upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata, dapat diterima dan terjangkau
masyarakat, dengan peran serta aktif masyarakat dan menggunakan hasil pengembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna. Puskesmas mampu menjangkau hingga
pelosok daerah karena layanannya yang berbasis wilayah kerja di kecamatan. Sejak di
terbitkannya Permenkes. No 75 tahun 2014 Puskesmas dituntut untuk memberikan
pelayanan yang optimal berdasarkan standar baku yang telah di susun dalam Permenkes
tersebut. Seluruh Puskesmas di Indonesia di tuntut agar terakreditasi Paripurna pada tahun
2020. Pada era ini tuntutan publik terhadap layanan kesehatan yang memuaskan atau
“Service Excellent” menjadi semakin tinggi. Tidak terkecuali di Fasilitas kesehatan tingkat
pertama (FKTP) salah satunya Puskesmas. Maka dari itu setiap unit layanan yang ada di
Puskesmas haruslah di kelola dengan baik dan diarahkan menuju service excellent.
Termasuk pada UKM dan UKP di Puskesmas. Sehingga pemanfaatan seluruh layanan yang
ada di Puskesmas oleh masyarakat meningkat. Baik di Puskesmas, dan setiap unit
dibawahnya yaitu Pustu, Poskeskel dan Posyandu. Upaya kesehatan tersebut
diselenggarakan dengan menitikberatkan kepada pelayanan untuk masyarakat luas guna
mencapai derajat kesehatan yang optimal, tanpa mengabaikan kualitas kepada perorangan.
Puskesmas Syamtalira Bayu merupakan satu puskesmas yang berada di Kecamatan
Syamtalira Bayu Kabupaten Aceh Utara, yang merupakat unit pelayanan dalam upaya
peningkatan kesehatan remaja dan masyarakat. Salah satunya adalah pemberian tablet
tambah darah pada remaja.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014,
puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan
masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan elbih
mengutamakan upaya promotif dan preventif. Akan tetapi kenyataannya pelayanan
puskesmas terhadap masyarakat masih belum memadai karena banyak ditemui
permasalahan kesehatan yang dapat menghambat pelaksanaan teknis. Sebagaimana fungsi
manajerial yang berjalan di Puskesmas Syamtalira Bayu termasuk perencanaan hingga
evaluasi, maka diperlukan pencatatan khusus berkala dari situasi di wilayah kerja serta
capaian program-program yang ada di Puskesmas guna meninjau sudah sejauh mana
tindakan-tindakan dari program yang dilakukan oleh Puskesmas memberikan dampak
positif bagi derajat kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya.
Masalah kesehatan yang ditemukan di Puskesmas Syamtalira Bayu adalah
kekurangan zat besi dalam darah. Maka dilakukan upaya pemberian tablet zat besi ke
sekolah-sekolah untuk remaja putri ini dilakukan untuk meminimalisiasi perempuan usia
muda mengalami anemia. Jika seorang remaja putri menderita anemia dan kemudian hamil
maka akan berpotensi melahirkan bayi dengan tubuh pendek (stunting) atau berat badan
lahir rendah (BBLR). Hal ini disebakan karena kurangnya supply oksigen dan makanan ke
janin selama masa kehamilan.
Tujuan penulisan evaluasi program ini adalah untuk mengetahui usaha-usaha yang
dilakukan dalam meningkatkan pelayanan kesehatan serta alternatif terbaik yang dapat
dilaksanakan. Langkah-langkah dalam evaluasi masalah kesehatan terdiri dari
mengidentifikasi masalah yang terdapat di Puskesmas, menuliskan semua informasi atau
data yang ada atau mendukung masing-masing masalah, membuat urutan masalah yang
menjadi prioritas untuk segera diatasi, membuat alternatif pemecahan masalah dari urutan
prioritas masalah yang ada dan menetapkan masalah yang terbaik.
Permasalahan:
Anemia pada remaja putri meningkat dari 37,1% di tahun 2013 menjadi menjadi
48,9% di 2018, dengan proporsi anemia pada kelompok umur 15-24 tahun dan 25-34 tahun.
Remaja putri yang mengalami anemia akan berisiko mengalami anemia pada saat hamil,
dan berisiko melahirkan bayi BBLR dan stunting. Masalah kesehatan yang ditemukan di
Puskesmas Syamtalira Bayu adalah kekurangan zat besi dalam darah. Maka dilakukan
upaya pemberian tablet zat besi ke sekolah-sekolah untuk remaja putri ini dilakukan untuk
meminimalisiasi perempuan usia muda mengalami anemia. Jika seorang remaja putri
menderita anemia dan kemudian hamil maka akan berpotensi melahirkan bayi dengan
tubuh pendek (stunting) atau berat badan lahir rendah (BBLR). Hal ini disebakan karena
kurangnya supply oksigen dan makanan ke janin selama masa kehamilan.
Anak yang sudah memasuki usia remaja yang ditandai dengan sudah menstruasi
rawan terkena anemia, sehingga perlu diberi arahan untuk mencegah anemia. Salah satu
caranya yaitu mengonsumsi Tablet Tambah Darah. Dengan kegiatan seperti ini mudah-
mudahan nantinya anak-anak dapat meminum tablet ini secara mandiri satu minggu sekali
dan setiap hari ketika menstruasi. Selain itu juga pentingnya meminum Tablet Tambah
Darah (TTD), adalah sangat penting guna meningkatkan derajat kesehatan, mutu
pendidikan dan prestasi belajar siswi di sekolah. Dan diharapkan juga program ini dapat
menambah konsentrasi dalam belajar.
Dampak yang dapat ditimbulkan akibat kekurangan zat besi dalam darah, yaitu:
1. Menurunnya Pola makan untuk menjaga penampilan
2. Untuk mengatasi anemia/defisiensi besi, dll
3. Menurunnya Konsentrasi belajar
4. Prestasi disekolah rendah atau tidak optimal
5. Produktivitas kerja turun
6. Imunitas lebih rendah sehingga lebih rentan terhadap penyakit infeksi
7. Pertumbuhan cepat, kebutuhan meningkat
8. Haid: kehilangan darah rutin dalam jumlah cukup banyak
9. Zat Besi Penting Agar Calon Ibu Kelak Tidak Melahirkan Anak Stunting
"Pada anak sekolah, salah satu dampak jika mengalami anemia, atau kurang darah
adalah lemas, sering ngantuk, sering tertidur, yang berakibat pada semangat belajar yang
rendah".
Sehingga karena besarnya jumlah remaja putri dan kasus stunting pada Kabupaten
Aceh Utara, maka atas dasar ini Dinas Kesehatan melalui fasilitas pelayanan kesehatan
Puskesmas Syamtalira Bayu membuat Program Pemberian Tablet Tambah Darah di
wilayah kerjanya untuk menurunkan kekurangan zat besi dan kasus stunting di Aceh Utara.
Petugas Pelayanan Puskesmas yang hadir dilokasi, menjelaskan bahwa jika kegiatan
ini merupakan tindak lanjut dari Aksi Bergizi dalam rangka penurunan anemia pada remaja,
khususnya remaja putri di Aceh Utara yaitu dengan Pemberian Tablet Tambah Darah pada
Remaja Putri secara serentak. Selain minum tablet tambah darah, juga ada kegiatan edukasi
gizi, penyuluhan kesehatan dan pemutaran video tentang kesehatan. Kegiatan yang
dilakukan hari ini merupakan salah satu upaya percepatan penurunan Stunting di Aceh
Utara.
"Ini bagian dari implementasi intervensi gizi spesifik dan sensitif dalam upaya
penurunan Stunting di Aceh. Salah satu layanan intervensi gizi spesifik itu adalah remaja
putri mengkonsumsi tablet tambah darah. Secara Nasional pada akhir tahun 2024, targetnya
58 persen minimal remaja putri mengkonsumsi Tablet Tambah Darah ini di Indonesia. Dan
ini tentunya diperlukan upaya kita bersama agar target ini dapat dicapai ".
Dan salah satu upaya bersama yang kita lakukan adalah dengan gerakan Aksi
Bergizi seperti yang dilakukan oleh Puskesmas Syamtalira Bayu.. Ini untuk memastikan
remaja putri kita mengkonsumsi Tablet Tambah Darah agar remaja putri ini tidak
mengalami anemia.
Pemberian TTD dilakukan pada remaja putri mulai dari usia 12-18 tahun di institusi
Pendidikan pada jenjang SMP dan SMA atau yang sederajat melalui UKS/M. Dosisnya
yaitu memberikan satu tablet tambah darah setiap minggu selama 52 (lima puluh dua)
minggu dalam setahun.
"Tujuan pemberian TTD ini selain untuk meminimalisir potensi anemia yang
berakibat terhadap kesehatan dan prestasi di sekolah, pemberian tablet tambah darah juga
untuk mempersiapkan kesehatan remaja putri pada saat sebelum menjadi seorang ibu",
Pemberian TTD pada remaja putri ini untuk mencegah ibu nantinya melahirkan bayi
dengan tubuh pendek (stunting) atau berat badan lahir rendah (BBLR) serta meningkatkan
konsentrasi belajar pada anak remaja.
Dengan minum TTD secara rutin, diharapkan mampu mengurangi potensi anemia
anak anak remaja dan lahirnya bayi dalam keadaan stunting dari para ibu nantinya,
sehingga terciptanya generasi muda Aceh Utara yang sehat dan cerdas yang punya daya
saing ditingkat global.
Ringkasan Pelaksanaan
Penanggung Jawab:
- Flora,AM.Keb
- Desryani,S.Tr.Gz
- Maidatul Rahmi,S.Tr.Gz
- Sukmawati, AM.Keb
1. Pada tanggal 7 Juli 2022 bertempat di Sekolah Dayah Nahdatul Ulum dilakukan
pemberian tambet tambah darah (TTD) dengan jumlah sasaran sebesar 450 siswi.
2. Pada tanggal 15 Agustus 2022 bertempat di Sekolah SMP Negeri 1 Aceh Utara
dilakukan pemberian tambet tambah darah (TTD) dengan jumlah sasaran sebesar
263 siswi.
3. Pada tanggal 19 Agustus 2022 bertempat di SMP Swasta Benih Bangsa dilakukan
pemberian tambet tambah darah (TTD) dengan jumlah sasaran sebesar 65 siswi.
4. Pada tanggal 22 Agustus 2022 bertempat di SMP Negeri 2 Aceh Utara dilakukan
pemberian tambet tambah darah (TTD) dengan jumlah sasaran sebesar 79 siswi.
5. Pada tanggal 6 September 2022 bertempat di Sekolah MTSN Bustanul Yatama
dilakukan pemberian tambet tambah darah (TTD) dengan jumlah sasaran sebesar 47
siswi.
6. Pada tanggal 5 September 2022 bertempat di SMU Negeri 1 Aceh Utara Yatama
dilakukan pemberian tambet tambah darah (TTD) dengan jumlah sasaran sebesar
563 siswi.
7. Pada tanggal 6 September 2022 bertempat di SMK Bustanul Yatama dilakukan
pemberian tambet tambah darah (TTD) dengan jumlah sasaran sebesar 28 siswi.
8. Pada tanggal 13 September 2022 bertempat di Sekolah Dayah Babul Mutaqin
dilakukan pemberian tambet tambah darah (TTD) dengan jumlah sasaran sebesar
110 siswi.